Laman

Senin, 13 September 2010

Politik Citra SBY Tak Lagi Dibutuhkan


Politik citra yang kerap dibangun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di hadapan publik semakin tidak relevan untuk dipertahankan. Banyak persoalan di sekitar kehidupan rakyat yang tidak tersentuh kinerja pemerintahan saat ini.

"Apalagi politik citra tersebut kini telah memakan korban nyawa di Istana Negara pada saat hari pertama Lebaran," ujar Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan di Jakarta, Senin (13/9/2010).

Lingkungan Presiden Yudhoyono harusnya melihat bentuk pencitraan sosok presiden tak bisa selamanya dipaksakan untuk diterima publik. Selain itu, masyarakat bisa jenuh terhadap gaya penampilan Presiden di muka publik.

"Selain ada problem, umumnya pernyataan SBY berbeda dengan kenyataan di lapangan. SBY menjanjikan setiap bentuk yang mengganggu kedaulatan rakyat akan langsung diusir. Tapi nyatanya tidak pernah dilakukan SBY kepada Malaysia. SBY juga sering bicara ekonomi untuk rakyat serta agenda kesejahteraan bangsa, sedang faktanya nasib rakyat justru jauh dikatakan sejahtera," ujarnya.

Ada yang Menginginkan Indonesia Rusuh

Ada pihak-pihak yang menginginkan Indonesia rusuh pasca-kegagalan Hari Pembakaran Al Quran Sedunia. Mereka diduga ingin menciptakan benturan antarumat beragama.

"Di tengah masyarakat, beredar SMS yang seolah-olah menuduh aksi penusukan (terhadap penatua Gereja HKBP Pondok Indah Timur, Ciketing, Bekasi, Hasian Sihombing) dilakukan ormas tertentu," ungkap Ketua Gerakan Peduli Pluralisme (GPP) Damien Dematra, Senin (13/9/2010) di Jakarta.

"Setelah kami konfirmasi, organisasi itu menjawab tidak melakukan demikian. Bahkan, mereka tidak tahu dan baru tahu dari GPP," imbuhnya.

Damien mengungkapkan hal ini terkait aksi penusukan dan penganiayaan terhadap jemaat HKBP Pondok Indah Timur, Ciketing, Bekasi, Minggu (12/9/2010), oleh sekelompok orang. Dalam peristiwa tersebut, Sihombing mengalami luka tusuk di perut kanan. Adapun Pendeta Luspida Simanjuntak terluka di pelipis sebelah kiri akibat hantaman benda tumpul.

GPP meminta masyarakat untuk tidak terpancing melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Menurut Damien, ormas tersebut akan melakukan tindakan jika ada oknum yang mengatasnamakan ormas untuk perilaku yang tidak dibenarkan itu. "Sebagai gerakan yang netral, GPP nantinya akan melakukan investigasi dengan menanyakan kepada semua pihak," ungkapnya.

Toleransi Beragama Menanti Pidato SBY untuk Negeri Sendiri


Jumat (10/9/2010), hari Lebaran pertama, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpidato di halaman tengah Kompleks Istana Jakarta. Presiden meluangkan waktu khusus untuk memberikan sikap atas rencana pembakaran Al Quran yang dilakukan Terry Jones, seorang pendeta di Amerika Serikat.

Didampingi tokoh agama dan tokoh politik Indonesia, Presiden menegaskan, pembakaran kitab suci agama apa pun, perusakan rumah ibadah, dan kekerasan adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Pidato Presiden Yudhoyono disampaikan tidak hanya untuk publik Indonesia, tetapi juga untuk dunia karena Presiden juga berpidato dalam bahasa Inggris.

Untuk "mengurusi" Terry Jones di negeri seberang sana, Presiden bahkan menyempatkan diri menelepon Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa Ban Ki Moon. Sementara itu, kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Yudhoyono berkirim surat khusus.

Beberapa saat setelah pidato itu disiarkan, aneka tanggapan datang beragam. Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia, Burhanudin Muhtadi, melalui situs mikrobloging Twitter mempertanyakan sikap Presiden terhadap kemelut kebebasan beragama di Indonesia. "Responmu cepat sikapi pendeta Jones. Highly appreciated for that. Tapi, mengapa kau tak pakai standar yang sama untuk meredam anarkisme terhadap Ahmadiyah dan HKBP," tulis Burhanuddin.
Stateless, berasa enggak punya Presiden. Jadi kangen Presiden Taxi.
-- Glen Fredly

Di situs jejaring sosial Facebook, para facebooker juga ramai menulis di status mereka soal sikap Presiden terhadap peristiwa yang terjadi di negeri sendiri. Seorang facebooker, Widyaputranto, misalnya, menulis pada status-nya, "SBY berani enggak bikin jumpa pers mengecam pembakaran gereja di Indonesia, kekerasan terhadap Ahmadiyah, kebebasan beragama, kebebasan membangun rumah ibadat di Indonesia? Jangan cuma numpang isu untuk kepentingan pencitraan aja...giliran urusan pencitraan cepet banget reaksinya...langsung pidato...."

