"Untuk impor yang 300 ribu ton oleh Bulog itu sudah punya izin. realisasinya akan dilakukan secara bertahap," ujar Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar di Jakarta, Selasa (19/10).
Menurut Mahendra, impor bertahap ini harus dilakukan supaya tidak menimbulkan gejolak harga beras di pasar internasional yang pada akhirnya akan kembali berpengaruh terhadap harga beras impor yang dibutuhkan Indonesia.
"Kita tidak boleh gegabah mengumumkan besaran impor beras itu, harus bertahap supaya tidak menimbulkan gejolak," ujarnya.
Untuk proses impor beras tersebut ditentukan berdasarkan usulan dari Bulog terkait kebutuhan untuk menyangga stok beras nasional.
"Jika kemudian Bulog mengajukan lagi, maka kemendag akan kembali memproses pengeluaran izinnya. Kita lihat nanti setelah ada tambahan usulan untuk kebutuhan Bulog," tukas Mahendra.
Selain itu, imbuh Mahendra, impor beras tersebut diputuskan dalam sidang kabinet. "Kami tidak sendirian memutuskan, harus lewat sidang kabinet. Setelah itu baru dilaksanakan oleh Bulog," kata Mahendra.
Meski demikian, Mahendra tidak bersedia merinci total alokasi izin impor yang telah dikeluarkan, dan periode waktu impor yang disetujui Kemendag.
Menurutnya, keputusan mengimpor beras tersebut dirilis untuk menjaga stok beras pemerintah yang ada di tangan Perum Bulog.
"Izin itu dikeluarkan untuk menjaga stok beras minimum yang dimiliki Bulog. Stok beras minimum yang harus ada di gudang Perum Bulog harus mencapai 1,5 juta ton untuk menjaga agar harga beras tetap stabil dipasaran," tutur mahendra.
Sementara, pihak Bulog sudah memastikan impor beras dari Vietnam sebesar 300.000 ton akan masuk pada Oktober. Menurut Direktur Utama Perum Bulog Soetarto Ali Moeso, sumber pasokan beras impor itu kemungkinan berasal dari Vietnam dan Thailand; dua negara yang sempat ia kunjungi untuk negosiasi pembelian.
"Dengan kedua negara itu kita sudah memiliki kerja sama untuk pengadaan beras bagi apabila kita membutuhkan. kita berharap impor ini tidak akan mempengaruhi harga beras di tingkat petani. Walaupun impor dengan jumlah berapapun, tapi Bulog akan tetap menyerap produksi petani," pungkasnya.