Laman

Sabtu, 09 Oktober 2010

MASIH ADA TERIAKAN LIRIH DALAM TIMBUNAN

JAMBI EKSPRES:


Warga berkumpul di bekas banjir bandang di Wasior, Papua Barat, Selasa (5/10/2010). Banjjir bandang menyebabkan korban jiwa mencapai 56 orang dan merusak puluhan rumah warga.
Aparat dan tim SAR kini sedang mencari sumber teriakan meminta tolong dari dalam timbunan banjir-longsor Wasior, Papua Barat. Teriakan lirih dari seorang perempuan ini terdengar dalam timbunan lumpur, kayu, dan material lainnya, Jumat (8/10/2010).

Ia diduga telah lemas karena telah tertimbun selama 5 hari atau sejak 4 Oktober 2010 pagi. Korban kini sedang dicari di pinggir ruko milik Juanda di Kampung Sanduay. Pencarian sudah berlangsung sekitar dua jam oleh aparat TNI-Polri serta tim SAR.

Pencarian korban selamat ini dilakukan berkat laporan warga setempat yang mendengar suara sayup-sayup meminta tolong. Muchtar (50), saksi mengatakan sekitar pukul 9.00 dirinya beserta rekan-rekannya sedang berada di lokasi. "Ada suara pelan meminta tolong dari bawah mobil. Saya pikir suara arwah, tetapi teman-teman saya juga mendengarnya," ucap Muchtar kemudian mencarinya di bawah mobil Daihatsu pickup W 8632 G.

Namun kemudian urung karena ketika dipanggil tidak ada lagi sahutan. Namun tak berapa lama, ia mendengar lagi dan langsung melaporkannya ke aparat.Aparat datang dan memfokuskan pencarian ke bawah mobil. Sebuah backhoe dikerahkan untuk menyingkirkan pohon dan material serta memindahkan mobil. Namun di bawah mobil hanya tampak lapisan lumpur.

Para petugas akhirnya memfokuskan pencarian ke bagian depan mobil. Ketika aparat memanggil, "Ibu-ibu," ada suara menyahut lirih, " Tolong...". Suara lirih ini juga didengar belasan warga, termasuk

Jawaban lirih itu seketika meningkatkan semangat aparat. Pencarian pun dilanjutkan dan sudah disediakan mobil ambulans menuju posko untuk dirawat di Nabire Provinsi Papua. Hingga kini, belum diketahui identitas perempuan ini.

Seperti diberitakan, tragedi banjir longsor Wasior 4 Oktober 2010 tercatat menewaskan sedikitnya 93 jiwa dan melukai seribuan warga. Hampir 80 persen rumah dan infrastruktur rusak berat. Sekitar 10.000 jiwa dari 27.000 warga Teluk Wondama mengungsi ke luar Wasior karena trauma dengan kondisi ini.

KORBAN WASIOR BUTUH AIR BERSIH

JAMBI EKSPRES:

Bencana Papua Barat

Reuters

Sekretaris PMI Papua La Abidin mengatakan, saat ini para korban banjir bandang di Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat, tengah membutuhkan pasokan air bersih untuk aktivitas sehari-hari.

Sejumlah sumber air bersih di daerah bencana tersebut dikatakan rusak. "Saat ini, para korban dan petugas hanya bergantung pada air mineral saja," ujar Abidin ketika dihubungi

Selain itu, para korban yang bertahan di Wasior juga membutuhkan bahan-bahan makanan untuk bertahan hidup. Terkait jumlah korban tewas, luka-luka, dan mengungsi, jumlahnya berbeda-beda.

Data dari PMI hingga Jumat pagi ini, jumlah korban tewas mencapai 99 orang. Dari angka tersebut, 95 di antaranya ditemukan di lokasi bencana. Tiga orang lainnya meninggal ketika dirujuk ke rumah sakit dan satu orang lagi baru sekadar laporan dari keluarga korban. Sementara jenazah korban tersebut belum ditemukan.

Selain itu, Abidin mengatakan, berdasarkan data PMI, 117 orang saat ini hilang dan 88 orang menderita luka berat dan telah dirujuk ke rumah sakit terdekat di Nabire. Terkait jumlah pengungsi, Abidin pun mengaku tak memiliki data pasti. "Data yang kami miliki, sekitar 1.800 orang mengungsi ke Manokwari. Sementara para pengungsi ke daerah lainnya, termasuk Nabire, dan pulau-pulau terdekat. Kami masih mendatanya," katanya.

PMI juga tak memiliki data soal jumlah korban hidup yang saat ini masih bertahan di Wasior. "Mereka bertahan di rumah-rumah terdekat. Di sini, tidak ada pemusatan titik-titik pengungsi sehingga kami kesulitan dalam menyalurkan bantuan," katanya.

