Laman

Jumat, 09 Juli 2010

, Raup Puluhan Juta dari Batok Kelapa

Profil
Taufik, Raup Puluhan Juta dari Batok Kelapa
Jumat, 9 Juli 2010 | 08:46 WIB
KOMPAS/ ENI PRIHTIYANI
Nur Taufik
TERKAIT:

* Modal Rp 275 Juta Bisa Jadi Pengusaha Sawit
* Mandiri Targetkan 3.600 Wirausahawan
* Sampah Plastik Jadi Tas Sayang Lingkungan
* Omzet Waralaba Asing Rp 100 Triliun
* Anak 'Ajaib' Chairul Tanjung
* GramediaShop: 66 Software Top Untuk Pc
* GramediaShop: Matematika Kel. Bisnis Dan Manajemen Smk 3 (2005)

Eny Prihtiyani

KOMPAS.com — Umumnya, batok kelapa menjadi sampah. Kalaupun dimanfaatkan, paling-paling batok itu untuk bahan bakar pengganti kayu. Namun, di tangan Nur Taufik (37), warga Dusun Santan, Guwosari, Pajangan, Bantul, DI Yogyakarta, batok kelapa diubah menjadi aneka peralatan rumah tangga. Batok kelapa pula yang mengantarkannya menjadi pengusaha sukses.

Cerita sukses Taufik berawal ketika lulus SMA tahun 1992. Sebagian besar temannya memilih merantau ke Tangerang menjadi buruh pabrik. Taufik tak mau mengikuti temannya. Dalam benaknya, ia tidak pernah mau menjadi buruh yang harus menuruti majikan. Ia ingin membuka usaha sendiri.

Gagasan mengolah batok kelapa datang setelah ia menerima hiasan dinding dari tetangganya. ”Dari hiasan itu saya mulai berpikir, ternyata batok kelapa bisa dimanfaatkan. Saya putar otak, kira-kira batok kelapa tersebut bisa dibuat apa lagi,” ujar Taufik, akhir April 2010 lalu.

Ia mencoba membuat gantungan kunci. Tetangga banyak yang mencibir karena kerajinan batok dilihat tidak punya nilai jual. Cibiran itulah yang menginspirasinya menamai usahanya dengan nama Cumplung Aji.

Nama tersebut diambil dari kata cumplung yang berarti batok kelapa yang jatuh ke tanah setelah dimakan tupai. Adapun aji berarti mempunyai nilai.

Sekitar seratus gantungan kunci lalu dibawa ke Malioboro untuk ditawarkan. Para pedagang kaki lima hanya menawarnya Rp 300 per unit, sementara biaya produksinya Rp 500 per unit. Umumnya konsumen lokal belum memandang karya seni dalam batok kelapa. Mereka masih melihatnya sebagai limbah sehingga tawaran harganya murah. Taufik tak mau rugi. Ia mencari pasar lain.

”Kakak saya yang kuliah di Universitas Islam Indonesia mengusulkan agar gantungan kunci itu dititip di koperasi kampusnya. Saya lalu menambahkan sedikit sablon yang berisi nama jurusan atau fakultas. Di luar dugaan, ternyata banyak yang tertarik dengan harga Rp 700 per unit,” katanya. Ada margin Rp 200 per unit.

Ikut pameran

Tahun 1993, Taufik memutuskan melanjutkan studi di Fakultas Peternakan Universitas Wangsa Manggala. Selama kuliah, naluri bisnisnya justru makin kuat. Tak hanya di koperasi kampus, ia mulai menitipkan barangnya ke tempat pameran kerajinan di Kasongan.

Menurutnya, produk olahan batok kelapa kurang mendapat tempat di kalangan masyarakat Indonesia. Ia berusaha membidik pasar asing dengan mengikuti pameran di Hotel Ambarrukmo dan Hotel Garuda pada tahun 2004. ”Dari usaha itu saya langsung dapat order 300 tempat sabun,” katanya.

Pesanan dalam partai besar membuatnya makin bergairah. Tahun 1995 ia mengikuti kegiatan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) di Benteng Vredenburg. Saat itu ia memamerkan patung batok kluntung sebagai pengganti bel di rumah-rumah.

Dari pameran-pameran tersebut, pesanan yang diterima makin banyak. Pesanan untuk luar negeri pertama kali ia terima tahun 1996, yakni 700 alat musik marakas (alat musik samba) ke Kanada. Satu unit dihargai Rp 8.000 dan pesanan tersebut berlanjut ke tahun berikutnya sebanyak 10.000 marakas.

Kini setidaknya sudah ada 200 jenis barang yang ia buat dari batok kelapa. Jenisnya aneka ragam, seperti gelas, asbak, tas, dan sendok. Harga jualnya antara Rp 1.500 dan Rp 60.000 per unit.

Untuk mengolah batok kelapa menjadi aneka peralatan rumah tangga, Taufik dibantu 12 karyawan tetap dan 15 tenaga borongan. Semuanya masih tetangga sekitar rumahnya. Peralatan pendukungnya sekitar 20 mesin bubut. ”Saya ingin rezeki saya juga dinikmati tetangga sekitar. Apalagi banyak pengangguran di dusun saya,” katanya.

Taufik berniat membangun sentra usaha batok kelapa di dusunnya. Niatnya itu muncul karena banyaknya pesanan yang masuk sehingga ia kewalahan memenuhinya. Tahun 2000, pesanan dari Jepang terpaksa ditolak karena jumlahnya sangat besar, yakni 80.000 unit tiap tiga bulan.

”Saya tidak sanggup memenuhi permintaan sebanyak itu. Ada delapan jenis barang yang mereka minta. Sebagian besar untuk tempat makanan cepat saji, jadi pemakaiannya sekali langsung dibuang,” katanya.

Sudah ada 30 tetangganya yang diberi pelatihan khusus. Setelah mengusai teknik pemanfaatan batok kelapa, mereka bisa memproduksi sendiri. ”Hasilnya bisa langsung saya tampung sehingga mereka tidak repot-repot mencari pasar. Saya ingin melihat tetangga ikut maju, tetapi sayangnya sulit sekali mengajak mereka. Mereka lebih suka menjadi buruh pabrik,” katanya.

Saat ini omzet Taufik berkisar Rp 90 juta per bulan dengan margin keuntungan sekitar 30 persen. Untuk mendapatkan bahan baku, ia mengambil dari Kulon Progo dan daerah luar Jawa, seperti Jambi dan Lampung.

Pangsa pasar produk kerajinan Cumplung Aji 75 persen ke pasar internasional, yakni Perancis dan Amerika Serikat. Adapun 25 persen sisanya ke pasar lokal.

Rekor Pertemuan Spanyol-Belanda

Piala Dunia 2010
Rekor Pertemuan Spanyol-Belanda
AFP/PIERRE-PHILIPPE MARCOU
Carles Puyol (tengah) mendapat sambutan dari rekan-rekannya usai mencetak gol ke gawang Jerman di semifinal. Spanyol untuk pertama kalinya maju ke final Piala Dunia.
Artikel Terkait:

* Del Bosque: Belanda? Lihat Saja Nanti
* Loew: Dominasi Spanyol Sulit Dilawan
* Jerman Terdepak, Lahirlah Juara Baru

Kamis, 8/7/2010 | 05:10 WIB
Spanyol dan Belanda menatap sebuah sejarah baru dalam catatan perjalanan sepak bola mereka karena kedua tim kini menapaki final Piala Dunia 2010. Bagi "The Flying Dutchmen" atau "El Matador", memenangi partai final di Stadion Soccer City, Johannesburg, pada Minggu malam atau Senin (12/7/2010) dini hari WIB berarti merupakan kali pertama bagi mereka menjadi juara turnamen empat tahunan yang paling bergengsi di muka bumi ini.

Pasalnya, sejak Piala Dunia untuk pertama kalinya digelar pada tahun 1930, kedua tim dari benua Eropa ini belum pernah menjadi juara. Belanda nyaris merengkuhnya pada tahun 1974 dan 1978, ketika menapaki partai puncak turnamen ini. Sayang, aksi ciamik Johan Cruyff dan kawan-kawan pada waktu itu tak cukup untuk meruntuhkan Jerman (1974) dan Argentina (1978).

Sementara itu, prestasi Spanyol tak terlalu mentereng. Jangankan ke final, ke semifinal pun belum pernah dicapai juara Eropa 2008 ini. Langkah terjauh "La Furia Roja" adalah hingga perempat final, yang terakhir dicapainya pada Piala Dunia 2002 di Korea Selatan/Jepang.

Kini, kedua tim sedang berada di ambang sejarah baru mereka. Siapa yang bakal menjadi pemenang? Gaya tiki-taka milik Spanyol ataukah total football-nya Belanda?