Dua hari setelah pidato itu, seorang anggota jemaat Huria Kristen Batak Protestan Pondok Timur Indah, Ciketing, Bekasi, ditusuk sekelompok orang saat berjalan menuju tempat ibadah. Aksi kriminal ini adalah puncak ketegangan antara jemaat HKBP dan warga sekitar yang menolak pendirian tempat ibadah HKBP di kampung itu. Konflik di Ciketing adalah bagian kecil dari konflik panjang menyangkut hubungan antaragama di Indonesia. Dan, tidak ada pidato dari pemimpin negara atas persoalan ini.

Pascainsiden

Pascainsiden, memang tidak ada lagi jumpa pers di halaman tengah Istana. Suara Istana hanya diserukan oleh Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, yang ditelepon oleh wartawan. Mengatasnamakan Presiden, Julian menyampaikan agar masyarakat tidak terpengaruh dan terprovokasi dengan tindakan kekerasan yang terjadi terhadap jemaat HKBP.

Sekretaris Departemen Pemajuan dan Perlindungan HAM DPP Partai Demokrat, Rachland Nashidik, menyatakan, Minggu (12/9/2010), aksi kriminal ini harus mendapat perhatian serius karena pemerintah dihadapkan pada kebutuhan krusial untuk melindungi kebebasan beragama dari kaum reaksioner yang memusuhinya.

Menurut Rachland, tiba saatnya pemerintah melihat bahwa pihak-pihak yang dengan pelbagai cara, politik atau kriminal, menyangkal hak minoritas non-Muslim atas kebebasan beragama di Indonesia adalah nyata, terorganisasi, dan makin menguat.

"Mereka ada bukan saja di kamp yang tersembunyi, memanfaatkan kebebasan demokratik dalam demonstrasi di jalanan, melainkan juga tampil terbuka di dalam kabinet. Manifestasi pendirian mereka, baik dalam bentuk kebijakan politik maupun kekerasan kriminal, sama-sama menimbulkan kecemasan dalam perasaan umum. Di dalam dirinya, itu semua adalah ancaman terhadap integritas kebangsaan serta fundamen negara republik," terang Rachland.

Koordinator Kontras Haris Azhar pun mempertanyakan sikap "diam" Presiden Yudhoyono. "Kenapa Presiden memberi perhatian terhadap persoalan di negeri seberang, tapi membiarkan persoalan yang terjadi di negeri sendiri yang dialami oleh anak bangsanya," ucap Haris.

Penyayi Glen Fredly dalam kicauan di Twitternya berujar miris, "Stateless, berasa enggak punya Presiden. Jadi kangen Presiden Taxi."

Duel Chris John Belum Ada Kepastian


Rencana pertarungan pemegang gelar Super Champions kelas bulu WBA, Chris John, sampai kini belum ada kepastian. Ketidakpastian itu tetap berlanjut setelah Chris sebelumnya gagal bertarung dengan petinju Argentina, Fernando Saucedo. Hal itu dikatakan sang petinju kepada Antara.

"Sampai kini belum ada kepastian untuk pertarungan berikutnya karena saya juga belum diberi tahu oleh manajer saya, Craig Christian," kata Chris John.

Bahkan, petinju dengan rekor bertarung 34 kali menang (22 di antaranya dengan KO) mengaku juga belum diberi tahu oleh pelatihnya itu soal rencana berlatih kembali di Sasana Herry’s Gym di Perth, Australia.

Ia mengakui, cedera tulang iga sebelah kiri yang diderita saat berlatih dengan mitra tanding di Jakarta beberapa waktu lalu sudah sembuh dan kini masih menunggu jadwal pertarungan selanjutnya.

Pertarungan Chris John melawan Fernando Saucedo mengalami pembatalan dua kali karena suami mantan atlet wushu Jawa Tengah, Anna Maria Megawati, itu mengalami cedera.

Cedera pertama terjadi saat pertarungan kedua petinju digelar di Bali, 22 Mei 2010. Chris John mengalami cedera bahu kiri saat latihan dengan mitra tanding Williem Kickett di Bali, padahal pertarungan tinggal sekitar seminggu.

Pertarungan kedua digelar di Jakarta, 26 Juli 2010. Namun, pertarungan lagi-lagi batal karena Chris John mengalami cedera retak tulang iga di bagian kiri, seminggu sebelum naik ring.

Asisten Manajer Herry’s Gym, Toni Priatna, mengatakan, pertarungan berikutnya tidak harus melawan Fernando Saucedo.

"Kami bisa memilih lawan lagi karena pertarungan mendatang sifatnya pilihan atau choice," katanya.

Ketika ditanya soal rencana Chris John untuk berlatih di Australia, dia mengutarakan kabar yang sama karena masih menunggu Chris John sembuh 100 persen terlebih dulu.

"Kita tunggu Chris John benar-benar sembuh terlebih dulu karena kondisi seperti ini rawan untuk cedera lagi," katanya.