Saat ini, bantuan yang telah masuk ke Wasior berasal dari Dinas Kesehatan Papua Barat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, serta institusi dan badan sosial lainnya.

Bencana Wasior Hillary Clinton Prihatin, Bagaimana SBY?

JAMBI EKSPRES:

Reuters

Tepat dua hari banjir bandang memorak-porandakan Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat, dari nun jauh di sana, di New York, Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menyisihkan waktu untuk menyatakan keprihatinannya atas bencana yang menewaskan hampir 100 orang tersebut. Tak memiliki keterkaitan langsung tak membuat salah satu wanita paling berpengaruh di dunia versi ForbesWoman kehilangan rasa empatinya bagi para korban.

"Atas nama rakyat Amerika Serikat, kami menyampaikan simpati mendalam terhadap kerusakan dan jatuhnya korban jiwa akibat banjir dan longsor di Indonesia bagian timur, terutama di Provinsi Papua Barat," kata Hillary dalam pernyataan yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri di Washington, Rabu (6/10/2010). "Kami menyatakan dukacita yang mendalam bagi mereka yang terkena dampak tragedi ini maupun bagi rakyat Indonesia secara keseluruhan," kata Hillary lagi.

Di Indonesia, hingga memasuki hari keempat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum mengucapkan sepatah kata pun soal banjir bandang tersebut. Ketika membuka rapat kabinet di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (7/10/2010), Presiden malah berbicara soal ketersinggungan dirinya atas pengadilan HAM yang digelar di Den Haag, yang salah satu tuntutannya adalah penangkapan dirinya. Presiden mengatakan, dirinya tidak nyaman atas digelarnya pengadilan tersebut yang bertepatan dengan kunjungannya ke Belanda.

Presiden juga mengklarifikasi pemberitaan sebulan lalu yang menuduh dirinya menghambur-hamburkan uang negara untuk membeli baju dan mengganti furnitur Rumah Tangga Kepresidenan. Presiden menegaskan, tak serupiah pun uang negara yang digunakannya untuk membeli pakaian.

Presiden kemudian meminta Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam untuk menggunakan hak jawab. Media yang memberitakan pemberitaan itu diminta Presiden untuk memuat hak jawab itu. Jika tidak, tegas SBY, berarti media yang bersangkutan telah menyebarkan berita yang tidak benar.

Satu-satunya pernyataan Presiden disampaikan Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha melalui secarik kertas siaran pers yang diedarkan di ruang wartawan Istana Kepresidenan, Rabu lalu.

Melalui secarik kertas itu, tertulis bahwa Presiden turut berdukacita atas bencana yang merenggut nyawa warga Wasior. Tertulis pula, Presiden selaku Kepala Negara menyumbang bantuan senilai Rp 2 miliar.

Menurut Julian, ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (8/10/2010), sampai saat ini Presiden belum memiliki rencana untuk mengunjungi korban gempa. Pasalnya, infrastruktur di Wasior belum memungkinkan Presiden berkunjung. Pada hari ini, Presiden dijadwalkan menonton pertandingan sepak bola di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Di stadion itu, digelar pertandingan persahabatan antara timnas Indonesia dan Uruguay.

Ketika gempa Padang terjadi pada 30 September 2009 silam, Presiden langsung meninjau lokasi satu hari setelahnya. Bersama rombongan, SBY tiba di Padang pada 1 Oktober 2010. Saat itu, infrastruktur Padang rusak parah.

Begitu pula ketika gempa mengguncang Tasikmalaya pada 2 September 2010. Presiden langsung meninjau lokasi keesokan harinya. Pada hari itu, korban tewas gempa Tasikmalaya tercatat sekitar 50 orang. Sementara itu, belasan lainnya dinyatakan menderita luka berat dan ratusan lainnya mengungsi. Infrastruktur di Tasikmalaya dan di sekitarnya juga diberitakan rusak berat.

Hingga saat ini, jumlah korban tewas di Wasior mencapai 99 orang. Sementara 117 orang dinyatakan hilang dan 88 orang menderita luka berat. Angka ini dikhawatirkan bertambah. Ribuan warga lainnya dilaporkan mengungsi ke daerah terdekat, termasuk Nabire, Manokwari, dan pulau-pulau di sekitar lokasi.

Kendati belum mengunjungi Wasior, Julian mengatakan, Presiden tetap memantau perkembangan bencana alam tersebut. Begitu menerima kabar soal banjir bandang, Presiden langsung memerintahkan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Presiden juga telah berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Presiden juga telah memerintahkan Staf Khusus Presiden Bidang Otonomi Daerah Velix Vernando Wanggai untuk terjun ke lokasi. "Sistem telah bekerja," kata Julian.

ANGGOTA DEWAN MENGENAI KORBAN BANJIR BANDANG JANGAN RAMAI-RAMAI KE AMERIKA

JAMBI EKSPRES:

Wasior Banjir


Banjir bandang dan longsor melanda Teluk Wondama, Papua Barat, Senin (4/10/2010).
Bencana banjir bandang melanda Wasior, Papua. Tak kurang dari 97 orang tewas dalam bencana tersebut. Pernyataan prihatin pun terus mengalir, termasuk dari Menlu AS Hillary Clinton. Saat prihatin datang dari AS, sebanyak 13 orang anggota Komisi VIII yang salah satunya membidangi bencana justru akan bertolak ke Amerika pada 9 Oktober besok.

Mereka yang berangkat adalah para pimpinan komisi dan ketua kelompok fraksi. Sejauh ini, belum ada informasi mengenai pembatalan studi banding tersebut. Anggota Komisi VIII asal Fraksi PDI Perjuangan, Said Abdullah, tak mengetahui persis apakah para pimpinan komisi dan kelompok fraksi akan tetap bertolak ke Amerika Serikat.

"Saya tidak ikut. Yang berangkat semuanya pimpinan komisi dan kelompok fraksi. Tapi anggota lain ada yang berencana ke Wasior, Papua," kata Said kepada Kompas.com, Jumat (8/10/2010).

Menurut Said, sebanyak sembilan orang anggota Komisi VIII akan ke Wasior awal pekan depan. Seyogianya, ia berharap ada pimpinan komisi yang turut dalam rombongan.

"Menurut hemat saya, karena berbagi tugas, kita tetap ada yang ke Wasior. Tetapi, seharusnya ada pimpinan yang menyertai anggota ke daerah bencana. Jangan rame-rame ke Amerika," kata dia.

Dikatakan Said, Dewan harus secepatnya berangkat ke Wasior untuk memastikan bahwa kondisi tanggap darurat dilakukan oleh pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Ketua Komisi VIII Abdul Kadir Karding, hingga siang ini belum berhasil dihubungi untuk mengetahui langkah apa yang akan dilakukan Komisi VIII untuk merespons bencana di Wasior. Nomor telepon seluler politisi PKB itu dalam keadaan tidak aktif saat dihubungi.

TIDAK SEMUA HAL HARUS DI URUS PRESIDEN

JAMBI EKSPRES:


Inggried Dwi W
Ketua DPR merangkap Ketua BURT, Marzuki Alie.
Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan, tak ada sesuatu yang luar biasa dengan belum adanya pernyataan resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas bencana banjir bandang di Wasior, Papua. Menurutnya, tak semua hal diurusi oleh Presiden.

"Untuk urusan dalam negeri sudah ada. Masak Presiden semua yang mengurus. Urusan bencana ada Menko Kesra, Menteri Sosial," kata Marzuki, Jumat (8/10/2010) di Gedung DPR, Jakarta.

Dalam berbagai urusan negara, lanjut politisi Demokrat ini, sebaiknya sistem yang bekerja. Hingga hari ini, Presiden SBY selaku kepala negara belum memberikan pernyataan terkait bencana tersebut. Sementara pernyataan keprihatinan sudah lebih dulu disampaikan Menlu AS Hillary Clinton. "Negara harus dikerjakan dengan sistem. Kalau hanya menggantungkan pada satu orang, negara tidak berjalan. Semua sudah ada bagiannya," ujarnya.

Bencana banjir yang menelan korban 100 orang tewas itu, dinilainya, sebagai bencana besar. Sebagai Pemimpin Dewan, Marzuki akan menanyakan ke komisi terkait yaitu Komisi VIII untuk melakukan pengawasan atas penanganan bencana di lokasi. Rencananya, DPR juga akan membentuk tim khusus untuk mengawasinya.

"DPR akan membentuk juga nanti tim pengawasan bencana seperti di Jambi, Padang. Isinya anggota DPR lintas fraksi dari daerah pemilihan Papua dan memberikan bantuan," kata Marzuki.

Sikap SBY Soal Wasior Dipertanyakan Bukan soal Tsunami Besar atau Kecil

JAMBI EKSPRES:

Reuters
Flood damage is seen in Wasior, Papua province October 4, 2010. At least 91 people died, 66 people are missing and more than 800 were injured after flash floods swept Wasior on Monday, according to data released by the National Disaster Mitigation Agency on Thursday. Picture taken October 4, 2010.
Anggota Komisi VIII DPR, Said Abdullah, mempertanyakan pilihan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memilih menonton pertandingan sepak bola Indonesia vs Uruguay dibandingkan meluangkan waktu bertolak ke Wasior, Papua.

Ia menilai, pilihan itu tidak bijak di saat puluhan warga setempat meninggal dunia dan puluhan lainnya masih dinyatakan hilang. Lebih dari itu, hingga saat ini, menurutnya, belum ada pernyataan resmi dari Presiden terkait bencana tersebut.

Bencana sekecil atau sebesar apa pun harus mendapat perhatian pemimpin negeri. "Ini bukan soal tsunami besar atau kecil. Tapi, bencana apa pun seharusnya membuat pemimpin dan seluruh bangsa ini prihatin. Jangan dianggap kejadian biasa," kata Said kepada JAMBI EKSPRES

"Ketika ada pilihan-pilihan acara kenegaraan, seharusnya Presiden datang ke Wasior atau paling tidak memberikan statement kalaupun tidak hadir. Saya menyesalkan, kok Presiden malah asyik nonton bola daripada prihatin dengan nasib rakyat di Papua," lanjut politisi PDI Perjuangan ini.

Ia melihat sebuah kesan bahwa pemerintah pusat melokalisasi bencana di Wasior sebagai bencana lokal yang bisa ditangani oleh pemerintah setempat. Bersama sembilan anggota Komisi VIII, Said mengatakan bahwa pihaknya akan mengawasi penanganan bencana yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) di Wasior pada awal pekan depan.

BANJIR WAISOR WARGA EKSODUS

JAMBI EKSPRES:

Reuters
Banjir dan longsor yang terjadi di Wadior, Papua, pada 4 Oktober 2010 menyebabkan 95 orang meninggal dan puluhan dinyatakan hilang. Lebih dari 800 orang dilaporkan terluka.

Saat ini tercatat 1.859 pengungsi korban tragedi banjir-longsor Wasior berada di Manokwari, Provinsi Papua Barat, dan 500 warga sedang menunggu kedatangan KM Nggapulu untuk keluar dari Teluk Wondama. Mereka memilih mencari tempat aman di luar kota atau bahkan luar pulau.

Eksodus besar-besaran ini terjadi karena warga takut pada banjir susulan dan wabah penyakit ikutan akibat banyak jenazah yang belum ditemukan, sementara sanitasinya buruk.

Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana Papua Barat (BNPB Papua Barat) Decky Ampnir, Jumat (8/10/2010) petang, di Wasior mengatakan, isu banjir susulan yang lebih besar dari bencana 4 Oktober 2010 kemarin adalah tidak benar.

"Tidak ada algi banjir susulan. Jadi saya ajak semua warga untuk tetap di Wasior untuk membangun kembali," ucapnya.

Akibat isu ini, Wasior menjadi mati. Selain gelap-gulita karena listrik PLN belum menyala, warga setempat memilih pergi ke luar kota atau pulau karena trauma dengan banjir yang mirip tsunami itu. Sebagian warga mengungsi ke tanjung di Dusner dan Pulau Yop (masih di Teluk Wondama) untuk menenangkan diri atau pun pindah selamanya.

Sementara itu, terkait sanitasi yang buruk, mulai Sabtu esok akan dilakukan penyemprotan ke tiga distrik terparah, yaitu Wasior, Wandiboi, dan Wasior Utara. "Penyemprotan (disinfeksi) ini penting untuk menjaga kesehatan lingkungan masyarakat. Kami harap mulai besok tenaga kesehatan sudah jalan di tiga distrik terparah," ucapnya.

BANJIR WAISOR KARNA PEMBALAKAN YANG SANGAT MARAK

JAMBI EKSPRES:


M Jusuf Kalla

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sepakat dengan rilis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) dan pemberitaan media mengenai dugaan pembalakan liar hutan lindung di sekitar Wasior, Teluk Wondama, sebagai salah satu penyebab banjir bandang di Wasior.

"Saya tidak tahu persis. Saya tidak pernah ke sana. Tapi apa yang diuraikan media dan Walhi itu ada benarnya juga karena ada HPH di situ," ungkapnya di PP Muhammadiyah, Jumat (8/10/2010). Namun, ia juga tidak menyalahkan pendapat ahli bahwa banjir karena hujan deras.

Dampak pembalakan itu, menurut mantan Ketua Umum Golkar ini, turut diperparah dengan hujan deras yang terjadi secara merata di Indonesia belakangan ini. Hal tersebut menyebabkan banjir bandang.

Kalla mengaku, pada saat dirinya masih duduk di pemerintahan, dia tidak tahu-menahu soal HPH. Namun yang jelas, lanjutnya, sudah ada moratorium untuk pembalakan hutan lindung. Ke depannya, lanjut Kalla, rehabilitasi harus segera dipikirkan dan direalisasikan.

Apakah Presiden harus berkunjung ke sana? "Seperti biasanya, seperti juga kemarin Sinabung, ada yang meninggal. Biasanya Presiden arif akan datang ke daerah-daerah yang ada musibah supaya adil," tandasnya.

KORBAN WAISOR 101 ORANG

JAMBI EKSPRES:
Jumat, 8 Oktober 2010 | 18:57 WIB
Reuters
An aerial view shows damaged houses following a flash flood swept through the village of Wasior in Indonesias Papua province Oct 6, 2010. At least 56 people died and dozens more were hurt in flash floods on the Indonesian island of New Guinea, a government official said Tuesday.
Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri menyatakan duka cita dan keprihatinan mendalam atas bencana banjir bandang yang terjadi di Wasior, Papua Barat. Hal itu disampaikan Mega, yang menjabat Ketua Umum PDI Perjuangan, seusai memberikan arahan fraksi di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (8/10/2010) malam.
Saya selalu khawatir dengan masalah bencana. Saya dan PDI Perjuangan sangat berduka atas peristiwa yang terjadi di Papua Barat.
-- Megawati Soekarnoputri

"Saya selalu khawatir dengan masalah bencana. Saya dan PDI Perjuangan sangat berduka atas peristiwa yang terjadi di Papua Barat," ujar Mega.

Ia mengatakan, menangani bencana tak bisa dilihat dari kasus per kasus. Sejumlah bencana yang pernah terjadi di Indonesia, seharusnya menjadi pelajaran untuk melakukan tindakan pencegahan dan penanganan. Menurut Mega, pemerintah perlu memberikan sosialisasi luas kepada masyarakat atas perubahan alam dan perubahan iklim yang terjadi secara ekstrem saat ini.

"Pemerintah harus bisa membuat suatu gebrakan pengetahuan kepada masyarakat bahwa ini akibat perubahan iklim. Lihat saja, sampai sekarang masih musim hujan," ujarnya.

Perubahan alam dan perubahan iklim, menurut Mega, telah mengakibatkan kenaikan air laut dan membuat daerah yang selam ini aman bencana, menjadi terancam. "Akibatnya kita harus mengubah mindset, yang dulu tidak pernah terkena bencana, jadi terkena. Pemerintah harus menyosialisasikan agar masyarakat siap," kata Mega.

MEGAWATI PRIHATIN BANJIR BANDANG

JAMBI EKSPRES:


Warga berkumpul di bekas banjir bandang di Wasior, Papua Barat, Selasa (5/10/2010). Banjjir bandang menyebabkan korban jiwa mencapai 56 orang dan merusak puluhan rumah warga.
Mantan Presiden Megawati melayangkan kritik keras atas penanganan bencana yang dilakukan pemerintah. Dengan kondisi geografis Indonesia yang luas, pemerintah harus bersiap diri terhadap segala ancaman bencana.
Penanganan bencana, pemerintah sangat lambat. Memang sulit, negara kita sangat besar. Jangkauannya secara rasional kita tahu kalau ada suatu hal pasti sulit.
-- Megawati Soekarnoputri

"Penanganan bencana, pemerintah sangat lambat. Memang sulit, negara kita sangat besar. Jangkauannya secara rasional kita tahu kalau ada suatu hal pasti sulit," kata Ketua Umum PDI Perjuangan ini, seusai memberikan arahan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (8/10/2010).

Minimal, kata dia, satu hari setelah peristiwa, tim penanganan bencana harus sudah diberangkatkan ke lokasi. Seperti diketahui, hingga hari keempat bencana di Wasior, belum ada penjelasan pemerintah terkait langkah yang diambil untuk menangani bencana di Wasior. Bahkan, Presiden SBY baru memberikan pernyataan resmi malam ini.

SETELAH KALAH DARI URUGUAI 7-1

JAMBI EKSPRES:


Striker Uruguay, Luis Suarez.

Pemain Uruguay, Luis Suarez dan Lugano Diego menilai tim nasional lini depan tim nasional Indonesia sudah bagus, tetapi lini belakang masih perlu dibenahi. Hal ini berkaitan dengan laga persahabatan antara kedua kubu, dalam partai persahabatan yang dimenangkan Uruguay 7-1, di Jakarta, Jumat (8/10/2010).

"Saya berterimakasih kepada penonton di Indonesia atas sambutannya. Menurutku, Indonesia memiliki pemain yang sangat cepat. Apalagi pemain bernomor punggung 20 (Bambang Pamungkas). Indonesia memiliki pemain-pemain yang berpostur pendek sehingga menyulitkan," kata Lugano.

"Lini belakang Indonesia sangat kuat. Di babak kedua, lini pertahan Indonesia lebih terbuka. Saya berharap lini belakang mereka lebih kuat lagi," ungkap Suarez.

Suarez dan Lugano bisa dikatakan kunci penting bagi kemenangan yang diraih "La caleste". Sementara Lugano wilayah pertahanan Uruguay, Suarez mengoyak gawang Indonesia sebanyak tiga kali.

BANJIR BANDANG 4 MENTRI BERANGKAT KE WASIOR

JAMBI EKSPRES:


Warga berkumpul di bekas banjir bandang di Wasior, Papua Barat, Selasa (5/10/2010). Banjjir bandang menyebabkan korban jiwa mencapai 56 orang dan merusak puluhan rumah warga.
Empat menteri akan berangkat menuju lokasi banjir bandang di Wasior, Papua, Jumat (8/10/2010) malam. Staf khusus Menko Kesra, Leo Nababan, mengatakan, empat menteri yang akan meninjau lokasi adalah Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Sosial Salim Segaf Al'Jufrie, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, dan Menteri Perhubungan Freddy Numberi.

"Malam ini Menko Kesra, Mensos, Menkes, dan Menhub berangkat ke sana pukul 22.00," kata Leo kepada Kompas.com, malam ini.

Ia mengatakan, keberangkatan empat menteri yang baru dilakukan pada hari keempat bencana bukan karena terlambat. "Kondisi di Wasior, lapangan terbangnya baru bisa dilandasi siang ini. Kemarin selama beberapa hari dipenuhi lumpur dan kayu-kayu. Nah, selama dua hari ini dibersihkan. Begitu bisa dilandasi, langsung berangkat," ungkapnya.

Leo membantah keras anggapan bahwa pemerintah pusat lamban dan tak peduli dengan penanganan bencana di Wasior. Dia mengatakan, pada hari pertama bencana, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Ma'arif telah berada di lokasi.

"Hari pertama, BNPB langsung membagikan makanan dan selimut melalui udara dan laut. Tapi, persepsi masyarakat itu kalau BNPB itu bukan pemerintah. BNPB itulah pemerintah," kata Leo.

TERORIS DI MEDAN BA'ASYIR KEMBALI DI PERIKSA

JAMBI EKSPRES:

Abu Bakar Ba'asyir
Tersangka kasus terorisme, Abu Bakar Ba'asyir, Jumat (8/10/2010), menjalani pemeriksaan sebagai saksi terkait dugaan bahwa dia terlibat dengan kelompok teroris di Medan yang melakukan perampokan Bank CIMB Niaga Medan dan penyerangan Mapolsek Hamparan Perak, Deli Serdang.


"Ba'asyir saat ini tengah diperiksa keterkaitannya dengan jaringan teroris Medan," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Iskandar Hasan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat.

Menurut Polri, Ba'asyir turut memotivasi jihad para kelompok teroris Medan melalui tausyiah (pengajian). Hal itu diketahui dari pengakuan dan keterangan tiga teroris Medan yang ditangkap dalam kondisi hidup. Namun, polisi mengaku belum memiliki bukti bahwa Ustaz Abu pernah memprovokasi para pemuda ini untuk melakukan perampokan.

"Belum ada barang bukti. Rekaman dari hasil dia ceramah belum ada," katanya.

Walau demikian, Iskandar memastikan bahwa Ba'asyir pernah bertandang ke Hamparan Perak dan berceramah tentang jihad di sana. "Ba'asyir memotivasi jihad versinya dia. Jihad persisnya dia (Ustaz Abu) salah satunya boleh merampok segala macam. Motivasi ke orang-orang supaya jadi pengikutnya, ya yang kemarin benar-benar jadi perampok," tuturnya sembari mengungkap informasi bahwa perihal Ba'asyir pernah bertandang ke Hamparan Perak didapat dari salah seorang anggota teroris yang ditangkap dalam kondisi hidup.

Iskandar mengatakan, untuk memperkuat keterlibatan Ba'asyir dalam kegiatan teroris Medan itu, penyidik akan memasukkan keterangan-keterangan tersangka teroris Medan yang dibekuk dalam kondisi masih hidup itu ke dalam berkas perkara Ba'asyir.

Pada kesempatan itu, Polri juga membenarkan bahwa dua terduga teroris yang dibekuk di daerah Dolok Masihol, yaitu Taufik Hidayat dan Alex, bukanlah pengurus JAT wilayah Sumatera Utara. Hal itu disampaikan Iskandar untuk menyikapi tudingan seorang terduga teroris yang tertangkap, Khairul Ghazali, bahwa pimpinan perampok Bank CIMB Niaga, Taufik Hidayat dan Alex, adalah pengurus JAT wilayah Sumatera Utara.

Iskandar mengakui, JAT memang tidak memiliki cabang di Sumatera Utara. "Secara struktural memang tidak ada di Medan. Tapi, indikasi orang JAT ke sana, ada. Cuma, kami belum bisa katakan secara pasti," tuturnya. Dia juga membantah bahwa salah seorang pelaku perampokan CIMB Medan pernah menjadi pengawal Abu Bakar Ba'asyir.

Baasyir saat ini tengah diperiksa keterkaitannya dengan jaringan teroris Medan.

PRESIDEN TINJAU BANJIR BANDANG WASIOR

JAMBI EKSPRES:


Banjir bandang dan longsor melanda Teluk Wondama, Papua Barat, Senin (4/10/2010).
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan akan meninjau Kota Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Seperti dikabarkan, wilayah tersebut terkena banjir bandang pada Senin (4/10/2010).


Dari informasi yang diterima Kompas, Jumat malam ini, Presiden Yudhoyono dijadwalkan akan berangkat pada hari Minggu (10/10/2010) pagi pukul 07.00 WIB dan akan kembali ke Jakarta, Selasa (12/12/2010) sore.

Presiden Yudhoyono dijadwalkan akan didampingi sejumlah menteri terkait dan pers yang telah diundang untuk menyertai kunjungan kerja Presiden Yudhoyono.

Bantuan Presiden telah diterima

Velix Wanggai selaku Staf Khusus Presiden bidang Otonomi Daerah yang beberapa hari ini sudah berada di Wasior, Papua Barat, menyatakan secara terpisah bahwa bantuan Presiden Yudhoyono, berupa bahan makanan, pakaian, dan selimut seberat 31 ton, telah diterima. Bantuan Presiden itu diangkut dengan dua Hercules yang mendarat di Manokwari.

"Kami bersama Pemerintah Daerah Papua Barat sepakat untuk mengonsolidasikan langkah-langkah dalam tahapan tanggap darurat selama 14 hari," ujar Velix.

Terkait hal itu, tambah Velix, Komandan Kodim Manokwari Letkol E Sitorus ditunjuk sebagai pimpinan dalam penanganan tanggap darurat di lapangan. "Pak Sitorus akan memimpin tahapan pertolongan untuk mencari korban jiwa dan pembersihan lingkungan fisik Kota Wasior dengan prioritas pembersihan bandar udara Wasior serta pusat kesehatan masyarakat dan sekolah," lanjut Velix.

"Adapun pemda diminta untuk fokus mendistribusikan bantuan makanan dan minuman. Pemerintah daerah bersama pusat mulai melakukan langkah pemulihan darurat, relokasi penduduk ke beberapa titik wilayah yang dianggap aman," kata Velix lagi.

Presiden Yudhoyono dijadwalkan akan berangkat pada Minggu 10/10/2010 pagi pukul 07.00 WIB dan akan kembali ke Jakarta, Selasa 12/10/2010 sore.

LISTRIK DI JAMBI BAKAL BYAR PET LAGI MASYARAKAT RESAH AKTIFITAS EKONOMI BAKAL TERGANGGU LAGI

JAMBI EKSPRES:

KOTAJAMBI – Aktifitas warga akan kembali terganggu. Karena PLN Cabang Jambi akan kembali melakukan pemadaman aliran listrik. Alasannya jariangan interkoneksi Sumatera sedang mengalami gangguan.

Tanda-tanda gangguan jariangan itu sudah dirasakan pelanggan PLN pada Kamis (7/10) malam. Pemadaman serentak dilakukan di wilayah Kota Jambi selama dua jam. Sementara Kabupaten Muaro Jambi arus listriknya tidak normal.

Humas PLN Cabang Jambi, H Tambunan menjelaskan, pemadaman yang terjadi karena PLTU Ombilin yang menjadi salah satu unit penyuplai listrik di Jambi mengalami trip atau terlepasnya jaringan, sehingga membuat aliran listrik di Kota Jambi dan daerah Riau serta Padang padam.

" kemungkinan dalam beberapa hari kedepan pemadaman aliran listrik akan kembali dirasakan pelanggan," ujar Tambunan kepada InfoJambi.com via ponsel, Jumat (8/10).

Dijelaskan Tambunan, solusi agar tidak terjadi pemadaman adalah dengan mengoptimalkan dua pembangkit listrik yang ada di Jambi yang berkapasitas 100 mega watt.

"Kita berharap PLTU Lampung tidak ada pemadaman, selain itu kita juga akan optimalkan pembangkit yang kita punya," imbuh Tambunan.

Dari dua pembangkit yang ada hanya satu unit yang yang siap dioperasikan sedangkan yang satu lagi akan diusahakan berfungsi dengan baik.

JAMBI KOTA MASYARAKAT MENJERIT KETIKA PAM MATI

JAMBI EKSPRES:
Tiga hari terakhir warga Kota Jambi tidak bisa menikmati layanan dari PDAM Tirta Mayang, karena suplai air ke pelanggan terhenti. Kini banyak warga yang beralih memanfaatkan air galon yang dijual untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

Salah satunya Buyung, warga Perumnas Kota Baru ini mengaku, selama suplai air PDAM mati dirinya terpaksa mengunakan galon isi ulang seharga 3.000 rupiah pergalonnya untuk minum, mandi dan mencuci.

“Terpaksa kami mengeluarkan uang lebih untuk isi ulang galon, dalam sehari bisa lima sampai sepuluh galon yang terpakai,” jelas Buyung, Jum’at (8/10).

Bapak empat anak ini mengharapkan PDAM Tirta Mayang Kota Jambi cepat mengatasi permasalahan yang tengah dihadapinya.

Sementara, pengusaha isi ulang air galon di seputaran Kota Baru, Rozali membenarkan adanya peningkatan permintaan air galon isi ulang. Menurutnya, sejak Rabu (6/10) malam permintaan isi ulang galon meningkat. Meski demikian dirinya tidak menaikkan harga per galonnya.

“Meski permintaan naik, namun harga tetap seperti biasa. Memang dampaknya sekarang saya sudah kehabisan stok air karena banyak yang butuh air,” ujar Rozali.

Humas PDAM Tirta Mayang, Eri Suganda menjelaskan, suplai air ke pelanggan mulai malam ini (Jum’at, 8/10) kemungkinan kembali hidup normal.

“Jika sidah Valve (Katup) sudah dipasang dan lulus tahap percobaan, kemungkinan suplai air kembali normal,“ jelas Eri.

Dijelaskan Eri, sebenarnya supali air ke pelanggan sudah bisa disalurkan secara normal pagi Jum’at, tapi jadwalnya molor karena teknisi kami masih bekerja memasang Valve (katup) pipanya berdiameter 500 mm di Simpang Pulai Samping Pos Lantas.

Menurutnya, katup yang lama tidak berfungsi lagi karena faktor usia, proses pemotongan pipa yang lama sedikit memakan waktu karena pipanya terbuat dari baja yang bagus, hari ini rencananya pemasangan dan percobaan kemungkinana malam sudah selesai.

Matinya air PDAM Tirta Mayang Kota Jambi sejak Rabu (6/10), disebabkan adanya perbaikan pipa katup pengatur air. Beberapa daerah aliran air PDAM Tirta Mayang otomatis terganggu, seperti daerah Pasar, Kota Baru (70 persen), Jambi Timur, Jambi Selatan (75 persen), Jelutung, Telanaipura (80 persen). Sementara yang aman dari gangguan yaitu daerah Danau Teluk dan Pelayangan.

DEBAT KANDIDAT CABUB TANJAB BARAT USMAN TAMPA LAWAN

JAMBI EKSPRES:


KUALATUNGKAL – Acara debat kandidat calon bupati Tanjab Barat periode 2011-2016 di Hotel Mulia Kuala Tungkal, Jum’at malam (8/10), mengecewakan banyak orang. Pasalnya, salah satu kandidat, Safrial, tidak hadir.

Acara debat yang dijadwalkan dimulai pukul 20.00 WIB hanya dihadiri satu kandidat calon, Usman Ermulan. Mantan bupati Tanjab Barat itu akhirnya hanya berdebat dengan para panelis yang hadir.

Debat menjadi sepihak. Usman datang tanpa lawan. Dihadapan para panelis Usman membeberkan program-programnya, antara lain soal jalan Teluk Nilau dan pengaktifan kembali Ancol Tungkal.

Ancol Tungkal yang sempat menjadi salah satu pilihan tempat bersantai masyarakat Kuala Tungkal dan para pendatang akan direnovasi. Sarana rekreasi tersebut dibangun semasa Usman menjabat Bupati Tanjab Barat, beberapa tahun lalu.

Lantaran debat tidak seimbang dengan ketidak-hadiran Safrial masyarakat satu per satu meninggalkan tempat acara. Penonton acara debat hanya tinggal para pendukung masing-masing kandidat. “Acaranya tidak seru,” kata Ahmad pada infojambi.com.

Ketidak-hadiran Safrial dikarenakan calon incumbent itu acara debat dilaksanakan tidak bertepatan dengan waktunya cutinya. Safrial hanya mendapat cuti dari gubernur Jambi pada tanggal 4, 15, 16 dan 17 Oktober.