Sebelum kedua tim terlibat dalam "pertempuran" sengit pada akhir pekan nanti, mari kita lihat dulu rekor pertemuan mereka. Berdasarkan catatan FIFA, dua negara yang pernah menjadi juara Eropa ini baru bertemu sebanyak delapan kali, dengan hasil Belanda berada di pole position karena empat kali jadi pemenang, sedangkan Spanyol baru tiga kali (1 kali berakhir imbang).

Uniknya, mereka belum pernah bertemu pada ajang Piala Dunia. Artinya, inilah kali pertama "Matador" bertemu dengan "Oranje", yang sekaligus melahirkan juara baru di turnamen ini.

Rekor pertemuan Spanyol dan Belanda

- Total pertemuan: 8 (Spanyol menang 3, Belanda menang 4, seri 1)

- Pertemuan pada kualifikasi zona Eropa: 2 (Spanyol menang 1, Belanda menang 1)
1984, Rotterdam, 16/11/1983: Belanda 2:1 (1:1) Spanyol di penyisihan grup
1984, Sevilla, 16/02/1983: Spanyol 1:0 (1:0) Belanda di penyisihan grup

- Pertemuan di pertandingan persahabatan: 6 (Spanyol menang 2, Belanda menang 3, seri 1)
2001, Rotterdam, 27/03/2002: Belanda 1:0 (1:0) Spanyol
2000, Sevilla, 15/11/2000: Spanyol 1:2 (0:0) Belanda
1987, Barcelona, 21/01/1987: Spanyol 1:1 (0:1) Belanda
1980, Vigo, 23/01/1980: Spanyol 1:0 (0:0) Belanda
1973, Amsterdam, 02/05/1973: Belanda 3:2 (2:1) Spanyol
1957, Madrid, 30/01/1957: Spanyol 5:1 (1:0) Belanda

Inilah Pengakuan Cut Tari!

Kamis, 8 Juli 2010 | 18:42 WIB
Inilah Pengakuan Cut Tari!

JAKARTA, Presenter Cut Tari akhirnya menyatakan permohonan maafnya kepada masyarakat Indonesia menyusul kasus video asusila yang telah menggemparkan dan membuat resah.

Di hadapan pers dengan didampingi kuasa hukumnya, Hotman Paris Hutapea, dan suaminya, Johannes Joesoef Subrata, Cut Tari sambil menahan air matanya secara implisit telah mengakui keterlibatannya dalam video mesum tersebut.

Sebelum berbicara, Cut Tari terlihat menarik napas panjang dalam-dalam dan kemudian meluncurlah kalimat-kalimat di bawah ini:
"Kepada Bapak Presiden RI beserta ibu
Bapak Kapolri beserta ibu
Bapak Kabareskrim beserta ibu
Bapak-ibu dan penyidik Mabes Polri
Tokoh agama dan tokoh masyarakat yang saya hormati
Para orangtua dan masyarakat Indonesia...

Atas nama pribadi dan atas nama keluarga saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Mohon maaf atas pemberitaan baru-baru ini yang menyangkut diri saya yang telah menimbulkan keresahan di masyarakat. Sekali lagi saya mohon maaf...."

Setelah mengucapkan permohonan maaf tersebut, Cut Tari pun tak kuasa menahan tangisnya.

Sementara itu, ketika didesak benar-tidaknya ia ikut terlibat, Hotman langsung memberikan jawabannya. "Jangan nanya lagi tentang benar-tidak," tegasnya.

"Untuk masalah hukum saya serahkan seluruhnya kepada penegak hukum, Mabes Polri, dan aparat penegak hukum. Demikian permohonan maaf saya sampaikan dan insya Allah pintu maaf terbuka untuk saya. Sudah ya," ujar Cut Tari mengakhiri pengakuannya.

Iwan Fals: Rindukan Alam yang Sehat dan Manusia Beradab

Jumat, 9 Juli 2010 | 11:32 WIB
Iwan Fals: Rindukan Alam yang Sehat dan Manusia Beradab

SOLO, KOMPAS -- Iwan Fals (49) menikmati naik sepur kluthuk Jaladara di Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (7/7/2010). Iwan bersama istrinya, Rosana, dan kedua anaknya, Cikal dan Rayya, serta personel band dijamu Pemerintah Kota Solo naik kereta uap kuno buatan tahun 1896 itu untuk mengunjungi Museum Radya Pustaka dan Museum Batik Kuno Danarhadi.

”Orangtua harus bergiat mengajak anaknya mengunjungi museum. Selama ini kita hanya bisa bercerita kepada anak-anak. Kalau kita bawa mereka ke museum, bisa tunjukkan, ini lho buktinya, seperti topi raja yang ternyata dipengaruhi Arab dan Eropa. Museum harus kita rawat dan perkenalkan kepada anak- anak,” kata Iwan di sela-sela ”Jelajah Budaya Bersama Iwan Fals”.

Sehari sebelumnya, ia menggelar konser gratis di kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta dan menanam pohon-pohon langka bersama Wali Kota Solo Joko Widodo di Taman Balekambang.

Menurut pria bernama lengkap Virgiawan Listanto ini, sejak manajemen musiknya dipegang keluarga, mereka sepakat untuk mengangkat isu tentang kebudayaan dan lingkungan dalam album-album musiknya, seperti album terbarunya, Keseimbangan.

”Album Keseimbangan berisi kerinduan saya terhadap alam yang lebih sehat serta manusia yang lebih beradab dan bertanggung jawab,” kata Iwan. (

ARTIS SEXY JUPE SOBEK PAKAIAN NYA DI DEPAN PANGERAN SOLO

ARTIS SEXY
Upacara khimad wisuda penganugerahan gelar kebangsawanan Nyi Mas Ayu Tumenggung kepada Yuli Rachmawati alias Julia Perez, Rabu (7/7) di Siti Hinggil Keraton Solo berubah menjadi penuh senyum sipu dari pada pangeran dan bangsawan yang hadir. Pasalnya kain kebaya yang dikenakan Jupe sobek saat jalan jongkok.
Selebriti - Kam Jul 08, 2010 20:25 WIT
Julia Perez

Upacara khimad wisuda penganugerahan gelar kebangsawanan Nyi Mas Ayu Tumenggung kepada Yuli Rachmawati alias Julia Perez (Jupe), Rabu (7/7) di Siti Hinggil Keraton Solo berubah menjadi penuh senyum sipu dari pada pangeran dan bangsawan yang hadir. Pasalnya kain kebaya yang dikenakan Jupe sobek saat jalan jongkok.

"Iya mungkin karena deg-degan gak kepalang, bayangin aku harus jalan di Keraton dengan merunduk karena aku tidak boleh lebih tinggi dari pangeran," ujar Jupe.

Ditambah lagi dia datang telat. "Jadi deg-degannya bukan kepalang," tambahnya.

Satu langkah-dua langkah sampai beberapa langkah ke depan kain kebaya Jupe masih aman. Jupe mengaku capeknya bukan main. "Mungkin karena tidak biasa kali," tukasnya.

Nah, pas sampai di depan pangeran yang memberikan semacam sumpah gelar dan wejangan, Jupe diminta duduk bersila, tapi tiba-tiba terdengar bunyi breett..brett.. kain yang dikenakan Jupe sobek. Senyum sipu hadirin pun menyeruak.

"Malunya tidak ketulungan. Akhirnya aku disuruh duduk seperti orang sholat. Nah, itu baru aman. Kalau bersila terus bisa tambah sobek. Bisa-bisa pangeran lihat onderdil saya, kan malu," selorohnya.

Paul Gurita Dapat Saingan dari Singapura

Paul Gurita Dapat Saingan dari Singapura
Mani si burung menjadi asisten dari Mr Muniyappan yang praktik di Serangoon Road.
Jum'at, 9 Juli 2010, 07:17 WIB
Irvan Beka
Mani, burung parkit dari Singapura

Tak hanya gurita yang pandai meramal. Setelah Paul gurita membuat heboh dunia dengan ramalan-ramalan jitunya, kini muncul seekor burung yang juga punya keahlian yang sama.

Jika Paul tinggal di sebuah aquarium di Jerman, seekor burung parkit yang juga jago meramal itu tinggal di Singapura. Burung parkit itu bernama 'Mani.'

Mani adalah 'peramal jalanan.' Ia menjadi asisten dari Mr Muniyappan yang praktik di Serangoon Road.

Untuk partai final Belanda melawan Spanyol, Mani sudah punya pilihan. Ia memilih Oranje Belanda untuk menang dan kemudian menjadi juara dunia. Di partai semi final, Mani memilih Spanyol mengalahkan Jerman.

Selama Piala Dunia, Mani punya rekor 80 persen. Selain partai Spanyol lawan Jerman, tak disebutkan pertandingan mana saja yang telah ia prediksikan hasilnya.

Saat ini Mani menjadi bahan pembicaraan di Singapura. Muniyappan kini panen klien. Jika sebelumnya ia hanya kedatangan 10 pengunjung dalam satu hari, kini jumlah yang sama bisa ia dapatkan hanya dalam waktu satu jam. (Channel News Asia)