Sekretaris PMI Papua La Abidin mengatakan, saat ini para korban banjir bandang di Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat, tengah membutuhkan pasokan air bersih untuk aktivitas sehari-hari.
Sejumlah sumber air bersih di daerah bencana tersebut dikatakan rusak. "Saat ini, para korban dan petugas hanya bergantung pada air mineral saja," ujar Abidin ketika dihubungi
Selain itu, para korban yang bertahan di Wasior juga membutuhkan bahan-bahan makanan untuk bertahan hidup. Terkait jumlah korban tewas, luka-luka, dan mengungsi, jumlahnya berbeda-beda.
Data dari PMI hingga Jumat pagi ini, jumlah korban tewas mencapai 99 orang. Dari angka tersebut, 95 di antaranya ditemukan di lokasi bencana. Tiga orang lainnya meninggal ketika dirujuk ke rumah sakit dan satu orang lagi baru sekadar laporan dari keluarga korban. Sementara jenazah korban tersebut belum ditemukan.
Selain itu, Abidin mengatakan, berdasarkan data PMI, 117 orang saat ini hilang dan 88 orang menderita luka berat dan telah dirujuk ke rumah sakit terdekat di Nabire. Terkait jumlah pengungsi, Abidin pun mengaku tak memiliki data pasti. "Data yang kami miliki, sekitar 1.800 orang mengungsi ke Manokwari. Sementara para pengungsi ke daerah lainnya, termasuk Nabire, dan pulau-pulau terdekat. Kami masih mendatanya," katanya.
PMI juga tak memiliki data soal jumlah korban hidup yang saat ini masih bertahan di Wasior. "Mereka bertahan di rumah-rumah terdekat. Di sini, tidak ada pemusatan titik-titik pengungsi sehingga kami kesulitan dalam menyalurkan bantuan," katanya.
Saat ini, bantuan yang telah masuk ke Wasior berasal dari Dinas Kesehatan Papua Barat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, serta institusi dan badan sosial lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar