Laman

Sabtu, 16 Oktober 2010

KAPOLRI TIMUR' HARUS PIKIRKAN ORMAS GARIS KERAS

JAMBI EKSPRES


Sabtu, 16 Oktober 2010 | 13:28 WIB
Reuters
Commissioner General Timur Pradopo, candidate for the post of Indonesia National Police chief, stands in the House of Representatives building before taking a fit-and-proper-test in Jakarta October 14, 2010. The test will assess his record and suitability for the position.
Ketua PBNU Slamet Effendi Yusuf berharap Kapolri yang baru, Komjen Timur Pradopo, bisa merangkul organisasi-organisasi garis keras. Harapan itu disampaikan mengingat selama ini organisasi garis keras kerap diasingkan.
Organisasi-organisasi garis keras ini harus dirangkul dan diajak berdialog dan menjelaskan kalau NKRI ini plural.
-- Slamet Effendi Yusuf

"Organisasi-organisasi garis keras ini harus dirangkul dan diajak berdialog sehingga ada titik temu dan menjelaskan kalau NKRI ini plural," ujar mantan politisi dari Partai Golkar ini saat ditemui di acara Global Peace Leadership Conference di Hotel Grand Melia Jakarta, Sabtu (16/10/2010).

Sejauh ini organisasi-organisasi garis keras, menurut Slamet Effendi, tidak milik Islam semata. Organisasi garis keras juga ada di agama lain dan itu harus diperhatikan.

"Kapolri ke depan harus bisa mengajak mereka duduk bersama dan berbicara soal toleransi dan perdamaian. Yang penting jangan diasingkan atau dikucilkan. Direkrut semua, diajak semua untuk berbicara mainstream soal kebangsaan," katanya.

Menurut Slamet, kemunculan aksi kekerasan selama ini lebih karena kurangnya komunikasi antara pihak yang berwajib dan pemerintah kepada rakyat bawah. Hal tersebut terasa lebih karena pemerintah saat ini hanya fokus berbicara soal politik dan jabatan.

"Banyaknya gesekan dan aksi-aksi kekerasan karena faktor ekonomi dan banyaknya kemiskinan karena harga-harga mahal. Jadi, ini menjadi PR pemerintah," ujar Slamet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar