JAMBI EKSPRES:
Berita Kerinci Gempa berkekuatan 7,2 skala Richter yang berpusat di Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat, Senin pukul 21.42 WIB juga dirasakanwarga di Kecamatan Padang Harapan, Kota Bengkulu,
Provinsi Bengkulu, sehingga mereka berhamburan ke luar rumah. Guncangan gempa dirasakan warga cukup keras kendati tidak sampai menimbulkan korban. Peralatan kerja seperti personal komputer di kantor berita ANTARA Biro Bengkulu nyaris terjatuh dari meja, lampu gantung bergoyang keras. Akibat gempa tersebut, terjadi gangguan pelayanan internet di wilayah ibu kota Bengkulu namun aliran listrik masih menyala dan tidak padam hingga selesainya gempa. Hingga berita disiarkan, belum diperoleh keterangan mengenai kerusakan yang terjadi.
Laman
Senin, 25 Oktober 2010
HAMPIR SAMA DENGAN MURASMAN FATTAH LEBIH DULU HENGKANG DARI GOLKAR Pilih Bergabung dengan Demokrat
JAMBI EKSPRES:
HAMPIR SAMA DENGAN MURASMAN FATTAH LEBIH DULU HENGKANG DARI GOLKAR
Pilih Bergabung dengan Demokrat
MUARABULIAN - Pemilukada Batanghari menjadi pelajaran berharga bagi Partai Golkar. Selain jagoannya kalah, partai berlambang pohon beringin itu juga bakal kehilangan kader potensialnya. Abdullah Fattah, yang dipastikan menang pada Pemilukada Batanghari, Sabtu (23/10) lalu, memutuskan akan keluar dari Partai Golkar. Seperti diketahui, Fattah adalah kader murni Golkar. Namun, saat maju pada Pemilukada Batanghari, dia tidak didukung oleh Golkar. Tapi, diusung oleh Partai Demokrat, Hanura, PKPB dan belasan partai gurem. Kabarnya karena itulah, Fattah memutuskan keluar dari Partai Golkar. Kepastian itu dilontarkan Fattah saat ditemui di kediamannya, kemarin (24/10).
Menurut Fattah, surat pengunduran diri segera akan dilayangkannya ke pengurus Golkar, setelah KPUD menetapkan pemenang Pemilukada Batanghari. Setelah resmi mengundurkan diri dari Golkar, Fattah mengatakan akan bergabung dengan Partai Demokrat. Keputusan itu diambilnya karena merasa sudah tidak dibutuhkan lagi oleh partai berlambang pohon beringin tersebut.
“Insya Allah, saya tahu diri. Saya akan mengundurkan diri. Bulan depan saya akan mengajukan surat pengunduran secara baik-baik pada pengurus Golkar,” ungkapnya.
Meski sempat dibesarkan Golkar, Fattah merasa sudah tidak dibutuhkan oleh partai tersebut. Mundur dari Golkar, kata dia, merupakan keputusan terbaik. “Keberadaan saya sudah tidak dibutuhkan lagi. Tapi sebagai kader saya ucapkan terima kasih karena telah dibesarkan Golkar,” ujarnya.
Gurat kekecewaan terhadap partai berlambang pohon beringin tersebut memang tersirat dari wajah ketua DPRD Batanghari itu. Hal itu terungkap saat dia menyatakan alasan dirinya memilih mundur dari Partai Golkar. “Saat musda, saya dipaksa harus mundur. Waktu pencalonan (pencalonan bupati, red) juga tidak pernah ada basa-basi dan dianggap sudah tidak layak jual. Biarlah sejarah menentukan. Jika panjang umur nanti kita lihat bagaimana Golkar di Batanghari ke depan,” katanya.
Sebelum SK pengangkatan sebagai Bupati Batanghari diterima, Fattah mengaku tetap akan konsisten melaksanakan tugas sehari-hari sebagai Ketua DPRD Kabupaten Batanghari. Setelah itu baru akan mengundurkan diri dari DPRD melalui Fraksi Golkar. “Saya cuti dari DPRD sampai penetapan dari KPU. Setelah itu secara resmi akan mengajukan pengunduran diri dari DPRD secara baik-baik melalui Fraksi Golkar,” terangnya.
Keputusan Abdul Fattah akan mundur dari Golkar dan bergabung ke Partai Demokrat juga dibenarkan Ketua DPC Demokrat Kabupaten Batanghari Jasasila. Dia mengaku menyambut baik rencana tersebut. “Setelah penetapan Pak Fattah akan menjadi kader Partai Demokrat,” ungkap Jasasila.
Lalu, bagaimana tanggapan Golkar? Hingga malam tadi, Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Jambi Zoerman Manap belum bisa dikonfirmasi. Beberapa kali dihubungi, ponselnya tidak diangkat. Begitu juga dengan Sekretaris DPD I Partai Golkar Provinsi Jambi Supardi Nurzain. Nomor ponsel yang biasa digunakannya, yakni +62811740xxxx dan +628136657xxxx saat dihubungi tidak diangkat, meski terdengar nada aktif. Ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat (SMS), juga tidak ditanggapi.
Faktor Kinerja Sebabkan Incumbent Kalah
Dua kandidat incumbent kalah di Pemilukada Tanjab Barat dan Batanghari. Safrial-Yamin di Tanjab Barat ditumbangkan oleh Usman Ermulan dan Katamso. Sedangkan, di Batanghari, Syahirsah dikalahkan Abdul Fattah. Kejadian di dua daerah ini hampir sama. Yang mengalahkan incumbent adalah mantan bupati.
Kekalahan incumbent ini menunjukkan kinerja bupati tersebut tidak ada perubahan yang berarti di mata masyarakat. Pengamat politik dari Universitas Jambi (Unja) Thabrani M Saleh, mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kandidat incumbent kalah di dua daerah itu.
Salah satunya, kata dia adalah, pesaing incumbent adalah mantan bupati. “Ini menandakan masyarakat melihat kinerja kandidat incumbent (kepala daerah yang masih menjabat, red) tidak lebih baik dari mantan bupati yang memenangkan pilkada ketika mereka menjabat. Yakni Usman Ermulan dan Abdul Fattah,” ungkapnya, kemarin (24/10).
Kedua, lanjut Thabrani, yang menjadi pemenang muncul dari partai politik (parpol) yang besar dan berpengaruh. Kemudian, tingkat popularitas cukup baik dan strategi tim sukses dan tim kampanye cukup berpengaruh untuk menambah dukungan suara.
“Faktor-faktor itulah yang bisa menggulungkan kandidat incumbent. Intinya masyarakat membandingkan kinerja antara mantan bupati dengan bupati incumbent tersebut,” sebutnya.
Selain kelemahan kinerja, meskipun untuk tingkat popularitas berimbang, masalah strategi berkampanye dan kesolidan dari tim sukses dan parpol pendukung kurang maksimal. Hal ini, difaktorkan dengan berpedoman percaya diri dengan dukungan yang ada (kalangan PNS).
“Ke depan, pilkada di dua daerah ini bisa jadi pelajaran bagi kandidat incumbent yang akan mengikuti pilkada. Tidak ada jaminan bisa memenangkan pilkada apabila belum menunjukkan kinerja yang maksimal. Seperti di Muarojambi dan Sarolangun,” katanya.
Pandangan hampir sama diungkapkan pengamat politik dari IAIN STS Jambi, Sayuti Una. Menurut dia, faktor utama kekalahan kandidat incumbent itu karena mereka tidak bisa menunjukkan kinerja yang maksimal kepada masyarakat.
Di bagian lain, meski kandidat yang menang pada dua daerah itu mantan bupati, masyarakat sudah melupakan semua kesalahan dan kinerjanya pada saat menjabat dulu. Berbeda dengan kandidat incumbent, kinerja mereka masih baru dan sangat mudah diingat masyarakat.
Ke depan, kata Sayuti, Pilkada Tanjab Barat dan Batanghari ini bisa menjadi catatan bagi kandidat incumbent yang akan maju. “Kinerja tetap menjadi barometer bagi penilaian oleh masyarakat,” katanya.
Ardian Datangi Fattah, Syahirsah Minta Tim Legowo
Di antara empat kandidat Calon Bupati (Cabup) Batanghari yang kalah, mungkin hanya pasangan Ardian Faisal-Apani yang berjiwa besar dan menunjukkan sikap dewasa dalam berpolitik. Meski kalah dalam pemilukada, Sabtu (23/10) lalu, pasangan yang diusung PDIP dan PAN itu bisa tetap bersikap legowo. Hal itu dibuktikan dengan melakukan kunjungan ke kediaman Abdul Fattah.
Ardian-Apani adalah pasangan pertama yang mengunjungi dan mengucapkan selamat atas kemenangan Fattah-Sinwan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Batanghari periode 2011-2016. Ardian bersama istrinya dan sejumlah tim sukses, kemarin (24/10), menyambangi Fattah sekitar pukul 15.30. Sekitar lima belas menit kemudian, Apani Saharudin juga terlihat menyusul ke rumah Abdul Fattah.
Pada kesempatan itu, sejumlah tim sukses Tekad juga hadir mendampingi Ardian Faisal. Bahkan, sejumlah pejabat Batanghari yang saat ini masih menjabat juga tampak hadir. Salah satunya adalah Kepala Dinas Kehutanan, Suhabli.
Pantauan Jambi Independent, kedatangan Ardian dan rombongan disambut hangat Abdul Fattah dan istri, serta Ketua Pemenangan FAS, Jasasila. Fattah dan Ardian sempat bersalaman dan berpelukan sebelum memasuki rumah. Tak terlihat raut kebencian pada wajah kedua kandidat yang baru saja usai bertarung pada Pemilukada Batanghari tersebut.
Suasana kunjungan Ardian ke rumah Abdul Fattah awalnya sempat terlihat kaku. Perbincangan mereka sering terhenti karena masing-masing masih tampak canggung. Tapi, akhirnya suasana kunjungan silaturahmi tersebut bisa cair dan penuh senda gurau di antara mereka.
Ardian Faisal ketika ditemui usai kunjungan itu mengatakan, kunjungan tersebut adalah dalam rangka memberikan ucapan selamat atas kemenangan pasangan Abdul Fattah-Sinwan menjadi Bupati dan Wakil Bupati Batanghari. “Dan tetap akan saya dukung. Kemarin itu biasolah dalam politik,” katanya, sambil tertawa.
Sebelumnya, Ardian mengumpulkan tim suksesnya di rumah dinas wakil bupati untuk mengucapkan terima kasih. Suasana haru terlihat saat usai acara. Semua tim terlihat menangis saat bersalaman dengan Ardian-Pani dan keluarga.
Di pendopo rumah dinas bupati, kemarin (24/10), Syahirsah tetap beraktivitas normal. Sejumlah pejabat pemkab terlihat menggelar pertemuan. Ada Kepala Bappeda Mulawarmansyah, asisten III Rijaluddin, Kabag Ekonomi Sehan, dan sejumlah pejabat lainnya. Namun, hingga kemarin Syahirsah masih sulit ditemui. “Beliau masih sibuk menerima tamu dan menggelar pertemuan,” kata Asisten III Setda Batanghari, Rijaluddin saat menemui wartawan di rumah dinas, kemarin.
Menurut dia, kondisi bupati tetap sehat dan santai. Dia juga berpesan kepada simpatisannya untuk tidak melakukan tindakan anarkis. ”Jangan ada demo-demo,” katanya menirukan pernyataan Syahirsah.
Syahirsah, lanjut dia, juga sudah mendengar laporan soal dugaan adanya politik uang (money politic). Namun, dia meminta simpatisannya agar itu dibuktikan. “Dalam pertarungan, pasti ada kalah dan menang. Dulu kita menang. Jangan berkecil hati. Jangan ada yang menangis. Perjuangan sudah maksimal,” katanya meniru ucapan sang kandidat incumbent itu.
Soal adanya pelanggaran, Syahirsah juga berpesan untuk menyerahkan ke panwas dan KPUD. “Harus legowo. Tindakan anarkis hanya merugikan Batanghari,” katanya.
Terpisah, Fathuddin juga tak jauh berbeda. Menurtunya, dia sudah menelpon Fattah yang saat ini unggul sementara. “Saya malam kemarin sudah mengucapkan selamat. Semoga bisa menjadi pemimpin yang amanah,” katanya saat dihubungi melalui telepon selulernya, kemarin.
Dia tetap menunggu hasil resmi dari KPU. Soal indikasi pelanggaran, Dosen IAIN STS Jambi ini menyerahkan semuanya ke panwas. “Saya meminta ke simpatisan untuk tetap bertindak santun dan tidak berlaku anarkis,” katanya.
Sementara itu, Hamdi mengaku belum mengucapkan selamat. Karena dia masih menunggu proses di panwas terhadap indikasi money politic yang dilakukan kandidat. Karena ada tim yang ditangkap di Marasebo Ulu, ada laporan di panwascam,” katanya saat dihubungi, kemarin.
Makanya, jika memang ada bukti, dia berencana melakukan gugatan ke MK. “Ini sebagai pelajaran agar tidak ada money politic,” katanya.
Menanggapi ini, Ketua Tim Pemenangan Fattah-Sinwa, Jasasila, mengatakan, gugatan ke MK merupakan hak politik dari kandidat. Ini juga diatur dalam undang-undang. Namun, demikian gugatan ke MK adalah terkait perselisihan hasil pemilu. Sementar indikasi pelanggaran diproses di panwas.
Soal tudingan money politic, ketua DPC Partai Demokrat Batanghari itu membantahnya. Menurut dia, sejak awal mereka tidak pernah menggunakan cara-cara itu. “Itu tidak benar,” tegasnya.
Dia berharap para kandidat bisa menerima hasil. Sesuai dengan ikrar damai yakni siap menang dan siap kalah. “Kita berharap bisa menjaga stabilitas di Batanghari,” katanya.
Sementara Abdul Fattah mengatakan, setelah terpilih sebagai Bupati Batanghari dia tetap akan merangkul semua pihak yang berbeda haluan politik dengan dirinya selama pemilukada. Untuk itu, dia juga menghimbau kepada semua warga di Kabupaten Batanghari agar bersama-sama membangun Batanghari yang lebih baik di masa yang akan datang.
“Semuanya tetap akan saya rangkul. Saya juga berharap teman-teman yang kebetulan belum dapat ridho dari Allah (menjadi bupati) agar bisa bekerja sama membantu saya membangun Batanghari ke depan,” katanya.
Menjelang penetapan dari KPUD, pihaknya akan terus memantau agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. “Kita tetap konsisten menjaga kemenangan ini agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Terpisah, Ketua KPUD Batanghari Sanusi, mengatakan, gugatan MK paling lambat dilakukan tiga hari setelah penetapan pemenang pemilu oleh KPU. Sesuai jadwal rekapitulasi perhitungan di tingkat PPK digelar tanggal 25, dan tanggal 29 Oktober di tingkat kabupaten. “Bisa lebih cepat, jika cepat selesai,” katanya, kemarin.
Sementara itu, dari panwas tidak satupun yang bisa dihubungi. Ketua Panwas Mustra, saat dihubungi telepon selulernya tidak aktif. Anggota panwas, Sufri Paningoran, juga tidak menjawab saat dihubungi.
HAMPIR SAMA DENGAN MURASMAN FATTAH LEBIH DULU HENGKANG DARI GOLKAR
Pilih Bergabung dengan Demokrat
MUARABULIAN - Pemilukada Batanghari menjadi pelajaran berharga bagi Partai Golkar. Selain jagoannya kalah, partai berlambang pohon beringin itu juga bakal kehilangan kader potensialnya. Abdullah Fattah, yang dipastikan menang pada Pemilukada Batanghari, Sabtu (23/10) lalu, memutuskan akan keluar dari Partai Golkar. Seperti diketahui, Fattah adalah kader murni Golkar. Namun, saat maju pada Pemilukada Batanghari, dia tidak didukung oleh Golkar. Tapi, diusung oleh Partai Demokrat, Hanura, PKPB dan belasan partai gurem. Kabarnya karena itulah, Fattah memutuskan keluar dari Partai Golkar. Kepastian itu dilontarkan Fattah saat ditemui di kediamannya, kemarin (24/10).
Menurut Fattah, surat pengunduran diri segera akan dilayangkannya ke pengurus Golkar, setelah KPUD menetapkan pemenang Pemilukada Batanghari. Setelah resmi mengundurkan diri dari Golkar, Fattah mengatakan akan bergabung dengan Partai Demokrat. Keputusan itu diambilnya karena merasa sudah tidak dibutuhkan lagi oleh partai berlambang pohon beringin tersebut.
“Insya Allah, saya tahu diri. Saya akan mengundurkan diri. Bulan depan saya akan mengajukan surat pengunduran secara baik-baik pada pengurus Golkar,” ungkapnya.
Meski sempat dibesarkan Golkar, Fattah merasa sudah tidak dibutuhkan oleh partai tersebut. Mundur dari Golkar, kata dia, merupakan keputusan terbaik. “Keberadaan saya sudah tidak dibutuhkan lagi. Tapi sebagai kader saya ucapkan terima kasih karena telah dibesarkan Golkar,” ujarnya.
Gurat kekecewaan terhadap partai berlambang pohon beringin tersebut memang tersirat dari wajah ketua DPRD Batanghari itu. Hal itu terungkap saat dia menyatakan alasan dirinya memilih mundur dari Partai Golkar. “Saat musda, saya dipaksa harus mundur. Waktu pencalonan (pencalonan bupati, red) juga tidak pernah ada basa-basi dan dianggap sudah tidak layak jual. Biarlah sejarah menentukan. Jika panjang umur nanti kita lihat bagaimana Golkar di Batanghari ke depan,” katanya.
Sebelum SK pengangkatan sebagai Bupati Batanghari diterima, Fattah mengaku tetap akan konsisten melaksanakan tugas sehari-hari sebagai Ketua DPRD Kabupaten Batanghari. Setelah itu baru akan mengundurkan diri dari DPRD melalui Fraksi Golkar. “Saya cuti dari DPRD sampai penetapan dari KPU. Setelah itu secara resmi akan mengajukan pengunduran diri dari DPRD secara baik-baik melalui Fraksi Golkar,” terangnya.
Keputusan Abdul Fattah akan mundur dari Golkar dan bergabung ke Partai Demokrat juga dibenarkan Ketua DPC Demokrat Kabupaten Batanghari Jasasila. Dia mengaku menyambut baik rencana tersebut. “Setelah penetapan Pak Fattah akan menjadi kader Partai Demokrat,” ungkap Jasasila.
Lalu, bagaimana tanggapan Golkar? Hingga malam tadi, Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Jambi Zoerman Manap belum bisa dikonfirmasi. Beberapa kali dihubungi, ponselnya tidak diangkat. Begitu juga dengan Sekretaris DPD I Partai Golkar Provinsi Jambi Supardi Nurzain. Nomor ponsel yang biasa digunakannya, yakni +62811740xxxx dan +628136657xxxx saat dihubungi tidak diangkat, meski terdengar nada aktif. Ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat (SMS), juga tidak ditanggapi.
Faktor Kinerja Sebabkan Incumbent Kalah
Dua kandidat incumbent kalah di Pemilukada Tanjab Barat dan Batanghari. Safrial-Yamin di Tanjab Barat ditumbangkan oleh Usman Ermulan dan Katamso. Sedangkan, di Batanghari, Syahirsah dikalahkan Abdul Fattah. Kejadian di dua daerah ini hampir sama. Yang mengalahkan incumbent adalah mantan bupati.
Kekalahan incumbent ini menunjukkan kinerja bupati tersebut tidak ada perubahan yang berarti di mata masyarakat. Pengamat politik dari Universitas Jambi (Unja) Thabrani M Saleh, mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kandidat incumbent kalah di dua daerah itu.
Salah satunya, kata dia adalah, pesaing incumbent adalah mantan bupati. “Ini menandakan masyarakat melihat kinerja kandidat incumbent (kepala daerah yang masih menjabat, red) tidak lebih baik dari mantan bupati yang memenangkan pilkada ketika mereka menjabat. Yakni Usman Ermulan dan Abdul Fattah,” ungkapnya, kemarin (24/10).
Kedua, lanjut Thabrani, yang menjadi pemenang muncul dari partai politik (parpol) yang besar dan berpengaruh. Kemudian, tingkat popularitas cukup baik dan strategi tim sukses dan tim kampanye cukup berpengaruh untuk menambah dukungan suara.
“Faktor-faktor itulah yang bisa menggulungkan kandidat incumbent. Intinya masyarakat membandingkan kinerja antara mantan bupati dengan bupati incumbent tersebut,” sebutnya.
Selain kelemahan kinerja, meskipun untuk tingkat popularitas berimbang, masalah strategi berkampanye dan kesolidan dari tim sukses dan parpol pendukung kurang maksimal. Hal ini, difaktorkan dengan berpedoman percaya diri dengan dukungan yang ada (kalangan PNS).
“Ke depan, pilkada di dua daerah ini bisa jadi pelajaran bagi kandidat incumbent yang akan mengikuti pilkada. Tidak ada jaminan bisa memenangkan pilkada apabila belum menunjukkan kinerja yang maksimal. Seperti di Muarojambi dan Sarolangun,” katanya.
Pandangan hampir sama diungkapkan pengamat politik dari IAIN STS Jambi, Sayuti Una. Menurut dia, faktor utama kekalahan kandidat incumbent itu karena mereka tidak bisa menunjukkan kinerja yang maksimal kepada masyarakat.
Di bagian lain, meski kandidat yang menang pada dua daerah itu mantan bupati, masyarakat sudah melupakan semua kesalahan dan kinerjanya pada saat menjabat dulu. Berbeda dengan kandidat incumbent, kinerja mereka masih baru dan sangat mudah diingat masyarakat.
Ke depan, kata Sayuti, Pilkada Tanjab Barat dan Batanghari ini bisa menjadi catatan bagi kandidat incumbent yang akan maju. “Kinerja tetap menjadi barometer bagi penilaian oleh masyarakat,” katanya.
Ardian Datangi Fattah, Syahirsah Minta Tim Legowo
Di antara empat kandidat Calon Bupati (Cabup) Batanghari yang kalah, mungkin hanya pasangan Ardian Faisal-Apani yang berjiwa besar dan menunjukkan sikap dewasa dalam berpolitik. Meski kalah dalam pemilukada, Sabtu (23/10) lalu, pasangan yang diusung PDIP dan PAN itu bisa tetap bersikap legowo. Hal itu dibuktikan dengan melakukan kunjungan ke kediaman Abdul Fattah.
Ardian-Apani adalah pasangan pertama yang mengunjungi dan mengucapkan selamat atas kemenangan Fattah-Sinwan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Batanghari periode 2011-2016. Ardian bersama istrinya dan sejumlah tim sukses, kemarin (24/10), menyambangi Fattah sekitar pukul 15.30. Sekitar lima belas menit kemudian, Apani Saharudin juga terlihat menyusul ke rumah Abdul Fattah.
Pada kesempatan itu, sejumlah tim sukses Tekad juga hadir mendampingi Ardian Faisal. Bahkan, sejumlah pejabat Batanghari yang saat ini masih menjabat juga tampak hadir. Salah satunya adalah Kepala Dinas Kehutanan, Suhabli.
Pantauan Jambi Independent, kedatangan Ardian dan rombongan disambut hangat Abdul Fattah dan istri, serta Ketua Pemenangan FAS, Jasasila. Fattah dan Ardian sempat bersalaman dan berpelukan sebelum memasuki rumah. Tak terlihat raut kebencian pada wajah kedua kandidat yang baru saja usai bertarung pada Pemilukada Batanghari tersebut.
Suasana kunjungan Ardian ke rumah Abdul Fattah awalnya sempat terlihat kaku. Perbincangan mereka sering terhenti karena masing-masing masih tampak canggung. Tapi, akhirnya suasana kunjungan silaturahmi tersebut bisa cair dan penuh senda gurau di antara mereka.
Ardian Faisal ketika ditemui usai kunjungan itu mengatakan, kunjungan tersebut adalah dalam rangka memberikan ucapan selamat atas kemenangan pasangan Abdul Fattah-Sinwan menjadi Bupati dan Wakil Bupati Batanghari. “Dan tetap akan saya dukung. Kemarin itu biasolah dalam politik,” katanya, sambil tertawa.
Sebelumnya, Ardian mengumpulkan tim suksesnya di rumah dinas wakil bupati untuk mengucapkan terima kasih. Suasana haru terlihat saat usai acara. Semua tim terlihat menangis saat bersalaman dengan Ardian-Pani dan keluarga.
Di pendopo rumah dinas bupati, kemarin (24/10), Syahirsah tetap beraktivitas normal. Sejumlah pejabat pemkab terlihat menggelar pertemuan. Ada Kepala Bappeda Mulawarmansyah, asisten III Rijaluddin, Kabag Ekonomi Sehan, dan sejumlah pejabat lainnya. Namun, hingga kemarin Syahirsah masih sulit ditemui. “Beliau masih sibuk menerima tamu dan menggelar pertemuan,” kata Asisten III Setda Batanghari, Rijaluddin saat menemui wartawan di rumah dinas, kemarin.
Menurut dia, kondisi bupati tetap sehat dan santai. Dia juga berpesan kepada simpatisannya untuk tidak melakukan tindakan anarkis. ”Jangan ada demo-demo,” katanya menirukan pernyataan Syahirsah.
Syahirsah, lanjut dia, juga sudah mendengar laporan soal dugaan adanya politik uang (money politic). Namun, dia meminta simpatisannya agar itu dibuktikan. “Dalam pertarungan, pasti ada kalah dan menang. Dulu kita menang. Jangan berkecil hati. Jangan ada yang menangis. Perjuangan sudah maksimal,” katanya meniru ucapan sang kandidat incumbent itu.
Soal adanya pelanggaran, Syahirsah juga berpesan untuk menyerahkan ke panwas dan KPUD. “Harus legowo. Tindakan anarkis hanya merugikan Batanghari,” katanya.
Terpisah, Fathuddin juga tak jauh berbeda. Menurtunya, dia sudah menelpon Fattah yang saat ini unggul sementara. “Saya malam kemarin sudah mengucapkan selamat. Semoga bisa menjadi pemimpin yang amanah,” katanya saat dihubungi melalui telepon selulernya, kemarin.
Dia tetap menunggu hasil resmi dari KPU. Soal indikasi pelanggaran, Dosen IAIN STS Jambi ini menyerahkan semuanya ke panwas. “Saya meminta ke simpatisan untuk tetap bertindak santun dan tidak berlaku anarkis,” katanya.
Sementara itu, Hamdi mengaku belum mengucapkan selamat. Karena dia masih menunggu proses di panwas terhadap indikasi money politic yang dilakukan kandidat. Karena ada tim yang ditangkap di Marasebo Ulu, ada laporan di panwascam,” katanya saat dihubungi, kemarin.
Makanya, jika memang ada bukti, dia berencana melakukan gugatan ke MK. “Ini sebagai pelajaran agar tidak ada money politic,” katanya.
Menanggapi ini, Ketua Tim Pemenangan Fattah-Sinwa, Jasasila, mengatakan, gugatan ke MK merupakan hak politik dari kandidat. Ini juga diatur dalam undang-undang. Namun, demikian gugatan ke MK adalah terkait perselisihan hasil pemilu. Sementar indikasi pelanggaran diproses di panwas.
Soal tudingan money politic, ketua DPC Partai Demokrat Batanghari itu membantahnya. Menurut dia, sejak awal mereka tidak pernah menggunakan cara-cara itu. “Itu tidak benar,” tegasnya.
Dia berharap para kandidat bisa menerima hasil. Sesuai dengan ikrar damai yakni siap menang dan siap kalah. “Kita berharap bisa menjaga stabilitas di Batanghari,” katanya.
Sementara Abdul Fattah mengatakan, setelah terpilih sebagai Bupati Batanghari dia tetap akan merangkul semua pihak yang berbeda haluan politik dengan dirinya selama pemilukada. Untuk itu, dia juga menghimbau kepada semua warga di Kabupaten Batanghari agar bersama-sama membangun Batanghari yang lebih baik di masa yang akan datang.
“Semuanya tetap akan saya rangkul. Saya juga berharap teman-teman yang kebetulan belum dapat ridho dari Allah (menjadi bupati) agar bisa bekerja sama membantu saya membangun Batanghari ke depan,” katanya.
Menjelang penetapan dari KPUD, pihaknya akan terus memantau agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. “Kita tetap konsisten menjaga kemenangan ini agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Terpisah, Ketua KPUD Batanghari Sanusi, mengatakan, gugatan MK paling lambat dilakukan tiga hari setelah penetapan pemenang pemilu oleh KPU. Sesuai jadwal rekapitulasi perhitungan di tingkat PPK digelar tanggal 25, dan tanggal 29 Oktober di tingkat kabupaten. “Bisa lebih cepat, jika cepat selesai,” katanya, kemarin.
Sementara itu, dari panwas tidak satupun yang bisa dihubungi. Ketua Panwas Mustra, saat dihubungi telepon selulernya tidak aktif. Anggota panwas, Sufri Paningoran, juga tidak menjawab saat dihubungi.
PENETAPAN BUPATI TERPILIH DI JAGA KETAT PIHAK KE AMANAN
JAMBI EKSPRES:
KUALATUNGKAL - Hari ini (25/10), KPUD Tanjab Barat akan menggelar rapat pleno penghitungan suara Pemilukada dan penetapan bupati-wakil bupati terpilih. Acara yang digelar di Hotel Aryadh itu akan dijaga ketat oleh aparat kepolisian dari Polres Tanjab yang di-back up Satuan Brimob Polda Jambi.
Pengamanan berlapis itu dilakukan untuk mengantisipasi bentrokan antar massa pendukung dua pasangan calon yang bertarung pada Kamis (21/10) lalu.
Seperti diketahui, dari hasil penghitungan sementara, pasangan Usman-Katamso berhasil mengalahkan kandidat incumbent, Safrial-Yamin.
Kapolres Tanjab Barat AKBP Mintarjo, mengatakan, pengamanan rapat pleno di Hotel Aryadh, Polres Tanjab Barat akan dibantu Satuan Brimob dari polda Jambi. “Insya Allah kita siap. Selain dari Polres, Brimob Polda juga stand by di sana. Ditambah dari Kompi (TNI, red) akan mengamankan jalannya pleno itu,” katanya, kemarin (24/10).
Menurut Mintarjo, pengamanan di dalam gedung akan dilakukan secara berlapis. Semua pengaturan dipastikan untuk menjamin keamanan dan berjalannya pleno itu dengan baik. “Saya yakin pelaksanaan pleno akan berjalan dengan lancar dan aman,” ujar mantan Kapolres Sarolangun itu.
Dia berharap masyarakat Kabupaten Tanjab Barat dapat membantu jalannya pelaksanaan pleno KPUD. Siapa pun pemenangnya, pasangan itulah yang layak memimpin Kabupaten Tanjab Barat ke depan. Karena pemilihan sudah digelar, dan kemenangan itu adalah kemenangan sebagian besar masyarakat Kabupaten Tanjab Barat.
“Kami juga menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan. Mari kita dukung pasangan bupati dan wakil bupati terpilih. Ketika ada pihak yang merasa tidak puas, lakukan langkah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Laporan dugaan pelanggaran dapat disampaikan kepada kami, ataupun lembaga pemerintah lain yang dibentuk untuk menyukseskan pemilukada ini,” kata Mintarjo.
Dalam rapat pleno hari ini, turut diundang kedua pasangan calon. Perhitungan suara tingkat kabupaten akan disaksikan Panwaslu Kabupaten Tanjab Barat dan saksi dari masing-masing calon. Perhitungan suara dimulai pada pukul 09.00. Setelah itu, KPUD akan mengumumkan sekaligus menetapkan siapa calon terpilih pada pemilukada tahun ini.
KUALATUNGKAL - Hari ini (25/10), KPUD Tanjab Barat akan menggelar rapat pleno penghitungan suara Pemilukada dan penetapan bupati-wakil bupati terpilih. Acara yang digelar di Hotel Aryadh itu akan dijaga ketat oleh aparat kepolisian dari Polres Tanjab yang di-back up Satuan Brimob Polda Jambi.
Pengamanan berlapis itu dilakukan untuk mengantisipasi bentrokan antar massa pendukung dua pasangan calon yang bertarung pada Kamis (21/10) lalu.
Seperti diketahui, dari hasil penghitungan sementara, pasangan Usman-Katamso berhasil mengalahkan kandidat incumbent, Safrial-Yamin.
Kapolres Tanjab Barat AKBP Mintarjo, mengatakan, pengamanan rapat pleno di Hotel Aryadh, Polres Tanjab Barat akan dibantu Satuan Brimob dari polda Jambi. “Insya Allah kita siap. Selain dari Polres, Brimob Polda juga stand by di sana. Ditambah dari Kompi (TNI, red) akan mengamankan jalannya pleno itu,” katanya, kemarin (24/10).
Menurut Mintarjo, pengamanan di dalam gedung akan dilakukan secara berlapis. Semua pengaturan dipastikan untuk menjamin keamanan dan berjalannya pleno itu dengan baik. “Saya yakin pelaksanaan pleno akan berjalan dengan lancar dan aman,” ujar mantan Kapolres Sarolangun itu.
Dia berharap masyarakat Kabupaten Tanjab Barat dapat membantu jalannya pelaksanaan pleno KPUD. Siapa pun pemenangnya, pasangan itulah yang layak memimpin Kabupaten Tanjab Barat ke depan. Karena pemilihan sudah digelar, dan kemenangan itu adalah kemenangan sebagian besar masyarakat Kabupaten Tanjab Barat.
“Kami juga menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan. Mari kita dukung pasangan bupati dan wakil bupati terpilih. Ketika ada pihak yang merasa tidak puas, lakukan langkah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Laporan dugaan pelanggaran dapat disampaikan kepada kami, ataupun lembaga pemerintah lain yang dibentuk untuk menyukseskan pemilukada ini,” kata Mintarjo.
Dalam rapat pleno hari ini, turut diundang kedua pasangan calon. Perhitungan suara tingkat kabupaten akan disaksikan Panwaslu Kabupaten Tanjab Barat dan saksi dari masing-masing calon. Perhitungan suara dimulai pada pukul 09.00. Setelah itu, KPUD akan mengumumkan sekaligus menetapkan siapa calon terpilih pada pemilukada tahun ini.
GEMPA DENGAN KEKUATAN 7,2 SR PUASAT GEMPA MENTAWAI
JAMBI EKSPRES:
Gempa berkekuatan 7,2 SR mengguncang Sumatera Barat Senin (25/10) pukul 21.42.20 WIB dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nasional melansir gempa tersebut berpotensi tsunami.
Pusat gempa dilaporkan berada di 3.61 LS - 99.93 BT dengan kedalaman 10 kilometer.
Gempa berlokasi di 78 km Barat Daya Pagai Selatan, Mentawai, Sumatera Barat.
Gempa itu cukup kuat dirasakan sejumlah warga di kota Padang. Sebagian warga memilih untuk menyelamatkan diri ke luar rumah, sementara hujan mengguyur daerah tersebut.
Gempa berkekuatan 7,2 SR mengguncang Sumatera Barat Senin (25/10) pukul 21.42.20 WIB dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nasional melansir gempa tersebut berpotensi tsunami.
Pusat gempa dilaporkan berada di 3.61 LS - 99.93 BT dengan kedalaman 10 kilometer.
Gempa berlokasi di 78 km Barat Daya Pagai Selatan, Mentawai, Sumatera Barat.
Gempa itu cukup kuat dirasakan sejumlah warga di kota Padang. Sebagian warga memilih untuk menyelamatkan diri ke luar rumah, sementara hujan mengguyur daerah tersebut.
WARGA PADANG JUGA MERASAKAN GEMPA MENTAWAI
JAMBI EKSPRES:
Warga Kota Padang merasakan getaran gempa yang melanda Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat, dengan kekuatan 7,2 Skala Richter (SR) . Gempa yang terjadi pada Senin (25/10) sekitar pukul 21.42 WIB.dengan getaran selama 10 menit dirasakan warga Kota padang, walaupun berpusat di Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat.
Beberapa warga Kota padang mengaku panik dan berhamburan keluar rumah apalagi saat hujan lebat yang menguyur.
"Saya sendiri langsung keluar rumah yang bertingkat, guna mengantisipasi dampak buruk yang ditimbulkan dari guncangan,"kata Eva warga Sebarang Padang.
Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa terjadi di 3,61 Lintang Selatan dan 99.93 Bujur Timut
Pusat gempa tersebut berada pada 78 kilometer (km) Barat Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Mentawai Sumatera Barat, dengan kedalaman 10 km.
Warga berjaga-jaga guna mengantisipasi adanya gempa susulan, terutama rumahnya yang bertingkat. Masyarakat masih trauma dengan gempa yang terjadi pada 30 September 2009.
Warga Kota Padang merasakan getaran gempa yang melanda Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat, dengan kekuatan 7,2 Skala Richter (SR) . Gempa yang terjadi pada Senin (25/10) sekitar pukul 21.42 WIB.dengan getaran selama 10 menit dirasakan warga Kota padang, walaupun berpusat di Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat.
Beberapa warga Kota padang mengaku panik dan berhamburan keluar rumah apalagi saat hujan lebat yang menguyur.
"Saya sendiri langsung keluar rumah yang bertingkat, guna mengantisipasi dampak buruk yang ditimbulkan dari guncangan,"kata Eva warga Sebarang Padang.
Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa terjadi di 3,61 Lintang Selatan dan 99.93 Bujur Timut
Pusat gempa tersebut berada pada 78 kilometer (km) Barat Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Mentawai Sumatera Barat, dengan kedalaman 10 km.
Warga berjaga-jaga guna mengantisipasi adanya gempa susulan, terutama rumahnya yang bertingkat. Masyarakat masih trauma dengan gempa yang terjadi pada 30 September 2009.
WARGA KABUPATEN PARIAMAN MENGUNGSI TAKUT TSUNAMI
JAMBI EKSPRES:
Warga Kabupaten Pariaman, Sumbar, mengungsi ke tempat lebih tinggi karena takut adanya gelombang tsunami pasca terjadinya gempa 7,2 Skala Richter.
Seorang warga, Faiz Salam mengaku, tetangganya mengungsi karena mendengar peringatan potensi tsunami dilansir BMKG setempat.
Info Gempa dilansir BMKG berkekuatan 7,2 skala richter pada pukul 21.42 WIB, di 78 kilometer Barat Daya Pagai Selatan, Mentawai Sumbar, pada kedalaman 10 kilometer.
Warga Pariaman merupakan kota pantai itu mengungsi menggunakan motor dan mobil ke tempat yang lebih aman seperti di kawasan Jati, Pariaman.
Faiz mengaku siaga di rumahnya khawatir terjadi gelombang tsunami, karena kondisi dalam keadaan gerimis.
(ANT208/R010)
Warga Kabupaten Pariaman, Sumbar, mengungsi ke tempat lebih tinggi karena takut adanya gelombang tsunami pasca terjadinya gempa 7,2 Skala Richter.
Seorang warga, Faiz Salam mengaku, tetangganya mengungsi karena mendengar peringatan potensi tsunami dilansir BMKG setempat.
Info Gempa dilansir BMKG berkekuatan 7,2 skala richter pada pukul 21.42 WIB, di 78 kilometer Barat Daya Pagai Selatan, Mentawai Sumbar, pada kedalaman 10 kilometer.
Warga Pariaman merupakan kota pantai itu mengungsi menggunakan motor dan mobil ke tempat yang lebih aman seperti di kawasan Jati, Pariaman.
Faiz mengaku siaga di rumahnya khawatir terjadi gelombang tsunami, karena kondisi dalam keadaan gerimis.
(ANT208/R010)
FATTAH INCUMB KALAH SATU PUTARAN PILKADA BUPATIEN
JAMBI EKSPRES:
Pasangan Fattah-Sinwan berhasil mengalahkan empat pesaingnya dalam Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada) Batanghari, kemarin (23/10). Berdasarkan hasil penghitungan cepat (Quick Count) KPUD Batanghari, dan Desk Pilkada Pemda Batanghari, pasangan nomor urut 2 yang diusung Partai Demokrat, Hanura, PKPB dan sejumlah partai non parlemen itu sebagai pemenang.
Menurut Quick Count KPUD, Fattah-Sinwan meraih 52.019 suara, dari 132.913 suara sah, atau 39,14 persen. Lalu berdasarkan data Desk Pilkada Pemda Batanghari, keduanya meraih 38,77 persen suara.
Raihan suara Fattah-Sinwan ini tidak jauh meleset dari hasil survei Lembaga Kajian Politik Regional (LKPR), yang diumumkan dua hari sebelum pencoblosan, Kamis (21/10) lalu. Ketika itu LKPR memprediksi Fattah-Sinwan mendapatkan suara 39,24 persen.
Sementara itu, pasangan incumbent, Syahirsah-Erpan harus puas di posisi kedua. Menurut Quick Count KPUD, pasangan yang diusung Partai Golkar, PKS dan PBR itu meraih 44.164 suara atau 33,23 persen. Selisih suara Fattah-Sinwan dan Syahirsah-Erpan hanya 7.855 suara. Lalu, berdasarkan data Desk Pilkada Pemda Betanghari, keduanya meraih 33,09 persen suara.
Dibandingkan dengan hasil survei LKPR dua hari sebelum pencoblosan, persentase suara Syahirsah-Erpan turun. Sebelumnya, LKPR menyatakan Syahirsah-Erpan memperoleh 38,01 persen suara. Selisih keduanya hanya terpaut sekitar satu persen.
Dalam pemilukada kali ini, persaingan Fattah-Sinwan dengan Syahirsah-Erpan cukup ketat dibandingkan tiga pasangan kandidat lain. Berdasarkan data perolehan suara per kecamatan, Fattah-Sinwan berhasil menggungguli Syahirsah-Erpan di lima kecamatan. Yaitu Muarabulian, Marosebo Ilir, Batin XXIV, Mersam dan Marosebo Ulu. Sementara Syahirsah-Erpan hanya menang dari pesaingnya itu di tiga kecamatan. Yaitu Pemayung, Bajubang dan Muaratembesi. (lengkapnya lihat info grafis).
Di posisi ketiga, pasangan Ardian-Pani. Perolehan suara pasangan yang diusung PDIP dan PAN itu 15.453, atau 11,63 persen. Lalu disusul Fathudin Abdi-Kemas Ismail Azim pada peringkat empat, dengan raihan suara 10.986 suara, atau 8,27 persen. Sedangkan pasangan Hamdi-Juhartono hanya meraih 10.291 suara, atau 7,74 persen.
Menurut perhitungan cepat (Quick Count) KPUD, total suara sah pada Pemilukada Batanghari kemarin, sebanyak 132.913 dari total DPT 172.510. Ini artinya ada sekitar 39.597 suara yang tidak sah. Bisa saja karena pemilih tak ikut mencoblos atau rusak.
“Perhitungan cepat KPUD ini sudah 100 persen. Namun, untuk kepastiannya kita tetap menunggu hasil penghitungan manual,” kata Ketua KPUD Batanghari Sanusi, di kantornya pukul 19.00 malam tadi (23/10).
Menurut dia, hasil resmi Pemilukada Batanghari tetap berdasarkan pleno di setiap tingkatan, yakni dimulai dari PPK tanggal 25 Oktober dan di kabupaten tanggal 29 Oktober. “Tapi ini dijadwalkan. Bisa jadi dipercepat jika memang sudah selesai semua,” ujarnya.
Hasil yang ditampilkan itu, kata Sanusi, juga dari formulir C1 yang ada di TPS. “Kita sudah input 100 persen,” tegasnya. KPUD juga membeberkan perolehan suara pasangan kandidat per kecamatan. Rinciannya, di Kecamatan Muarabulian, Syahirsah-Erpan meraih 9.582 suara, Fattah-Sinwan 10.843, Hamdi-Juhartono 1.563, Fathuddin Abdi-Kemas Ismail Azim 3.307 dan Ardian–Pani 4.634 suara.
Kemudian, di Marosebo Ilir, Syahirsah-Erpan 2.425 suara, Fattah-Sinwan 2.468, Hamdi-Juhartono 315, Fathuddin Abdi-Kemas Ismail Azim 1.467 dan Ardian-Pani 809 suara. Di Pemayung, Syahirsah-Erpan 5.961 suara, Fattah-Sinwan 5.294, Hamdi-Juhartono 588, Fathuddin Abdi-Kemas Ismail Azim 1.799, dan Ardian-Pani 2.194 suara. Lalu, di Bajubang; Syahirsah-Erpan 7.686 suara, Fattah-Sinwan 6.724, Hamdi-Juhartono 764, Fathuddin Abdi-Kemas Ismail Azim 595, dan Ardian-Pani 2.456 suara.
Selanjutnya, di Muaratembesi; Syahirsah-Erpan 6.497 suara, Fattah-Sinwan 4.916, Hamdi-Juhartono 597, Fathuddin Abdi-Kemas Ismail Azim 1.502, dan Ardian-Pani 1.912 suara. Di Batin XXIV; Syahirsah-Erpan 3.312 suara, Fattah-Sinwan 9.246, Hamdi-Juhartono 453, Fathuddin Abdi-Kemas Ismail Azim 819, dan Ardian-Pani 893 suara. Di Mersam; Syahirsah-Erpan 4.261 suara, Fattah-Sinwan 5.207, Hamdi-Juhartono 3.687, Fathuddin Abdi-Kemas Ismail Azim 747 dan Ardian-Pani 1.261 suara. Terakhir di Marosebo Ulu; Syahirsah-Erpan 4.440 suara, Fattah-Sinwan 7.321, Hamdi-Juhartono 2.324, Fathuddin Abdi-Kemas Ismail Azim 750, dan Ardian-Pani 1.294 suara.
Asal Fair, 4 Cabup Legowo
Selain Fattah-Sinwan, empat pasangan cabup-cabup lainnya juga sudah mengetahui hasil perhitungan cepat (quick count) yang dilakukan KPUD Batanghari. Disamping itu, masing-masing tim sukses juga melakukan penghitungan sendiri.
Meski belum ada hasil resmi, keempat pasangan kandidat yang kalah mengaku siap menerima hasil penghitungan sementara itu. Ketua Tim Pemenangan Ardian-Pani, Rahmat Mulyadi, mengatakan, pihaknya sudah mengetahui hasil sementara yang menyatakan Fattah-Sinwan menang itu. Namun mereka tetap menunggu hasil pleno resmi dari KPUD.
Menurut dia, selama pemilu berjalan fair, mereka bisa menerima kekalahan. Tapi, mereka masih menunggu laporan dari timnya maupun tim lain, serta panwas apakah ada pelanggaran yang mencolok atau tidak. “Sejauh ini kami masih menunggu. Jika memang ada yang mencolok kami bisa saja ke MK. Karena undang-undang memberikan kesempatan itu,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Tim Pemenangan Syahirsah-Erpan, Ahmad Fithoni. “Kita tetap berjiwa besar, apapun hasil yang diharapkan, itu yang bisa kita persembahkan,” katanya legowo.
Namun, Fithoni mengaku belum bertemu dengan Syahirsah. Apakah berada di Pendopo atau di tempat lain. Seperti tim Ardian-Pani, Ahmad Fhitoni juga akan menunggu hasil pleno resmi dari KPUD Batanghari. Soal kemungkinan pelanggaran, pihaknya tetap menyerahkan sesuai prosedur.
Hamdi Rahman juga tak jauh berbeda. Dia mengaku menerima hasil sementara. Menurut dia, selama pelaksanaan pemilu berjalan sesuai prosedur, maka dia menyatakan sportif terhadap hasil sementara yang memenangkan pasangan Fattah-Sinwan. “Kita tidak ada masalah dengan calon lain. Tentu kita harus sportif,” katanya saat dihubungi melalui telepon selulernya, kemarin.
Apakah akan memberikan selamat ke Fattah? Dia memastikan akan memberikan ucapan selamat. “Kita harus sportif,” ujarnya. Hal senada juga disampaikan Fathuddin Abdi. Menurut cabup dari jalur perseorangan itu, selama pelaksanaan pemilukada berjalan fair, maka tidak ada alasan untuk tidak menerima hasil pemilu. Namun, jika tidak, maka undang-undang juga memberikan peluang untuk melakukan gugatan.
“Selama fair harus diterima,” katanya saat dihubungi sesudah melakukan pencbolosan. Namun saat dihubungi kembali, nomor handphone yang biasa dihubungi sudah tidak aktif lagi.
Sementara itu, Fattah yang sementara sebagai pemenang, mengaku suprise (terkejut) dengan hasil perolehan suaranya. Namun demikian, dia tetap menunggu hasil resmi dari KPUD. “Alhmadulillah. Tapi kita tetap menunggu hasil KPU,” katanya saat ditemui di Posko FAS, kemarin.
Menurut Fattah, keberhasilan ini tidak lepas dari kerja sama dari semua pihak, baik tim, pendukung, pers dan seluruh masyarakat Batanghari. “Saya ucapkan terima kasih kepada semuanya, tim, masyarakat Batanghari dan teman-teman pers, dan semuanya,” katanya.
Dia juga menegaskan tidak akan membeda-bedakan pembangunan meski di suatu daerah dirinya kalah. Menurutnya, visi dan misinya untuk membangun seluruh Kabupaten Batanghari tanpa membeda-bedakan daerah dan dukungan yang didapatkan.
Sementara itu, Syahirsah masih sulit ditemui. Saat ditemui usai pencbolosan, dia mengaku belum mau beranda-andai soal hasil pemilu. “Kita lihat hasilnya nanti,” ujarnya. Namun, dia menyampaikan tanggal 25 Oktober mendatang, akan menunaikan ibadah haji. “Ya, saya ingin menunaikan ibadah haji,” katanya.
Syahirsah-Erpan Kalah di Kandang
Pertarungan Syahirsah-Fattah dimulai dari tempat pemungutan suara (TPS). Mereka berdua, bersama Ardian Faisal menggunakan hak pilihnya di TPS yang sama, yakni di TPS 01, Rengas Condong, Muarabulian. Yang menarik, ketiganya pun datang hampir bersamaan, sehingga sama-sama antre menunggu giliran mencoblos.
Mereka datang saat TPS belum resmi dibuka. Ardian dan istri datang lebih awal sekitar pukul 06.30. Menyusul Fattah. Tak lama kemudian, Syahirsah dan istri juga tiba di TPS.
Karena TPS belum resmi dibuka, ketiganya harus menunggu dan duduk di deretan bangku yang sama. Kondisi ini membuat tiga kandidat terlihat gorgi. Mereka tidak terlihat berbincang-bincang. Namun sesekali tersenyum oleh lelucon yang dibuat media. ”Kita hitung surat suara lebih dulu,” kata Yunizar, ketua KPPS sebelum mempersilahkan kandidat menggunakan hak pilihnya. Ardian mendapatkan kesempatan pertama. Menyusul Fattah dan Syahirsah.
Hasil penghitungan suara di TPS 01 tersebut, Syahirsah kalah telak dari dua pesaingnya. Di kandang sendiri tersebut, cabup incumbent itu hanya meraih 74 suara. Sementara Ardian dan Fattah imbang, sama-sama meraih 112 suara. Lalu Hamdi Rahman mendapatkan tiga suara dan Fathuddin Abdi enam suara.
Tidak hanya di TPS sendiri, di TPS calon wakilnya, Erpan, Syahirsah juga kalah dari Fattah. Di TPS Komplek SMA Muarabulian itu, Syahirsah-Erpan lagi-lagi hanya meraih 74 suara. Sementara Fattah-Sinwan 117 suara. Laly Hamdi Rahman 10 suara, Fathuddin Abdi lima suara, dan Ardian Faisal 32 suara.(*)
Pasangan Fattah-Sinwan berhasil mengalahkan empat pesaingnya dalam Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada) Batanghari, kemarin (23/10). Berdasarkan hasil penghitungan cepat (Quick Count) KPUD Batanghari, dan Desk Pilkada Pemda Batanghari, pasangan nomor urut 2 yang diusung Partai Demokrat, Hanura, PKPB dan sejumlah partai non parlemen itu sebagai pemenang.
Menurut Quick Count KPUD, Fattah-Sinwan meraih 52.019 suara, dari 132.913 suara sah, atau 39,14 persen. Lalu berdasarkan data Desk Pilkada Pemda Batanghari, keduanya meraih 38,77 persen suara.
Raihan suara Fattah-Sinwan ini tidak jauh meleset dari hasil survei Lembaga Kajian Politik Regional (LKPR), yang diumumkan dua hari sebelum pencoblosan, Kamis (21/10) lalu. Ketika itu LKPR memprediksi Fattah-Sinwan mendapatkan suara 39,24 persen.
Sementara itu, pasangan incumbent, Syahirsah-Erpan harus puas di posisi kedua. Menurut Quick Count KPUD, pasangan yang diusung Partai Golkar, PKS dan PBR itu meraih 44.164 suara atau 33,23 persen. Selisih suara Fattah-Sinwan dan Syahirsah-Erpan hanya 7.855 suara. Lalu, berdasarkan data Desk Pilkada Pemda Betanghari, keduanya meraih 33,09 persen suara.
Dibandingkan dengan hasil survei LKPR dua hari sebelum pencoblosan, persentase suara Syahirsah-Erpan turun. Sebelumnya, LKPR menyatakan Syahirsah-Erpan memperoleh 38,01 persen suara. Selisih keduanya hanya terpaut sekitar satu persen.
Dalam pemilukada kali ini, persaingan Fattah-Sinwan dengan Syahirsah-Erpan cukup ketat dibandingkan tiga pasangan kandidat lain. Berdasarkan data perolehan suara per kecamatan, Fattah-Sinwan berhasil menggungguli Syahirsah-Erpan di lima kecamatan. Yaitu Muarabulian, Marosebo Ilir, Batin XXIV, Mersam dan Marosebo Ulu. Sementara Syahirsah-Erpan hanya menang dari pesaingnya itu di tiga kecamatan. Yaitu Pemayung, Bajubang dan Muaratembesi. (lengkapnya lihat info grafis).
Di posisi ketiga, pasangan Ardian-Pani. Perolehan suara pasangan yang diusung PDIP dan PAN itu 15.453, atau 11,63 persen. Lalu disusul Fathudin Abdi-Kemas Ismail Azim pada peringkat empat, dengan raihan suara 10.986 suara, atau 8,27 persen. Sedangkan pasangan Hamdi-Juhartono hanya meraih 10.291 suara, atau 7,74 persen.
Menurut perhitungan cepat (Quick Count) KPUD, total suara sah pada Pemilukada Batanghari kemarin, sebanyak 132.913 dari total DPT 172.510. Ini artinya ada sekitar 39.597 suara yang tidak sah. Bisa saja karena pemilih tak ikut mencoblos atau rusak.
“Perhitungan cepat KPUD ini sudah 100 persen. Namun, untuk kepastiannya kita tetap menunggu hasil penghitungan manual,” kata Ketua KPUD Batanghari Sanusi, di kantornya pukul 19.00 malam tadi (23/10).
Menurut dia, hasil resmi Pemilukada Batanghari tetap berdasarkan pleno di setiap tingkatan, yakni dimulai dari PPK tanggal 25 Oktober dan di kabupaten tanggal 29 Oktober. “Tapi ini dijadwalkan. Bisa jadi dipercepat jika memang sudah selesai semua,” ujarnya.
Hasil yang ditampilkan itu, kata Sanusi, juga dari formulir C1 yang ada di TPS. “Kita sudah input 100 persen,” tegasnya. KPUD juga membeberkan perolehan suara pasangan kandidat per kecamatan. Rinciannya, di Kecamatan Muarabulian, Syahirsah-Erpan meraih 9.582 suara, Fattah-Sinwan 10.843, Hamdi-Juhartono 1.563, Fathuddin Abdi-Kemas Ismail Azim 3.307 dan Ardian–Pani 4.634 suara.
Kemudian, di Marosebo Ilir, Syahirsah-Erpan 2.425 suara, Fattah-Sinwan 2.468, Hamdi-Juhartono 315, Fathuddin Abdi-Kemas Ismail Azim 1.467 dan Ardian-Pani 809 suara. Di Pemayung, Syahirsah-Erpan 5.961 suara, Fattah-Sinwan 5.294, Hamdi-Juhartono 588, Fathuddin Abdi-Kemas Ismail Azim 1.799, dan Ardian-Pani 2.194 suara. Lalu, di Bajubang; Syahirsah-Erpan 7.686 suara, Fattah-Sinwan 6.724, Hamdi-Juhartono 764, Fathuddin Abdi-Kemas Ismail Azim 595, dan Ardian-Pani 2.456 suara.
Selanjutnya, di Muaratembesi; Syahirsah-Erpan 6.497 suara, Fattah-Sinwan 4.916, Hamdi-Juhartono 597, Fathuddin Abdi-Kemas Ismail Azim 1.502, dan Ardian-Pani 1.912 suara. Di Batin XXIV; Syahirsah-Erpan 3.312 suara, Fattah-Sinwan 9.246, Hamdi-Juhartono 453, Fathuddin Abdi-Kemas Ismail Azim 819, dan Ardian-Pani 893 suara. Di Mersam; Syahirsah-Erpan 4.261 suara, Fattah-Sinwan 5.207, Hamdi-Juhartono 3.687, Fathuddin Abdi-Kemas Ismail Azim 747 dan Ardian-Pani 1.261 suara. Terakhir di Marosebo Ulu; Syahirsah-Erpan 4.440 suara, Fattah-Sinwan 7.321, Hamdi-Juhartono 2.324, Fathuddin Abdi-Kemas Ismail Azim 750, dan Ardian-Pani 1.294 suara.
Asal Fair, 4 Cabup Legowo
Selain Fattah-Sinwan, empat pasangan cabup-cabup lainnya juga sudah mengetahui hasil perhitungan cepat (quick count) yang dilakukan KPUD Batanghari. Disamping itu, masing-masing tim sukses juga melakukan penghitungan sendiri.
Meski belum ada hasil resmi, keempat pasangan kandidat yang kalah mengaku siap menerima hasil penghitungan sementara itu. Ketua Tim Pemenangan Ardian-Pani, Rahmat Mulyadi, mengatakan, pihaknya sudah mengetahui hasil sementara yang menyatakan Fattah-Sinwan menang itu. Namun mereka tetap menunggu hasil pleno resmi dari KPUD.
Menurut dia, selama pemilu berjalan fair, mereka bisa menerima kekalahan. Tapi, mereka masih menunggu laporan dari timnya maupun tim lain, serta panwas apakah ada pelanggaran yang mencolok atau tidak. “Sejauh ini kami masih menunggu. Jika memang ada yang mencolok kami bisa saja ke MK. Karena undang-undang memberikan kesempatan itu,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Tim Pemenangan Syahirsah-Erpan, Ahmad Fithoni. “Kita tetap berjiwa besar, apapun hasil yang diharapkan, itu yang bisa kita persembahkan,” katanya legowo.
Namun, Fithoni mengaku belum bertemu dengan Syahirsah. Apakah berada di Pendopo atau di tempat lain. Seperti tim Ardian-Pani, Ahmad Fhitoni juga akan menunggu hasil pleno resmi dari KPUD Batanghari. Soal kemungkinan pelanggaran, pihaknya tetap menyerahkan sesuai prosedur.
Hamdi Rahman juga tak jauh berbeda. Dia mengaku menerima hasil sementara. Menurut dia, selama pelaksanaan pemilu berjalan sesuai prosedur, maka dia menyatakan sportif terhadap hasil sementara yang memenangkan pasangan Fattah-Sinwan. “Kita tidak ada masalah dengan calon lain. Tentu kita harus sportif,” katanya saat dihubungi melalui telepon selulernya, kemarin.
Apakah akan memberikan selamat ke Fattah? Dia memastikan akan memberikan ucapan selamat. “Kita harus sportif,” ujarnya. Hal senada juga disampaikan Fathuddin Abdi. Menurut cabup dari jalur perseorangan itu, selama pelaksanaan pemilukada berjalan fair, maka tidak ada alasan untuk tidak menerima hasil pemilu. Namun, jika tidak, maka undang-undang juga memberikan peluang untuk melakukan gugatan.
“Selama fair harus diterima,” katanya saat dihubungi sesudah melakukan pencbolosan. Namun saat dihubungi kembali, nomor handphone yang biasa dihubungi sudah tidak aktif lagi.
Sementara itu, Fattah yang sementara sebagai pemenang, mengaku suprise (terkejut) dengan hasil perolehan suaranya. Namun demikian, dia tetap menunggu hasil resmi dari KPUD. “Alhmadulillah. Tapi kita tetap menunggu hasil KPU,” katanya saat ditemui di Posko FAS, kemarin.
Menurut Fattah, keberhasilan ini tidak lepas dari kerja sama dari semua pihak, baik tim, pendukung, pers dan seluruh masyarakat Batanghari. “Saya ucapkan terima kasih kepada semuanya, tim, masyarakat Batanghari dan teman-teman pers, dan semuanya,” katanya.
Dia juga menegaskan tidak akan membeda-bedakan pembangunan meski di suatu daerah dirinya kalah. Menurutnya, visi dan misinya untuk membangun seluruh Kabupaten Batanghari tanpa membeda-bedakan daerah dan dukungan yang didapatkan.
Sementara itu, Syahirsah masih sulit ditemui. Saat ditemui usai pencbolosan, dia mengaku belum mau beranda-andai soal hasil pemilu. “Kita lihat hasilnya nanti,” ujarnya. Namun, dia menyampaikan tanggal 25 Oktober mendatang, akan menunaikan ibadah haji. “Ya, saya ingin menunaikan ibadah haji,” katanya.
Syahirsah-Erpan Kalah di Kandang
Pertarungan Syahirsah-Fattah dimulai dari tempat pemungutan suara (TPS). Mereka berdua, bersama Ardian Faisal menggunakan hak pilihnya di TPS yang sama, yakni di TPS 01, Rengas Condong, Muarabulian. Yang menarik, ketiganya pun datang hampir bersamaan, sehingga sama-sama antre menunggu giliran mencoblos.
Mereka datang saat TPS belum resmi dibuka. Ardian dan istri datang lebih awal sekitar pukul 06.30. Menyusul Fattah. Tak lama kemudian, Syahirsah dan istri juga tiba di TPS.
Karena TPS belum resmi dibuka, ketiganya harus menunggu dan duduk di deretan bangku yang sama. Kondisi ini membuat tiga kandidat terlihat gorgi. Mereka tidak terlihat berbincang-bincang. Namun sesekali tersenyum oleh lelucon yang dibuat media. ”Kita hitung surat suara lebih dulu,” kata Yunizar, ketua KPPS sebelum mempersilahkan kandidat menggunakan hak pilihnya. Ardian mendapatkan kesempatan pertama. Menyusul Fattah dan Syahirsah.
Hasil penghitungan suara di TPS 01 tersebut, Syahirsah kalah telak dari dua pesaingnya. Di kandang sendiri tersebut, cabup incumbent itu hanya meraih 74 suara. Sementara Ardian dan Fattah imbang, sama-sama meraih 112 suara. Lalu Hamdi Rahman mendapatkan tiga suara dan Fathuddin Abdi enam suara.
Tidak hanya di TPS sendiri, di TPS calon wakilnya, Erpan, Syahirsah juga kalah dari Fattah. Di TPS Komplek SMA Muarabulian itu, Syahirsah-Erpan lagi-lagi hanya meraih 74 suara. Sementara Fattah-Sinwan 117 suara. Laly Hamdi Rahman 10 suara, Fathuddin Abdi lima suara, dan Ardian Faisal 32 suara.(*)
Langganan:
Postingan (Atom)