Kamis, 24 Juni 2010
SEBELUM CARI JODOH BACA RAMALAN SHIO INI DAHULU
19:37:00 0 komentar HUBUNGAN ANTAR SHIO JANGAN SALAH MEMLIH JODOH Selasa, 22 Juni 2010 APA KATA SHIO ANDA TENTANG ANDA 02 Maret 2010 jam 9:58 Tahun Terus Berganti Dengan mengikuti 12 Siklus Dan Setiap Tahun DiWakili Dengan Seekor Hewan, Dengan DiAwali Oleh Tikus Dan DiAkhiri Oleh Babi. Setiap Hewan Atau Shio Memiliki Karakteristiknya Sendiri Sendiri Dan Mempengaruhi KeHidupan Anda. Anda Juga Akan Menemukan Bagaimana KePribadian, Minat Dan Suasana Hati BerDasarkan Shio Anda, Bagaimana Menjalani Hubungan Pribadi Dan Profesional Dan Bahkan Pekerjaan Apa Yang Paling Cocok Untuk Anda. Kalender Cina Mengikuti Siklus Bulan Dan Tahun Cina Selalu DiMulai Sedikit Lebih Lambat Daripada Tahun Masehi. Anda Bisa Menemukan Shio Anda Dengan Memeriksa Tanggal Tanggal Dalam Daftar Catatan Berikutny . Periksalah Tanggal DiMulainya Tahunnya, Jika Anda Lahir DiBulan Januari Atau Februari, Anda Mungkin Termasuk Ke Dalam Tahun Hewan Sebelumnya (Contoh: Anda Lahir Tgl 7 Februari Tahun 2010, Anda Masih Termasuk Shio Kerbau) Karena Belum IMLEK Atau Di Sebut Tahun Baru China. Diperbarui sekitar 4 bulan yang lalu 3 orang menyukai ini. (-) YIN Dan YANG (+) Bagikan 01 Maret 2010 jam 11:06 Dalam Filosofi Cina Segala Perubahan Dalam Kehidupan Dan Alam Semesta BerSumber Dari Hubungan Antara Energi Positif Dan Negatif Yang DiSebut YANG Dan YIN. Hubungan Antara YIN Dan YANG DiLambangkan Dengan Simbol TAI CHI. KeDua KeKuatan TErSebut Selalu Bergerak, Masing Masing Berasal Dari Dan Menuju Pada Yang Lain. YANG DiAnggap "POSITIF" Dan YIN DiAnggap "NEGATIF". Dalam Hal Ini, Positif Dan Negatif Tidak Berarti Baik Dan Buruk. Karena YIN Dan YANG Dapat Berarti Baik Atau Buruk Tergantung Pada Bagaimana Mereka Terwujud. YANG Atau Positif Mengacu Pada Sifat Sifat Seperti Aktif, BerInisiatif, Agresif, Logis, Rasional, Atau Mandiri. Sedangkan YIN Atau Negatif Mengacu Pada Sifat Pasif, Penurut, Pasrah, Intuitif, Emosional Atau Saling Tergantung. Untuk MemPertahankan KeHarmonisan Dan Tatanan Di Alam Semesta, Harus DiJaga KeSeimbangan Antara YIN Dan YANG. Seperti Hal Hal Lain Dalam Pandangan Orang Orang Cina, Shio Juga DiKlasifikasikan Sebagai YIN Atau YANG. Seseorang Yang Lahir DiBawah Salah Satu Shio *YANG* Akan Lebih Efektif Bila Melakukan Tindakan Untuk Mengubah Lingkungannya Sesuai Dengan KeHendaknya. Dalam Jangka Panjang Dia akan Menjadi Kurang Bahagia Jika dia Harus BerSikap Pasif Dalam Hidupnya. Dilain Pihak, Seseorang Yang Lahir DiBawah Salah Satu Shio *YIN* Akan Mengundang Musibah Jika Dia Selalu TerGantung Pada Pendekatan Agresif Dan Mandiri. Dia Akan Lebih Berhasil Jika Mau Menerima Pengaruh Dari Luar Dan Bekerjasama Dengan Mempertimbangkan KeButuhan Dan Perasaan Orang Lain. Orang Orang *YANG* Biasanya BerPeran Sebagai Pelaku Dan Innovator, Sementara Orang Orang *YIN* Lebih Tertarik Pada Refleksi Dan Negosiasi. Secara Umum, Orang Orang *YANG* Bersifat Lebih Spontan Dan Praktis, Sedangkan Orang Orang *YIN* Bersifat BerSifat Lebih Intuitif Dan Reflektif. Menurut Legenda, Karena Bumi Merupakan Tempat BerPijak, Maka Diambil Unsur Bagian Bawah Dari Hewan, Yaitu Kuku Jari Sebagai PerLambang. Hewan Berkuku Jari Genap DiLambangkan Sebagai *YIN* Dan Berkuku Ganjil DiLambangkan Sebagai *YANG*. Ular Tidak Memiliki Kaki, Maka Yang Diambil Adalah Lidahnya Yang BerCabang Dua (Unsur YIN). Karena Itu Muncul Urutan Tikus, Macan, Naga, Kuda, Monyet Dan Anjing Yang Termasuk Kategori *YANG* (BerKuku Kaki Ganjil). Dan Kerbau, Kelinci, Ular, Kambing, Ayam Dan Babi Termasuk *YIN* (Berkuku Kaki Genap). Pada Masa Itu,*YANG* Melambangkan Tahun Ganjil Dan *YIN* Melambangkan Tahun Genap. Perlu DiKetahui Kalau Shio Tikus Berada Di Urutan Pertama Karena Mewakili Unsur YIN Dan YANG. Tikus Memiliki Jumlah Kuku Kaki Depan 4 (Genap) Dan Kaki Belakang 5 (Ganjil). Dalam Astrologi Cina, Setiap Periode Dua Tahun DiDominasi Oleh Salah Satu Dari Lima Elemen TerSebut. Pada Tahun Pertama, Aspek Yang Dari Elemen Mendominasi Dan akan DiEkspresikan Melalui Karakter Yang Sesuai Bagi Salah Satu Shio YANG. Pada Tahun Berikutnya, Aspek Yang Dari Elemen Tersebut Akan Mencari KeSeimbangan, Dan DiEkspresikan Melalui Salah Satu Shio. Diperbarui sekitar 4 bulan yang lalu Cen Yau Lie menyukai ini. ^+^+^ ARAH, WARNA DAN MUSIM ^+^+^ Bagikan 28 Februari 2010 jam 15:21 Dengan Teori Lima Elemen, Orang Tiongkok Kuno Dapat Menjelaskan Hubungan Keterkaitan Antara Langit, Bumi Dan Manusia. Intisari Dari Teori Ini adalah Penjelasan Bahwa Segala Sesuatu Di Alam Semesta Ini Terdapat Hubungan Saling Menghidupi Dan Saling Membatasi. Dari Titik Pemikiran Ini, Seseorang Dapat Memahami alasan DiBalik Pengaturan Berbagai Hal, Seperti Tumbuh, Mati Atau Bagaimana Ke Empat Musim Dapat Terjadi. Teori Tersebut juga Menempatkan Manusia Sebagai Bagian Integral Dari Alam. KeLima Elemen Dasar - LOHAM, AIR, KAYU, API, Dan TANAH - Mempunyai Hubungan KeTerkaitan Di Dalam Penentuan Warna, Musim, Maupun Arah. Elemen Logam DiHubungkan Dengan Arah Barat, Musim Gugur, Dan Warna Putih. Elemen Ini Berkaitan Dengan KeAdaan Sejuk Dan Waktu Yang Telah Berakhir, Ibarat Matahari Yang Terbenam Di Sebelah Barat. Air Hubungannya Dengan Arah Utara, Musim Dingin, Dan Warna Hitam. Elemen Ini Berkaitan Dengan Penurunan Suhu, Cuaca Dingin, Tanah Beku, Serta Malam Panjang Di Utara. Penerapannya Dalam KeHidupan Sehari Hari Bagi Mereka Yang Mempunyai Elemen Air, Misalnya, Tidak Baik Bila Memilih Warna Logo Coklat, Hijau Atau Abu Abu Dalam Usahanya. Bagi Elemen Ini,Warna Warna Tersebut Bisa Menyerap Semua Energi Yang DiMilikinya. Bila DiLanggar Akibatnya Berupa KeGagalan Total Dalam Usaha Dagangnya. Elemen Kayu Memiliki KeTerkaitan Dengan Arah Timur, Musim Semi, Dan Warna Hijau. Elemen Ini Sering DiHubungkan Dengan PerTumbuhan Dan KeBangkitan; Oleh Karena Itu, Elemen Ini Berkaitan Erat Dengan PerTumbuhan Atau Peningkatan DiDalam Segala Hal, Ibarat Matahari Terbit Di Sebelah Timur. Bagi Yang Memiliki Elemen Kayu, Warna Logo Merah Dan Puith Sebaiknya DiHindari, Merah Dari Unsur Api Dan Puith Unsur Logam bisa Membuat Kayu Terbakar Dan Rusak. Akibatnya Pun Sama, Usaha Tidak Akan Pernah Maju. Elemen Api DiKaitkan Dengan Arah Selatan, Musim Panas, Dan Warna Merah. Elemen Ini Juga BerKaitan Dengan Nyala Api Dan KeMakmuran , Ibarat matahari Bersinar Pada Waktu Siang Hari. Elemen Tanah BerKaitan Erat Dengan Pusat Segala Arah, Pertengahan Musim Panas, Serta Warna Kuning. Elemen Ini Berkaitan Dengan KeSuburan Dan Tingkat KeDewasaan Seseorang. Orang Tiongkok Kuno Hanya Menggunakan Warna Hijau, Kuning, Dan Merah DiDalam Istana KeKaisaran, Yang Masing Masing Melambang PerTumbuhan, KeMakmuran Dan KeSuburan. Yang Mempunyai Elemen Api Jangan Sampai Memakai Warna Biru Atau Hitam SeBagai Logo Usaha. Biru Dan Hitam Sebagai Lambang Air Memadamkan Api, Yang Mempunyai Akibat Sama Dengan KeDua Unsur DiAtas Bila DiLanggar Warna Biru Harus DiHindari Oleh Mereka Yang Mempunyai Elemen Tanah, Selain Itu Tanah Juga Harus Menghindari Warna Coklat, Bila Tidak Ingin Usaha Yang DiRintisnya Gagal Total. Smentara Yang Mempunyai Elemen Logam DiSarankan Tidak Menggunakan Warna Merah. Lambang Elemen Api Ini Akan Membuat Dia Kalah Hawa Yang Membuatnya Kalah Dalam PerTarungan. Diperbarui sekitar 4 bulan yang lalu 4 orang menyukai ini. ***** ELEMEN TANAH ***** Bagikan 26 Februari 2010 jam 21:22 Orang Yang Lahir Selama Tahun Yang DiPengaruhi *ELEMEN TANAH* Lebih Memperhatikan Tujuan Tujuan Praktis Daripada Khayalan. Mereka Memiliki Penalaran Yang Mengagumkan Dan Menyukai Tujuan Yang Nyata Dan Pasti Untuk Mencurahkan Kemampuan Mereka Dengan Wawasan Masa Depan Serta Kemampuan Untuk MengOrganisasi, Mereka Adalah Perencana Dan Pengelola Yang Efektif. Mereka Akan Menggunakan Segala Potensi Yang Mereka Temukan Secara Optimal Dan Cenderung Bijaksana Dan Teliti Dalam Masalah KeUangan. Mereka Cerdas Dan Objektif Dalam Menuntun Orang Lain Mewujudkan Tujuan Yang Telah DiRencanakan Dengan Matang. Pada Umumnya Mereka Adalah Orang Orang Yang Serius Dan Metodis Dalam Cara Kerja Dan Dapat MengOrganisasi Dan Menjalankan Segala Jenis Bisnis Yang Menuntut Pengelolaan Yang Tegas. Mereka Merupakan Manajer Yang Mengagumkan Dan Pandai Dalam Memperkokoh Atau Membangun Landasan Yang Kuat Bagi Segala Jenis Industri, Perdagangan Atau Pemerintahan. Mereka Adalah Orang Orang Yang Akan Mempertanggungjawabkan Pendapat Mereka Dan Memiliki Alasan Alasan Bagi Segala Hal Yang Mereka Lakukan.Meskipun Mereka Mungkin BerTindak Dengan Perlahan, Namun Biasanya Mencapai Hasil Yang Memuaskan Dan Bertahan Lama. Mereka Yang Termasuk Ke Dalam Elemen Ini Mempunyai Sifat Konservatif. Mereka Jarang Membesar Besarkan Penemuan, Perhitungan, Dan Harapan Mereka. Kelemahan Mereka adalah Minimnya Imajinasi, Terlalu Melindungi KePentingan Pribadi Dan KeSukaan Terhadap Gaya hidup Yang Serba Rutin. Meskipun Demikian, Mereka Dapat DiAndalkan Untuk Memikul Tanggung Jawab Mereka Secara Mengagumkan Dan Dapat Mendisiplinkan Diri Sendiri Secara Efektif. Diperbarui sekitar 4 bulan yang lalu 3 orang menyukai ini. ***** ELEMEN API ***** Bagikan 25 Februari 2010 jam 9:32 Orang Orang Yang Lahir Pada Tahun Yang DiKendalikan *ELEMEN API* Akan Menunjukan Bakat Bakat KePimpinan Yang Tinggi. Mereka Cepat Mengambil KePutusan Dan Percaya Pada Diri Sendiri. Mereka Mempunyai Kemampuan Besar, Sesuai Dengan Shio Mereka, Untuk Memotivasi Orang Lain Dan Mewujudkan Ide Ide Mereka, Karena Mereka Lebih Agresif DiBanding Orang Lain Yang Lahir DiBawah Shio Yang Sama. Karena Menggemari Petualangan Dan Inovasi, Mereka Selalu Siap Melaksanakan Ide Ide Baru Dan Akan Berusaha Mendominasi Orang Lain Dengan Kreativitas, Keaslian Serta Kemampuan Dalam Menanggung Resiko. Orang Orang Api adalah Pelaku, Yang Memiliki Tindakan Dan Perkataan Yang Dinamis. Meskipun Demikian, Mereka Harus Mampu Mengendalikan Emosi, Karena Ambisi Dan Niat Mereka Yang Mengebu Gebu Dapat Memperbesar Sifat Egois Mereka Sehingga Mereka Bersikap Sembrono Dan Tidak Sabaran Bila KeInginan Mereka Tidak Terwujud. Makin Keras Seseorang Ber Elemen Api Berusaha Mewujudkan KeInginan Mereka Dengan Kekuatan Dan Kekerasan, Makin Sering Pula Dia Menghadapi Perlawanan Dan KeSulitan. Mereka Memiliki Semua KeTentuan Untuk Menjadi Pemenang Utama, Asalkan Mereka Mau menghargai Pandangan Dan Mendengarkan Pendapat Orang Lain Sebelum Melakukan Suatu Tindakan, Mereka Seharusnya Mengembangkan Sifat Sebagai Pendengar Yang Baik Dan Mengendalikan KeCenderungan Mereka Untuk Bersikap Impulsive. Banyak Orang Orang Api Yang Juga Cenderung Untuk Terlalu Berani Mengemukakan Pendapat. Seperti Elemennya, Api, Mereka Selalu Menarik Perhatian Orang Lain Untuk Menuju KeHangatan Dan KeCerdasan Mereka, Dan Dapat Menguntungkan Orang Orang Yang BeKerjasama Dengan Mereka. Tetapi Orang Orang Api Juga Dapat Bersikap Sembrono Dan Menyebabkan Kerusakan Besar Bila Mereka Gagal Mengontrol Dan Mengarahkan Energi Mereka Dengan Tepat. Diperbarui sekitar 4 bulan yang lalu 2 orang menyukai ini. ***** ELEMEN KAYU ***** Bagikan 24 Februari 2010 jam 9:32 Orang Yang Lahir Dalam Pengaruh *ELEMEN KAYU* Mempunyai Moral Yang Tinggi Dan Rasa PErcaya Diri Yang Kuat. Minat Mereka Sangat Luas Dan Beragam, Dan Kemampuan Untuk BekerjaSama Akan Mendukung Mereka Untuk Melakukan Hal Hal Dalam Skala Besar. Mereka Mampu Membagi Dan Memisahkan Berbagai Hal Dalam Kategori Yang Benar Serta Sesuai Dengan Tuntutan Kerja. Sifat Maju Dan Murah Hati Memungkinkan Mereka Melaksanakan Proyek Proyek Besar, Perkembangan Jangka Panjang Dan Rencana Penelitian Ilmiah Yang Mahal, yang Sebenarnya Tidak Dapat DiTangani Oleh Satu Orang Saja. Mereka Mampu Menyakinkan Orang Lain Untuk Bekerjasama Dengan Mereka. Mereka Melakukan Perluasan Dengan Cepat Dalam Berbagai Bidang Kapan Saja Terdapat Kesempatan, Karena Mereka Menginginkan Perkembangan Terus Menerus Dan Tindakan Pembaharuan. Mereka Mau Membagi KeUntungan Yang Mereka Dapatkan Dengan Orang Orang Yang Pantas Mendapatkannya. Niat Baik Mereka, Serta Pengertian Yang Mendalam Terhadap Cara Berpikir Dan Cara Kerja Orang Lain Dapat Mendukung Mereka KePosisi Yang Sangat Menguntungkan. Biasanya Mereka Dengan Mudah Mendapatkan Bantuan Dan Biaya Dari Orang Orang Yang Membutuhkan Kemampuan Mereka Untuk Mengubah Informasi Dan Ide Menjadi KeUntungan. Kelemahan Terbesar Mereka Adalah Cenderung Menanggung Terlalu Banyak Beban Seorang Diri Sehingga Akhirnya Kewlahan Dan Tidak Mampu Menyelesaikan Apa Yang Telah Mereka Mulai. Rencana Rencana Mereka Dapat Mengalami KeGagalan Atau Mereka Dapat BerPindah Dari Satu Proyek Ke Proyek Lain Tanpa Hasil Yang Memuaskan. Diperbarui sekitar 4 bulan yang lalu 2 orang menyukai ini. Yufita Indah Ariani Yufita Indah Ariani *Senyum* 08 Maret jam 15:06 · Laporkan ***** ELEMEN AIR ***** Bagikan 23 Februari 2010 jam 21:07 Mereka Yang Lahir Pada Tahun Yang DiDominasi *ELEMEN AIR* Mempunyai Kemampuan Besar Untuk Berkomunikasi Dan Melaksanakan Ide Ide Mereka Justru Dengan Mempengaruhi Orang Lain Untuk Mewujudkannya. Pada Dasarnya, Mereka DiKendalikan Oleh Perasaan Dan Akan Mengekspresikannya Sesuai Dengan Tingkatan Yang DiMungkinkan Oleh Shio Mereka. Mereka Berbakat Dalam Menentukan Hal Hal Yang Akan Menjadi Penting Dan Mampu Mengukur Potensi Masa Depan Dengan Tepat. Mereka Mencapai KeInginan Dengan Menunjukan Dan Memanfaatkan Bakat Dan Kemampuan Orang Lain. Meskipun Demikian, Pendekatan Mereka Tidak Pernah Membuat Orang Lain Merasa Telah DiManfaatkan. Sama Seperti Elemennya, Air, Mereka Menyingkirkan Penghalang Terbesar Dengan Tenang DiSertai Usaha Terus Menerus. Mereka BerBakat Dalam Membuat Orang Lain Menginginkan Apa Yang Ingin Mereka Capai, Dengan Kata Lain, Mendorong Dan Bukan Memaksa Orang Untuk Melakukan Suatu Tindakan. Karena Naluri Mereka Yang Peka Terhadap Perasaan Orang Dan Suasana Lingkungan, Mereka Berubah Ubah Seperti Elemen Yang Mewakilinya. Salah Satu Sisi Negatif Mereka Adalah Terlalu Mudah Terbawa Lingkungan Atau Cenderung Untuk Memilih Jalan Termudah. Ciri Terburuk Mereka Adalah Bersikap Labil Dan Pasif Atau Terlalu Menggantungkan Diri Pada Orang Lain. Agar Dapat Berhasil, Mereka Harus Bersikap Lebih Meyakinkan Dan Menggunakan KeMampuan Persuasif Mereka Yang Besar Untuk Mewujudkan Ide Ide Mereka. Orang Lain Semestinya Bersedia Mengikuti Intuisi Mereka. p | Ringkas * Catatan MENGUPAS SEGALA ASPEK ZODIAK,SHIO,UNSUR" ANDA BERDASARKAN HOROSKOP CHINA !! ***** ELEMEN LOGAM ***** Bagikan 22 Februari 2010 jam 22:50 Orang Orang Yang Lahir Pada Tahun Yang DiKuasai ELEMEN LOGAM Umumnya Bersifat Kaku Dan Keras Sesuai Dengan Tingkat Maksimal Dalam Shio Mereka. Mereka DiTuntun Oleh Perasaan Yang Kuat Dan Akan Mengejar Tujuan Mereka Dengan Tekun Dan Tanpa Ragu. DiDukung Oleh Tekad Mereka, Mereka Mampu Terus Berusaha Untuk Mendapatkan Apa Yang Mereka Inginkan. Mereka Sangat Ambisius Dan Tidak Tergoyahkan Dalam Keyakinan Mereka. Orang Orang Ini Tidak Dapat Dengan Mudah DiOmbang Ambingkan Atau DiPengaruhi Untuk Mengubah Suatu KePutusan Yang Telah Mereka Tentukan, Meskipun Kesulitan, Kemunduran Atau KeGagalan Mereka Alami. KeTeguhan Dan KeGigihan Yang Mereka Miliki Akibat Shio Mereka Justru Akan DiPerkuat Oleh ELEMEN LOGAM. Tetapi Mereka Kadang Juga Mengalami Kesulitan Menyesuaikan Diri Dengan Keadaan Yang Tidak Lagi Dapat DiKendalikan Atau DiTerima Oleh Jalan Pikiran Mereka Yang Teguh. Mereka Lebih Suka Memecahkan Masalah Masalah Mereka Sendiri Dan Tidak akan Menghargai Campur Tangan Atau Bantuan Yang Tidak Mereka Harapkan. Mereka Menentukan Tujuan, Melancarkan Jalan Serta Mewujudkan Cita Cita Tanpa Bantuan Dari Pihak Lain. Mereka Memiliki Naluri Yang Kuat Tentang KeUangan Dan Materi, Dan Akan Menggunakannya Untuk Mendukung Jiwa Mandiri Dan Selera Mereka Yang Tinggi Terhadap KEMEWAHAN, KEMAKMURAN DAN KEKUASAAN. Agar Dapat Benar Benar Efektif, Mereka Harus Belajar Berkompromi Dan Tidak Terlalu BerPegang Teguh Pada Prinsip Mereka. Seringkali Sikap Mereka Terlalu Kaku Dan Teguh Pada Pendapat Mereka Sendiri Sehingga Dapat Merusak Suatu hubungan Baik Hanya Karena Orang Lain Tidak Mau Memenuhi Atau Menyesuaikan Diri Dengan KeInginan Mereka. Diperbarui sekitar 4 bulan yang lalu 4 orang menyukai ini. ***** LIMA ELEMEN ***** Bagikan 21 Februari 2010 jam 21:12 DiLihat Dari Permukaan, Segala Hal Yang Terjadi Di Dunia Mungkin Kelihatannya Begitu Rumit Dan Tidak Beraturan, Secara Keseluruhan Terlihat Tidak Memiliki Hubungan Sama Sekali Antara Satu Dengan Yang Lain. Tetapi Orang Orang Tiongkok Kuno Sangat Mempercayai Bahwa Segala Sesuatu Saling Berhubungan, Dan Semua Hal Yang Terjadi Juga DiTentukan Oleh Hukum Sebab Akibat. Orang Tiongkok Kuno Menemukan Sebuah Hukum Yang Menentukan Hubungan Timbal Balik Dan Pengaturan Tak TErlihat Atas Segala Sesuatu Hal DiDunia, Hukum Ini Lebih DiKenal Sebagai Teori *LIMA ELEMEN*. Kelima Elemen Tersebut Adalah Logam, Air, Kayu, Api Dan Tanah, Dan Seluruhnya Melingkupi Segala Sesuatu Benda Yang Ada DiBumi. Elemen Memberikan Lapisan Tambahan Dari Arti Setiap Shio Yang Ada. Kelima Elemen Memberikan Penjelasan Yang Lebih TerPerinci Dari Karakteristik Hewan Dalam Shio. Dalam Kepercayaan Cina, Elemen Elemen Merupakan Simbol Dari Keuatan Kekuatan Yang Mucul Dari Segenap Penjuru Alam Semesta, Dan Bahwa Segala Sesuatu Yang Nyata DiDunia Ini, Baik Itu Yang Terlihat Atau Tidak Bisa Di Kategorikan Sebagai Logam, Air, Kayu, Api Dan Tanah. Diperbarui sekitar 4 bulan yang lalu + PENGARUH UNSUR UNSUR PADA SHIO + Bagikan 21 Februari 2010 jam 1:10 Astrologi Cina Tidak Hanya Terdiri Atas Shio Shio Yang Menandai Tahun Kelahiran Anda. Setiap Tahun Bukan Hanya DiKuasai Oleh Satu Jenis Hewan Saja Tetapi Juga DiPengaruhi Oleh Salah Satu Dari 5 Elemen Dasar Dalam Filosofi Cina, Yaitu Logam, Air, Kayu, Api Dan Tanah. Tetapi Tidak Seperti Hewan Yang Berkuasa Selama Satu Tahun, Pengaruh Setiap Unsur Terasa Selama 2 Tahun Dalam Tiap Periode. Hal Ini DiKarenakan Setiap Elemen Mengungkapkan Aspek *YANG*nya Pada Tahun Pertama (Melalui Sifat Agresif Dan Kemampuan Berinisiatif Yang DiTunjukan Oleh Tikus, Macan, Naga, Kuda, Monyet, Atau Anjing), Serta aspek *YIN* Pada Tahun Berikutnya (Melalui Sifat Pasif Dan Mau Menerima Yang DiPerlihatkan Oleh Kerbau, Kelinci, Ular, Kambing, Ayam Dan Babi). Diperbarui sekitar 4 bulan yang lalu * PENANGGALAN CHINA * Bagikan 19 Februari 2010 jam 21:37 Penanggalan Cina DiHitung Berdasarkan Siklus 60 Tahunan Yang DiDasarkan Pada Sistem membilang Yang Di Kenal Dalam KHAZANAH BUDAYA CINA. Siklus Ini Umumnya DiPahami Sebagai Siklus Astrologis Sehingga Hanya Dapat Dimengerti Dengan Baik Melalui Pendekatan Astrologis Pula. Siklus Ini Merupakan Gabungan Dari Apa Yang DiSebut Sebagai Batang Langit (Heavenly Stems) Dan Cabang Bumi (Earthly Branch). Pasangan Batang Langit Dan Cabang Bumi Mempunyai 60 Kombinasi Untuk Periode 60 Tahun, DanKemudian Siklus Ini Berulang Kembali. Pada Siklus Ini DiGunakan 10 Angka Pada Posisi Pertama (atau Batang Langit) Yang Merupakan 5 Elemen Dengan Siklus Yin Dan Yang. Sedangkan Pada Posisi Ke Dua (atau Cabang Bumi) Terdapat 12 Angka Gabungan Sistem Ini Menghasilkan 60 Angka. Penanggalan Cina Juga Berhubungan Dengan HAri Dan Jam, Dan Dengan 12 Hewan, Sehingga Batang Langit Dan Cabang Bumi Anda Mempengaruhi Pula Sifat Dan Keberuntungan Anda. Selain Itu, Perhitungan Ini Juga DiPakai Dalam Sistem "TIGA KEHIDUPAN" Berdasarkan Pembacaan Nasib Oleh Peramal Pada Saat Kelahiran Bayi. Kalender Cina DiBuat Berdasarkan Siklus Dan Bulan, Dan DiBangun Dalam Format Yang Berbeda Dalam Kalender Barat Yang Berbasis Matahari. Karena Itu, Tahun Baru Cina Jatuh Pada Akhir Bulan Januari Sampai Pertengahan Februari SetiapTahunnya, Tergantung Pada Tanggal Jatuhnya Bulan Baru. Jadi Jika Anda Lahir Pada Bulan Januari Atau Februari, Anda Harus Memeriksa Secara Teliti almanak Kita Untuk Memastikan Bahwa Anda Tidak Dilahirkan Pada Tahun Sebelum Atau Sesudahnya Sesuai Dengan Perhitungan Kalender Cina. Sistem Penanggalan Bulan Terdiri Atas 12 Bulan Dalam Satu Tahun Dengan 29,5 Hari Setiap Bulannya. Agar Genap Jumlah Hari Dalam Setiap Bulan, Maka Terdapat 6 Bulan "PENDEK" Yang Mempunyai 29 Hari Dan 6 bulan "PANJANG" Yang Terdiri Atas 30 Hari. Jadi Dalam SeTahun Terdapat 354 Hari, 11 Hari Lebih Sedikit Daripada Penanggalan Matahari. Kadang Kadang Panjangnya Tahun Cina Berubah Dan Kemungkinan Terdapat 7 Bulan Pendek (Totalnya 353 Hari Dalam SeTahun) Atau 7 Bulan Panjang (Total 355 Hari). Karena Penanggalan Bulan Biasanya Lebih Pendek 10 Atau 12 Hari DiBandingkan Penanggalan Matahari, Maka Agar Kalender Bulan Sesuai Dengan Kalender Matahari Di Tambahkan 1 Bulan Tambahan Untuk Interval 3 Tahun. Diperbarui sekitar 4 bulan yang lalu Stevany Lee menyukai ini. ++++++ M!TOS DAN SEJARAH ADANYA 12 SHIO < II > ++++++ Bagikan 19 Februari 2010 jam 18:29 Kucing Menyelesaikan Perlombaan Dengan Sangat Terlambat, Yakni KeTiga Belas. Karena ItuKucing Tidak Memenangkan Posisi DiDalam Penanggalan Shio, Dan BerSumpah Akan Menjadi Musuh Tikus Selamanya. Ada Juga Kisah Yang Menceritakan Kalau *KAISAR KUMALA* Sang Penguasa Langit Dan Seluruh Isinya Yang Belum Pernah Turun Ke Bumi Ingin Melihat Bentuk Dan Warna Semua Makhluk DiBumi. Maka Dia Memanggil Salah Satu Penasihatnya Untuk MemBawakannya Makhluk Mahkluk Bumi Agar Dia Tahu Bagaimana Bentuk Mereka, Kepandaian Mereka Dan Bagaimana Mereka Dapat Membantu Umat Manusia. Sang Penasihat Menjawab Bahwa ada Ribuan Makhluk Yang SeBagian Berjalan, Terbang, Merangkak Atau Melata. Apakah Kaisar Kumala Ingin Melihat Semuanya? "Tidak, Terlalu Banyak Waktu Terbuang Untuk Mengumpulkan Mereka Semua. Pilih Saja 12 Hewan Paling Menarik Dan Bawa KeHadapanku Agar Aku Bisa Menentukan Urutan Mereka BerDasarkan Warna Dan Bentuk Mereka". Sang Penasihat Memikirkan Semua Hewan Yang DiKetahuinya Dan Memutuskan Untuk Mengirimkan Undangan Kepada Tikus Dan Memintanya Memberikan Satu Undangan Lagi Untuk Sahabatnya, Kucing. Undangan Lain DiBerikan Kepada Kerbau, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam Dan Anjing, Dan Meminta Mereka Menghadap Kaisar Jam 6 Pagi Keesokan Harinya. Tikus Yang Masih Bersahabat Karib Dengan Kucing Menyampaikan Undangan Itu Dan Berjanji Untuk Membangunkan Kucing Keesokan Paginya. Tetapi Di Malam Harinya Tikus Menyadari Betapa Cantik Dan Manisnya Kucing Di Bandingkan Dirinya. Bukannya Memenuhi Janjinya, Tikus Malah Bangun Lebih Awal Dan BerGegas Pergi Menghadap *KAISAR KUMALA* Tanpa Karibnya Itu. Jam 6 Pagi Itu 11 Hewan Sudah berbaris Dihadapan *KAISAR KUMALA*. Mengapa Hanya Sebelas? Tanya *KAISAR*. Sang Penasihat Yang Tak Bisa Menjawabnya Segera Memerintahkan Pelayan Membawakan Hewan Pertama Yang DiLihatnya Ke Langit. Hewan Pertama Yang Dilihat Pelayan Adalah Babi Yang Sedang DiTuntun Seorang Petani Untuk Di Jual KePasar. Tentu Saja Petani Itu Merasa Amat Senang Mendengar Cerita Dari Pelayan Kaisar Kumala Dan Memberikan Babinya. Sekarang Lengkap Sudah 12 Hewan DiDepan Kaisar. Tikus Yang Khawatir Tidak Mendapatkan Perhatian Naik KePunggung Kerbau Dan Memainkan Seruling. Ulah Tikus Ini Membuat Kaisar Terkesan Dan Memberinya Tempat Pertama Dalam Urutan SHio. Urutan Ke Dua DiTempati Kerbau Karena Baik Hati Memperbolehkan Tikus Menaiki Punggungnya. Macan Tampak Gagah Dan DiBeri Tempat Ke 3. Kelinci Mendapat Urutan Ke 4 Karena Bulunya Putih Bersih. Kaisar Menganggap Naga Kelihatan Kuat Bagaikan Ular Berkaki Sehingga Mengganjarnya Di Tempat Ke 5. Ular Di Urutan Ke 6 Karena Tubuh Panjangnya Yg Melingkar, Sedangkan Kuda Di Tempat Ke 7 Karena Tampak Elegan, Dan Kambing Ke 8 Karena Tanduknya Yg Kuat. Monyet Cerdas Dan Hati Hati Sehingga Di Beri Urutan Ke 9, Ayam Jantan Dengan Bulunya Yang Indah Di Tempat Ke 10, Dan Anjing Yang Waspada Dan Protektif Di Tempat Ke 11. Babi Berada Di Urutan Terakhir. Meskipun Kelihatannya Tidak Tertarik Seperti Lainnya, Namun Dai Sudah Berusaha Berada Disana Dan Di Izinkan Berada Di Tempat Terakhir. Kucing Yang Baru Datang Ketika Upacara Telah Usai Memohon Kaisar Mempertimbangkan Dirinya, Namun Sudah Terlambat. Melihat Tikus Berada Di Urutan Pertama, Kucing Geram Dan Mengejarnya Dengan Niat Membunuhnya. Karena Itu, Sampai Sekarang Kucing Dan Tikus Bermusuhan. Dalam Buddhisme, Legenda Yang Ada Adalah *SANG BUDDHA* Memerintahkan Semua Hewan Di BUmi Untuk Datang Sebelum Kepergiannya Dari Bumi. Hanya 12 HEwan Yang Akhirnya Datang PAda Perpisahan Tersebut. Sebagai Hadiah Untuk Hewan Yang Datnag Kepadanya, *BUDDHA* Menamai Tahun Tahun Sesuai Nama Mereka, Dengan Urutan Tahun Berdasarkan Urutan Kedatangan Mereka. Selain Itu Adalagi Legenda Yang Menceritakan Bahwa Tikus DiBeri Tugas Untuk Mengundang Para Hewan Untuk Menghadap *KAISAR KUMALA* Pada Perjamuan Makan Dan Saat Itu Mereka Akan DiPilih Untuk Menjadi Lambang SHio. Pada Saat Itu Kucing Merupakan Sahabat Baik Tikus, Namun Tikus Mengelabuhi Kucing Agar Percaya Kalau Perjamuan Makan Akan Di Adakan Keesokan Harinya. Pada Saat Perjamuan Kucing Tidak Datang Karena Tertidur Sebab Mengira Perjamuannya Besok. Ketika Kucing Mengetahui KeBohongan Itu, Kucing Berjanji Akan Menjadi Musuh Tikus Sepanjang Masa. Meskipun Kisah Mengenai Urutan Shio Mempunyai Banyak Versi, Namun Sampai Sekarang Shio Masih Tetap DiGunakan Sebagai Acuan KeHidupan. Legenda Awal Bermusuhnya Antara TIKUS Dan KUCING Diperbarui sekitar 4 bulan yang lalu 4 orang menyukai ini. ++++++ M!TOS DAN SEJARAH ADANYA 12 SHIO ++++++ Bagikan 18 Februari 2010 jam 14:31 + M!TOS DAN SEJARAH ADANYA 12 SHIO + Sebenarnya Kapan DiMulainya Penanggalan Cina Tidak Ada Yang Tahu Pasti, Namun Di Indonesia, Karena Lama Kelamaan Perayaan Tahun Baru Cina DiKaitkan Dengan ajaran Konfusius Mengenai Hubungan Kekeluargaan, Maka Penanggalan Juga DiHubungkan Dengan Tahun Kelahiran Konfusius (551 SM). Tetapi Mengapa Jam, Hari, Bulan Dan Tahun DiBeri Simbol 12 Hewan Seperti Yang Kita Jumpai Sekarang ??? Banyak Dongeng Mewarnai 12 Hewan Yang Menjadi Lambang Shio. Salah Satu Dongeng Yang Menarik Adalah Saat Manusia Belum Mengenal Waktu, Mereka Memikirkan Cara Bagaimana Menandai Waktu, Tetapi Mereka Tidak Juga Tahu Caranya. Akhirnya Sang *KAISAR LANGIT* Pun Turun Tangan. *KAISAR LANGIT* Pun Turun KeBumi. Bertemu Dengan Seluruh Hewan Yang Ada Di Bumi. Dia Mengatakan Akan Mengadakan Sayembara Untuk Memilih 12 Hewan Yang Akan Menjadi Raja Setiap Satu Tahun Sekali. Syaratnya Adalah Bisa Menyeberang Sungai Menuju ^ISTANA DEWA^ Yang Ada Di Seberang. Sayembara Ini Mendapat Sambutan LUAR BIASA Dari Para Hewan. Setiap Hewan Berebut Menjadi Raja. Tak Terkecuali Kucing Dan Tikus. Sebelum Perlombaan DiMulai, Kucing Dan Tikus Berunding Karena Mereka Berdua Tidak Bisa Berenang. Akhirnya Mereka Memutuskan Untuk Meminta Kerbau Membantu Mereka. Perlombaan Pun Di Mulai. Kerbau Yang Baik Hati Bersedia Membantu Mereka. Mereka Bertiga Melewati Sungai Yang Deras Alirannya. Saat Berada Di Atas Punggung Kerbau, Ternyata Tikus Memiliki Niat Jahat. Ketika Kucing Sedang Lengah, Tikus Mendorongnya KeSungai. Kucingpun Tercebur Ke Sungai Dan Berusaha Berenang Sebisanya Ke Tepi Sungai. Saat Tinggal Sedikit Lagi Kerbau Sampai DiSeberang Sungai,Dengan Cepat Tikus Meloncat Dari Punggung Kerbau. Maka Tikus Menjadi Binatang Pertama Yang Sampai Di Seberang Sungai, Diikuti Kerbau, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing Dan Babi. Sesuai Yang DiJanjikan, Akhiirnya Tikus DiAngkat Menjadi Raja Pertama Di Tahun Tersebut. Dengan Napas Terengah Engah Dan Basah Kuyup, Kucing Yang Paling Akhir Sampai DiHalaman Istana Langsung Memprotes Kelicikan Tikus. Namun Dia Terlambat. Melihat Kucing Yang Marah, Tikus Ketakutan. Setiap Bertemu Dengan Tikus, Kucing Selalu Ingin Menggigitnya. Merasa Telah Melakukan Kesalahan, Tikus Selalu Bersembunyi Setiap Kali Bertemu Kucing. Ada Legenda Lain Yang Juga Berhubungan Dengan Sayembara Menyeberangi Sungai. Alkisah *KAISAR LANGIT* Ingin Menentukan Urutan Zodiak. Maka Diadakan Sayembara Untuk Menentukan 12 Hewan Sebagai Simbol Tahun Dan Zodiak Cina. Kucing Dan Tikus Adalah Perenang Paling Terburuk Diantara Hewan Hewan. Namun Meski Perenang Yang Buruk, Mereka Berdua Sangat Cerdas. Mereka Memutuskan Cara Yang Terbaik Dan Tercepat Untuk Menyeberangi Adalah Dengan Menaiki Punggung Kerbau. Kerbau Yang Merupakan Hewan Yang Baik Dan Naif Setuju Untuk Membawa Mereka Menyeberangi Sungai. Tikus Yang Licik Ternyata Memiliki Niat Lain, Dia Memutuskan Untuk Melakukan Sesuatu agar Dapat Memenangkan Sayembara. Akhirnya Dia Mendorong Kucing Ke Dalam Sungai. Karena Perbuatan Itu, Dalam Sungai. Karena Perbuatan Itu, Kucing Tidak Pernah Memaafkan Tikus Dan Membencinya Air. Ketika Kerbau Hampir Berhasil Menyeberangi Sungai, Tikus Melompat KeDepannya Dan Mencapai Tepi Sungai Terlebih Dahulu, Dan Menduduki Posisi Pertama Dalam Perlombaan. Kerbau Berada Di Tempat KeDua Setelah Tikus, Dan Mendapatkan Tempat Ke Dua Juga Dalam Shio. Setelah Kerbau, Datang Macan Dengan Nafas Terengah engah, Sambil Menjelaskan Kepada *KAISAR LANGIT*.Bagaimana Sulitnya Menyeberangi Sungai Sambil Melawan Arus Air Sepanjang Waktu. Namun Dengan Kekuatan Penuh, Dia Berhasil Sampai Di Tepian Dan Menduduki Posisi Hewan Ke Tiga Dalam Shio. Tiba Tiba Dari Kejauhan Terdengar Suara Dan Sampailah Kelinci. Dia Menjelaskan Bagaimana Caranya Menyeberangi Sungai, Yaitu Dengan Melompat Dari Satu Batu Ke Batu Lain Dengan Cekatan. Setengah Perjalanannya,Dia Hampir Kalah Tetapi Kelinci Cukup Beruntung Karena Berhasil Memegang Sebatang Kayu Yang Mengapung Yang Mengantarnya Menuju Tepi Sungai. Untuk Itulah Dia Menjadi Hewan Ke Empat Dalam Shio. Pada Posisi Ke Lima, Datanglah Naga Dengan Terbang. *KAISAR LANGIT* Tentu Saja Heran Mengapa Makhluk Yang Kuat Dan Bisa Terbang Seperti Naga Gagal Menempati Urutan Pertama. Naga Menjelaskan Kalau Dia Harus Berhenti Dan Mendatangkan Hujan Untuk Membantu Semua Orang Dan Makhluk Di Bumi Sehingga Perjalanannya Tertunda. Kemudian, DalamPerjalanan Ke Garis Akhir, Dia Melihat Kelinci Yang Tidak Berdaya Bergantung Pada Sebatang Kayu. Oleh Karena Itu, Dia Melakukan Perbuatan Baik Dengan Menghembuskan Nafas Ke Arah Maksluk Malang Itu Sehingga Dia Bisa Mendarat Di Tepian. *KAISAR LANGIT Puas Dengan Perbuatan Naga, Dan Dia DiTambahkan Dalam Siklus Shio. Setelah KAISAR Menetapkan Naga DiTempat Ke Lima, Terdengar Suara Meringkik Dan Datanglah Kuda. Tersembunyi DiBawah Kaki Kuda adalah Ular, Yang Kemunculannya Mendadaknya Menakutkan Kuda Sehingga Membuatnya Mundur Dan Memberi Ular Posisi Keenam Dan Kudanya Ke Tujuh. Tidak Lama Setelah Itu, Dalam Jarak Tak Terlalu Lama, Kambing, Monyet, Dan Ayam Jantan Sampai Di Tepi. Tiga Hewan Ini Saling Membantu Untuk Mencapai Tempat Tujuan. Ayam Melihat Sebuah Rakit Dan Mengajak Dua Hewan Lain Bersamanya. Bersama Sama, Kambing Dan Monyet Membantu Mendayung, Dan Akhirnya Membawa Rakit Ke Tepi. Karena USaha Mereka Bersama Sama, KAISAR Memutuskan Kambing Sebagai Hewan Kedelapan, Monyet KeSembilan Dan Ayam KeSepuluh. Hewan KeSebelas adalah Anjing. Dia Menjelaskan Mengapa Dia Yang Seharusnya Merupakan Perenang Terbaik DiAntara Hewan Hewan Datang Terlambat. Ternyata Anjing Membutuhkan Mandi Setelah Masa Sakit, Dan Air Yang Segar Dari Sungai Merupakan Godaan Besar Untuk Mandi Berlama Lama. Kemudian Terdengar Suara Babi. Babi Merasa Lapar Di Tengah Tengah Perlombaan Dan Berhenti Untuka Babi. Babi Merasa Lapar Di Tengah Tengah Perlombaan Dan Berhenti Untuk Makan Dan Kemudian Tertidur. Setelah Bangun, Babi Melanjutkan Perjalanan Dan Menduduki Posisi KeDuaBelas Dan Menjadi Hewan Terakhir Dari Shio. Diperbarui sekitar 4 bulan yang lalu 3 orang menyukai ini. Rosichie ❼ Ren ت Rosichie ❼ Ren ت Koq Besda Yoo Cesristany.. hehehe 19 Februari jam 17:14 · Laporkan MENGUPAS SEGALA ASPEK ZODIAK,SHIO,UNSUR" ANDA BERDASARKAN HOROSKOP CHINA !! MENGUPAS SEGALA ASPEK ZODIAK,SHIO,UNSUR" ANDA BERDASARKAN HOROSKOP CHINA !! Memang Banyak Versi... :) 19 Februari jam 17:26 · Laporkan ****** LEGENDA 12 SHIO ****** Bagikan 18 Februari 2010 jam 12:51 Menentukan Waktu Adalah Hal Yang Tidak Mudah. Kapan DiMulainya Tanggal, Bulan Dan Tahun Sulit DiTentukan. Demikian Juga Dengan Penentuan Permulaan Tahun Cina. Berbeda Dengan Tradisi Dan KePercayaan Di Banyak KeBudayaan, Penanggalan Cina Yang BerKaitan Dengan Shio Memiliki Beragam Cerita Legenda Di Baliknya. Secara Turun Temurun, Orang Orang DiCina Merayakan Datangnya Musim Semi Yang Melambangkan Kehidupan Baru DiTahun Yang Baru Dalam Penanggalan Bulan Karena Para Leluhur Mereka Berorientasi Pada Kehidupan Agraris. Mereka Berkumpul Dalam Keluarga Besar Dan Makan Minum Merayakan Datangnya Tahun Yang Baru Dengan Yang Baru Pula. Semua Perayaan Tahun Baru Lebih Bersifat Alami Sehubungan Dengan Kehidupan Agraris, Dan Perayaan Ini Kemudian DiKaitkan Dengan Kehidupan Kekeluargaan Saat Anggota Keluarga BerKumpul. Namun Perjalanan Waktu, Setiap Tahun Yang DiMasuki DiLambangkan Dengan Hewan Hewan Tertentu Sehingga Kelahiran Seseorang DiKaitkan Dengan Hewan Lambang Tahun Itu (Shio) Dan Sifat Sifatnya Juga Mengikuti Hewan Itu. Shio Juga Menjadi Sarana Untuk Meramalkan KeBeruntungan Pemilik Shio Di Sepanjang Tahun Itu. Diperbarui sekitar 4 bulan yang lalu 2 orang menyukai ini. * PENDAHULUAN II * Bagikan 18 Februari 2010 jam 12:25 Perbedaan Angka Tahun Pada Kalender Kalender Cina DiSebabkan Semua Angka Itu Ciptaan Abad ke-20. Penanggalan Masehi Versi Gregorian Juga Mengalami Nasib Yang Sama Zaman Dahulu. Angka Tahun DiTetapkan Jauh Sesudah Tahun 1, Baru Kemudian DiCari Mana Angka Tahun 1, Dan Kemudian Tahun Tahun Lain Berlaku Surut. Tetapi Sampai Dengan Abad Ke-20 Penanggalan Masehi Versi Gregorian Telah Mantap, Tidak DiRagukan Lagi Kecuali Oleh Beberapa Gereja Ortodoks Yang Masih Menganut Penanggalan Julian. Selama Ribuan Tahun, Orang TiongHoa Tidak Mengakumulasi Angka Tahun. Penanggalan DiHitung Dari Mulainya Dinasti Yang Sedang Berkuasa Setiap Ada Pergantian Dinasti, Angka Tahun DiMulai Dari Awal Lagi. Setiap Kaisar Baru Naik Tahta Pun Akan Ada Tahun Baru Juga. Ada Satu Jenis Perhitungan Lagi Yang Tidak DiDasarkan Pada Dinasti Dan DiGunakan Untuk Siklus Waktu Yang Besar. Perhitungan Lebih Bersifat Siklik Dan Bukan Linear Seperti Yang DiPakai Dalam Tahun Masehi Dan Hijriah. Siklusnya Adalah 12 Tahun Yang Masing Masing DiTandai Dengan Lambang Shio. Lalu Ada Siklus Yang Lebih Besar, Yaitu 60 Tahun (12 Shio x 5 Elemen). Siklus 60 Tahun Ini Mirip Dengan Penanggalan Mesopotamia Kuno. Siklus Ini DiMulai Pada Tahun 2637 SM, Ketika Kaisar Cina Bernama Huang Ti Atau Juga DiKenal Sebagai Kaisar Kuning Memulai Putaran Pertama Dari Shio Pada Tahun Pemerintahannya Ke-61. Dari Siklus Ini, Bisa DiDapatkan Angka Tahun 2009, Yaitu 2637 + 2009 = 4646. Sebelum Revolusi Cina, Dr.Sun Yat Sen Ingin Menghentikan Cara Mengakumulasi Tahun Dari Mulainya Suatu Dinasti. Karena Itu Dia Mengambil Patokan Tahun Pemerintahan Pertama Dari Kaisar Yang DiAnggap Sebagai Kaisar Pertama Cina, Yaitu Kaisar Kuning. Kaisar Ini Di Anggap Mulai Memerintah Dari Tahun 2697 SM. Sehingga Perhitungan Untuk Tahun 2009 Adalah 2697 + 2009 + 1 = 4707. Penambahan Angka 1 DiSebabkan Kesalahan Yang Terjadi Saat Dr.Sun Mulai Menghitung, Dia Menambah angka 1 Untuk Menyesuaikan Tahun 0 Dari Tahun Masehi. Padahal Tidak Ada Tahun 0 Dalam Tahun Masehi. Tahun Masehi DiMulai Dari Tahun 1, Dan Sebelum Tahun 1, Dikatakan Sebagai Tahun1 SM(Sebelum Masehi). Karena Waktu Itu, Angka Nol Belum DiKenal Di Eropa Dan Angka Nol tidak DiTuliskan Dalam Huruf Romawi. Tahun Yang DiKenalkan Dr Sun Itu DiPerbaiki Oleh Penganut Taoisme Dengan Meniadakan Penyeimbang 1 Tahun, Dengan Demikian Tahun 2009 Yang DiHitung Berdasarkan Cara Tersebut Menjadi Tahun 4706. Di Indonesia Juga DiKenal Angka Tahun Yang DIhitung Dari Tahun Kelahiran Konfusius. Konfusius DiPerkirakan Lahir Pada Tahun 551 SM. Jadi Dengan Demikian, Tahun 2009 Masehi adalah Tahun 2560 Sejak Kelahiran Konfusius (551 + 2009 = 2560). Walaupun Sejak Tahun 1912 Cina Sudah Mengadopsi Kalender Barat, Namun Penanggalan Cina Tetap Memainkan Peran Penting Dalam Kehidupan Warga TiongHoa. Dalam adat Tradisional Cina, Metode Penanggalan Dan Peramalan Peruntungan Berdasarkan Shio Adalah Berdasarkan Siklus, Yang Berarti Sesuatu Terjadi BerDasarkan Siklus Waktu, Dan Bahwa Selama Ribuan Tahun Hidup Manusia Yang Terjadi Hanya Siklus Saja, Tidak Ada Sesuatu Yang Baru. Seperti Kitab Suci Yang DiTuliskan Ribuan Tahun Lalu Tetapi Sekarang Masih Relevan. Diperbarui sekitar 4 bulan yang lalu * PENDAHULUAN I * Bagikan 18 Februari 2010 jam 12:24 Astrologi Cina Merupakan Salah Satu Sistem Perhitungan Untuk Mengetahui Peruntungan Yang Tertua Dan Paling Banyak DiPakai Di Seluruh Dunia. Astrologi Ini Bahkan Lebih Tua Satu Milenium Daripada Astrologi Barat. Sistem Ini DiYakini Telah Ada Sejak Zaman Dinasti Shang ( Abad 16 - 11 SM ) Berdasarkan Bukti Bukti Yang DiTemukan Dalam Galian ArkeologiKota KUNO DINASTI Ini. Ribuan Tahun Yang Lalu,Seni Astrologi Dan Astronomi Cina Adalah Sama. Para Ahli Astronomi Mengamati Susunan Dan Gerakan Bintang Untuk Meramalkan Masa Depan. Walaupun Di Masa Kini,Astrologi Tidak Lagi Memainkan Peran Dalam Urusan Pemerintahan, Namun Bidang Ini Masih Menyerap Perhatian Jutaan Orang Di Seluruh Dunia. Para Ahli Astronomi Dan Ahli Astrolohi Juga Masih Sangat Di Hormati Di Istana Kekaisaran Cina. Almanak Cina (T'ung Shu) Yang Berisi Daftar Data Data Astrologi Dan Astronomi Untuk Kehidupan Sehari Hari Dalam Tahun Cina Masih DiBuat Setiap Tahun Sampai Sekarang. Dengan Almanak Ini, Dapat DiKetahui Hari Hari Baik Untuk Membuka Bisnis, Menikah, Melakukan Perjalanan Jauh Atau Membuat Keputusan Pribadi Lainnya. Astrologi Cina Yang DiKenal Sekarang Merupakan Sistem Peramalan Masa Depan Dengan Menggunakan Kalender Cina, Terutama Dengan Siklus Yang Di LAMBANGKAN 12 BINATANG Atau Yang Lebih Di Kenal Dengan SHIO Atau ZODIAK CINA. Sistem Peramalan Ini Mengacu Pada Karakteristik Utama Dari Sistem Yang Meliputi Shio, Lima Elemen, Siklus Astronomi Dan Agama Cina Kuno. Siklus YIN Dan YANG Juga DiPakai Dalam Sistem Ini Yang Mengembangkan KeLima Elemen Menjadi Siklus 10 Tahun. Kombinasi Ini Menghasilkan Siklus 60 Tahunan Yang DiMulai Dengan Tikus Kayu Dan Di Akhiri Dengan Babi Air. Kalender Cina Sebenarny Lebih Tua Dari Angka Tahunnya. Ini Bisa Dilihat Dari Angka Tahunnya. Memang Terdapat Beberapa Versi Tahun Cina Yang Dikenal Di Dunia, Tetapi DiBandingkan Dengan Dengan Kalender Masehi Dan Hijriah, Kalender Cina Merupakan Sistem Penanggalan Tertua. Ada Yang Mengatakan Tahun 2009 Masehi Ini Dalam Kalender Cina Adalah Tahun 4646, Ada Yang Menyebutnya Tahun 4706, Atau 4707, Atau 2560. Mengapa Demikian ??? Diperbarui sekitar 4 bulan yang lalu Heryanto Lay Heryanto Lay Kok tanya saya?? 21 Februari jam 21:44 melalui Facebook Seluler · Laporkan MENGUPAS SEGALA ASPEK ZODIAK,SHIO,UNSUR" ANDA BERDASARKAN HOROSKOP CHINA !! MENGUPAS SEGALA ASPEK ZODIAK,SHIO,UNSUR" ANDA BERDASARKAN HOROSKOP CHINA !! Saya Tidak Nanya Kok... :) 23 Februari jam 23:02 · Laporkan Matt Lee Matt Lee wah china memang hebat , bisa q bayangkan gmna yea zaman dinasti sebelum" nya , meskipun aku jg ga tau jawabanx ... hehehehehe 15 Mei jam 21:40 · Beri bendera Diposkan oleh RADAR JAMBI di 10:05:00 0 komentar MACAM-MACAM LEGENDA AWAL MULA TAHUN CHINA Selasa, 22 Juni 2010 MACAM-MACAM LEGENDA AWAL MULA TAHUN CHINA 18 Februari 2010 jam 12:51 Menentukan Waktu Adalah Hal Yang Tidak Mudah. Kapan DiMulainya Tanggal, Bulan Dan Tahun Sulit DiTentukan. Demikian Juga Dengan Penentuan Permulaan Tahun Cina. Berbeda Dengan Tradisi Dan KePercayaan Di Banyak KeBudayaan, Penanggalan Cina Yang BerKaitan Dengan Shio Memiliki Beragam Cerita Legenda Di Baliknya. Secara Turun Temurun, Orang Orang DiCina Merayakan Datangnya Musim Semi Yang Melambangkan Kehidupan Baru DiTahun Yang Baru Dalam Penanggalan Bulan Karena Para Leluhur Mereka Berorientasi Pada Kehidupan Agraris. Mereka Berkumpul Dalam Keluarga Besar Dan Makan Minum Merayakan Datangnya Tahun Yang Baru Dengan Yang Baru Pula. Semua Perayaan Tahun Baru Lebih Bersifat Alami Sehubungan Dengan Kehidupan Agraris, Dan Perayaan Ini Kemudian DiKaitkan Dengan Kehidupan Kekeluargaan Saat Anggota Keluarga BerKumpul. Namun Perjalanan Waktu, Setiap Tahun Yang DiMasuki DiLambangkan Dengan Hewan Hewan Tertentu Sehingga Kelahiran Seseorang DiKaitkan Dengan Hewan Lambang Tahun Itu (Shio) Dan Sifat Sifatnya Juga Mengikuti Hewan Itu. Shio Juga Menjadi Sarana Untuk Meramalkan KeBeruntungan Pemilik Shio Di Sepanjang Tahun Itu. Diperbarui sekitar 4 bulan yang lalu 2 orang menyukai ini. * PENDAHULUAN II * Bagikan 18 Februari 2010 jam 12:25 Perbedaan Angka Tahun Pada Kalender Kalender Cina DiSebabkan Semua Angka Itu Ciptaan Abad ke-20. Penanggalan Masehi Versi Gregorian Juga Mengalami Nasib Yang Sama Zaman Dahulu. Angka Tahun DiTetapkan Jauh Sesudah Tahun 1, Baru Kemudian DiCari Mana Angka Tahun 1, Dan Kemudian Tahun Tahun Lain Berlaku Surut. Tetapi Sampai Dengan Abad Ke-20 Penanggalan Masehi Versi Gregorian Telah Mantap, Tidak DiRagukan Lagi Kecuali Oleh Beberapa Gereja Ortodoks Yang Masih Menganut Penanggalan Julian. Selama Ribuan Tahun, Orang TiongHoa Tidak Mengakumulasi Angka Tahun. Penanggalan DiHitung Dari Mulainya Dinasti Yang Sedang Berkuasa Setiap Ada Pergantian Dinasti, Angka Tahun DiMulai Dari Awal Lagi. Setiap Kaisar Baru Naik Tahta Pun Akan Ada Tahun Baru Juga. Ada Satu Jenis Perhitungan Lagi Yang Tidak DiDasarkan Pada Dinasti Dan DiGunakan Untuk Siklus Waktu Yang Besar. Perhitungan Lebih Bersifat Siklik Dan Bukan Linear Seperti Yang DiPakai Dalam Tahun Masehi Dan Hijriah. Siklusnya Adalah 12 Tahun Yang Masing Masing DiTandai Dengan Lambang Shio. Lalu Ada Siklus Yang Lebih Besar, Yaitu 60 Tahun (12 Shio x 5 Elemen). Siklus 60 Tahun Ini Mirip Dengan Penanggalan Mesopotamia Kuno. Siklus Ini DiMulai Pada Tahun 2637 SM, Ketika Kaisar Cina Bernama Huang Ti Atau Juga DiKenal Sebagai Kaisar Kuning Memulai Putaran Pertama Dari Shio Pada Tahun Pemerintahannya Ke-61. Dari Siklus Ini, Bisa DiDapatkan Angka Tahun 2009, Yaitu 2637 + 2009 = 4646. Sebelum Revolusi Cina, Dr.Sun Yat Sen Ingin Menghentikan Cara Mengakumulasi Tahun Dari Mulainya Suatu Dinasti. Karena Itu Dia Mengambil Patokan Tahun Pemerintahan Pertama Dari Kaisar Yang DiAnggap Sebagai Kaisar Pertama Cina, Yaitu Kaisar Kuning. Kaisar Ini Di Anggap Mulai Memerintah Dari Tahun 2697 SM. Sehingga Perhitungan Untuk Tahun 2009 Adalah 2697 + 2009 + 1 = 4707. Penambahan Angka 1 DiSebabkan Kesalahan Yang Terjadi Saat Dr.Sun Mulai Menghitung, Dia Menambah angka 1 Untuk Menyesuaikan Tahun 0 Dari Tahun Masehi. Padahal Tidak Ada Tahun 0 Dalam Tahun Masehi. Tahun Masehi DiMulai Dari Tahun 1, Dan Sebelum Tahun 1, Dikatakan Sebagai Tahun1 SM(Sebelum Masehi). Karena Waktu Itu, Angka Nol Belum DiKenal Di Eropa Dan Angka Nol tidak DiTuliskan Dalam Huruf Romawi. Tahun Yang DiKenalkan Dr Sun Itu DiPerbaiki Oleh Penganut Taoisme Dengan Meniadakan Penyeimbang 1 Tahun, Dengan Demikian Tahun 2009 Yang DiHitung Berdasarkan Cara Tersebut Menjadi Tahun 4706. Di Indonesia Juga DiKenal Angka Tahun Yang DIhitung Dari Tahun Kelahiran Konfusius. Konfusius DiPerkirakan Lahir Pada Tahun 551 SM. Jadi Dengan Demikian, Tahun 2009 Masehi adalah Tahun 2560 Sejak Kelahiran Konfusius (551 + 2009 = 2560). Walaupun Sejak Tahun 1912 Cina Sudah Mengadopsi Kalender Barat, Namun Penanggalan Cina Tetap Memainkan Peran Penting Dalam Kehidupan Warga TiongHoa. Dalam adat Tradisional Cina, Metode Penanggalan Dan Peramalan Peruntungan Berdasarkan Shio Adalah Berdasarkan Siklus, Yang Berarti Sesuatu Terjadi BerDasarkan Siklus Waktu, Dan Bahwa Selama Ribuan Tahun Hidup Manusia Yang Terjadi Hanya Siklus Saja, Tidak Ada Sesuatu Yang Baru. Seperti Kitab Suci Yang DiTuliskan Ribuan Tahun Lalu Tetapi Sekarang Masih Relevan. Diperbarui sekitar 4 bulan yang lalu * PENDAHULUAN I * Bagikan 18 Februari 2010 jam 12:24 Astrologi Cina Merupakan Salah Satu Sistem Perhitungan Untuk Mengetahui Peruntungan Yang Tertua Dan Paling Banyak DiPakai Di Seluruh Dunia. Astrologi Ini Bahkan Lebih Tua Satu Milenium Daripada Astrologi Barat. Sistem Ini DiYakini Telah Ada Sejak Zaman Dinasti Shang ( Abad 16 - 11 SM ) Berdasarkan Bukti Bukti Yang DiTemukan Dalam Galian ArkeologiKota KUNO DINASTI Ini. Ribuan Tahun Yang Lalu,Seni Astrologi Dan Astronomi Cina Adalah Sama. Para Ahli Astronomi Mengamati Susunan Dan Gerakan Bintang Untuk Meramalkan Masa Depan. Walaupun Di Masa Kini,Astrologi Tidak Lagi Memainkan Peran Dalam Urusan Pemerintahan, Namun Bidang Ini Masih Menyerap Perhatian Jutaan Orang Di Seluruh Dunia. Para Ahli Astronomi Dan Ahli Astrolohi Juga Masih Sangat Di Hormati Di Istana Kekaisaran Cina. Almanak Cina (T'ung Shu) Yang Berisi Daftar Data Data Astrologi Dan Astronomi Untuk Kehidupan Sehari Hari Dalam Tahun Cina Masih DiBuat Setiap Tahun Sampai Sekarang. Dengan Almanak Ini, Dapat DiKetahui Hari Hari Baik Untuk Membuka Bisnis, Menikah, Melakukan Perjalanan Jauh Atau Membuat Keputusan Pribadi Lainnya. Astrologi Cina Yang DiKenal Sekarang Merupakan Sistem Peramalan Masa Depan Dengan Menggunakan Kalender Cina, Terutama Dengan Siklus Yang Di LAMBANGKAN 12 BINATANG Atau Yang Lebih Di Kenal Dengan SHIO Atau ZODIAK CINA. Sistem Peramalan Ini Mengacu Pada Karakteristik Utama Dari Sistem Yang Meliputi Shio, Lima Elemen, Siklus Astronomi Dan Agama Cina Kuno. Siklus YIN Dan YANG Juga DiPakai Dalam Sistem Ini Yang Mengembangkan KeLima Elemen Menjadi Siklus 10 Tahun. Kombinasi Ini Menghasilkan Siklus 60 Tahunan Yang DiMulai Dengan Tikus Kayu Dan Di Akhiri Dengan Babi Air. Kalender Cina Sebenarny Lebih Tua Dari Angka Tahunnya. Ini Bisa Dilihat Dari Angka Tahunnya. Memang Terdapat Beberapa Versi Tahun Cina Yang Dikenal Di Dunia, Tetapi DiBandingkan Dengan Dengan Kalender Masehi Dan Hijriah, Kalender Cina Merupakan Sistem Penanggalan Tertua. Ada Yang Mengatakan Tahun 2009 Masehi Ini Dalam Kalender Cina Adalah Tahun 4646, Ada Yang Menyebutnya Tahun 4706, Atau 4707, Atau 2560. Mengapa Demikian ??? Diposkan oleh shio tahun china di 12:21
Diposkan oleh ZULFIKAR ACHMAD-AMI TAHER di
Laman
Minggu, 27 Juni 2010
TARIAN DAN ALAM KERINCI YANG MAGIS EKSOTIS DAN PENUH MYSTERI
RADAR JAMBI
MENYAJIKAN BERITA PILIHAN JAMBI
BERITA POLITIK JAMBI NASIONAL DAN INTERNASIONAL
Post
Atom
Post
Komentar
Atom
Komentar
RADAR JAMBI MENYAJIKAN BERITA-BERITA TERBAIK
Loading...
Sabtu, 26 Juni 2010
KERINCI YANG MAGIS EKSOTIS DAN PENUH MYSTERI
Kerinci yang Magis
October 16, 2009 in Ekspedisi
Kawasan Kerinci dikenal memiliki banyak kesenian magis. Sebuah desa, misalnya, memiliki tradisi kesenian tusuk tombak seperti debus. Beda dengan kesenian Banten itu, di sana penarinya perempuan. Desa lain memiliki tradisi memanggil arwah harimau. Kesenian magis di Kerinci tapi makin lama makin hilang. Ikuti reportase wartawan Tempo Febriyanti dari desa ke desa di Kerinci, menyusuri dan mendengar berbagai kisah tentang tari magis yang tersisa.
Taratak taratak tak tum taratak taratak tak tum…
Taratak taratak tak tum taratak taratak tak tum…
Di tengah bahana tabuhan gendang, tiba-tiba perempuan itu mengambil dua bilah pedang di depannya. Dengan sekali entakan keras dan jeritan panjang, pedang itu ia tusukkan ke tubuhnya sendiri. Dalam sekejap kedua pedang itu bengkok seperti bumerang. Ratusan penonton di lapangan depan kantor Bupati Kerinci di Sungai Penuh tercekat.
Gendang terus dipukul. Perempuan itu bergerak memejamkan mata. Wajahnya mendongak ke langit. Dari bibir sang pawang keluarlah Seru. Seru dalam kebudayaan Kerinci adalah rapal untuk memanggil roh leluhur.
Beberapa lelaki menuangkan sekeranjang pecahan kaca di depannya. Lalu atraksi mengejutkan kembali terjadi. Pecahan kaca itu diinjak dengan entakan kuat, ia dan dua penari perempuan lain menari di atas pecahan kaca hingga berderak-derak. Selanjutnya mereka berjalan menginjak telur yang disusun di atas batang pisang. Badan mereka seolah sangat ringan, karena telur-telur itu tidak pecah, bahkan retak pun tidak.
Penonton kota kecil Kerinci telah lama sekali tak menyaksikan tarian magis bernama Niti Naik Mahligai itu. Tarian itu berasal dari Siulak Mukai, Kerinci bagian utara. Wilayah Kerinci dikenal kuat dengan tradisi seni tari magis. Namun kini sangat jarang tarian itu muncul di depan publik. Tarian itu hanya sesekali tampil dalam acara pemerintah atau upacara kenduri pusaka yang berlangsung 10 hingga 20 tahun sekali.
Kabupaten Kerinci berada di Provinsi Jambi. Jarak dari Jambi ke Sungai Penuh, ibu kota Kerinci, cukup jauh, 450 kilometer, dan itu bisa ditempuh dalam 9-12 jam. Sedangkan jarak Kerinci ke Padang lebih dekat, 250 kilometer atau 6-8 jam perjalanan. Perjalanan ke Kerinci harus melalui jalan yang berliku dan mendaki. Di lereng Gunung Kerinci terdapat perkebunan teh yang luas serta kebun kasiavera atau kulit manis. Sedangkan kawasan yang berhawa panas di bagian selatan ditanami padi dan kopi.
Orang Kerinci yang menghuni Kabupaten Kerinci sekarang adalah keturunan suku bangsa Melayu Tua yang menetap sejak zaman Neolitikum (8.000-7.000 tahun silam) atau mungkin jauh sebelumnya. Kerinci pernah di bawah kekuasaan Kerajaan Dharmasraya dan Pagaruyung (Sumatera Barat), juga di bawah Kerajaan Inderapura (pantai barat, kini Pesisir Selatan, Sumatera Barat), dan Kesultanan Jambi. Namun kekuasaan terhadap Kerinci lebih kepada perlindungan dengan membayar upeti.
Kerinci memiliki kebudayaan, termasuk bahasa dan aksara Kerinci. Uli Kozok, ahli aksara kuno Sumatera asal Jerman, pernah menemukan di Kerinci naskah Melayu tertua abad ke-14 yang berasal dari Kerajaan Dharmasraya, zaman Adityawarman.
Alam Kerinci yang penuh hutan dan jauh dari pusat kerajaan yang melindunginya mungkin bisa menjelaskan mengapa magisme dahulu berkembang di Kerinci. Dusun Empeh dan Dusun Baru di Kota Sungai Penuh, misalnya, adalah salah satu kampung tua yang menyimpan misteri Kerinci. Di sana ada tarian yang disebut Asyek. Tarian ini adalah ritual untuk memanggil roh nenek moyang untuk menolak bencana atau memohon panen padi. Dulu tarian Asyek dilakukan di atas pecahan kaca.
Nurmalis, 70 tahun, warga Dusun Baru, Kerinci, masih ingat saat menyaksikan kenduri sko di kampungnya pada 1964. Semua perempuan dewasa saat itu menari Asyek sampai kesurupan di atas pecahan kaca. Namun 20 tahun kemudian, pada 1984, tidak ada lagi yang bisa menari Asyek di hamparan beling. ”Mungkin sudah lupa, karena kendurinya lama sekali. Bahkan lesung gila, yang alunya bisa main sendiri di dalam lesung, yang pernah saya lihat ketika kecil, tidak ada lagi,” kata Nurmalis.
Akan halnya di sebelah selatan Kerinci di Desa Koto Tengah ada tarian Marcok dengan penari berkaki telanjang yang menari di atas pecahan kaca dengan menusuk-nusukkan keris di tubuh. Tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun ini sekarang sudah jarang terlihat. Terakhir, Marcok tampil pada 2006 di Pesta Danau Kerinci.
Gendang dan seruling terus mengiringi tarian. Rintangan berikutnya adalah duri-duri sembilu yang ditancapkan ke kayu. Kedua penari itu bergantian menginjak duri sembilu yang tajam. Penari itu kemudian juga menginjak susunan paku. Atraksi selanjutnya meniti mata pedang. Sebilah pedang panjang ujungnya dipegang dua lelaki di atas tanah, lalu telapak kaki kedua penari itu meniti pedang tajam itu tanpa terluka.
Tiba-tiba dari arah depan seorang lelaki berlari dan menghunuskan tombak. Dass..!! tombak bermata tajam itu menghunjam tepat ke ulu hati penari perempuan. Tubuh penari sempat terlihat terjengkang, namun dalam hitungan detik, dengan teriakan yang keras tombak itu patah dua.
Tak lama, di dekatnya dinyalakan api bara yang disiram minyak tanah. Api yang berkobar membangkitkan kembali semangat kedua perempuan itu. Api yang menyala-nyala itu mereka lompati dan mereka bergantian menari di atas kobaran api seperti berkecipak di atas air. Pada akhir pertunjukan dengan histeris mereka memadamkan bara api dengan kedua tangan. Ratusan mata penonton terpaku oleh pertunjukan ini. Tapi tidak semua penonton betah melihat atraksi itu.
”Saya tidak tahan lagi, seluruh bulu kuduk saya berdiri. Kalau tetap di sini, bisa-bisa tanpa sadar saya lari ke lapangan bermain silat dengan pedang,” kata Sofyan, 50 tahun, seorang penonton. Mukanya tampak merah.
Menurut sang pawang, Eva Braman-ti Putra, 31 tahun, tarian ini adalah warisan turun-temurun dari leluhurnya di Siulak Mukai, Kabupaten Kerinci. Sementara di sana tarian ini dilakukan anak muda, di desanya masih ada tarian menginjak kaca yang ditarikan orang-orang tua yang memakai jubah panjang.
Kedua pertunjukan itu diangkat dari prosesi untuk calon raja pada masa lalu. Sebelum dinobatkan, seorang calon raja harus menempuh berbagai rintangan. Yang menarik, pertunjukan ini dimainkan semua oleh perempuan. Menurut Eva, pada masa lalu yang memegang tampuk kekuasaan di Kerinci perempuan. Kaum lelaki hanya menjalankan pemerintahan.
Penonton bertepuk tangan. Di pinggir lapangan, ketiga penari perempuan itu terkulai lemas. Ermidayati, 35 tahun, penari utama, tersandar di kursi kehabisan tenaga. ”Perut saya mual,” kata perempuan yang sehari-hari guru SMPN 3 Gunung Kerinci di Sungai Pegeh. Ia dikipasi dan diberi minum. Seperempat jam kemudian kesegarannya pulih.
Ia mengaku saat menari dirinya antara sadar dan tidak. ”Ada yang membisikkan dari dalam untuk melangkah di atas pedang, cepat…, cepat…,” katanya. Ia tidak tahu dari mana memperoleh kekebalan ketika menari. Soalnya, sehabis pertunjukan, kekebalannya juga hilang. ”Kalau teriris pisau saat mengupas bawang, ya sakit,” katanya tertawa.
Berbeda dengan para penari, ilmu yang dimiliki pawang tetap bertahan. Eva Bramanti Putra, sang pawang, misalnya, mengaku, ”Kalau sedang berada di ujung tanduk, saat-saat sedang dalam marabahaya, kekebalan itu keluar.” Eva mengatakan, ketika berusia 20 tahun, ia mendapat wangsit dari leluhur pihak ibu yang menuntunnya melaksanakan ritual tarian Niti Naik Mahligai.
Dari ibunya, ia diajari gerakan tari, dari kakek pihak ayahnya diajari ilmu meringankan tubuh, sedangkan seluruh prosesi yang lengkap didapatnya dari wangsit. Beberapa benda diganti oleh Eva. Misalnya dulu keris, kini diganti pedang, batu kaca diganti pecahan kaca, duri perdu hutan diganti paku dan sembilu. Zaman dahulu, mereka yang memainkan tari ini syahdan bisa bertengger di pucuk-pucuk daun. Sekarang, oleh Eva, para penarinya yang kesurupan disuruh berdiri di atas daun yang lebar, dan terakhir di atas kertas yang dijunjung para kru.
Semua prosesi itu dicoba dulu oleh Eva dan berhasil, padahal sedari kecil ia tidak pernah menuntut ilmu kebal sedikit pun. Sekitar tahun 2000 Eva membentuk sanggar di kampungnya, beranggotakan 13 orang. Mereka kemudian berlatih. Tarian kebal ini sempat menjadi tarian pembukaan Festival Danau Kerinci, yang diadakan tiap tahun sejak 2001. Istri Eva, Dentina, 28 tahun, juga diikutkan. Dentina mengatakan, kunci pertunjukan adalah meditasi. ”Menjelang pertunjukan, kami melakukan meditasi dengan kaki bersila sampai seluruh tubuh kesemutan dan menggigil,” katanya.
Setelah meditasi, untuk menyucikan diri kemudian ia mandi dengan perasan jeruk purut di sungai. Esoknya, ia akan menari tanpa beban, bahkan ingin cepat-cepat menginjak pedang. ”Padahal, pada saat melihat pedang itu diasah, bukan main ngerinya. Namun, ketika menari, rasanya hanya menginjak punggung pedang,” ujarnya. Menurut Eva, untuk penari inti enam orang tetap dipilih dari yang memiliki hubungan darah. ”Kalau penari lainnya biasanya anak sekolah. Tetapi saya hanya berani mengajari mereka sebatas menginjak kaca,” kata Eva.
Eva mengakui, dalam beberapa kali pertunjukan pernah gagal. Bahkan, saat di Banten, baju kru laki-laki yang menghidupkan api ikut terbakar. ”Pernah pula pada saat di Bukittinggi kaki penari utama luka terkena pedang ketika dia sedang ditombak, karena terinjak pedang di belakangnya.
Eva mengakui order pertunjukan sanggarnya lebih banyak mengandalkan acara yang dibuat pemerintah daerah. Namun pemilihan kepala daerah pertengahan bulan lalu membuatnya gundah. Itu karena dua kandidat bu-pati yang terpilih berasal dari kalangan agamis, yang biasanya tidak menyukai pertunjukan yang berbau magis. ”Padahal, kita bukan orang yang syirik,” kata Eva.
Kecemasannya beralasan. Ketika pertama mengembangkan tarian Niti Naik Mahligai dulu, Eva sempat mendapat larangan dari alim ulama di kampungnya, karena dianggap musyrik. Pejabat daerah yang menganggap tradisi magis bertentangan dengan Islam pasti tak akan mengorder sanggarnya lagi. ”Saya tidak tahu bagaimana nanti, kalau memang kesenian ini harus pudar, apa boleh buat,” katanya pelan.
Diposkan oleh RADAR JAMB
MENYAJIKAN BERITA PILIHAN JAMBI
BERITA POLITIK JAMBI NASIONAL DAN INTERNASIONAL
Post
Atom
Post
Komentar
Atom
Komentar
RADAR JAMBI MENYAJIKAN BERITA-BERITA TERBAIK
Loading...
Sabtu, 26 Juni 2010
KERINCI YANG MAGIS EKSOTIS DAN PENUH MYSTERI
Kerinci yang Magis
October 16, 2009 in Ekspedisi
Kawasan Kerinci dikenal memiliki banyak kesenian magis. Sebuah desa, misalnya, memiliki tradisi kesenian tusuk tombak seperti debus. Beda dengan kesenian Banten itu, di sana penarinya perempuan. Desa lain memiliki tradisi memanggil arwah harimau. Kesenian magis di Kerinci tapi makin lama makin hilang. Ikuti reportase wartawan Tempo Febriyanti dari desa ke desa di Kerinci, menyusuri dan mendengar berbagai kisah tentang tari magis yang tersisa.
Taratak taratak tak tum taratak taratak tak tum…
Taratak taratak tak tum taratak taratak tak tum…
Di tengah bahana tabuhan gendang, tiba-tiba perempuan itu mengambil dua bilah pedang di depannya. Dengan sekali entakan keras dan jeritan panjang, pedang itu ia tusukkan ke tubuhnya sendiri. Dalam sekejap kedua pedang itu bengkok seperti bumerang. Ratusan penonton di lapangan depan kantor Bupati Kerinci di Sungai Penuh tercekat.
Gendang terus dipukul. Perempuan itu bergerak memejamkan mata. Wajahnya mendongak ke langit. Dari bibir sang pawang keluarlah Seru. Seru dalam kebudayaan Kerinci adalah rapal untuk memanggil roh leluhur.
Beberapa lelaki menuangkan sekeranjang pecahan kaca di depannya. Lalu atraksi mengejutkan kembali terjadi. Pecahan kaca itu diinjak dengan entakan kuat, ia dan dua penari perempuan lain menari di atas pecahan kaca hingga berderak-derak. Selanjutnya mereka berjalan menginjak telur yang disusun di atas batang pisang. Badan mereka seolah sangat ringan, karena telur-telur itu tidak pecah, bahkan retak pun tidak.
Penonton kota kecil Kerinci telah lama sekali tak menyaksikan tarian magis bernama Niti Naik Mahligai itu. Tarian itu berasal dari Siulak Mukai, Kerinci bagian utara. Wilayah Kerinci dikenal kuat dengan tradisi seni tari magis. Namun kini sangat jarang tarian itu muncul di depan publik. Tarian itu hanya sesekali tampil dalam acara pemerintah atau upacara kenduri pusaka yang berlangsung 10 hingga 20 tahun sekali.
Kabupaten Kerinci berada di Provinsi Jambi. Jarak dari Jambi ke Sungai Penuh, ibu kota Kerinci, cukup jauh, 450 kilometer, dan itu bisa ditempuh dalam 9-12 jam. Sedangkan jarak Kerinci ke Padang lebih dekat, 250 kilometer atau 6-8 jam perjalanan. Perjalanan ke Kerinci harus melalui jalan yang berliku dan mendaki. Di lereng Gunung Kerinci terdapat perkebunan teh yang luas serta kebun kasiavera atau kulit manis. Sedangkan kawasan yang berhawa panas di bagian selatan ditanami padi dan kopi.
Orang Kerinci yang menghuni Kabupaten Kerinci sekarang adalah keturunan suku bangsa Melayu Tua yang menetap sejak zaman Neolitikum (8.000-7.000 tahun silam) atau mungkin jauh sebelumnya. Kerinci pernah di bawah kekuasaan Kerajaan Dharmasraya dan Pagaruyung (Sumatera Barat), juga di bawah Kerajaan Inderapura (pantai barat, kini Pesisir Selatan, Sumatera Barat), dan Kesultanan Jambi. Namun kekuasaan terhadap Kerinci lebih kepada perlindungan dengan membayar upeti.
Kerinci memiliki kebudayaan, termasuk bahasa dan aksara Kerinci. Uli Kozok, ahli aksara kuno Sumatera asal Jerman, pernah menemukan di Kerinci naskah Melayu tertua abad ke-14 yang berasal dari Kerajaan Dharmasraya, zaman Adityawarman.
Alam Kerinci yang penuh hutan dan jauh dari pusat kerajaan yang melindunginya mungkin bisa menjelaskan mengapa magisme dahulu berkembang di Kerinci. Dusun Empeh dan Dusun Baru di Kota Sungai Penuh, misalnya, adalah salah satu kampung tua yang menyimpan misteri Kerinci. Di sana ada tarian yang disebut Asyek. Tarian ini adalah ritual untuk memanggil roh nenek moyang untuk menolak bencana atau memohon panen padi. Dulu tarian Asyek dilakukan di atas pecahan kaca.
Nurmalis, 70 tahun, warga Dusun Baru, Kerinci, masih ingat saat menyaksikan kenduri sko di kampungnya pada 1964. Semua perempuan dewasa saat itu menari Asyek sampai kesurupan di atas pecahan kaca. Namun 20 tahun kemudian, pada 1984, tidak ada lagi yang bisa menari Asyek di hamparan beling. ”Mungkin sudah lupa, karena kendurinya lama sekali. Bahkan lesung gila, yang alunya bisa main sendiri di dalam lesung, yang pernah saya lihat ketika kecil, tidak ada lagi,” kata Nurmalis.
Akan halnya di sebelah selatan Kerinci di Desa Koto Tengah ada tarian Marcok dengan penari berkaki telanjang yang menari di atas pecahan kaca dengan menusuk-nusukkan keris di tubuh. Tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun ini sekarang sudah jarang terlihat. Terakhir, Marcok tampil pada 2006 di Pesta Danau Kerinci.
Gendang dan seruling terus mengiringi tarian. Rintangan berikutnya adalah duri-duri sembilu yang ditancapkan ke kayu. Kedua penari itu bergantian menginjak duri sembilu yang tajam. Penari itu kemudian juga menginjak susunan paku. Atraksi selanjutnya meniti mata pedang. Sebilah pedang panjang ujungnya dipegang dua lelaki di atas tanah, lalu telapak kaki kedua penari itu meniti pedang tajam itu tanpa terluka.
Tiba-tiba dari arah depan seorang lelaki berlari dan menghunuskan tombak. Dass..!! tombak bermata tajam itu menghunjam tepat ke ulu hati penari perempuan. Tubuh penari sempat terlihat terjengkang, namun dalam hitungan detik, dengan teriakan yang keras tombak itu patah dua.
Tak lama, di dekatnya dinyalakan api bara yang disiram minyak tanah. Api yang berkobar membangkitkan kembali semangat kedua perempuan itu. Api yang menyala-nyala itu mereka lompati dan mereka bergantian menari di atas kobaran api seperti berkecipak di atas air. Pada akhir pertunjukan dengan histeris mereka memadamkan bara api dengan kedua tangan. Ratusan mata penonton terpaku oleh pertunjukan ini. Tapi tidak semua penonton betah melihat atraksi itu.
”Saya tidak tahan lagi, seluruh bulu kuduk saya berdiri. Kalau tetap di sini, bisa-bisa tanpa sadar saya lari ke lapangan bermain silat dengan pedang,” kata Sofyan, 50 tahun, seorang penonton. Mukanya tampak merah.
Menurut sang pawang, Eva Braman-ti Putra, 31 tahun, tarian ini adalah warisan turun-temurun dari leluhurnya di Siulak Mukai, Kabupaten Kerinci. Sementara di sana tarian ini dilakukan anak muda, di desanya masih ada tarian menginjak kaca yang ditarikan orang-orang tua yang memakai jubah panjang.
Kedua pertunjukan itu diangkat dari prosesi untuk calon raja pada masa lalu. Sebelum dinobatkan, seorang calon raja harus menempuh berbagai rintangan. Yang menarik, pertunjukan ini dimainkan semua oleh perempuan. Menurut Eva, pada masa lalu yang memegang tampuk kekuasaan di Kerinci perempuan. Kaum lelaki hanya menjalankan pemerintahan.
Penonton bertepuk tangan. Di pinggir lapangan, ketiga penari perempuan itu terkulai lemas. Ermidayati, 35 tahun, penari utama, tersandar di kursi kehabisan tenaga. ”Perut saya mual,” kata perempuan yang sehari-hari guru SMPN 3 Gunung Kerinci di Sungai Pegeh. Ia dikipasi dan diberi minum. Seperempat jam kemudian kesegarannya pulih.
Ia mengaku saat menari dirinya antara sadar dan tidak. ”Ada yang membisikkan dari dalam untuk melangkah di atas pedang, cepat…, cepat…,” katanya. Ia tidak tahu dari mana memperoleh kekebalan ketika menari. Soalnya, sehabis pertunjukan, kekebalannya juga hilang. ”Kalau teriris pisau saat mengupas bawang, ya sakit,” katanya tertawa.
Berbeda dengan para penari, ilmu yang dimiliki pawang tetap bertahan. Eva Bramanti Putra, sang pawang, misalnya, mengaku, ”Kalau sedang berada di ujung tanduk, saat-saat sedang dalam marabahaya, kekebalan itu keluar.” Eva mengatakan, ketika berusia 20 tahun, ia mendapat wangsit dari leluhur pihak ibu yang menuntunnya melaksanakan ritual tarian Niti Naik Mahligai.
Dari ibunya, ia diajari gerakan tari, dari kakek pihak ayahnya diajari ilmu meringankan tubuh, sedangkan seluruh prosesi yang lengkap didapatnya dari wangsit. Beberapa benda diganti oleh Eva. Misalnya dulu keris, kini diganti pedang, batu kaca diganti pecahan kaca, duri perdu hutan diganti paku dan sembilu. Zaman dahulu, mereka yang memainkan tari ini syahdan bisa bertengger di pucuk-pucuk daun. Sekarang, oleh Eva, para penarinya yang kesurupan disuruh berdiri di atas daun yang lebar, dan terakhir di atas kertas yang dijunjung para kru.
Semua prosesi itu dicoba dulu oleh Eva dan berhasil, padahal sedari kecil ia tidak pernah menuntut ilmu kebal sedikit pun. Sekitar tahun 2000 Eva membentuk sanggar di kampungnya, beranggotakan 13 orang. Mereka kemudian berlatih. Tarian kebal ini sempat menjadi tarian pembukaan Festival Danau Kerinci, yang diadakan tiap tahun sejak 2001. Istri Eva, Dentina, 28 tahun, juga diikutkan. Dentina mengatakan, kunci pertunjukan adalah meditasi. ”Menjelang pertunjukan, kami melakukan meditasi dengan kaki bersila sampai seluruh tubuh kesemutan dan menggigil,” katanya.
Setelah meditasi, untuk menyucikan diri kemudian ia mandi dengan perasan jeruk purut di sungai. Esoknya, ia akan menari tanpa beban, bahkan ingin cepat-cepat menginjak pedang. ”Padahal, pada saat melihat pedang itu diasah, bukan main ngerinya. Namun, ketika menari, rasanya hanya menginjak punggung pedang,” ujarnya. Menurut Eva, untuk penari inti enam orang tetap dipilih dari yang memiliki hubungan darah. ”Kalau penari lainnya biasanya anak sekolah. Tetapi saya hanya berani mengajari mereka sebatas menginjak kaca,” kata Eva.
Eva mengakui, dalam beberapa kali pertunjukan pernah gagal. Bahkan, saat di Banten, baju kru laki-laki yang menghidupkan api ikut terbakar. ”Pernah pula pada saat di Bukittinggi kaki penari utama luka terkena pedang ketika dia sedang ditombak, karena terinjak pedang di belakangnya.
Eva mengakui order pertunjukan sanggarnya lebih banyak mengandalkan acara yang dibuat pemerintah daerah. Namun pemilihan kepala daerah pertengahan bulan lalu membuatnya gundah. Itu karena dua kandidat bu-pati yang terpilih berasal dari kalangan agamis, yang biasanya tidak menyukai pertunjukan yang berbau magis. ”Padahal, kita bukan orang yang syirik,” kata Eva.
Kecemasannya beralasan. Ketika pertama mengembangkan tarian Niti Naik Mahligai dulu, Eva sempat mendapat larangan dari alim ulama di kampungnya, karena dianggap musyrik. Pejabat daerah yang menganggap tradisi magis bertentangan dengan Islam pasti tak akan mengorder sanggarnya lagi. ”Saya tidak tahu bagaimana nanti, kalau memang kesenian ini harus pudar, apa boleh buat,” katanya pelan.
Diposkan oleh RADAR JAMB
MERUBAH ADAT ISTIADAT MINANG HUBUNGAN NYA DENGAN JAMBI
22:19:00 0 komentar
KAUM PADERI DAN KAUM ULAMA DI PARIAMAN
Gerakan Paderi dan Gejolak Keagamaan di Rantau Pariaman
February 23, 2010 in Literatur, Penelitian, Tarikh
Penyebaran ide gerakan Paderi ke kawasan pantai barat Sumatra sejak 1820-an menyebabkan “disharmonisasi” kehidupan agama di desa-desa tertentu di Rantau Pariaman. Dalam rencana ini, pengaruh ide gerakan Paderi di Rantau Pariaman cuba ditelusuri melalui biografi Syeikh Daud Sunur, seorang ulama yang berasal dari Rantau Pariaman.
Sejak awal keulamaannya, paham keagamaan Syeikh Daud sudah berseberangan dengan ordo Ulakan yang ortodoks. Syeikh Daud telah mengarang dua buah syair yang terkenal: Syair Mekah dan Madinah atau Syair Rukun Haji (SRH) dan Syair Sunur (SSn). Kedua-dua buah syair ini memberi banyak maklumat tentang perjalanan hidup dan pemikiran keagamaan ulama ini. Dalam SRH, Syeikh Daud mengkritik kaum ulama yang konservatif ordo Ulakan. Syair ini menjadi populer di kalangan kaum pembaharu di Darek, lebihlebih lagi pada bahagian kedua abad ke-19 setelah berkembangnya tarekat Naqsyabandiyah di Minangkabau (Bruinessen 1992: 102). Daripadanya, mereka memperoleh landasan tekstual dan sokongan moral untuk menyerang “Agama Ulakan”. SSn yang diperkatakan dalam rencana ini merakamkan penderitaan jiwa Syeikh Daud, seorang ulama yang banyak menanggung derita jiwa dalam memperjuangkan ide dan keyakinannya.
Dalam SRH, tercermin sikapnya yang menentang taklidisme dalam beragama. Jika SRH adalah reaksi Syeikh Daud kerana kalah berdebat dengan Tuanku Syeikh Lubuk Ipuh, maka SSn adalah rakaman dari efek psikologis yang dideritainya akibat kekalahan itu. Berbeza dengan autobiografi klasik yang lain dari Minangkabau tentang kejayaan, misalnya kisah hidup Nakhoda Muda (Drewes 1961) atau Muhammad Saleh Datuk Orang Kaya Besar, SSn lebih banyak mengisahkan kegagalan Syeikh Daud. Berbeza dengan kebanyakan ulama yang terkenal kerana banyak pengikut dan pahlawan kerana memimpin gerakan melawan penjajah, Syeikh Daud menjadi terkenal kerana cerita “kekalahannya”. Sudah lama diketahui bahwa kajian historis mengenai konflik agama di Minangkabau memberi penekanan pada wilayah Darek. Bagaimana persisnya dinamika hubungan keagamaan antara wilayah rantau barat (khususnya Rantau Pariaman) dengan Darek pada periode Perang Paderi masih belum jelas.
Pembicaraan masalah ini oleh pengkaji-pengkaji terdahulu masih bersifat permulaan. Kebanyakan mereka berpijak pada ungkapan adat Minangkabau yang sudah terlalu sering diulang: Adaik manurun, syarak mandaki (adat menurun, syarak mendaki), maksudnya adat disosialisasikan dari Darek/ dataran rendah, antara lain ke Pariaman; syarak (agama) disosialisasikan dari daerah pantai [Ulakan] (dataran rendah ke dataran tinggi Minangkabau).
Melalui kajian 102 Sari 23 ini, jelaslah efek sebaliknya juga terjadi pada suatu masa dalam sejarah Minangkabau: ide agama dari pedalaman dicoba tularkan ke wilayah pantai. Kisah hidup Syeikh Daud menggambarkan percubaan penetrasi dan perluasan ide “pemurnian” agama yang tercetus di Darek ke wilayah Rantau Pariaman yang masyarakatnya kosmopolitan, bersifat terbuka dan cenderung sinkretis dalam menjalankan agama.
Dari kisah hidup Syeikh Daud itu dapat ditarik kesimpulan bahawa sepanjang bahagian pertama abad ke-19, ide pemurnian agama Kaum Paderi mengalami kesulitan menembusi konservatisme agama masyarakat Pariaman. Ketika melihat radikalisme agama yang tumbuh subur di Darek pada masa Paderi dan pertentangan yang diperlihatkan Rantau Pariaman dengan penduduknya yang sudah lebih dahulu memeluk Islam, penulis ini sependapat dengan Jeroen Peeters yang mengatakan reformasi (agama) lebih banyak berhasil di daerah yang hanya sedikit dipengaruhi tahap proses Islamisasi yang terdahulu (1997: 242). Walaupun segolongan kecil ulama muda asal pantai (Rantau Pariaman) sendiri (setelah belajar ke Darek) mulai bersikap kritis terhadap “Agama Ulakan”, tetapi mereka tidak mampu meruntuhkan otoritas pusat tarekat Shattâriyah itu.
Sampai berakhirnya Perang Paderi, masyarakat Rantau Pariaman masih cukup teguh mengamalkan “Agama Ulakan”. Pertentangan yang mereka tunjukkan terhadap ide Kaum Paderi membentuk enclave di pinggir sebuah wilayah luas di tengah Pulau Sumatra yang hampir sepanjang abad ke-19 dilanda euforia “pembaharuan agama”.
Sumber:
Suryadi. 2004. Syair Sunur; Teks dan Konteks ‘otobiografi‘ Seorang Ulama Minangkabau Abad ke-19, Padang: YDIKM & Citra Budaya.
Syair Sunur, dikenali selanjutnya dengan singkatan SSn, mempunyai banyak nama yang berlainan. Antaranya ialah Nazam Sunur, Nalam Sunur dan Syair Dagang. Ia adalah manuskrip klasik Minangkabau dalam puisi dan belum banyak diperkatakan. Ahli filologi Malaysia dan Indonesia, termasuk yang berasal dari Sumatra Barat, belum banyak yang mengetahui salinan SSn. Sebagai bukti, ia tidak dapat dikesan dari perbincangan Hasanuddin W. S. mengenai filologi Minangkabau dalam buletin kebudayaan Suratkabar (2002: 12-13).
Diposkan oleh RADAR JAMBI di 20:15:00 0 komentar
MERUBAH ADAT ISTIADAT MINANG
MERUBAH ADAT ISTIADAT (Kasus “Punah”)
Diskusi ini berawal dari kiriman artikel Uli Kozok: Penemu Naskah Undang-Undang Zaman Adityawarman yang dipublis Oleh: Syofiardi Bachyul Jb/PadangKini.com
Artikelnya adalah dibawah ini, dan lanjutan diskusi ini berubah menjadi sesuai Subjek diatas, karena poin yang di diskusikan banyak membahas seperti pada judul diatas
=============
Berikut terlampir kutipan bagus tentang budaya kita.. mudah2 an berguna atau kita ulang membacanya..
salam
DanY
Uli Kozok: Penemu Naskah Undang-Undang Zaman Adityawarman
Oleh: Syofiardi Bachyul Jb/PadangKini.com
ULI Kozok, doktor filologi asal Jerman, telah mengejutkan dunia penelitian bahasa dan sejarah kuno Indonesia. Lewat temuan sebuah naskah Malayu kuno di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi yang ia lihat pertama kali di tangan penduduk
pada 2002, ia membantah sejumlah pendapat yang telah menjadi pengetahuan umum selama ini.
Pendapat pertama, selama ini orang beranggapan naskah Malayu hanya ada setelah era Islam dan tidak ada tradisi naskah Malayu pra-Islam. Artinya, dunia tulis-baca orang Malayu diidentikkan dengan masuknya agama Islam di nusantara
yang dimulai pada abad ke-14.
“Naskah Undang-Undang Tanjung Tanah” yang ditemukan Kozok merupakan naskah pertama yang menggunakan aksara Pasca-Palawa dan memiliki kata-kata tanpa ada satupun serapan ‘berbau’ Islam.
Berdasar uji radio karbon di Wellington, Inggris naskah ini diperkirakan dibuat pada zaman Kerajaan Adityawarman di Suruaso (Tanah Datar, Sumatera Barat) antara 1345 hingga 1377. Naskah ini dibuat di Kerajaan Dharmasraya yang waktu
itu berada di bawah Kerajaan Malayu yang berpusat di Suruaso. Karena itu Kozok mengumumkan naskah tersebut sebagai naskah Malayu tertua di dunia yang pernah ditemukan.
“Ada pakar sastra dan aksara menganggap tidak ada tradisi naskah Malayu sebelum kedatangan Islam, ada yang beranggapan Islam yang membawa tradisi itu ke Indonesia, dengan ditemukannya naskah ini teori itu runtuh,” kata Kozok yang bertemu Padangkini.com di Siguntur, Kabupaten Dharmasraya pengujung Desember 2007.
Aksara Sumatera Kuno
Pendapat kedua, seperti halnya Jawa, Sumatera sebenarnya juga memiliki aksara sendiri yang merupakan turunan dari aksara Palawa dari India Selatan atau aksara Pasca-Palawa. Selama ini aksara di sejumlah prasasti di Sumatera, seperti sejumlah prasasti-prasasti Adityawarman, disebut para ahli sebagai aksara Jawa-Kuno.
Padahal, menurut Kozok, aksara itu berbeda. Seperti halnya di Jawa, di Sumatera juga berkembang aksara Pasca-Palawa dengan modifikasi sendiri dan berbeda dengan di jawa yang juga bisa disebut Aksara Sumatera-Kuno.
Prasasti-prasasti peninggalan Adityawarman di Sumatera Barat, menurutnya, sebenarnya aksara Pasca-Palawa Sumatera-Kuno, termasuk yang digunakan pada Naskah Undang-Undang Tanjung Tanah dengan perbedaan satu-dua huruf. Namun selama ini prasasti-prasasti itu disebut ahli yang umumnya berasal dari Jawa sebagai aksara Jawa-Kuno.
“Mereka punya persepsi bahwa Sumatera itu masih primitif dan orang Jawa yang membawa peradaban, begitulah gambaran secara kasar yang ada dibenak mereka, karena mereka peneliti Jawa, sehingga ketika mereka datang ke Sumatera dan melihat aksaranya, menganggap aksara Sumatera pasti berasal dari Jawa, nah sekarang kita tahu bahwa kemungkinan aksara itu duluan ada di Sumatera daripada di Jawa,” katanya.
Pendapat ketiga, kerajaan Malayu tua pada zaman Adityawarman telah memiliki undang-undang tertulis yang detail. Undang-undang ini dikirimkan kepada raja-raja di bawahnya. Selama ini belum pernah ada hasil penelitian yang menyebutkan Kerajaan Malayu Kuno memiliki undang-undang tertulis.
Pendapat keempat, dengan ditemukannya “Naskah Undang-Undang Tanjung Tanah” selangkah lagi terkuak informasi mengenai Kerajaan Dharmasraya, Adityawarman, dan Kerajaan Malayu yang beribukota di Suruaso (Tanah Datar). Naskah tersebut menyebutkan bahwa Kerajaan Malayu beribukota Suruaso yang dipimpin oleh Maharaja Diraja, di bawahnya Dharmasraya yang dipimpin Maharaja, dan di bawah Dharmasraya adalah Kerinci yang dipimpin Raja.
“Meski begitu saya yakin kekuasaan Suruaso dan Dharmasraya terhadap Kerinci hanya secara ‘de jure’ (hukum-red) dan bukan ‘de facto’ (kekuasaan), sebab Kerinci waktu itu tetap memiliki kedaulatannya sendiri, hubungannya lebih
kepada perekonomian karena Kerinci penghasil emas dan pertanian,” kata Kozok.
Terkenang Kebaikan Bupati Kerinci
Uli Kozok (nama lengkapnya Ulrich Kozok) lahir di Hildesheim, Niedersachsen, Jerman pada 26 Mei 1959. Lelaki berkebangsaan Jerman dan permanent resident di New Zealand dan USA ini, pernah menjadi dosen di Universitas Auckland pada 1994-2001. Kini sejak 2001 menjadi Assosiate Professor, Department of Hawaiian and Indo-Pacific Languages an Literatures di University of Hawai’I di Manoa, USA.
Sebelum meneliti naskah kuno Kerinci, Kozok yang fasih bahasa Indonesia dan Batak ini bertahun-tahun mempelajari bahasa, budaya, dan sastra Batak. Bahkan lelaki yang kawin dengan dengan perempuan asal Batak Karo dan memiliki dua anak ini, meraih meraih gelar MA pada 1989 dan PhD pada 1994 dari University of Hamburg dengan tesis dan disertasi tentang bahasa Batak.
Tiga bukunya dalam bahasa Indonesia tentang bahasa Batak pernah diterbitkan tiga penerbit di Indonesia pada 1999 dan 2005.
Pengalaman di Kerinci menyimpan kenangan tersendiri bagi Kozok atas keramahan pejabat dan masyarakatnya. Seorang koleganya di Universitas Auckland memperkenalkan dengan seorang tokoh masyarakat Kerinci mantan anggota DPRD
bernama Sutan Kari.
Ketika pada 1999 Kozok berkunjung ke Kerinci dan dipertemukan dengan Bupati Fauzi Siin untuk tujuan penelitian aksara Kerinci, sang bupati mengatakan penelitian itu sangat penting dan membantunya sepenuh hati.
“Ia menanyakan persiapan saya di Kerinci, di mana menginap dan bagaimana transportasinya karena mesti ke kampung-kampung, saya katakan belum saya pikirkan, lalu diambilnya kunci mobilnya di saku dan dilemparkan ke saya, ini
mobilnya, katanya, Bupati juga membayar penginapan, saya sangat mendapat sambutan yang luar biasa,” kenang Kozok.
Pada 2002 ia kembali ke Kerinci untuk melanjutkan penelitian terhadap naskah-naskah lama yang ditulis dalam aksara Kerinci. Ketika hendak pulang dari melihat naskah yang disimpan masyarakat di Sungai Penuh, ibu Kabupaten Kerinci,
ia mengatakan kepada Sutan Kari selama di Kerinci tidak pernah melihat naskah dari kulit kayu yang umumnya di Batak. Sutan Kari mengatakan ada satu di Tanjung Tanah, sebuah desa di tepi Danau Kerinci.
“Hari itu karena sudah sore, kami ke sana dan kebetulan yang menyimpan naskah itu seorang guru sekolah, walaupun melihat naskah itu harus ada syarat segala macam, dia turunkan dan diperlihatkan kepada saya, saya buat foto,” katanya.
Naskah yang ditulis di kertas yang terbuat dari kayu daluang itu disimpan dalam periuk dari tanah yang juga mungkin usianya sudah ratusan tahun. Di dalam periuk itu masih ada kain dan baju yang sudah sangat kuno. Benda yang dijadikan
pusaka itu dibalut dengan kain, dimasukkan dalam periuk, periuk disimpan dalam kardus dan ditaruh di loteng.
Banyak yang Tak Percaya
Bermula dari situ, Kozok menelitinya. Kemudian mengirim email kepada beberapa kolega mengatakan kemungkinan naskah tersebut berasal dari abad ke-14.
“Mereka semua menjawab; lupaklanlah, itu mustahil, tidak mungkin ada bahan yang bisa bertahan begitu lama, jadi mereka itu sangat tidak percaya, ada yang percaya tetapi kebanyakan tidak percaya,” katanya.
Karena sangat yakin, Kozok kembali ke Kerinci selama Mei 2003, lalu meminta sedikit sampel kertas kulit kayu sebanyak tersebut untuk dikirim ke Rafter Radiocarbon Laboratory di Wellington. Lembaga ini kemudian memberitahukan bahwa
umur naskah Tanjung Tanah lebih dari 600 tahun.
“Sesuai data sejarah yang saya kumpulkan, saya sampai pada kesimpulan bahwa kemungkianan besar naskah itu berasal dari paruh kedua abad ke-14, dan hasil radiokarbon itu pas sekali, perkiraan saya tidak meleset, itu aksara kuno yang
bentuknya masih mirip aksara Palawa dari India Selatan tapi sudah sangat Sumatera, aksara itu hampir sama yang digunakan di Minitujuh Aceh, sampai ke Lampung, aksara itu digunakan pada abad itu,” katanya.
Sebenarnya naskah Tanjung Tanah pernah dicatat sebagai salah satu daftar naskah kuno Kerinci oleh Petrus Voorhoeve, pegawai bahasa Zaman Kolonial Belanda pada 1941 sebagai tambo Kerinci dan disimpan di perpustakaan Koninklijk Instituut voor de Taal, Land, en Volkenkunde (KILV) di Leiden, Belanda.
Di perpustakaan itu ada foto naskah tersebut tapi kurang baik. Voorhoeve menuliskan laporan tentang naskah yang disebutnya sebagian beraksara rencong, dan halaman lainnya beraksara Jawa Kuno. Namun tidak sampai pada kesimpulan.
Undang-Undang dari Dharmasraya
Transliterasi dan terjemahan naskah 34 halaman itu dilakukan sejumlah ahli yang dikoordinasi oleh Yayasan Naskah Nusantara (Yanassa). Ternyata naskah tersebut berisi undang-undang yang dibuat di Dharmasraya (sekarang tepatnya di tepi Sungai Batanghari di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat) yang diberikan kepada masyarakat Kerinci.
Dharmasraya waktu itu adalah pusat Kerajaan Malayu beragama Hindu-Buddha di bawah pemerintahan tertinggi di Saruaso (Tanah Datar) dengan raja Adityawarman. Tulisan tentang naskah kuno ini telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia berjudul Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah, Naskah Malayu yang Tertua (Yayasan Obor Indonesia: 2006). Edisi sebelumnya dalam bahasa Inggris The Tanjung Tanah Code of Law: The Oldest Extant Malay Manuscript (Cambridge: St Catharine’s College and the University Press: 2004).
Uli Kozok pernah mengikutkan kopian Naskah Tanjung Tanah pada pameran di Singapura 18 Januari hingga 30 Juni 2007 dalam pameran bertajuk “Aksara: The Passage of Malay Scrips-Menjejaki Tulisan Melayu”.
Sebelumnya di Malaysia Naskah Tanjung Tanah diseminarkan di University of Malaya, Kuala Lumpur dalam acara Tuanku Abdul Rahman Conference, 14-16 September 2004. Saat itu Uli Kozok menyerahkan buku Tanjung Tanah Code of Law
terbitan Cambridge University kepada Perdana Menteri Malaysia.
“Mereka (Bupati dan masyarakat Kerinci-red) sudah sangat baik budi kepada saya, dan sekarang… ya mudah-mudahan saya bisa membantu Kerinci sedikit, mempopulerkan daerahnya, sebagaimana orang Malayu bilang… untuk membalas
budi, sekarang perhatian ilmuwan dari mancanegara sudah banyak terhadap Kerinci sebagai daerah ditemukan naskah malayu yang tertua,” katanya.***
About this entry
You’re currently reading “MERUBAH ADAT ISTIADAT (Kasus “Punah”),” an entry on RantauNet di Wordpress
Published:
March 23, 2009 / 3:26 pm
Category:
Adat Istiadat
Tags:
39 Comments
Jump to comment form | comment rss [?] | trackback uri [?]
1.
marola 3.7.10 / 3pm
Assalamualaikum w.w. para sanak sa palanta,
Secara pribadi saya merasa Bung Uli Kozok ini perlu kita undang, baik untuk mendengarkan cermahnya maupun untuk kita tanyai mengenai hal-hal yang masih gelap mengenai sejarah Minangkabau kuno.
Bagaimana pendapat sanak ?
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Reply
1.
marola 3.7.10 / 3pm
Pak Saaf dan dunsanak di lapau sadonyo:
Alamat email Uli Kozok sbb: Uli Kozok”.
Saat ini dia menjadi dosen studi Indonesia di Hawaii University. Kozok sedang mengerjakan proyek digitalisasi naskah2 Kerinci dengan sumber dana yang sama dengan yang saya lakukan di Buton (Yayasan Arcadia, the British Library). Jika ingin mengundangnya mungkin bagus kalau dia lagi berada di lapangan di Kerinci.
Buku Uli Kozok tentang Naskah Undang2 Tanjung Tanah sudah diterbitkan Yayasan Obor Jakarta (2006).
Semoga informasi ini bermanfaat.
Wassalam,
Suryadi
Reply
2.
marola 3.7.10 / 3pm
Sanak Suryadi,
Nanti malam saya akan berjumpa dengan beberapa teman di Jakarta. Akan saya tanyakan bagaimana pendapat beliau-beliau. Bagi saya sendiri, ada dua hal yang amat menggembirakan saya tentang Minangkabau saat ini, yaitu:
1) dengan terbitnya berbagai buku sejarah tentang
Minangkabau — khususnya tentang Gerakan Paderi oleh Christine Dobbin yang dibedah di Padang bulan Oktober yang lalu — sudah semakin lengkap pengetahuan kita tentang Minangkabau, khususnya tentang hubungan antara dua sumber norma kebudayaan Minangkabau: adat dan Islam;
2) adanya sikap keterbukaan untuk menggali lebih lanjut tentang apa sesungguhnya hakikat dan identitas
keminangkabauan, yang dirumuskan dalam ABS SBK.
Bagi diri saya sendiri, mulai diterimanya konsep ‘Ranji ABS SBK’, yang sekaligus mencatat garis keturunan dari fihak ibu dan bapak, sesuai dengan fatwa Buya Masoed Abidin, sungguh merupakan langkah historis yang teramat besar, bukan hanya secara pribadi dengan akan hilangnya konsep ‘punah’ yang merupakan trauma bagi Ayah saya; tetapi juga secara kolektif yang akan memungkinkan disatukannya seluruh orang Minangkabau sejak dari tatanannya yang
paling dasar Suatu tantangan yang masih harus dijawab oleh seluruh sejarawan Minang adalah menuliskan buku sejarah Minangkabau yang lebih komprehensif, yang tidak hanya
mengulas tentang demikian banyak nagari yang tidak punya suprastruktur itu, tetapi juga tentang berbagai kerajaan tradisional, yang salah satu bukti sejarahnya diungkapkan oleh penelitian Uli Kozok sekarang ini.
Sekedar informasi, beberapa waktu yang lalu, secara pribadi saya telah menganjurkan kepada para sahabat di Fakultas Sastra Universitas Andalas, Padang, untuk memulai penulisan sejarah Minangkabau yang komprehensif tersebagai bagian dari kegiatan penelitian yang standar. Rasanya saran saya ini
mendapat perhatian beliau-beliau, walaupun tentunya jika didukung oleh suatu program dan anggaran khusus akan memeprcepat selesainya penulis sejarah tersebut.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Reply
3.
marola 3.7.10 / 3pm
[...@ntau-net] MERUBAH ADAT ISTIADAT (Kasus “Punah”)
Dear Pak Saaf dan Dunsanak Yang Mulia,
1. Membaca tulisan Bpk ttg usulan merubah adat (sesuai saran Buya HMA spt Bpk tulis di bawah) ….mhn ijinkan saya bertanya apakah kita memang akan mampu utk merubah ADAT ISTIADAT Minangkabau?
2. Jika mampu, ….apakah sudah cukup pengetahuan dan pemahaman kita semua ttg segala detail adat istiadat, …ttg latarbelakang DIBUAT dan DISEPAKATI nya dulu adat istiadat tersebut oleh nenek moyang kita….dan tentang apa saja yg
harus dirubah ….serta tentang apa keterkaitan dan konsekuensi jika ada satu saja elemen adat istiadat yg kita ubah. Baik konsekuensi atas konstelasi adat secara partial, secara keseluruhan, dlm jangka pendek hingga jangka panjang.
3. Secara sepintas,….memang sepertinya “banyak” cerita yg mempertetangkan antara adat dgn agama di Ranah minang,…. tapi jika ditelusuri maka rasanya barangkali kita akan terkesan TERGOPOH-GOPOH jika hendak “membalikan gunung” yg
telah diijinkan ALLAH untuk menjulang dan dijulangkan untuk menopang alam jagad raya ini.
4. Saya sangat yakin bahwa nenek moyang kita (Ranah Minang) tidak sia-sia menegakan dan menyepakati adat istiadat yg telah diturunkan pada kita tsb secara bersama. Meskipun saat itu ISLAM belum masuk ke sana, …..tapi saya
sangat yakin bahwa mereka telah di beri PETUNJUK, TUNTUNAN dan IJIN oleh ALLAH utk membangun adat istiadat Minang tsb bagi kepentingan anak cucunya utk kurun
waktu yg SANGAT PANJANG….dan dalam segala aspek kehidupan.
5. Secara pribadi, nasib telah membawa saya meninggalkan Ranah Minang lebih dari 35 tahun,…….dan langkah telah membawa saya melihat, membaca, mendengar dan merasakan air banyak negeri orang. Atas perjalanan nasib itu, …..meskipun bukan sejarahwan atau budayawan)….. saya menemukan (dan yakin serta bahagia) bahwa ADAT ISTIADAT MINANG adalah TERBAIK dari semua adat istiadat yg ada pada abad milenium ini.
6. Pertanyaan dan perspektif tsb saya cuatkan bukan utk “malintang” ataupun “manantang matoari”,…..tapi sebagai usaha saya utk belajar agar bisa tetap berdiri teguh dlm menghadapi “jaman edan” ini. Mohon maaf kalau ada pilhan kata atau kalimat yg tidak tepat.
Salam,
r.a.
Reply
1.
marola 3.7.10 / 3pm
Sanak R.A dan para sanak sapalanta,
Jika Sanak memperhatikan keseluruhan dinamika wacana mengenai adat — atau lebih persisnya mengenai ABS SBK — maka Sanak akan berkesimpulan bahwa tidak ada yang akan merubah adat itu.
Yang ada adalah permintaan agar pengertiannya lebih dijernihkan, dan kelembagaannya ditata serta diaktualisasikan sesuai dengan kebutuhan zaman kita sekarang.
Permintaan in juga sesuai sepenuhnya dengan kesepakatan bahwa ad empat jenis adat [adat nan sabana adat;adat nan teradat; adat nan diadatkan; dan adat istiadat], dan bahwa adat itu sendiri menyediakan tempat bagi perubahan, bagi
dinamika.
Gagasan saya mengenai ‘Ranji ABS SBK’ tersebut juga sesuai sepenuhnya dengan ajaran adat, khususnya yang sudah diresapi oleh ajaran agama Islam. Itulah sebabnya saya merujuk kepada fatwa Buya Masoed Abidin dari MUI Sumbar.
Memang, mengenai perubahan ini terlihat ada dua ‘schools of thought’, yaitu yang berpendapat bahwa adat yang sekarang ini sudah baik, dan yang berpendapat bahwa sudah saatnya untuk diperbaharui, karena Minangkabau itu — suka atau
tidak suka — sudah, sedang, dan akan terus berubah
Saya menghormati pendapat kelompok pertama, namun saya termasuk kelompok kedua.
Latar belakang perjuangan saya untuk adanya apa yang saya sebut sekarang ini sebagai ‘Ranji ABS SBK’ terdapat dalam buku yang saya tulis bersama Ir Moh.Zulfan Tadjoeddin, 2004, “Masih Ada Harapan: Posisi Sebuah Etnik Minoritas dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.” Jika sanak berminat, dengan senang hati saya bersedia memberi Sanak satu copy. Kebetulan masih ada persediaan di rumah.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Reply
4.
marola 3.7.10 / 3pm
Uda uni, niniak mamak, cadiak pandai nan ambo hormati.
Kalau manuruik ambo adaik kito nan ado ndak lakang dipaneh ndak lapuak di hujan, ado juo paraluno kito palajari basamo ba mulo asa muasa adaik maatua, walaupun kito ndak barado dimaso adaik batetapan, saketek banyak no ado samar-samar dalam manantuan adaik nan patuik dibarui atau tidak, tu nan patamo.
Adopun jo pandapek nan kaduo ambo satuju pulo, sajauah masih sara’ mangato ndak do salah jikok ka adaik dipakaikan.
Ambo hijau dikomuditas ko baru pak,mak,uda,uni. Jikok ado salah jo jangga nan ambo sampaikan, tolong ajaan ambo, sambah sarato maaf ambo aturkan.
Wasalam,
Fadhil
Reply
1.
marola 3.7.10 / 3pm
wa’alaikum salam ww,
memang Fadhil untuak mamparajai iko iyo paralu ukatu jo kamauan sarato sarananyo. dek mancaliak Fadhil di Duri kok alun tau ado kumpulan urang awak nan punyo organisasi nan salah satu bagiannyo adolah mangalola bagian adat iko. kalo ndak salah tahun 2006-2007 dunsanak kito iko dapek peringkat terbaik dalam lomba pasambahan di Pakampuangan Minangkabau Padang Panjang.
dima Fadhil di Tarusannyo. awak ado kawan urang Tarusan itu namonyo Asrizen tamaik STM Kiktinggi th 88. uninyo banamo Yurnita nan suaminyo Tantara di Pakanbaru. lai ko Fadhil kenal jo si Zen ko.
wassalam
Batuduang Ameh (42)
Reply
5.
marola 3.7.10 / 3pm
Sanak R.A dan para sanak sa palanta,
Saya mencoba membaca baik-baik pandangan Sanak R.A. Rasanya kita kembali lagi ke ‘square one’ dalam wacana mengenai masalah adat ini, padahal sementara itu dunia ini berjalan terus.
Setiap wacana mengenai adat Minang selalu muncul dua sikap: 1) tak ada yang salah dengan ‘adat lamo pusako usang’; dan 2) karano dunia alah banyak nan barubah, dan sasuai jo ajaran adat bahaso ‘sakali aie gadang sakali tapian
baranjak’, mako alah paralu adat tu direnung ulang.
[Btw belum pernah diadakan enquette mengenai soal ini untuk mengetahui mana yang lebih banyak pendukungnya. Bagaimana kalau kita laksanakan pada suatu saat nanti? Saya benar-benar ingin tahu apakah pendapat saya mengenai adat ini adalah pendapat 'minoritas' yang 'me-oriented' dan bersumber dari 'ketidakfahaman' seperti Sanak R.A tengarai. Hasil enquette tersebut pasti akan sangat menarik sekali. Saya bersedia untuk menyerah kalah. ]
Jadi baa lai?
Kalau dirantang bisa panjang, rancak dibunta naknyo singkek.
Ini adalah masalah pilihan. Silakan dipilih salah satu ‘mazhab’ tentang masalah adat ini dan silakan laksanakan baik-baik. Fastabiqul khairaat. Dalam sholat di musajik sajo lai buliah sumbayang surang.
Tentang suatu hal perlu saya klarifikasi: saya tak pernah mempergunakan perkataan ‘menyempurnakan ‘ adat Minang. Tak ada kompetensi dan wewenang saya untuk itu. Memprotes sebagian ajaran adat Minang, ya. Soal ‘punah’, yang saya pandang tidak Islami dan berpotensi melanggar Pasal 277 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
Pendapat saya itu saya utarakan dalam tahun 2004, lima tahun yang lalu, dan saya ulangi lagi antara tahun 2006 sampai 2008 yang lalu di RN ini untuk menjangkau audience yang lebih luas, dan telah mendapatkan tanggapan cukup dari
para RNetters. Wacana tersebut saya usahakan mencari ‘modus vivendi’-nya, dengan menawarkan konsep ‘Ranji ABS SBK’ , yang kalau saya tak salah tanggap telah dapat menyelesaikannya.
Sanak R.A. kelihatannya sangat tidak setuju dengan gagasan ini. Tentu saja itu bolah boleh saja. Mengenai soal adat yang lain, saya oke-oke saja. Silakan.
Tentang gagasan Sanak R.A untuk melaksanakan adat secara ‘kaffah’ (?), saya tak sependapat. Perlu ada tempat yang terhormat bagi ajaran Islam di dalam adat Minang yang berasal dari zaman pra kedatangan Islam ke Minangkabau itu. Buku Christine Dobbin yang dibedah di Padang bulan Oktober 2008 yang lalu sudah banyak mengulas masalah ini.
Secara pribadi saya sedang berjuang di tingkat nasional pada Sekretariat Nasional Masyarakat Hukum Adat (Setnas MHA) untuk perlindungan hak masyarakat hukum adat secara menyeluruh, khususnya mengenai hak atas tanah ulayat.
Mohon doa semoga berhasil.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Reply
1.
marola 3.7.10 / 4pm
Dear Pak Saaf dan Dunsanak RN Yang Mulia,
1. Saya telah membaca beulang-ulang reply Bapak, dan merenung-renungkan pesan dan makna yang ingin Bapak transformasikan kepada kita semua (melalui diskusi kita berdua). Dlm perenungan, saya seperti harus memilih dua jalan, yaitu MENGHENTIKAN DISKUSI ini, atau MENERUSKAN nya.
Gerak hati untuk berhenti diskusi muncul karena mencuatnya terminilogi “kalah-menang”, …sedangkan gerak hati untuk meneruskan nya muncul karena tiba2 dalam hati muncul kalimat “Kemanakan barajo ke Mamak, …Mamak barajo ka
Pangulu, ….Pangulu barajo ka mufakat……..mufakat barajo ka yang bana,…..dan yang bana badiri sendiri nyo”.
2. Dengan keyakinan bahwa kita semua BERPUTIH HATI,….. bahwa tidak ada satupun diantara kita di RN ini yg bermaksud saling memojokan, mencari KALAH atau mencari MENANG,….. dan dengan keyakinan hati bahwa Pak Saaf adalah orang tua kami tempat kami bertanya dan mencari jawab,…..dengan keyakinan bahwa Pak Saaf adalah berada pada posisi seperti kata pepatah dunia BIG PORTIONS FOR BGI SERVES,……dan mencermati tulisan Bpk di RN ini yang selalu berpola untuk keperluan yang besar dan luas, ………… maka saya sangat yakin bahwa Bpk tidak akan pernah merasa lelah dan sia-sia untuk mengulang semua pembicaraan yang pernah ada ttg “penyeusian adat” ini bagi kami yang baru bergabung di RN ini (karena saya yakin bahwa Bapak sangat tahu bahwa itulah beda antara ADAT dan BUDAYA…………….ADAT ibarat tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan…..sedangkan BUDAYA selalu berjalan mengikuti jaman dan “bisa” berganti seperti berlalunya hari),………untuk itu…….mohon ijinkan saya memberanikan diri untuk MENERUSKAN diskusi ini.
3. Saya juga telah mengulang membaca tulisan yang saya postingkan,…..mencermatinya dan merasakannya,……..rasanya TIDAK ADA satupun frase yang ada saya tujukan secara personal atau kelompok. Persepektif
saya tuangkan dalam ULASAN ttg KEJADIAN UMUM. Dengan demikian, saya tidak mengatakan bahwa Bapak (dan/atau kawan2) adalah yg minoritas atau yg tergolong “me-oriented”. Istilah “me-oriented” saya cuatkan adalah untuk membedakan
antara kepentingan pribadi/keluarga/kelompok yang kecil dengan kepentingan bersuku/berbangsa/bernegara.
4. Jika diletakan dalam perspektif kepentingan pribadi/keluarga/kelompok kecil, maka secara SEPINTAS saya juga menemukan bahwa banyak hal yang “BISA TERASA”
kurang adil, merugikan dan bahkan menyakitkan. Tapi, jika diletakan dalam konstelasi suku/bangsa/negara, maka saya TETAP BERKESIMPULAN bahwa ADAT MINANG adalah Adat yang SANGAT KOMPREHENSIF, ADAT yg SANGAT TELITI, SANGAT CERDAS, SANGAT EFISIEN, ADAT yang SANGAT AKTUAL dan FAKTUAL untuk jangka pendek hingga
akhir zaman untuk menjaga EKSISTENSI dan SUSTAINABILITAS anak cucu Minang serta
memperbesar tata kekerabatan tanpa harus menghadapi ancaman atas wilayah TERITORI ASAL.
Dalam kebodohan saya mempelajari dan memaknai berbagai perjalanan hidup selama ini, maka saya kembali memberanikan diri utk mengatakan bahwa ADAT MINANG
adalah ADAT TERBAIK yang ada di muka bumi saat ini,….. dan bisa (bahkan harus) MENJADI CONTOH membangun DEMOKRASI, EKONOMI, PERTAHANAN DAN KEAMANAN bangsa dan negara, dan paradigma PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN yang sedang semarak dibicarakan
dan digaungkan oleh seisi dunia saat ini. Sedangkan dalam konteks ISLAM, maka saya juga memberanikan diri untuk menyatakan bahwa ADAT MINANG adalah adat manusia yang PALING SESUAI DENGAN AJARAN ISLAM.
5. Semua “PUJIAN” thd adat Minang tersebut adalah saya ungkapkan dalam konteks pembicaraan dgn platform TATANAN ADAT,……sedangkan berbagai kelemahan
pelaksanaan yang ada selama ini (spt yg sudah banyak kita cuatkan) adalah saya anggap sebagai BIAS, ……yaitu penyimpangan yang terjadi (sbg hal yang LUMRAH
dan terjadi DIMANA MANA) karena adanya interest yang berbeda-beda, karena adanya ketimpangan informasi, karena adanya pemahaman yang berbeda-beda, ….dan karena adanya dinamika “external threat” (yg salah satunya BISA
BERSUMBER dari proses “brain washing” melalui bahan rujukan yang ditulis oleh seseorang bukan orang Minang).
Semua BIAS tersebut adalah TIDAK HANYA DIALAMI oleh ADAT MINANG, tetapi oleh semua ADAT yang ada di dunia saat ini. Saya sangat yakin bhw Pak Saaf adalah SALAH SEORANG AHLI yang selalu mengikuti dinamika POLITIK 50 TAHUNAN dan POLITIK 100 TAHUNAN DUNIA. Oleh karena itulah, maka pada posting terdahulu saya mencuatkan isu tentang adanya RAHASIA ADAT (dlm pelaksanaannya ….biasanya hanya dibisikan oleh Mamak kepada Kemanakan),…… dan semua ADAT DI DUNIA (di
Indonesia, ….sdgkan utk dunia plz baca sebagai politik peradaban suatu bangsa) juga adalah mempunyai RAHASIA ADAT. Sebagai contoh di Indonesia, ADAT SANDA PITUNA di TORAJA (sebagai salah satu adat yg masih dianggap bulat,
ternyata dibisikan oleh salah seorang PUANG di sana kepada saya bhw sesungguhnya adalah bertatanan 4 x 7777777).
6. Saya sangat yakin bhw Pak Saafg adalah dalam BERGURAU untuk mencuatkan perlunya “ANGKET”,……karena saya yakin bhw Pak Saaf adalah salah seorang orang tua kami yang menjadi saksi hidup tentang kerugian Indonesia atas hilangnya TIMTIM.
7. Mengenai pepatah “sakali aia gadang, sakali tapian berubah”, saya fikir bukanlah sebagai “arahan” untuk menyesuaikan adat dengan perkembangan jaman,
melainkan adalah sebagai “rambu-rambu kehidupan” agar jangan sampai negeri kita dilanda oleh AIA GADANG, karena kalau hal itu terjadi pasti akan mengubah tatanan negeri. Untuk itu, maka saya sangat yakin bahwa Pak Saaf akan setuju dengan selalu membuka ruang bertanya, diskusi dan belajar bagi siapapun dan kapanpun dengan tujuan agar kami-kami ini sebagai anak-kemanakan dan generasi
penerus bisa ikut berpartisipasi dalam menjaga agar TIDAK TERJADI AIA GADANG YANG MENGUBAH TEPIAN di negeri kita.
8. Berkaitan dengan gagasan saya utk melaksanakan ADAT MINANG secara KAFFAH, maka adalah bukan berarti saya merendahkan AGAMA ISLAM, ….bahkan sebaliknya….saya sangat MENJUNJUNG TINGGI ISLAM. Dalam pltaform tesis-anti tesis,……..jika kita meletakan ISLAM ke dalam ADAT maka akan muncul perspektif bahwa ADAT LEBIH BESAR dari ISLAM,…..jika sebaliknya kita meletakkan ADAT ke dalam ISLAM maka akan timbul perspektif bahwa ISLAM TIDAK KOMPREHENSIF.
9. Dalam kebodohan saya mempunyai informasi,….tahu dan mengetahui,…. memaknai, dan memahami tentang ADAT MINANG dan AGAMA ISLAM,….maka saya menemukan bahwa ADAT MINANG dan AGAMA ISLAM adalah ibarat ALAM AKAL dan ALAM QALBI dalam diri seorang manusia,……….jika alam akal tidak diterangi oleh alam qalbi maka AKAL AKAN SESAT,…..sedangkan jika alam qalbi tidak dituntun oleh alam akal maka QALBI AKAN MATI…….yaitu minimal mati dalam arti berada pada kondisi “serendah-rendahnya iman” karena tidak ada satupun wujud nyata dari iman yang dimiliki untuk membuktikan RAHMAN dan RAHIM nya ALLAH di muka bumi.
Dengan demikian, …..pada tataran telaah yang SAMA dalamnya (kedalaman yang sama ketika menelaah adat dan menelaah agama)…..maka saya berkesimpulan bahwa
ADAT MINANG DAN AGAMA ISLAM adalah TIDAK BERTENTANGAN, melainkan saling kait berkait ibarat sepasang rel kereta api,….yang sama kuatnya antara rel kiri
dan rel kanan,….sama lurusnya,….sama datarnya,…..terikat kuat satu sama lain untuk membawa lokomotif RAHMAN dan RAHIM serta sepanjang apapun gerbong hidup dan kehidupan yang ada dibelakangnya untuk LURUS menuju berbagai tujuan
perjalanan hidup yang bersifat sementara dan untuk LURUS menuju tujuan hidup yang terakhir yaitu mencari jawaban SIAPA DIRI KU, DARI MANA AKU BERASAL, APA
TUGASKU DIMUKA BUMI, KEMANA AKU HARUS KEMBALI, dan KAPAN AKU HARUS KEMBALI.
10. Saya sama sekali tidak anti akan pemikiran untuk “melengkapi” atau “menyempurnakan” atau bahkan untuk “mengubah” nya sekalipun, ……namun demikian berbagai perspektif yang saya sampaikan selama ini sengaja saya
cuatkan hanyalah semata-mata agar kita semua tidak tergolong yang tergopoh-gopoh,…..tidak tergolong yang cepat berlelah,….dan tidak tergolong yang sia-sia dalam membangun sesuatu yang berguna bagi anak/kemanakan cucu kita semua. Jika kita memang sepakat utk “mengubahnya” sekalipun, maka saya akan ikut bersama……biarlah usaha kita utk mengubah itu akan diuji oleh pepatah YANG BANA BADIRI SANDIRI nyo……namun demikian jika kita hanya akan “mengubah” sebagaan-sebagain saja (seperti kasus punah,…atau pernyataan Bu Hifni ttg harta pusaka tinggi diperlakukan sebagai wakaf) maka saya TIDAK BISA MEMBAYANG KEHANCURAN apa yang akan terjadi.
10. Sebagai penutup,…..saya mohon maaf jika telah terlalu serius utk berdiskusi,….juga mohon maaf jika ada pilihan kata dan kalimat yang salah,….dan juga mohon di beri PENCERAHAN jika ada pengetahuan dan pemahaman
saya yang salah. Saya hanya bermaksud utk belajar…….agar tidak melintang patah….agar tidak mambujua lalu,…. melainkan agar tetap bisa berdiri lurus ke atas ditengah derasnya arus yang melanda kehidupan di rantau urang.
Salam,
r.a.
Reply
1.
marola 3.7.10 / 4pm
Maa Angku Ricky Avenzora sarato Rang Lapau nan Basamo,
Sanang kami manyimak jo maranuangkan apo nan Angku katangahkan dalam kaik-bakaiknyo Adat Minangkabau jo Agamo Islam sapanjang maso nan kito katahui. Kaik-bakaik ko bukanlah hal baru, namun dalam konvolusinyo gejala Adat Minangkabau tetap berkembang dalam menghadapi kekuatan-kekuatan luar (eternal forces) . Indak paralu kito taguluik-guluik basikareh mangubah adat dengan mamasokan atau manarimo pangaruah lua ko.
Datuak Parpatiah nan Sabatang lah mambarikan hint dalam nasehatnyo:
“Takuik di Adat ka tagiliang, turuikkan putaran roda.”
Samantaro tu dalam Khasanah Pantun-pantun, dapek pulo kito danga:
Ramo-ramo Si Kumbang Jati,
Katik Endah pulang bakudo.
Patah tumbuah hilang baganti,
Adat Lamo dikana juo.
Parubahan ko selalu bajalan sendirinyo dalam involusi budaya nan bukanlah baru. Dangalah antaro lain-lain Lirik Siti Nurhaliza dalam Kaparinyo:
Semenjak Lembah bertambah dalam
Nampaknya Gunung tinggi bertuah
Semenjak Sejarah Hawa dan Adam Alam Terkembang berubah-ubah
Salam,
–MakNgah
2.
marola 3.7.10 / 4pm
Inyiak Sunguik, Sanak R.A, dan para sanak sa palanta,
Syukur Alhamdulillah wacana tentang Adat dan Agama — [ABS SBK} -- ini sudah bergulir kembali, kini dengan kehadiran tenaga baru yang potensial, yaitu Sanak R.A, yang berusaha menggelitik kita dengan pertanyaan-pertanyaan yang 'thought provoking'.
Saya sarankan agar wacana ini diteruskan sampai ke ujung, apalagi rumusan Tim Perumus yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah Sumatera Barat setelah menghimpun seluruh masukan sudah mulai merumuskan kembali draft lanjutan dari ABS SBK tersebut.
Besar manfaatnya jika pandangan dan pertanyaan Sanak RA -- selain dibahas [kembali] di RN ini — juga disumbangkan ke Tim Perumus ABS SBK tersebut, Atau, lebih baik lagi, jika Sanak R.A. menulis sebuah buku yang secara komprehensif membahas substansi yang amat penting bagi kita suku bangsa Minangkabau ini, untuk dapat kita tekuni.
Seperti sering saya tulis, saya bukan ahli adat dan juga bukan ahli syarak. Keahlian saya terletak di bidang lain, katakanlah dalam ilmu pemerintahan dan politik. Dalam masalah berminang-minang, saya hanya seorang pemeduli, dan
sebagai pemeduli, saya sekedarnya menjadi pengeritik, dalam hal yang amat terbatas tetapi juga amat mendasar.
Mengenai masalah yang selebihnya saya persilakan yang lebih ahli untuk merenung, menulis, dan jika mungkin untuk memperbaiki.
Hanya jika memang keminangan kita itu sedemikian sempurnanya, kok keadaan nyatanya begitu-begitu saja ? Bersama dengan Prof Amri Marzali, saya menengarai
demikian banyak kontradiksi dan paradoks dalam adat Minangkabau, mungkin karena ketidakfahaman saya.
Jadi, go on, Sanak RA, Sanak teruskanlah perjalanan panjang wacana ini di titik dimana saya akan berhenti. Saya doakan Sanak berhasil.
Dalam bidang perlindungan hak masyarakat hukum adat, saya akan melanjutkan kegiatan saya dalam konteks Setnas MHA. Titik-titik terang sudah mulai kelihatan. Tolong didoakan.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
3.
marola 3.7.10 / 4pm
Dear Pak Saaf, Datuak Bagindo, MakNgah, dan Dunsanak RN Yang Mulia,
1. Terima kasih banyak atas pencerahan yang Bpk, Datuak, dan MakNgah berikan.
2. Saya tidak mengelak atau berkilah atas pola tulisan saya yg memang bisa menimbulkan kesan “thought provoking” seperti yang Pak Saaf sebutkan, …..saya sadar bhw belum tentu ada manfaat dari pola tersebut…… tapi saya yakin
mudah2an pola tersebut bisa memperkaya cara kita erdiskusi di RN ini.
3. Tentang menulis buku, maka saya sadar bhw saya belum mempunyai kapasitas utk melakukan itu (setidaknya saat ini), ……namun perihal sebagai tenaga baru utk bisa berkontribusi dalam membangun ABS-SBK adalah INSYA ALLAH akan
saya lakukan. Meskipun saya tergolong TIDAK PAHAM akan ADAT MINANG barangkali setidaknya tenaga saya bisa terpakai untuk “mengawasi” tukang ketik draft dokumen ABS-SBK.
4. Sekali lagi terima kasih atas pencerahan yang telah diberikan pada saya atas topik diskusi ini, dan sekali lagi saya mohon maaf atas semua kekeliruan yang ada.
Salam,
r.a.
4.
marola 3.7.10 / 4pm
Alhamdulillah, Sanak R.A.
Lanjutlkanlah wacana ini. masih banyak masalah ABS
SBK yang perlu dijernihkan, disistematisasikan, dilembagakan, serta ditindaklanjuti.
Kini giliran orang muda untuk maju.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
6.
marola 3.7.10 / 3pm
Assalamualaikum, wr. wb,
Jika ditelaah dari sisi adat – maka sebenarnya padusi Minang adalah sosok yang dijunjung tinggi. Bundakanduang sebagai limpapeh rumah nan gadang. Tiang utama dalam pembelakuan adat itu. Mengapa karena :
- sistem perkawinannya bersifat eksogami,
- garis keturunan diambil dari Ibu,
- Bersuku ke ibu,
- Harta pusako dikuasai padusi ( bukan dimiliki ya…)
Namun setelah Islam masuk ke Ranah Minang – ternyata beberapa hal yang tidak sesuai penerapan adat itu dengan kaedah syariah Islam…
Sepanjang pengetahuan saya, telah ada petunjuk – petunjuk dari cerdik pandai dan ulama di Rantaunet Yml. Buya Mas’oed dan Bapak Azmi datuk Bagindo dan Datuk Endang Pahlawan, dimana kita memang sudah tidak bisa murni lagi menerapkan hal -hal yang bertentanga denga syariah Islam.
Telah disepakati bahwa :
- Kita menggunakan Ranji ABS – SBK, sehingga seorang anak bersuku kepada ibunya da bernazab kepada ayahnya.
- Masalah harta pusako – harta pusaka tinggi dapat dijadikan sebagai wakaf, dimana hasil dari pengelolaan harta pusaka itu digunakan untuk kemaslahatan keluarga besar dari si empunya harta, yaitu antara lain :
- perawatan rumah gadang,
- menyelenggarakan mayit yang terbujur,
- penyelenggaraan pesta perkawinan atas para anak gadis kita,
- babako ba baki.
Bagi saya sebagai seorang perempuan minangkabau – disinilah keagungan adat dan budaya minangkabau yang harus diselaraskan antara penerapan hukum adat dan
hukum islam.
Insya allah – jika kita para perantau minang ( saya sudah merantau 4o tahun), masih meyakini bahwa adat istiadat kita tetap – tidak lekang karena panas dan tidak lapuk karena hujan.
Adat bersendikan ABS – SBK – hendaknya tetap merupakan transformasi dan reformasi bagi pembaharuan adat minangkabau sepanjang – kita menyadari semuanya
bahwa kita tetap mengedapankan syariah Islam sebagai keyakinan kita.
Marilah kita secara bertahap mulai menerapkan ABS – SBK ini dalam lingkungan keluarga kita dan kerabat kita…
Ternyata mengelola harta pusaka sesuai dengan ajaran agama islam itu – suatu kenikmatan bagi kita – bahwa kita telah berbagi untuk kemaslahatan kelaurga besar kita dan kerukua berkeluarga juga tercipta.
Padahal sesungguhnya sering kita mendengar di kampung – bahwa justru orang dikampung kita tidak mengenal ABS – SBK.
Rasanya perlu sosialisasi terhadap ABS – SBK di wilayah Sumbar…
Lebih kurangnya mohon dimaafkan
Wassalam,
Hifni H. Nizhamul
Reply
1.
marola 3.7.10 / 3pm
Waalaikumsalam w.w. Rangkayo Hifni,
Pandangan Rangkayo tentang ABS SBK benar sekali, harus kita tegakkan, antara lain dengan menggunakan ‘Ranji ABS SBK’, yang sekaligus mencatat garis keturunan menurut ibu yang diajarkan adat serta garis keturunan menurut bapak
yang diajarkan Islam.
Suatu masalah yang masih terlihat dan perlu dirapikan adalah menjernihkan secara lebih rinci dan sistematis apa kandungan normatif ABS SBK tersebut, oleh karena — seperti Rangkayo tulis — masih ada aspek-aspek tertentu dari adat
Minangkabau itu yang belum selaras dengan norma-norma ajaran Islam. Mengenai hal yang terakhir ini –antara lain– mengenai konsep ‘punah’ , yang menyebabkan seorang laki-laki yang beranak banyak bisa merasa dirinya punah
tanpa keturunan jika adik-adik perempuannya tidak punya anak perempuan. Dalam kesempatan lain saay telah menuliskan trauma Ayah saya yang menganggap dirinya
punah, karena adik perempuan beliau satu-satunya hanya beranaks eorang, laki-laki pula.
Syukurnya, Pemerintah Daerah Sumatera Barat telah membentuk sebuah tim untuk merumuskan ABS SBK, yang sudah disosialisasikan baik di Ranah maupun di Rantau.
Kepada tim ini telah diberikan masukan, dan masukan-masukan tersebut sedang diolah.
Suatu masalah lain yang agak kurang kita tangani adalah menggunakanan data statistik konkrit untuk memahami kondisi terkini dari masyarakat Minangkabau.
Dari data yang saya temukan, dalam tahun 1978 sudah 92% orang Minang hidup dalam keluarga batih, tidak lagi hidup di rumah gadang dan surau. Pada umumnya orang tidak lagi membangun rumah-rumah gadang, tetapi rumah-rumah
keluarga.Dengan kata lain, Minangkabau itu telah, sedang, dan akan berubah, baik kita suka atau kita tidak suka.
Tantangan yang kita hadapi adalah bagaimana kita enyambut, merencanakan, dan mengendalikan perubahan tersebut sesuai dengan keinginan kita. Masalahnya disini adalah Minangkabau tidak — atau belum — mempunyai suatu lembaga kebersamaan yang memungkinkan masalah bersama ini dibahas bersama, diputuskan bersama, dan dilaksanakan bersama. Yang umumnya terlihat oleh saya — seperti sering diingatkan pak Darul — ‘kita bisa sama-sama bekerja,tapi tak bisa bekerja sama’. .
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Reply
1.
marola 3.7.10 / 4pm
Alhamdulillah berdiskusi baliak awak Mak Saaf
Terlebih dahulu ambo minta maaf – alah acok awak berdiskusi selalu ambo menyapo dengan Mamanda. Itu dek karano awak samo -samo basuku Tanjuang. Dicaliek Umua – setara mamak dek ambo mah…
1. Soal mempertahankan adat nan indak lakang dek paneh dan indak lapuak dek ujan, iko sabana menjadi perenungan kito bana..
1. Bertahannya adat tentu karena ada pihak yang mempertahankan…
2. Siapakah yang mempertahankan adat…??
Perseorangankah atau kelembagaankah.
2. Ambo ingin batanyo Mak Saaf – selaku tokoh dalam pengembangan dan pelestarian hukum adat di Indonesia : ” apokah adat istiadat minangkabau bisa belaku sebagai hukum adat yang bisa berlaku diseluruh wilayah Sumbar ? pada hal
kita tahu bahwa adat itu berlaku ” salingka nagari “.
3. Menurut pandangan ambo – falsafah alam ‘ Alam Takambang Jadi Guru ” selayaknya kita pertahankan – tidak punah dan tidak dipunahkan untuk kepentingan tertentu. Dimana seingat ambo Buya Mas’oed telah mengajarkan
kepada kita yang muda- muda bahwa falsafah minang telah sesuai dengan apa yang terkandung dalam al”qur’an yaitu : ” baldatun thoyibatun wa ghofurrurrahiiim.
Artinya nilai luhur dari ajaran islam telah ada dalam adat istiadat kita.
4. Yang bisa berubah adalah hubungan muamalah diantara anggota masyarakat dan sistem kekerabatan yang melibatkan ; pengambilan garis keturunan – dan harta pusaka.
5. Minangkabau dalam kekinian – inilah yang sering menimbulkan persoalan akibat adanya benturan kepentingan diantara masyarakat – penguasa, yang terkait dengan bidang perekonomian, politik.
6. Setahu ambo DR. Mochtar Naim adalah sosiolog yang pasti banyak tahu tentang kondisi masyarakat minang kini. Dari beliaulah kita akan mengetahui banyak kondisi masyarakat yang selalu berubah dan hal apa saja yang masih bertahan
dengan perkembangan zaman ini.
7. Bagaimana dengan peran LKAM dalam hal ini ???
Demikianlah tanggapan dari ambo Mak saaf, mungkin ado nan lain yang ikuik mengamati masalah iko. Ambo ingin pulo mandanga komentar sanak sanak yang mabo muliakan.
Wassalam,
Hifni H. Nizhamul
2.
marola 3.7.10 / 4pm
Karano kito sasuku, dan ambo labiah tuo, sambia menyasuaikan jo pamintaan Rangkayo, mulai hari ko ambo sapo malah sabagai Nakan ]singkatan ‘kemenakan’] Hifni,
Nakan Hifni,
Rasonyo indak ka habih-habih kito bawacana tantang Minangkabau ko, sabab masalahnyo salain sabana kompleks juo batambang taruih. Nan ambo cubo manyiginyo salamo ko kan sabagian-sabagian, mulai dari sistem nilai nan paliang
dasar sarupo ABS SBK, lanjuik ka latar belakang sejarah, taruih ka aspek kelembagaan, sarupo Ranji ABS SBK.
Alun sadonyo salasai, tapi rasonyo alah nampak tabayang-bayang karangko masalah nan kito hadoki sebagai suatu suku bangso di tangah baitu banyak suku bangso di Indonesia ko.
Dalam manangani masalah Minangkabau ko nampak adonyo duo mazhab, namokanlah Mazhab A, nan ortodoks/konservatif/mancaliak ka balakang dan indak amuah ado parubahan saketekpun dari ‘adaik lamo pusako usang’; dan Mahab B, nan
reformis/progresif/ mancaliak kamuko, nan tabuka kapado parubahan, karano adaik itu sandi ado nan indak barubah (‘adaik nan sabana adaik’] ado pulo nan barubah ['adaik nan diadaikkan, adaik nan taradaik, adaik istiadaik']. Ambo masuak mazhab B ko.
Kanyataan manunjuakkan bahaso walau komunikasi alah dibuka antaro pangikuik kadua mazhab ko, namun susah bana mancari kasapakatan, sahinggo nan dapek dikarajokan adolah ba-’fastabiqul khairaat’, balomba dalam babuek kabaikan.
Ambo dukuang panuah kainginan Nakan untuak adonyo adat nan balaku untuak saluruah Sumatera Barat, sarupo Undang-undang Simbur Cahaya di Sumatera Selatan, atau ‘Undang-undang nan Duo Puluah’ dulu untuak Minangkabau. Hanyo yo
paralu dikunyah-kunyah baliak dan disapakati basamo.
Nampak dek ambo LKAAM Sumbar alah mulai manangani sabagian masalah maso kini, khususnyo silang sangketo nan sangai banyak tajadi di nagari awak itu.
Baru-baru ko LKAAM Sumbar maadokan pelatihan teknis beracara manuruik hukum adat, bakarajo samo jo Kapolda da Pengadilan Tinggi. LKAAM Sumbar jo juo ikuik dalam Tim Perumus ABS SBK.
Tantang Minangkabau maso kini, ambo lai sato saketek mambahasnyo dalam Semiloka Perlindungan Hak Masyarakat Hukum Adat Minangkabau di FH Unand, Juni 2007 nan
lalu. Alah dibukukan. Kok Nakan mamaralukan,masih ado copynyo di rumah ambo.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
2.
marola 3.7.10 / 3pm
Assalamualaikum ww
Nimbrung ambo saketek, dalam sebuah hadist pernah ambo baco bahwa “Kamu nanti (di Yaumil Akhir) akan dipanggil dengan nama bapak kamu”
Kayaknya malaikat tidak mengenal dan tidak peduli dengan nama suku saya, pada hal demi adat saya ambil bagian sedikit untuk melestarikan adat tersebut terlebih dalam ber-Minang2 sejak ber-tahun2 terakhir ini saya menambahkan nama suku dibelakang nama bahkan sejak ber-rantaunetria 1998 dulu dengan bangga saya tambah pula dengan gelar Malin Bandaro Gimanalah udah keputusan Rasul SAW gitu, saya tidak bakal dipanggil sebagai Arman Bahar Piliang Malin Bandaro tetapi dalam cacatan para malaikat dan akan
dipanggilkan sebagai Arman Bahar Bin Baharuddin
Biarlah saya manut aja, abis mau gimana lagi?
wasalam
armansamudra
Reply
1.
marola 3.7.10 / 3pm
Waalaikumsalam w.w.
Sanak Arman Bahar dan para sanak sa palanta, Argumen sanak marupokan argumen nan paliang padek, nan panah ambo baco. Ambo tingga maangguak-angguak sajo lai, Dalam ‘signature’ di e-mail ko ambo tambahkan juo namo suku jo gala adat sarato nagari asa niniak muyang ambo — nan sangaik jarang ambo pakai dalam iduik sahari-hari — untuak manyanang-nyanangkan hati para sanak kito nan amaik
bapaduli jo masalah ko.
Kan indak salah doh kito manyanangkan hati sanak-sanak kito nan lain?
Wassalam,
Saafroedin Bahar
2.
marola 3.7.10 / 4pm
Kok dikana panglaman anak-anak maso ketek, lah ado instink nan jaleh baa anak-anak Urang Awak manjunjuang tinggi mampatahankan Namo Ibunyo.
Kok inyo dipacaruiki kawannyo atau urang lain, “Apak Ang di Ang!”, lai indak ka sabangih bana atinyo doh dibandiangkan jo pacaruik “Amai Ang di Ang!
Kok tadanga urang manyabuik namo “Amai Ang di Ang” tu,
apo lai kok tadanga “P Amai Ang!” mangko batanyo lah inyo elok-elok, jo langkah padek.
Baa mangko ang sabuik-sabuik Namo Amai den?
Iyo lai amuah na ati ang!
Sambia manyalensengkan langan baju, iyo balamuak agak sabanta!
Salam,
–Nyiak Sunguik
7.
marola 3.7.10 / 3pm
Assalamualaikum Wr.Wb. Bapak Doktor Saafroedin Bahar, Ibu Hifni H.Nizhamul, serta ummat RN diPalanta yth.
Saya hanya mau sedikit mengingatkan dan menambahkan, serta bertanya tentant tulisan Pak Doktor Saafroedin Bahar dan Ibu Hifni H.Nizhamul. yakni
1. Sewaktu Jawanisasi (Transmigrasi, pada Regime Jendral Suharto) tidak ada seorangpun yang contra, walaupun beban uang dibiayai oleh rakyat semua, termasuk Minang-Kabau, selain itu yg makin sengsara adara putra/putri daerah setempat, karena disaingi oleh transmigrant tersebut.
2. Sejak tahun 1970an Yahudi sudah reformasi, yakni garis keturunan tidaklah hanya dari sang ibu, melainkan juga dari sang bapak. Bukan berarti minta bagian ataupun hak dalam pusaka tingi ataupun juga Minang-Kabauisasi.
3. Janganlah sampai menjadi dilemmas seperti Austria dan Jerman, tentang kebangsaan Adolf Hitler dan atau Ludwig van Beethoven. Apakah keturunan dari anak2 pahlawan RI asal Minang-Kabau itu semua orang Minang-Kabau?
Komentar2 dari ummat RN di Palanta sangat saya harapkan sekali.
Wassalam,
Muljadi,
BTW, saya menanyakan ini, bukanlah se-mata2 untuk pribadi saya, karena ibu anak2 saya bukanlah berdarah Minang-Kabau.
Reply
1.
marola 3.7.10 / 3pm
Waalaikumsalam w.w.
Sanak Muljadi Ali Basjah dan para sanak sapalanta,
Maaf, saya belum menangkap kaitan pertanyaan Sanak ini dengan substansi tulisan saya. Namun, sepanjang yang dapat saya tanggap, beginilah kira-kira pemahaman saya:
ad 1.Program transmigrasi tersebut terbuka untuk semua orang yang memerlukannya, termasuk untuk orang Minangkabau. Bersama-sama dengan rekan-rekan saya di Setnas MHA saya pernah menawarkan di RN ini program
transmigrasi lokal dari Sumbar ke Riau, sama sekali tak ada respons ! Dengan beberapa pengurus Setnas MHA yang lain saya sudah membicarakannya dengan Depnakertrans di Jakarta.
ad 2. Ini berita baru buat saya, akan saya check. Setahu saya Yahudi masih tetap menggunakan sistem kekerabatan matrilineal. Bagaimana kalau Sanak menulis mengenai soal ini?
ad 3. Yang ini saya benar-benar tak bisa menjawab, karena kurang faham apa yang dimaksud. Silakan dijawab oleh sanak yang lain.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Reply
1.
marola 3.7.10 / 4pm
Assalamualaikum Wr.Wb. Bapak Doktor Saafroedin Bahar, Ibu Hifni H.Nizhamul, serta ummat RN diPalanta yth.
Saya hanya mau sedikit meningatkan dan menambahkan tulisan Pak Doktor, yakni
1. Sewaktu Jawanisasi (Transmigrasi, pada Regime Jendral Suharto) tidak ada seorangpun yang contra, walaupun beban uang dibiayai oleh rakyat semua.
Muljadi
2.
marola 3.7.10 / 3pm
Untuak manjawab tanyo sanak Mulyadi Ali Basjah.
Maaf ambo bukan ahli adat, tapi mancaliak conto ka nan sudah mancaliak tuah ka nan manang . Nan biaso balaku dinagari ambo.
Untuak status ke Minangan dari anak urang Minang yang menikah jo suku lain adolah sebagai berikut :
1. Untuak padusi Minang yang kawin jo lelaki non- Minang. Anaknyo masih dianggap sebagai urang Minang misalnyo : sanak kito Tifatul Sembiring jo Marlon Situmeang Dt. Rangkayo Mulia ( Bupati Dharmasraya)
2. Untuak lelaki Minang yang kawin ka lua, tampaknyo anaknyo nan biasonyo sebagai nan berstatus anak pisang.
Indak dianggap sebagai urang Minang.
Jadi ambo iyo indak bisa juo menganggap anak pak St. Syahril atau Emil Salim itu urang Minang karano ibu mereka bukan urang Minang.
Demikian saketek dari ambo, mungkin ado sanak nan lain nan bisa mancurai-papa kan labiah langkok.
Wass
TR
Reply
1.
marola 3.7.10 / 4pm
Saketek lai ambo tambahkan : Untuak manjawab tanyo sanak Mulyadi Ali Basjah.
Maaf ambo bukan ahli adat, tapi mancaliak conto ka nan sudah mancaliak tuah ka nan manang . Nan biaso balaku dinagari ambo.
Untuk setiap pernikahan yang direstui atau sekurangnya tidak dilarang para Mamak dipasukuannyo.
Status ke Minangan dari anak urang Minang yang menikah jo suku lain adolah sebagai berikut :
1. Untuak padusi Minang yang kawin jo lelaki non- Minang. Anaknyo masih dianggap sebagai urang Minang misalnyo : sanak kito Tifatul Sembiring jo Marlon Situmeang Dt. Rangkayo Mulia ( Bupati Dharmasraya).
Jadi hak dan kewajibannyo sabagai urang Minang indak barubah. Karano dalam kehidupan sehari-hari dalam menunaikan fungsi sebagai urang Minang inyo akan dipandu dek Mamaknyo.
2. Untuak lelaki Minang yang kawin ka lua, tampaknyo anaknyo nan biasonyo sebagai nan berstatus anak pisang. Indak dianggap sebagai urang Minang.
Jadi ambo iyo indak bisa juo menganggap anak pak St. Syahril atau Emil Salim itu urang Minang karano ibu mereka bukan urang Minang.
Walau baitu dalam kehidupan sehari-hari keberadaan mereka tetap dihargai, cuma kadang dalam forum resmi hanyo sebagai mantimun bungkuak.
Apolai kok baiko inyo lah pulang ka bako atau punya istri orang kampung Bapaknya, peran mereka dalam kehidupan sehari-hari makin diperhitungkan..
Demikian saketek dari ambo, mungkin ado sanak nan lain nan bisa mancurai-papa kan labiah langkok.
Wass
TR
2.
marola 3.7.10 / 4pm
Iyo lo duh.
Tantu baitu juo, Pak M. Hatta sandiri, lahia di Bukittinggi, ayah
Batuhampa, ibu Tegal[?] Apo lai anak-anak baliau. St. Sjahrir sendiri? Ayah Kotogadang, Ibu Natal. Anak-anak Pak Natsir? Kalau indak salah isteri baliau dari Natal. Muhammad Yamin? Isteri baliau pun rasonyo dari Subarang [?]. Inyiak M. Sjafei kayutanam? A.A. Navis?
Agak di ateh saketek, Datuak Katumangguangan jo Datuak Parpatiah nan Sabatang?
Kurang jaleh asa usua ayah ibu baliau nan baduo. Lqabiah jauah lai, Maharajo Alif? Ayahnyo ko iyo Iskandar Zulkarnain. Ibunyo? Antah dimaa kampuang istri dan nan isteri kabara dari Sultan Zulkarnain tu. Kalau Ibu Maharajo Alif ko Urang Minang, tantu dunsanaknyo nan baduo lai Rajo Banua Ruhum jo Rajo Cino tu Urang Minang pulo yo? Jadi kok dikaji-kaji bana lah sabana batambah laweh Minangkabau ko, Labiah Laweh dari Piaman … :)
Labiah jauah bana, kok iyo bana amuah bana hati mangaji-ngaji Nasab, kasadoalahe Rang Dunia ko sabananyo sanasab, samo-samo anak cucu Nyiak Adam walaupun baliau indak basuku … :)
Salam,
–Nyiak Sunguik – Cucu Nyiak Adam :)
3.
marola 3.7.10 / 4pm
Tarimo kasih banyak atas pencerahannya Nyiak,
Hampir setiap urang minang pasti pernah bertanya akan keminanganya paling tidak pada diriya sendiri, terutama laki laki adalah wajar manuruik ambo karena kita manusia selalu mencari indentitas. Karena inilah pertanyaan yang terakhir
datang bila semua kebutuhan sudah terpenuhi.
Biasanya api pertanyaan ini akan dimatikan oleh ke Islaman nya sendiri, semakin besar pemahaman religiusnya semakin cepat pula api itu pudua. toh malaikat tidak perduli anda orang minang atau bukan. yang tak dapat saya bayangkan
kalaulah Minangkabau mayoritas bukan Islam entah apa jadinya.
Karena pengaruh Islam yang kuat juga matrlinial yang masih bisa bertahan hingga saat ini hanya di Minang, walau perlu dilakukan studi untuk ini, seberapa besar pengaruh Islam melestarikan matrilinial si Miangkabau. yang di India sudah selesai dan yahudipun sudah direformasi. Karena jodoh dan maut diluar jangkauan kita, dampak negatif dari matrilinial
ini adalah pada perantau yang tidak berjodoh dengan orang minang lebih banyak memilih diam dan tinggalah kampuang nan jauh dimato. Tidak semuanya tapi kalau boleh dibuatkan statistik mungkin lebih dari separuh. lagi lagi saya berasumsi Kalau dalam Islam untuk orang yang masuk islam diberikan nama Abdullah, Barangkali para cendik pandai di Minangkabau perlu memikirkan satu suku baru untuk anak para orang Minang untuk menghidari diskriminasi. Berfikir
jauh kedepan diera globalisasi ini Kalau tidak dimuali dari sekarang kita akan kehilangan orang orang pintar anak para cendikiawan MInang yang lebih hebat dari ayahnya. Walau perlu sekali lagi dilakukan studi genetic berapa persen
pengaruh ayah melekat di anak dan berapa persen pengaruh genetic sang Ibu.
Dari pada kita sibuk memberi gelar pada petinggi negara bila berkunjuang ke Minangkabau yang ujung ujungnya jadi bahan tertawaan.
Mohon maaf sabaleh jo kapalo kalau ada kata yang tidak berkenan dihati dunsanak.
Wassalam
Zulkarnain Kahar
4.
marola 3.7.10 / 4pm
Itulah, takana di ambo saketek Latar Belakang pembangunan Taman Bung Hatta di Bawah Jam Gadang. Pado awalnyo, artis perancang Taman tu mendesain Patuang Pak Hatta pakai Saluak. Draft awal dan asli gambar patuang tu antaro lain dikirim ka ambo via jalua pribadi. Ambo sanang dan kagum mancaliak Pemimpin Besar kito ko Basaluak, persis sarupo Datuak-datuak Niniak Mamak di Kampuang Kito. Sabana manakah, impresif. Ambo nyatokan penghargaan tinggi ka artis-desainer kito ko.
Tapi, apo nan tajadi? Sasudah dipalegaan ka urang-urang ahli bakapantiangan nan paralu-paralu, mangko datanglah teguran ka artis kito ko supayo patuang Pak Hatta tu jan dibari basaluak! Akhianyo artis kito dengan raso sedih mancaritokan ka ambo, baliau tapaso Maungkai Saluak Pak Hatta tu, manggantinyo jo Kupiah Beka, saroman gambar Pak Hatta nan biaso tampak dek kito dalam gambar-gambar resmi nasional. Mangko kini kok ado nan mamparatikan patuang Pak Hatta di Bawah Jam Gadang tu, baliau Pakai Kupiah Beka, Peci Nasional.
Sakitulah sakadar latar bulakang Sejarah Taman dan Patuang Pak Hatta nan indak diketahui urang banyak…
[Ambo sandiri alun panah mancaliak Taman dan Patuang Pak Hatta tu lai, karano Taman tu dibangun sasudah ambo barangkek dan sasudah basuo batamu muko jo artis
kito di Rumah [kini Museum] Pak Hatta tu sandiri di Jalan Payokumbuah babarapo tahun nan lalu, 2004].
Takana lo Pantun Anak-anak di Kampuang Maso Dahulu:
Pandan Den du Pandan Gau?
Pandan Den baduri-duri.
Ayah Den du Ayah Gau?
Ayah Den Basaluak Tinggi …
Sayang, ibo awak anak-anak Pak Hatta nan indak ka dapek malagu bapantun saroman itu …
Tapi, pantun tu dapek dikarehkan lagu-e [sakareh usik-musik angkot di Padang] dek anak-anak Urang-urang Jauah nan dianugerah-hormati jo Saluak Baru …
Salam,
–Nyiak Sunguik
Sjamsir Sjarif
8.
marola 3.7.10 / 4pm
Assalamualaikum WW.
Mungkin iko ikut menambahkan se
Mungkin banyak diskusi alah dibuek mengenai adat Minangkabau diantaronyo seperti yang tergambar di bawah ko. sebagai tambahan, ado persoalan besar juo yang terus berlangsung adolah mengenai gesekan konsep tenurial adat
(penguasaan) adat jo konsep tenurial negara atas tanah-tanah ulayat. Dalam kasus-kasus HGU, tanah-tanah ulayat itu telah berpindah manjadi tanah negara melalui mekanisme pemberian HGU (Hak Guna Usaha. Barulah kapatangko lahia Perda No. 16 Tahun 2008 Tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannyo yang salah satu klausulnyo manyabuikkan, intinyo, setelah HGU salasai, mako tanah itu baliak
manjadi ulayat nagari. Tapi paralu dipikiakan dalam bantuak apo ?.
Hukum agraria sejauh iko hanyo mengenal mekanisme redistribusi tanah untuak pemberian-pemberian hak. Kalau dalam pendekatan pengakuan, permen agraria No. 5 Tahun 1999 membatasi sebagai berikut ;
Pelaksanaan hak ulayat masyarakat hukum adat sebagaimana tidak dapat lagi dilakukan terhada bvidang-bidang tanah yang pada saat ditetapkannya Peraturan Daerah sebagaiman dimaksdu Pasal 6 :
a. sudah dipunyai oleh perseorangan atau badan hukum dengan sesuatu hak atas tanah menurut Undang-Undang Pokok Agraria;
b. merupakan bidang-bidang tabnah yang sudah diperoleh atau dibebaskan oleh instansi pemerinyag, bahan hukum atau perseorangan sesuai ketentuan dan tata cara yang berlaku.
Ambo kiro masalah lapehnyo ulayat-ulayat nagari ko paralu juo kito sikapi basamo.
Salam
andiko
Reply
9.
marola 3.7.10 / 4pm
Alhamdulilah .. tarimo kasih Mak Saaf…
buliehlah Mamak maimbau Nakan… bia saraso batambah sumangaik ba ‘a kamanakan barajo ka Mamak tantu untuak mandapek ulemu nan bamanfaat. Amiin..,
Tantu ambo sambuik tawaran Mak Saaf nan ka maagieh buku Perlindungan Hak Masyarakat Hukum Adat Minangkabau di FH Unand, Juni 2007.
Kalau lai bulieh ambo mamintak ka mak Saaf, Alamat ambo di :
Kompleks Perumahan Puspiptek Blok 1 C no 2 – Setu Tangerang Selatan (15314).
Nah….. ado nan ambo tanyoan ka Mak Saaf – Selain perlindungan masyarakat hukum adat – baa pulo perlindungan hak-hak Kaum di Minangkabau ?
Sebagaimana kita ketahui bahwa Eksistensi kaum sudah jelas – bahwa di dalam sebuah kaum, strukturnya sebagai berikut;
a. Ada Mamak yang dipercaya sebagai pimpinan kaum yang disebut Penghulu bergelar datuk.
b. Ada Mamak-mamak di bawah penghulu yang dipercayai memimpin setiap rumah gadang/keluarga dan kerabat.
c. Para mamak yang mempimpin setiap rumah gadang itu disebut. Mamak disebut; tungganai. Seorang laki-laki yang memikul tugas sebagai tungganai rumah pada beberapa suku tertentu mereka juga diberi gelar datuk.
Ambo pernah mendengar ado sengketa Kaum yang berkaitan dengan perebutan atas penguasaan dan pemilikan hak-hak atas tanah. Seperti yang terjadi di Kota Padang.
Banyak tanah kaum itu telah kuasai anggota masyarakat hampir 1 abad. Dalam kasus ini apakah ada perlindungan hak – hak kaum itu.???
Demikianlah tanggapan ambo Mak Saaf…
Tarimo sabalunnyo – bilo lai Mak Saaf namuah baragieh buku ka ambo….
Wassalam,
Hifni H. Nizhamul
Reply
10.
marola 3.7.10 / 4pm
Buliah ambo manyalo ?
Carito ma nan Minang dan ma nan indak Minang koh alah
lamo manjadi masalah di nagari kito. Ingek novel buya Hamka, “Tenggelamnya Kapal van der Wijk,” kisah cinta antara Zainuddin yang berayah Minang dan beribu Bugis, dengan Hayati yang berbapak dan beribu Minang ?.
Kebetulan saya hadir dalam pertemuan di rumah Sanak Aminuzal Amin Dt Batuah di Kebayoran Baru, Jakarta, sewaktu membahas rencana patung Bung Hatta, yang
mulanya berpakaian datuk. Ada fotonya, dengan pakaian datuk yang dihadiahkan Gubernur Sumatera Barat, pak Harun Zein.
Sungguh, saya terheran-heran melihat kerasnya reaksi dari kaum adat yang hadir pada saat itu terhadap rencana patung Bung Hatta yang berpakaian adat itu.
Masyaallah, untuk sekedar membuat patung dengan berpakaian adat simbolik saja untuk orang besar Indonesia itu tak bisa diterima !
Lama saya termenung memikirkan implikasi dari sikap ini. Apa yang melatar belakanginya? Sako dan Pusako? Mengapa pada suatu sisi Hatta selalu dibangga-bangakan sebagai ‘tokoh Minang’ dan pada saat yang sama hanya untuk
monumen berbaju datuak saja ditentang habis-habisan ? .
Kok demikian lama kita orang Minang nyaman-nyaman saja dengan inkonsistensi sikap ini ? Sabaliak hitam sabaliak putiah.
Keputusan terakhir mengenai monumen Bung Hatta diambil di rumah Jusuf Kalla, yang pernah menjadi asisten Bung Hatta di Unhas Makassar. Beliau mengatakan bahwa beliau sama sekali tidak mengenal pak Hatta yang berpakaian datuk, dikira
salah seorang datuk tua biasa saja. Bung Hatta memang dikenal dengan pakaian safarinya yang sederhana itu.
Pertanyaannya sekarang: mau kemana Minangkabau ?
Saya garis bawahi sindiran Inyiak Sunguik dalam posting sebelum ini:
=============
“Iyo lo duh. Tantu baitu juo, Pak M. Hatta sandiri, lahia di Bukittinggi, ayah Batuhampa, ibu Tegal[?] Apo lai anak-anak baliau.. St. Sjahrir sendiri? Ayah Kotogadang, Ibu Natal. Anak-anak Pak Natsir? Kalau indak salah isteri baliau
dari Natal. Muhammad Yamin? Isteri baliau pun rasonyo dari Subarang [?]. Inyiak M. Sjafei kayutanam? A.A. Navis?
Agak di ateh saketek, Datuak Katumangguangan jo Datuak Parpatiah nan Sabatang? Kurang jaleh asa usua ayah ibu baliau nan baduo. Lqabiah jauah lai, Maharajo Alif? Ayahnyo ko iyo Iskandar Zulkarnain. Ibunyo? Antah dimaa kampuang istri dan nan isteri kabara dari Sultan Zulkarnain tu. Kalau Ibu
Maharajo Alif ko Urang Minang, tantu dunsanaknyo nan baduo lai Rajo Banua Ruhum jo Rajo Cino tu Urang Minang pulo yo? Jadi kok dikaji-kaji bana lah sabana batambah laweh Minangkabau ko, Labiah Laweh dari Piaman … :)
Labiah jauah bana, kok iyo bana amuah bana hati angaji-ngaji Nasab, kasadoalahe Rang Dunia ko sabananyo sanasab, samo-samo anak cucu Nyiak Adam walaupun baliau indak basuku … :) ”
===============
Saya juga menggaris bawahi peringatan Sanak Zulkarnain Kahar berikit ini:
Karena jodoh dan maut diluar jangkauan kita, dampak negatif dari matrilinial ini adalah pada perantau yang tidak berjodoh dengan orang minang lebih banyak memilih diam dan tinggalah kampuang nan jauh dimato. Tidak semuanya tapi kalau boleh dibuatkan statistik mungkin lebih dari separuh. lagi lagi saya berasumsi Kalau dalam Islam untuk orang yang masuk islam diberikan nama Abdullah, Barangkali para cendik pandai di Minangkabau perlu memikirkan satu suku baru untuk anak para orang Minang untuk menghidari diskriminasi. Berfikir jauh kedepan diera globalisasi ini Kalau tidak dimuali dari sekarang kita akan kehilangan orang orang pintar anak para cendikiawan MInang yang lebih hebat dari ayahnya.
Pada hakikatnya hal ini terkait erat dengan masalah akulturasi antara adat Minangkabau dengan agama Islam. Sampai saat-saat terakhir dalam pertemuan di rumah Bp Ir Ermansyah Yamin, saya masih menengarai adanya dua ‘mazhab’ dalam
wawasan kita orang Minangkabau, yang susah sekali dipersatukan.
Susahnya mempersatukan orang Minang dalam ‘core values’ ini merembes ke bidang-bidang lain: politik, ekonomi, sosial budaya, atau dalam bekerjasama sehari-hari.
Saya telah mencoba menawarkan suatu jalan keluar — modus vivendi — berwujud ‘Ranji ABS SBK’, yang mengakui baik garis matrilineal adat maupun garis nasab Islam. Jika gagasan ini bisa diterima, please, jangan dipersoalkan lagi masalah keminangan Hatta, Sutan Syahrir, atau anak-anak Yamin.
Lebih dari itu, mohon, jangan dipersoalkan juga keminangan Inyiak Moh Syafei yang Kalimantan atau AA Navis yang Jawa. Secara kultural mereka itu tak kurang Minangnya dari kita -kita yang mempertanyakannya.
Bagaimana kalau hendak dipersoalkan juga ?
Ya, terserahlah.
Btw, banyak menantu saya orang non-Minang. Saya sama sekali tak peduli apakah cucu-cucu saya akan diakui sebagai orang Minang atau tidak. Toh tak seorang pun di antara mereka yang berminat pada soal sako dan pusako. Mereka
mempersiapkan dir untuk menghadapi masa depannya sendiri, yang sama sekali tak memerlukan sako dan pusako itu.
Yang penting mereka menjadi orang Islam dan orang Indonesia yang baik.
Itu jelas lebih baik daripada sekedar menjadi orang Minang.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Reply
1.
marola 3.7.10 / 4pm
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh,
Pak Saaf yang dimuliekan,
Siapakah yang akan dapat mengatakan bahwa Inyiek Djambek (Syekh Muhamad Djamil Djambek) itu bukan orang Minang, malah di tahun 1929, Syekh Muhammad *Djambek* mendirikan organisasi bernama *Persatuan Kebangsaan Minangkabau*dengan tujuan untuk *memelihara, menghargai, dan mencintai adat istiadat setempat. **Sementara ketika masa itu, sebagian orang Minangkabau sangat kurang menanggapinya, dan kebanyakan parewanya masih bermain-main di luar adat Minangkabau itu sendiri…*
Wassalam
*Buya HMA. *
Reply
1.
marola 3.7.10 / 4pm
Waalaikumsalam w.w. Buya,
Nampaknyo iyo masih panjang perjuangan kito untuak manyatukan antaro adat jo Islam di Minangkabau komah, Buya. Wacana bakapanjangan, indak ado kaputusan.
Alah dapek kasapakatan pado satu generasi atau satu kalompok saroman RN, muncul pulo baliak masalah nan samo dari gelombang hadirin nan baru. Iyo panek-panek kito dek nyo.
Sapanjang manganai ambo, ambo akan maaliahkan ‘induak pasukan’ ka Sekretariat Nasional Masyarakat Hukum Adat (Setnas MHA), nan labiah mamungkinkan ambo untuak ba-’amal jariah’ untuak bangso jo Negara kito ko.
Kapantiangan ambo tantang adat Minangkabau indak banyak, manduduakkan soal ‘punah’ sajo, dan rasonyo alah salasai jo ‘Ranji ABS SBK’. Nan lainnyo, terserahlah ka para dunsanak kito nan lain. Ambo sakaluarga alah mamutuihkan untuak ‘marantau cino’. Pulang kampuang hanyo dek taragak atau dek ado undangan sajo.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
11.
marola 3.7.10 / 4pm
Dalam hal STATUS iko mungkin awak harus mempertimbangkan juo kondisi disekitar awak nan mulai lungga.
Kok beko ado anak pisang nan ibunyo Non- Minang lah maraso berhak pulo barisuak jadi datuak , kiro-kiro apo sukunyo ?
Jan sampai nan asli dialahkan pulo beko, kecuali kalau cuma sekadar gala paragiahan…
Sebab sacaro alami terbukti yang asli memang daya juangnyo agak kandua dari pendatang .
Tapi nan jaleh pola Matriakhat itu tantu lah ka bagalau jadinyo..
Dilain pihak , caliak lah di Riau lah banyak tagak Gareja, bahkan ado beberapa kecamatan selain ex. Daerah Transmigrasi yang memproklamirkan dominasi mereka dari warga local. Sejumlah orang yang mengaku Laskar
Melayu tampaknyo bukan orang local sehingga sikap mereka jauh dari kesantunan Melayu itu..
Untuak nagari awak sajak developer lah mambangun komplek perumahan dipinggiran kota, tempat peribadatan Non- Muslim pun mulai mengusik warga .
Mungkin iko nan labiah paralu kito bentengi kini dari pado mangaja STATUS, sebab nan jaleh salamo iko kito cukup welcome kepada para anak pisang tsb.
Kecuali kalau status pernikahan Bapaknya bermasalah, bahkan yang seperti ini biasanya dengan berlalunya waktu suasana menjadi cair juga jadinya..
Salam
St.RA
Reply
12.
marola 3.7.10 / 4pm
Basuku ka Ibu- basako ka Mamak.
Baa peran Tungganai tangah rumah ??
Contoh kasus :
Ado kamanakan padusi nan memaksa menikah dengan lelaki yang sudah beristri. Dicaliak bebet-bobotnyo dari calon suami itu iyo indak ado ciek juo nan kadipacik doh .
Calon yang diajukan keluarga tidak digubrisnya…Yang ada Cuma itu yang dicinta…
Dengan kondisinya sekarang dan selama ini.
Kok sempat inyo manikah sangat tipis kemungkinan bisa sekaligus membiayai istri kedua istri dan anak-anaknya.
Walau dari segi UU – 74 ttg Perkawinan mereka memang tidak boleh menikah.
Apakah dengan kondisi seperti itu si Tungganai masih berhak menghalangi pernikahan itu ?
Kok jadi menikah , boleh dilarang mereka pulang ka Rumah Gadang (bukan harta gono gini ibu-bapaknya)
Apakah itu lah tamasuak malangga HAM pulo ?
Kalau dulu untuak masalah perdata- harato pusako dan hukum adat lain, bisa dimusyawarahkan dulu dilevel Pangulu/KAN.
Tapi kalau untuak masalah pidana, walau secara adat sudah damai…dengan hakim gak bisa damai.. Contohnyo suku Anak dalam di Jambi nan sampai demo dipengadilan .
Wass
St. RA
Reply
13.
marola 3.7.10 / 4pm
Dear Bu Hifni dan Dunsanak RN Yang Mulia,
1. Empat masalah yang ibu sarikan saya fikir adalah masalah umum yang terjadi bukan hanya pada orang minang saja,… melaikan pada semua suku dan bangsa. Saya sangat setuju dengan pandangan Ibu, bhw kita perlu menciptakan suasana diskusi yang bermanfaat,….tidak hanya sampai pada tingkat senda-gurau (shg tidak ada kesimpulan sbg bahan pembelajaran spt yg Ibu tuliskan) dan mestinya tentu juga
tidak dalam keseriusan yang mengarah pada cipeh-cimeeh atau bahkan saling menyinggung.
2. Jika tidak berkeberatan, saya MOHON PENCERAHAN apa yang Ibu maksudkan dengan “perkawinan eksogomi”, dan harta pusaka tinggi dilaksanakan sebagai wakaf?
Salam,
r.a.
Reply
14.
marola 3.7.10 / 4pm
Kelapa Gading 26 Maret 2009
Assalamu’alaikum w.w.
Nan Ambo Hormati, Buya H.Masud Abidin Majo Kayo, Angku Saafroedin Bahar St.Majolelo, Angku RA Ibu Hj.Hifni Nizhamul, sarato dunsanak sapalanta. Izinkan ambo untuk ikuik memberikan pandapek tentang apo nan sadang dibicarkan di milis nangko yaitu tentang Usaho untuak MEROBAH ADAT ISTIADAT MINANGKABAU (Kasus Punah”) .
Wacana nan datang dari angku Saafroedin Bahar St.Majo Lelo, sebenarnyo persoalan nangko sudah pernah diangkat beberapa waktu nan lalu, malah hasilnyo telah dicetak menjadi buku dengan judul “PolemiK Adat Minangkabau” di internet. 2008 1. Merobah Adat Seperti yang ditulis oleh angku Saafroedin bahar St.Majolelo bahwa, “*Dalam manangani** **masalah Minangkabau ko nampak adonyo duo mazhab, namokanlah Mazhab A, nan ortodoks/konservatif/mancaliak ka balakang dan indak amuah ado parubahan saketekpun dari ‘adaik lamo pusako usang’; dan Mahab B, nan reformis/progresif/ mancaliak kamuko, nan tabuka kapado parubahan, karano adaik itu sandi ado nan indak barubah (‘adaik nan sabana adaik’] ado pulo nan barubah ['adaik nan diadaikkan, adaik nan taradaik, adaik istiadaik']. Ambo masuak mazhab B ko.Kanyataan manunjuakkan bahaso walau komunikasi alah dibuka antaro pangikuik kadua mazhab ko, namun susah bana mancari kasapakatan, sahinggo nan dapek dikarajokan adolah ba-’fastabiqul khairaat’, balomba dalam babuek kabaikan”
* Menuruik pendapek ambo dalam mengadapi masa depan kita tentu harus mengetahui masa lalu terlebih dahulu. Sehingga dapat di jadikan sebagai tolok ukur untuk menghadapi masa sekarang dan masa depan. System adat Minangkabau tidaklah tetutup akan perobahan, dalam pepatah adat disebutkan
*“ Sakali aia gadang tibo sakali talatah barubah”* Namun, perinsip aia tetap, yaitu mengalir dari hulu kamuaro. *“**Usang-usang dibarui, lapuak-lapau di kajangi”* Menurut pendapat ambo ada bebera hal tentang adat yang dapat berobah seperti, yang pertama adat nan di Adatkan itu depek berobah, karena itu adolah suatu aturan nan dibuek oleh niniak mamak di Balairong di masing-masing nagari yang biasa disebut adat salingka nagari.
Seperti aturan nikah kawin, tata cara penjemputan mepelai, tata cara lamar melamar, tata cara batagak gadang dll. Yang kedua, Adat nan ter adat itupun bisa berobah, karena termasuk sesuatu yang terjadi tidak kita ketahui asal mulanya dan tidak dibuat dengan kakat mupakat oleh niniak mamak di nagari, seperti tata cara duduak baselo, kinilah ado kurisi itu tidak masalah dalam adat tidak di katakan malanggar adat. Makan manyuok lalu ado nan basendok tidak masalah. Maudang urang, dulu batingkek jajanjang batapiak bandua, kini dengan surek undangan dll. Namun, jika akan merubah nilai-nilai dasar tentang adat Minangkabau seperti nan sering ambo sampaikan yaitu,
1) Sistem Matrilinial
2) Sistem Sako jo Pusako
3) Sistem Demokrasi Minangkabau
4) Budi yang merupakan Landasan Adat
5) Pepata-patitih yang mengandung nilai-nilai Adat atau sebagai ayat-ayat Adat
6) Perpaduan aturan Adat dan aturan Agama Islam ABS-SBK. Hal tersebut telah diterima oleh seluruh masyarakat Minangkabau, jika salah satu diantara bagian ini yang akan dirobah, berati kita akan merlenyapkan Adat Minangkabau atau akan mengagati Minangkabau dengan nama lain.
2. Punah
Telah pernah di diskusikan dan telah di cetak jadi buku keterangan ambo adolah sbb:
*“Punah”, sebenarnyo harus jelas dulu yang punah itu keluarga yang mana, keluarga Angku Saafroedin Bahar St.Madjolelo atau keluarga dunsanak ayahanda Angku?. Jikok nan punah itu keluarga bako Angku atau dunsanak ayahanda Angku, yaitu keluarga menurut jalur adat. *
* *
*Menuruik pandapek ambo, hal tersebut seharusnyo indak ado pengaruh kapado Angku sebagai anak ujung ameh dari keluarga tersebut. Karano nan punah itu adolah pihak bako Angku, yang sudah barang tentu antaro Angku dan mereka mempunyai jalur nan babeda menurut aturan adat nan balaku di Minangkabau. *
* *
*Kemudian punah itu sendiri harus diliek dulu permasalahannyo, karano ado dunsanak nan saeto, nan sajangka, nan satampok, nan sabuah jari. Aratinyo, sabalun dikatokan punah diliek dulu dunsanak nan sabuah jari, indak ado nan sabuah jari, diliek nan sa
Diposkan oleh RADAR JAMBI di 20:02:00 0 komentar
Posting Lama Beranda
Langgan: Entri (Atom)
SIAPAKAH CALON WALIKOTA SUNGAI-PENUH MENURUT PILIHAN ANDA
RADAR JAMBI
Memuat...
Pengikut
Arsip Blog
* ▼ 2010 (206)
o ▼ Juni (166)
+ KEDUDUKAN RAJA DALAM KESELARASAN KOTO PILIANG
+ KAUM PADERI DAN KAUM ULAMA DI PARIAMAN
+ MERUBAH ADAT ISTIADAT MINANG
+ KERINCI YANG MAGIS EKSOTIS DAN PENUH MYSTERI
+ MITOS SALIDO DAN NAGA SAKTI DARI GUNUNG KERINCI
+ SEJARAH MANDAILING DALAM LITERATUR
+ HUBUNGAN MAJAPAHIT DAN SEJARAH YANG SEBENAR NYA
+ BACA DULU TENTANG SUKU MALAYU BARU BACA TULISAN IN...
+ SUKU MALAYU
+ KENAPA IBUKOTA MALAYU DI PINDAHKAN DARI JAMBI KE D...
+ PUTRA MAHKOTA ISKANDAR ZULKARNAIN
+ KAMAR KHUSUS MICHAEL JAKSON ADA DI AFSEL MAU COBA ...
+ BELANDA JUARA DUNIA BISAKAH
+ LUKA SEJARAH PERBUDAKAN DI AFSEL ADA YANG DI DATAN...
+ WORD CUP AFSEL BUDAK-BUDAK ITU DI DATANG KAN DARI ...
+ HUBUNGAN ANTAR SHIO JANGAN SALAH MEMLIH JODOH
+ MACAM-MACAM LEGENDA AWAL MULA TAHUN CHINA
+ ORANG CHETI DAN TEKA-TEKI MARGA SEMBIRING
+ AKAR BUDAYA KERAJAAN MINANG TEMPO DULU
+ SEJARAH ASLI MINANG KABAU
+ KEBUDAYAAN CHAMPA YANG MEMPENGARUHI MINANG KABAU
+ NASKAH MELAYU KUNO TELAH DI TEMUKAN DI KERINCI
+ SEJARAH DAN WARISAN MINANG KABAU KUNO
+ SEJARAH KERAJAAN CHAMPA
+ SEJARAH SUKU MINANG KABAU
+ TULISAN INCUNG JEJAK PERADABAN TUA KERINCI
+ NAGARI PARIANGAN DI PAGARUYUNG
+ TAMBO ALAM KERINCI
+ KERAJAAN TERTUA DI SUMATERA ADALAH KANDIS
+ HUBUNGAN KERINCI DENGAN NAGARI DI SUMBAR
+ ARTIKEL TERBARU TENTANG ASAL-USUL ORANG KERINCI
+ ADA NYA MISS AUSTRALIA MEMBUAT CANTIK PIALA DUNIA
+ PENCAK SILAT DI PIALA DUNIA.. HE...HE..HE..HE...
+ INDONESIA DILANDA TSUNAMI SOSIAL
+ KARTU FASILITAS BBM DI BAGIKAN PADA YANG BERHAK
+ DEMOKRASI 50 PLUS SATU DJAJANG DAN MAMAD
+ Pidato CGI 4
+ PIDATO CGI 3 KWIK KIAN GIE
+ PIDATO CGI 2 KWIK KIAN GIE
+ PIDATO CGI BANTUAN ASING
+ PRAKTEK EKONOMI INDONESIA DI GUGAT KWIK KIAN GIE
+ Tanggapan Kwik Kian Gie Terhadap Berbagai Pendapat...
+ TANGGAPAN KWIK KIAN GIE PLAFORM PRESIDEN
+ KADISDIK BANGKO NGERI MENJADI ANAK BUI
+ SAROLANGUN MOBIL DINAS BERKAS NYA SAMPAI KEJATI
+ KPU SUNGAI PENUH AJUKAN ANGGARAN10 MILIAR WAJAR NA...
+ PENGANGGURAN DIKERINCI PALING BANYAK DARI KALANGAN...
+ SUNGAI PENUH BANYAK BEREDAR MAKANAN KADALUARSA
+ TUNGKAL AWASI PENGURUSAN SERTIFIKAT
+ LIMBAH PT INDOSAWIT ILEGAL TAPI TIDAK PERNAH DI TI...
+ ABDUL FATTAH JUGA BERSAING DI BATANGHARI
+ WAKIL BUPATI BATANGHARI TERUS BERMANUFER CARI PERA...
+ JALAN SUNGAI BAHAR PUTUS TOTAL RAKYAT MENJERIT
+ PERBATASAN KERINCI BANGKO RAWAN
+ TOLAK IBUKOTA KABUPATEN KERINCI DI SIULAK
+ PUPUK LANGKA DI KERINCI DI MANA TANGGUNG JAWAB ANG...
+ KETIPU JAAP STAM JADWAL PERTANDINGAN
+ DALAM BOLA TAK ADA TEMPAT UNTUK RASISME
+ WISATA AFSEL YANG MENARIK
+ GOL YANG SANGAT MENGESAN KAN BAGI NEW ZELAND
+ PEMAIN BELANDA MULAI SANTAI DENGAN HANYA LATIHAN P...
+ BINTANG BELANDA TURUN SEMUA
+ JEPANG PERLU SERI LAWAN DENMARK UNTUK MENJADI RUNN...
+ DI HANTAM DINAMIT DENMARK SUPERTERKAMERUN MEMBEKU
+ HASIL DAN JADWAL PERTANDINGAN WORD CUP AFSEL
+ KODE NOPOL AFSEL UNIK DI JADIKAN PLESETAN WARGA
+ NENEK-NENEK PUN MAIN BOLA WORD CUP
+ AFSEL KURANG AMAN SESAMA WARGA PUN SALING CURIGA
+ BRONX NYA AFSEL NGERI AH
+ KORSEL MERASA KALAH MASSA DARI ARGENTINA ,HANYA AL...
+ PACAR CASILLAS SANGAT SEXY SPANYOL KALAH JADINYA
+ SANGAT TIDAK MANUSIAWI KALAU IBUKOTA KABUPATEN KER...
+ QUICK COUNT LEBIH SERU UNTUK DI TONTON DARI PIALA ...
+ DI TUNGKAL HBA BERSAING KETAT DENGAN SAFRIAL
+ DI KERINCI AMI MENANG MUTLAK
+ 78,57 PERSEN SUARA MASUK QUICK COUNT HBA UNGGUL
+ PILGUB JAMBI HASIL PENGHITUNGAN CEPAT LSI HBA UNGG...
+ AGUS KALAH DI TPS SENDIRI
+ DI KOTA JAMBI HBA MENANG LEBIH DARI 45 PERSEN
+ PERETORIA TEMPAT MENGHUKUM AFRIKA SELATAN TUNDUK ...
+ WALAU KALAH 3-0 DARI URUGUAI TAPI DI SAKSIKAN MANT...
+ CHINA DUKUNG JEPANG DAN KORSEL WORD CUP
+ KASUS VIDEO MESUM CUT TARI DI ANTAR SUAMI
+ VIDEO MESUM MIRIP LUNA MAYA MULAI DIJUAL DI DAERAH...
+ HATI-HATI BERHUBUNGAN DENGAN MANTAN PACAR
+ AWAS VIRUS FACEBOOK INI CIRI-CIRI NYA
+ KLASEMEN SEMENTARA PIALA DUNIA AFSEL
+ FIFA RESMI CORET INDONESIA
+ MALAYSIA MENGAJAK INDONESIA MENJADI TUAN RUMAH BER...
+ PSSI ANDA DARI INDONESIA YA MAAF ANDA BUKAN PRIOR...
+ Gairah Piala Dunia Afrika Selatan Gairah Piala D...
+ PENONTON PIALA DUNIA MULAI SEPI
+ BBM DI BUNGO LANGKA PADA KEMANA YA
+ ANGKA PERCERAIAN DI BUNGO MENINGKAT APA PENYEBAB N...
+ MUARO BUNGO PUPUK SUBSIDI KE MANA LARI NYA
+ PKL TOLAK PINDAH KE KINCAI PLAZA
+ ASET KOTA SUNGAI PENUH BELUM DI SERAH KAN OLEH PI...
+ JALAN ASAL JADI DI SUNGAI PENUH SUDAH DI BONGKAR T...
+ IBUKOTA KABUPATEN KERINCI DI MANA YA YANG TERBAIK
+ ANGGOTA DEWAN USAHA MENGGAGAHI WANITA
+ JERUK PULAU TENGAH JERUK ASLI KERINCI
+ SIAPAKAH TERKAYA DAN TERMISKIN DI ANTARA PARA KAND...
+ TUNA NETRA BAGAIMANA CARA MERKA MEMILIH
+ WILAYAH YANG RAWAN MOBILISASI MASSA PEMILIH
+ RELAWAN PEMANTAU PEMILU
+ ZULFIKAR ACHMAD MENANG DALAM SIMULASI
+ KASUS SUAP HBA BERBUNTUT PANJANG
+ HATI-HATI BAWA PLAT MERAH PERGI KAMPANYE
+ Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jambi mendata...
+ PASAR ANGSO DUO DI HIBAH BISAKAH
+ DEBAT KANDIDAT HARUS DI PERBAIKI MASAALAH TEKNIS N...
+ AGUS SETIO NEGORO CALON TERKAYA BENARKAH
+ DI BILANG AGUS YANG TERKAYA ISTRINYA PROTES BERAT
+ HBA MONEY POLITIK ZA MINTA MAAF WASPADA MEMANG PER...
+ BANYAK SURAT SUARA YANG RUSAK
+ TAK PAKAI SURAT UNDANGAN MASIH BISA MEMILIH PILGUB...
+ SURAT SUARA ADA YANG RUSAK
+ CALON BUPATI MULAI INCAR PARTAI POLITIK
+ KPU Kota Jambi dan Kabupaten Sarolangun meyakinkan...
+ PANWASLU PIDANAKAN TEAM SUKSES HBA-FACRORI
+ AMERIKA MAIN DI JAGA FBI WAKTU LAWAN INGGRIS
+ MAIN SERASA TELANJANG KARNA BAJU TIPIS
+ MUSIM DINGIN DATANG LEBIH AWAL DI AFSEL
+ ARGENTINA TERTEKAN TAPI MENANG VS NIGERIA
+ MARADONNA MENJAWAB KERAGUAN PENGGEMAR NYA
+ LEMAH DI LUAR TEGAP DI DALAM LAPANGAN
+ MESSI TERGANTUNG PADA PERMAINAN TEAM BUKAN INDIFID...
+ MESSI BUKAN YANG TERBAIK MASIH ADA C RONALDO
+ DEBAT KANDIDAT GUBERNUR ZULFIKAR ACHMAD TAK PUNYA ...
+ AWAS EFEK PIALA DUNIA BARANG HILANG NYAWA MELAYANG...
+ SAMPAI MENIT 52 KORSEL UNGUL 2-0 ATAS YUNANI WARTA...
+ DEWA YUNANI IKUT BERMAIN BISA KAH MENANG
+ ANALISYS WORD CUP KOREA VS YUNANI
+ URUGUAY VS PERANCIS MENJEMUKAN SKOR 0-0
+ MEXICO HAMPIR BUKA SEJARAH DI AFSEL
+ JADWAL PERTANDINGAN PIALA DUNIA 2010 AFSEL
+ AFRIKA SELATAN PIALA DUNIA 2010 DRAMA LAWAN MEXICO...
+ SITUS VIDEO LUNA MAYA DAN ARIEL PETERPAN
+ Hasil Survey terakhir Hasil survey terakhir yang ...
+ PILKADA DAN PENTING NYA POLITIKAL MARKETING STRATE...
+ PABRIK PUPUK PETRORGANIK PERTAMA DI INDONESIA
+ LAPINDO BRANTAS TELAN APBN 2,8 TRILIUN RUPIAH
+ LIMA TIP MEMENANG KAN PILKADA JAMBI
+ PERTEMUAN ( HKK ) SE INDONESIA DI GOLDEN HOTEL JAM...
+ BAYI BERMATA SATU ITU TELAH LAHIR
+ TENTARA ISRAEL TENTARA YANG TERLATIH DI DUNIA INI...
+ MUSEUM REKOR ADA REKOR TER ANEH DAN TER UNIK
+ TERMEWAH DI DUNIA HANYA ADA SEPULUH BUAH RUMAH SAJ...
+ MOTOR PALING MAHAL DI DUNIA MOTOR APA YA.....
+ PROFESI APA YANG ANDA PILIH DARI १० PROFESI YANG ...
+ SESUATU YANG MISTERIUS TERJADI DI TENGAH KOTA GUAT...
+ एयर LAUT NAIK ADAKAH PULAU YANG BAKAL TENGGELAM
+ BLACKBERRY NOKIA C3 DAN PONSEL CHINA YANG MURAH M...
+ TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN ANAK MENTENG AJA JADI...
+ KISAH ORANG SUKSES DUNIA
+ SUKU BUNGA ACUAN BANK INDONESIA DI LEVEL 6,5 PERS...
+ HASAN TIRO DAN PERJALANAN HIDUP NYA
+ SIM AKAN DI LENGKAPI DENGAN FASILITAS PRA BAYAR
+ HASAN TIRO MENINGGAL
+ POHON SEX DI TEBANG UNTUK MESJID
+ TABUNG ELPIJI DI GUDANG MELEDAK DI SURABAYA
+ ISTRI BEK INGGRIS CHERYL COLE PAMERKAN TUBUH SEXY ...
+ LIVERPOOL PECAT BENITEZ
+ SERING MELAKU KAN SEX RAHASIA AWET MUDA CAMERON DI...
+ WAKIL PRESIDEN AMERIKA KECAM ISRAEL
+ ISRAEL BERULAH LAGI KAPAL RELAWAN DISERANG NYA
o ► Mei (40)
KAUM PADERI DAN KAUM ULAMA DI PARIAMAN
Gerakan Paderi dan Gejolak Keagamaan di Rantau Pariaman
February 23, 2010 in Literatur, Penelitian, Tarikh
Penyebaran ide gerakan Paderi ke kawasan pantai barat Sumatra sejak 1820-an menyebabkan “disharmonisasi” kehidupan agama di desa-desa tertentu di Rantau Pariaman. Dalam rencana ini, pengaruh ide gerakan Paderi di Rantau Pariaman cuba ditelusuri melalui biografi Syeikh Daud Sunur, seorang ulama yang berasal dari Rantau Pariaman.
Sejak awal keulamaannya, paham keagamaan Syeikh Daud sudah berseberangan dengan ordo Ulakan yang ortodoks. Syeikh Daud telah mengarang dua buah syair yang terkenal: Syair Mekah dan Madinah atau Syair Rukun Haji (SRH) dan Syair Sunur (SSn). Kedua-dua buah syair ini memberi banyak maklumat tentang perjalanan hidup dan pemikiran keagamaan ulama ini. Dalam SRH, Syeikh Daud mengkritik kaum ulama yang konservatif ordo Ulakan. Syair ini menjadi populer di kalangan kaum pembaharu di Darek, lebihlebih lagi pada bahagian kedua abad ke-19 setelah berkembangnya tarekat Naqsyabandiyah di Minangkabau (Bruinessen 1992: 102). Daripadanya, mereka memperoleh landasan tekstual dan sokongan moral untuk menyerang “Agama Ulakan”. SSn yang diperkatakan dalam rencana ini merakamkan penderitaan jiwa Syeikh Daud, seorang ulama yang banyak menanggung derita jiwa dalam memperjuangkan ide dan keyakinannya.
Dalam SRH, tercermin sikapnya yang menentang taklidisme dalam beragama. Jika SRH adalah reaksi Syeikh Daud kerana kalah berdebat dengan Tuanku Syeikh Lubuk Ipuh, maka SSn adalah rakaman dari efek psikologis yang dideritainya akibat kekalahan itu. Berbeza dengan autobiografi klasik yang lain dari Minangkabau tentang kejayaan, misalnya kisah hidup Nakhoda Muda (Drewes 1961) atau Muhammad Saleh Datuk Orang Kaya Besar, SSn lebih banyak mengisahkan kegagalan Syeikh Daud. Berbeza dengan kebanyakan ulama yang terkenal kerana banyak pengikut dan pahlawan kerana memimpin gerakan melawan penjajah, Syeikh Daud menjadi terkenal kerana cerita “kekalahannya”. Sudah lama diketahui bahwa kajian historis mengenai konflik agama di Minangkabau memberi penekanan pada wilayah Darek. Bagaimana persisnya dinamika hubungan keagamaan antara wilayah rantau barat (khususnya Rantau Pariaman) dengan Darek pada periode Perang Paderi masih belum jelas.
Pembicaraan masalah ini oleh pengkaji-pengkaji terdahulu masih bersifat permulaan. Kebanyakan mereka berpijak pada ungkapan adat Minangkabau yang sudah terlalu sering diulang: Adaik manurun, syarak mandaki (adat menurun, syarak mendaki), maksudnya adat disosialisasikan dari Darek/ dataran rendah, antara lain ke Pariaman; syarak (agama) disosialisasikan dari daerah pantai [Ulakan] (dataran rendah ke dataran tinggi Minangkabau).
Melalui kajian 102 Sari 23 ini, jelaslah efek sebaliknya juga terjadi pada suatu masa dalam sejarah Minangkabau: ide agama dari pedalaman dicoba tularkan ke wilayah pantai. Kisah hidup Syeikh Daud menggambarkan percubaan penetrasi dan perluasan ide “pemurnian” agama yang tercetus di Darek ke wilayah Rantau Pariaman yang masyarakatnya kosmopolitan, bersifat terbuka dan cenderung sinkretis dalam menjalankan agama.
Dari kisah hidup Syeikh Daud itu dapat ditarik kesimpulan bahawa sepanjang bahagian pertama abad ke-19, ide pemurnian agama Kaum Paderi mengalami kesulitan menembusi konservatisme agama masyarakat Pariaman. Ketika melihat radikalisme agama yang tumbuh subur di Darek pada masa Paderi dan pertentangan yang diperlihatkan Rantau Pariaman dengan penduduknya yang sudah lebih dahulu memeluk Islam, penulis ini sependapat dengan Jeroen Peeters yang mengatakan reformasi (agama) lebih banyak berhasil di daerah yang hanya sedikit dipengaruhi tahap proses Islamisasi yang terdahulu (1997: 242). Walaupun segolongan kecil ulama muda asal pantai (Rantau Pariaman) sendiri (setelah belajar ke Darek) mulai bersikap kritis terhadap “Agama Ulakan”, tetapi mereka tidak mampu meruntuhkan otoritas pusat tarekat Shattâriyah itu.
Sampai berakhirnya Perang Paderi, masyarakat Rantau Pariaman masih cukup teguh mengamalkan “Agama Ulakan”. Pertentangan yang mereka tunjukkan terhadap ide Kaum Paderi membentuk enclave di pinggir sebuah wilayah luas di tengah Pulau Sumatra yang hampir sepanjang abad ke-19 dilanda euforia “pembaharuan agama”.
Sumber:
Suryadi. 2004. Syair Sunur; Teks dan Konteks ‘otobiografi‘ Seorang Ulama Minangkabau Abad ke-19, Padang: YDIKM & Citra Budaya.
Syair Sunur, dikenali selanjutnya dengan singkatan SSn, mempunyai banyak nama yang berlainan. Antaranya ialah Nazam Sunur, Nalam Sunur dan Syair Dagang. Ia adalah manuskrip klasik Minangkabau dalam puisi dan belum banyak diperkatakan. Ahli filologi Malaysia dan Indonesia, termasuk yang berasal dari Sumatra Barat, belum banyak yang mengetahui salinan SSn. Sebagai bukti, ia tidak dapat dikesan dari perbincangan Hasanuddin W. S. mengenai filologi Minangkabau dalam buletin kebudayaan Suratkabar (2002: 12-13).
Diposkan oleh RADAR JAMBI di 20:15:00 0 komentar
MERUBAH ADAT ISTIADAT MINANG
MERUBAH ADAT ISTIADAT (Kasus “Punah”)
Diskusi ini berawal dari kiriman artikel Uli Kozok: Penemu Naskah Undang-Undang Zaman Adityawarman yang dipublis Oleh: Syofiardi Bachyul Jb/PadangKini.com
Artikelnya adalah dibawah ini, dan lanjutan diskusi ini berubah menjadi sesuai Subjek diatas, karena poin yang di diskusikan banyak membahas seperti pada judul diatas
=============
Berikut terlampir kutipan bagus tentang budaya kita.. mudah2 an berguna atau kita ulang membacanya..
salam
DanY
Uli Kozok: Penemu Naskah Undang-Undang Zaman Adityawarman
Oleh: Syofiardi Bachyul Jb/PadangKini.com
ULI Kozok, doktor filologi asal Jerman, telah mengejutkan dunia penelitian bahasa dan sejarah kuno Indonesia. Lewat temuan sebuah naskah Malayu kuno di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi yang ia lihat pertama kali di tangan penduduk
pada 2002, ia membantah sejumlah pendapat yang telah menjadi pengetahuan umum selama ini.
Pendapat pertama, selama ini orang beranggapan naskah Malayu hanya ada setelah era Islam dan tidak ada tradisi naskah Malayu pra-Islam. Artinya, dunia tulis-baca orang Malayu diidentikkan dengan masuknya agama Islam di nusantara
yang dimulai pada abad ke-14.
“Naskah Undang-Undang Tanjung Tanah” yang ditemukan Kozok merupakan naskah pertama yang menggunakan aksara Pasca-Palawa dan memiliki kata-kata tanpa ada satupun serapan ‘berbau’ Islam.
Berdasar uji radio karbon di Wellington, Inggris naskah ini diperkirakan dibuat pada zaman Kerajaan Adityawarman di Suruaso (Tanah Datar, Sumatera Barat) antara 1345 hingga 1377. Naskah ini dibuat di Kerajaan Dharmasraya yang waktu
itu berada di bawah Kerajaan Malayu yang berpusat di Suruaso. Karena itu Kozok mengumumkan naskah tersebut sebagai naskah Malayu tertua di dunia yang pernah ditemukan.
“Ada pakar sastra dan aksara menganggap tidak ada tradisi naskah Malayu sebelum kedatangan Islam, ada yang beranggapan Islam yang membawa tradisi itu ke Indonesia, dengan ditemukannya naskah ini teori itu runtuh,” kata Kozok yang bertemu Padangkini.com di Siguntur, Kabupaten Dharmasraya pengujung Desember 2007.
Aksara Sumatera Kuno
Pendapat kedua, seperti halnya Jawa, Sumatera sebenarnya juga memiliki aksara sendiri yang merupakan turunan dari aksara Palawa dari India Selatan atau aksara Pasca-Palawa. Selama ini aksara di sejumlah prasasti di Sumatera, seperti sejumlah prasasti-prasasti Adityawarman, disebut para ahli sebagai aksara Jawa-Kuno.
Padahal, menurut Kozok, aksara itu berbeda. Seperti halnya di Jawa, di Sumatera juga berkembang aksara Pasca-Palawa dengan modifikasi sendiri dan berbeda dengan di jawa yang juga bisa disebut Aksara Sumatera-Kuno.
Prasasti-prasasti peninggalan Adityawarman di Sumatera Barat, menurutnya, sebenarnya aksara Pasca-Palawa Sumatera-Kuno, termasuk yang digunakan pada Naskah Undang-Undang Tanjung Tanah dengan perbedaan satu-dua huruf. Namun selama ini prasasti-prasasti itu disebut ahli yang umumnya berasal dari Jawa sebagai aksara Jawa-Kuno.
“Mereka punya persepsi bahwa Sumatera itu masih primitif dan orang Jawa yang membawa peradaban, begitulah gambaran secara kasar yang ada dibenak mereka, karena mereka peneliti Jawa, sehingga ketika mereka datang ke Sumatera dan melihat aksaranya, menganggap aksara Sumatera pasti berasal dari Jawa, nah sekarang kita tahu bahwa kemungkinan aksara itu duluan ada di Sumatera daripada di Jawa,” katanya.
Pendapat ketiga, kerajaan Malayu tua pada zaman Adityawarman telah memiliki undang-undang tertulis yang detail. Undang-undang ini dikirimkan kepada raja-raja di bawahnya. Selama ini belum pernah ada hasil penelitian yang menyebutkan Kerajaan Malayu Kuno memiliki undang-undang tertulis.
Pendapat keempat, dengan ditemukannya “Naskah Undang-Undang Tanjung Tanah” selangkah lagi terkuak informasi mengenai Kerajaan Dharmasraya, Adityawarman, dan Kerajaan Malayu yang beribukota di Suruaso (Tanah Datar). Naskah tersebut menyebutkan bahwa Kerajaan Malayu beribukota Suruaso yang dipimpin oleh Maharaja Diraja, di bawahnya Dharmasraya yang dipimpin Maharaja, dan di bawah Dharmasraya adalah Kerinci yang dipimpin Raja.
“Meski begitu saya yakin kekuasaan Suruaso dan Dharmasraya terhadap Kerinci hanya secara ‘de jure’ (hukum-red) dan bukan ‘de facto’ (kekuasaan), sebab Kerinci waktu itu tetap memiliki kedaulatannya sendiri, hubungannya lebih
kepada perekonomian karena Kerinci penghasil emas dan pertanian,” kata Kozok.
Terkenang Kebaikan Bupati Kerinci
Uli Kozok (nama lengkapnya Ulrich Kozok) lahir di Hildesheim, Niedersachsen, Jerman pada 26 Mei 1959. Lelaki berkebangsaan Jerman dan permanent resident di New Zealand dan USA ini, pernah menjadi dosen di Universitas Auckland pada 1994-2001. Kini sejak 2001 menjadi Assosiate Professor, Department of Hawaiian and Indo-Pacific Languages an Literatures di University of Hawai’I di Manoa, USA.
Sebelum meneliti naskah kuno Kerinci, Kozok yang fasih bahasa Indonesia dan Batak ini bertahun-tahun mempelajari bahasa, budaya, dan sastra Batak. Bahkan lelaki yang kawin dengan dengan perempuan asal Batak Karo dan memiliki dua anak ini, meraih meraih gelar MA pada 1989 dan PhD pada 1994 dari University of Hamburg dengan tesis dan disertasi tentang bahasa Batak.
Tiga bukunya dalam bahasa Indonesia tentang bahasa Batak pernah diterbitkan tiga penerbit di Indonesia pada 1999 dan 2005.
Pengalaman di Kerinci menyimpan kenangan tersendiri bagi Kozok atas keramahan pejabat dan masyarakatnya. Seorang koleganya di Universitas Auckland memperkenalkan dengan seorang tokoh masyarakat Kerinci mantan anggota DPRD
bernama Sutan Kari.
Ketika pada 1999 Kozok berkunjung ke Kerinci dan dipertemukan dengan Bupati Fauzi Siin untuk tujuan penelitian aksara Kerinci, sang bupati mengatakan penelitian itu sangat penting dan membantunya sepenuh hati.
“Ia menanyakan persiapan saya di Kerinci, di mana menginap dan bagaimana transportasinya karena mesti ke kampung-kampung, saya katakan belum saya pikirkan, lalu diambilnya kunci mobilnya di saku dan dilemparkan ke saya, ini
mobilnya, katanya, Bupati juga membayar penginapan, saya sangat mendapat sambutan yang luar biasa,” kenang Kozok.
Pada 2002 ia kembali ke Kerinci untuk melanjutkan penelitian terhadap naskah-naskah lama yang ditulis dalam aksara Kerinci. Ketika hendak pulang dari melihat naskah yang disimpan masyarakat di Sungai Penuh, ibu Kabupaten Kerinci,
ia mengatakan kepada Sutan Kari selama di Kerinci tidak pernah melihat naskah dari kulit kayu yang umumnya di Batak. Sutan Kari mengatakan ada satu di Tanjung Tanah, sebuah desa di tepi Danau Kerinci.
“Hari itu karena sudah sore, kami ke sana dan kebetulan yang menyimpan naskah itu seorang guru sekolah, walaupun melihat naskah itu harus ada syarat segala macam, dia turunkan dan diperlihatkan kepada saya, saya buat foto,” katanya.
Naskah yang ditulis di kertas yang terbuat dari kayu daluang itu disimpan dalam periuk dari tanah yang juga mungkin usianya sudah ratusan tahun. Di dalam periuk itu masih ada kain dan baju yang sudah sangat kuno. Benda yang dijadikan
pusaka itu dibalut dengan kain, dimasukkan dalam periuk, periuk disimpan dalam kardus dan ditaruh di loteng.
Banyak yang Tak Percaya
Bermula dari situ, Kozok menelitinya. Kemudian mengirim email kepada beberapa kolega mengatakan kemungkinan naskah tersebut berasal dari abad ke-14.
“Mereka semua menjawab; lupaklanlah, itu mustahil, tidak mungkin ada bahan yang bisa bertahan begitu lama, jadi mereka itu sangat tidak percaya, ada yang percaya tetapi kebanyakan tidak percaya,” katanya.
Karena sangat yakin, Kozok kembali ke Kerinci selama Mei 2003, lalu meminta sedikit sampel kertas kulit kayu sebanyak tersebut untuk dikirim ke Rafter Radiocarbon Laboratory di Wellington. Lembaga ini kemudian memberitahukan bahwa
umur naskah Tanjung Tanah lebih dari 600 tahun.
“Sesuai data sejarah yang saya kumpulkan, saya sampai pada kesimpulan bahwa kemungkianan besar naskah itu berasal dari paruh kedua abad ke-14, dan hasil radiokarbon itu pas sekali, perkiraan saya tidak meleset, itu aksara kuno yang
bentuknya masih mirip aksara Palawa dari India Selatan tapi sudah sangat Sumatera, aksara itu hampir sama yang digunakan di Minitujuh Aceh, sampai ke Lampung, aksara itu digunakan pada abad itu,” katanya.
Sebenarnya naskah Tanjung Tanah pernah dicatat sebagai salah satu daftar naskah kuno Kerinci oleh Petrus Voorhoeve, pegawai bahasa Zaman Kolonial Belanda pada 1941 sebagai tambo Kerinci dan disimpan di perpustakaan Koninklijk Instituut voor de Taal, Land, en Volkenkunde (KILV) di Leiden, Belanda.
Di perpustakaan itu ada foto naskah tersebut tapi kurang baik. Voorhoeve menuliskan laporan tentang naskah yang disebutnya sebagian beraksara rencong, dan halaman lainnya beraksara Jawa Kuno. Namun tidak sampai pada kesimpulan.
Undang-Undang dari Dharmasraya
Transliterasi dan terjemahan naskah 34 halaman itu dilakukan sejumlah ahli yang dikoordinasi oleh Yayasan Naskah Nusantara (Yanassa). Ternyata naskah tersebut berisi undang-undang yang dibuat di Dharmasraya (sekarang tepatnya di tepi Sungai Batanghari di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat) yang diberikan kepada masyarakat Kerinci.
Dharmasraya waktu itu adalah pusat Kerajaan Malayu beragama Hindu-Buddha di bawah pemerintahan tertinggi di Saruaso (Tanah Datar) dengan raja Adityawarman. Tulisan tentang naskah kuno ini telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia berjudul Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah, Naskah Malayu yang Tertua (Yayasan Obor Indonesia: 2006). Edisi sebelumnya dalam bahasa Inggris The Tanjung Tanah Code of Law: The Oldest Extant Malay Manuscript (Cambridge: St Catharine’s College and the University Press: 2004).
Uli Kozok pernah mengikutkan kopian Naskah Tanjung Tanah pada pameran di Singapura 18 Januari hingga 30 Juni 2007 dalam pameran bertajuk “Aksara: The Passage of Malay Scrips-Menjejaki Tulisan Melayu”.
Sebelumnya di Malaysia Naskah Tanjung Tanah diseminarkan di University of Malaya, Kuala Lumpur dalam acara Tuanku Abdul Rahman Conference, 14-16 September 2004. Saat itu Uli Kozok menyerahkan buku Tanjung Tanah Code of Law
terbitan Cambridge University kepada Perdana Menteri Malaysia.
“Mereka (Bupati dan masyarakat Kerinci-red) sudah sangat baik budi kepada saya, dan sekarang… ya mudah-mudahan saya bisa membantu Kerinci sedikit, mempopulerkan daerahnya, sebagaimana orang Malayu bilang… untuk membalas
budi, sekarang perhatian ilmuwan dari mancanegara sudah banyak terhadap Kerinci sebagai daerah ditemukan naskah malayu yang tertua,” katanya.***
About this entry
You’re currently reading “MERUBAH ADAT ISTIADAT (Kasus “Punah”),” an entry on RantauNet di Wordpress
Published:
March 23, 2009 / 3:26 pm
Category:
Adat Istiadat
Tags:
39 Comments
Jump to comment form | comment rss [?] | trackback uri [?]
1.
marola 3.7.10 / 3pm
Assalamualaikum w.w. para sanak sa palanta,
Secara pribadi saya merasa Bung Uli Kozok ini perlu kita undang, baik untuk mendengarkan cermahnya maupun untuk kita tanyai mengenai hal-hal yang masih gelap mengenai sejarah Minangkabau kuno.
Bagaimana pendapat sanak ?
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Reply
1.
marola 3.7.10 / 3pm
Pak Saaf dan dunsanak di lapau sadonyo:
Alamat email Uli Kozok sbb: Uli Kozok”.
Saat ini dia menjadi dosen studi Indonesia di Hawaii University. Kozok sedang mengerjakan proyek digitalisasi naskah2 Kerinci dengan sumber dana yang sama dengan yang saya lakukan di Buton (Yayasan Arcadia, the British Library). Jika ingin mengundangnya mungkin bagus kalau dia lagi berada di lapangan di Kerinci.
Buku Uli Kozok tentang Naskah Undang2 Tanjung Tanah sudah diterbitkan Yayasan Obor Jakarta (2006).
Semoga informasi ini bermanfaat.
Wassalam,
Suryadi
Reply
2.
marola 3.7.10 / 3pm
Sanak Suryadi,
Nanti malam saya akan berjumpa dengan beberapa teman di Jakarta. Akan saya tanyakan bagaimana pendapat beliau-beliau. Bagi saya sendiri, ada dua hal yang amat menggembirakan saya tentang Minangkabau saat ini, yaitu:
1) dengan terbitnya berbagai buku sejarah tentang
Minangkabau — khususnya tentang Gerakan Paderi oleh Christine Dobbin yang dibedah di Padang bulan Oktober yang lalu — sudah semakin lengkap pengetahuan kita tentang Minangkabau, khususnya tentang hubungan antara dua sumber norma kebudayaan Minangkabau: adat dan Islam;
2) adanya sikap keterbukaan untuk menggali lebih lanjut tentang apa sesungguhnya hakikat dan identitas
keminangkabauan, yang dirumuskan dalam ABS SBK.
Bagi diri saya sendiri, mulai diterimanya konsep ‘Ranji ABS SBK’, yang sekaligus mencatat garis keturunan dari fihak ibu dan bapak, sesuai dengan fatwa Buya Masoed Abidin, sungguh merupakan langkah historis yang teramat besar, bukan hanya secara pribadi dengan akan hilangnya konsep ‘punah’ yang merupakan trauma bagi Ayah saya; tetapi juga secara kolektif yang akan memungkinkan disatukannya seluruh orang Minangkabau sejak dari tatanannya yang
paling dasar Suatu tantangan yang masih harus dijawab oleh seluruh sejarawan Minang adalah menuliskan buku sejarah Minangkabau yang lebih komprehensif, yang tidak hanya
mengulas tentang demikian banyak nagari yang tidak punya suprastruktur itu, tetapi juga tentang berbagai kerajaan tradisional, yang salah satu bukti sejarahnya diungkapkan oleh penelitian Uli Kozok sekarang ini.
Sekedar informasi, beberapa waktu yang lalu, secara pribadi saya telah menganjurkan kepada para sahabat di Fakultas Sastra Universitas Andalas, Padang, untuk memulai penulisan sejarah Minangkabau yang komprehensif tersebagai bagian dari kegiatan penelitian yang standar. Rasanya saran saya ini
mendapat perhatian beliau-beliau, walaupun tentunya jika didukung oleh suatu program dan anggaran khusus akan memeprcepat selesainya penulis sejarah tersebut.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Reply
3.
marola 3.7.10 / 3pm
[...@ntau-net] MERUBAH ADAT ISTIADAT (Kasus “Punah”)
Dear Pak Saaf dan Dunsanak Yang Mulia,
1. Membaca tulisan Bpk ttg usulan merubah adat (sesuai saran Buya HMA spt Bpk tulis di bawah) ….mhn ijinkan saya bertanya apakah kita memang akan mampu utk merubah ADAT ISTIADAT Minangkabau?
2. Jika mampu, ….apakah sudah cukup pengetahuan dan pemahaman kita semua ttg segala detail adat istiadat, …ttg latarbelakang DIBUAT dan DISEPAKATI nya dulu adat istiadat tersebut oleh nenek moyang kita….dan tentang apa saja yg
harus dirubah ….serta tentang apa keterkaitan dan konsekuensi jika ada satu saja elemen adat istiadat yg kita ubah. Baik konsekuensi atas konstelasi adat secara partial, secara keseluruhan, dlm jangka pendek hingga jangka panjang.
3. Secara sepintas,….memang sepertinya “banyak” cerita yg mempertetangkan antara adat dgn agama di Ranah minang,…. tapi jika ditelusuri maka rasanya barangkali kita akan terkesan TERGOPOH-GOPOH jika hendak “membalikan gunung” yg
telah diijinkan ALLAH untuk menjulang dan dijulangkan untuk menopang alam jagad raya ini.
4. Saya sangat yakin bahwa nenek moyang kita (Ranah Minang) tidak sia-sia menegakan dan menyepakati adat istiadat yg telah diturunkan pada kita tsb secara bersama. Meskipun saat itu ISLAM belum masuk ke sana, …..tapi saya
sangat yakin bahwa mereka telah di beri PETUNJUK, TUNTUNAN dan IJIN oleh ALLAH utk membangun adat istiadat Minang tsb bagi kepentingan anak cucunya utk kurun
waktu yg SANGAT PANJANG….dan dalam segala aspek kehidupan.
5. Secara pribadi, nasib telah membawa saya meninggalkan Ranah Minang lebih dari 35 tahun,…….dan langkah telah membawa saya melihat, membaca, mendengar dan merasakan air banyak negeri orang. Atas perjalanan nasib itu, …..meskipun bukan sejarahwan atau budayawan)….. saya menemukan (dan yakin serta bahagia) bahwa ADAT ISTIADAT MINANG adalah TERBAIK dari semua adat istiadat yg ada pada abad milenium ini.
6. Pertanyaan dan perspektif tsb saya cuatkan bukan utk “malintang” ataupun “manantang matoari”,…..tapi sebagai usaha saya utk belajar agar bisa tetap berdiri teguh dlm menghadapi “jaman edan” ini. Mohon maaf kalau ada pilhan kata atau kalimat yg tidak tepat.
Salam,
r.a.
Reply
1.
marola 3.7.10 / 3pm
Sanak R.A dan para sanak sapalanta,
Jika Sanak memperhatikan keseluruhan dinamika wacana mengenai adat — atau lebih persisnya mengenai ABS SBK — maka Sanak akan berkesimpulan bahwa tidak ada yang akan merubah adat itu.
Yang ada adalah permintaan agar pengertiannya lebih dijernihkan, dan kelembagaannya ditata serta diaktualisasikan sesuai dengan kebutuhan zaman kita sekarang.
Permintaan in juga sesuai sepenuhnya dengan kesepakatan bahwa ad empat jenis adat [adat nan sabana adat;adat nan teradat; adat nan diadatkan; dan adat istiadat], dan bahwa adat itu sendiri menyediakan tempat bagi perubahan, bagi
dinamika.
Gagasan saya mengenai ‘Ranji ABS SBK’ tersebut juga sesuai sepenuhnya dengan ajaran adat, khususnya yang sudah diresapi oleh ajaran agama Islam. Itulah sebabnya saya merujuk kepada fatwa Buya Masoed Abidin dari MUI Sumbar.
Memang, mengenai perubahan ini terlihat ada dua ‘schools of thought’, yaitu yang berpendapat bahwa adat yang sekarang ini sudah baik, dan yang berpendapat bahwa sudah saatnya untuk diperbaharui, karena Minangkabau itu — suka atau
tidak suka — sudah, sedang, dan akan terus berubah
Saya menghormati pendapat kelompok pertama, namun saya termasuk kelompok kedua.
Latar belakang perjuangan saya untuk adanya apa yang saya sebut sekarang ini sebagai ‘Ranji ABS SBK’ terdapat dalam buku yang saya tulis bersama Ir Moh.Zulfan Tadjoeddin, 2004, “Masih Ada Harapan: Posisi Sebuah Etnik Minoritas dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.” Jika sanak berminat, dengan senang hati saya bersedia memberi Sanak satu copy. Kebetulan masih ada persediaan di rumah.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Reply
4.
marola 3.7.10 / 3pm
Uda uni, niniak mamak, cadiak pandai nan ambo hormati.
Kalau manuruik ambo adaik kito nan ado ndak lakang dipaneh ndak lapuak di hujan, ado juo paraluno kito palajari basamo ba mulo asa muasa adaik maatua, walaupun kito ndak barado dimaso adaik batetapan, saketek banyak no ado samar-samar dalam manantuan adaik nan patuik dibarui atau tidak, tu nan patamo.
Adopun jo pandapek nan kaduo ambo satuju pulo, sajauah masih sara’ mangato ndak do salah jikok ka adaik dipakaikan.
Ambo hijau dikomuditas ko baru pak,mak,uda,uni. Jikok ado salah jo jangga nan ambo sampaikan, tolong ajaan ambo, sambah sarato maaf ambo aturkan.
Wasalam,
Fadhil
Reply
1.
marola 3.7.10 / 3pm
wa’alaikum salam ww,
memang Fadhil untuak mamparajai iko iyo paralu ukatu jo kamauan sarato sarananyo. dek mancaliak Fadhil di Duri kok alun tau ado kumpulan urang awak nan punyo organisasi nan salah satu bagiannyo adolah mangalola bagian adat iko. kalo ndak salah tahun 2006-2007 dunsanak kito iko dapek peringkat terbaik dalam lomba pasambahan di Pakampuangan Minangkabau Padang Panjang.
dima Fadhil di Tarusannyo. awak ado kawan urang Tarusan itu namonyo Asrizen tamaik STM Kiktinggi th 88. uninyo banamo Yurnita nan suaminyo Tantara di Pakanbaru. lai ko Fadhil kenal jo si Zen ko.
wassalam
Batuduang Ameh (42)
Reply
5.
marola 3.7.10 / 3pm
Sanak R.A dan para sanak sa palanta,
Saya mencoba membaca baik-baik pandangan Sanak R.A. Rasanya kita kembali lagi ke ‘square one’ dalam wacana mengenai masalah adat ini, padahal sementara itu dunia ini berjalan terus.
Setiap wacana mengenai adat Minang selalu muncul dua sikap: 1) tak ada yang salah dengan ‘adat lamo pusako usang’; dan 2) karano dunia alah banyak nan barubah, dan sasuai jo ajaran adat bahaso ‘sakali aie gadang sakali tapian
baranjak’, mako alah paralu adat tu direnung ulang.
[Btw belum pernah diadakan enquette mengenai soal ini untuk mengetahui mana yang lebih banyak pendukungnya. Bagaimana kalau kita laksanakan pada suatu saat nanti? Saya benar-benar ingin tahu apakah pendapat saya mengenai adat ini adalah pendapat 'minoritas' yang 'me-oriented' dan bersumber dari 'ketidakfahaman' seperti Sanak R.A tengarai. Hasil enquette tersebut pasti akan sangat menarik sekali. Saya bersedia untuk menyerah kalah. ]
Jadi baa lai?
Kalau dirantang bisa panjang, rancak dibunta naknyo singkek.
Ini adalah masalah pilihan. Silakan dipilih salah satu ‘mazhab’ tentang masalah adat ini dan silakan laksanakan baik-baik. Fastabiqul khairaat. Dalam sholat di musajik sajo lai buliah sumbayang surang.
Tentang suatu hal perlu saya klarifikasi: saya tak pernah mempergunakan perkataan ‘menyempurnakan ‘ adat Minang. Tak ada kompetensi dan wewenang saya untuk itu. Memprotes sebagian ajaran adat Minang, ya. Soal ‘punah’, yang saya pandang tidak Islami dan berpotensi melanggar Pasal 277 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
Pendapat saya itu saya utarakan dalam tahun 2004, lima tahun yang lalu, dan saya ulangi lagi antara tahun 2006 sampai 2008 yang lalu di RN ini untuk menjangkau audience yang lebih luas, dan telah mendapatkan tanggapan cukup dari
para RNetters. Wacana tersebut saya usahakan mencari ‘modus vivendi’-nya, dengan menawarkan konsep ‘Ranji ABS SBK’ , yang kalau saya tak salah tanggap telah dapat menyelesaikannya.
Sanak R.A. kelihatannya sangat tidak setuju dengan gagasan ini. Tentu saja itu bolah boleh saja. Mengenai soal adat yang lain, saya oke-oke saja. Silakan.
Tentang gagasan Sanak R.A untuk melaksanakan adat secara ‘kaffah’ (?), saya tak sependapat. Perlu ada tempat yang terhormat bagi ajaran Islam di dalam adat Minang yang berasal dari zaman pra kedatangan Islam ke Minangkabau itu. Buku Christine Dobbin yang dibedah di Padang bulan Oktober 2008 yang lalu sudah banyak mengulas masalah ini.
Secara pribadi saya sedang berjuang di tingkat nasional pada Sekretariat Nasional Masyarakat Hukum Adat (Setnas MHA) untuk perlindungan hak masyarakat hukum adat secara menyeluruh, khususnya mengenai hak atas tanah ulayat.
Mohon doa semoga berhasil.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Reply
1.
marola 3.7.10 / 4pm
Dear Pak Saaf dan Dunsanak RN Yang Mulia,
1. Saya telah membaca beulang-ulang reply Bapak, dan merenung-renungkan pesan dan makna yang ingin Bapak transformasikan kepada kita semua (melalui diskusi kita berdua). Dlm perenungan, saya seperti harus memilih dua jalan, yaitu MENGHENTIKAN DISKUSI ini, atau MENERUSKAN nya.
Gerak hati untuk berhenti diskusi muncul karena mencuatnya terminilogi “kalah-menang”, …sedangkan gerak hati untuk meneruskan nya muncul karena tiba2 dalam hati muncul kalimat “Kemanakan barajo ke Mamak, …Mamak barajo ka
Pangulu, ….Pangulu barajo ka mufakat……..mufakat barajo ka yang bana,…..dan yang bana badiri sendiri nyo”.
2. Dengan keyakinan bahwa kita semua BERPUTIH HATI,….. bahwa tidak ada satupun diantara kita di RN ini yg bermaksud saling memojokan, mencari KALAH atau mencari MENANG,….. dan dengan keyakinan hati bahwa Pak Saaf adalah orang tua kami tempat kami bertanya dan mencari jawab,…..dengan keyakinan bahwa Pak Saaf adalah berada pada posisi seperti kata pepatah dunia BIG PORTIONS FOR BGI SERVES,……dan mencermati tulisan Bpk di RN ini yang selalu berpola untuk keperluan yang besar dan luas, ………… maka saya sangat yakin bahwa Bpk tidak akan pernah merasa lelah dan sia-sia untuk mengulang semua pembicaraan yang pernah ada ttg “penyeusian adat” ini bagi kami yang baru bergabung di RN ini (karena saya yakin bahwa Bapak sangat tahu bahwa itulah beda antara ADAT dan BUDAYA…………….ADAT ibarat tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan…..sedangkan BUDAYA selalu berjalan mengikuti jaman dan “bisa” berganti seperti berlalunya hari),………untuk itu…….mohon ijinkan saya memberanikan diri untuk MENERUSKAN diskusi ini.
3. Saya juga telah mengulang membaca tulisan yang saya postingkan,…..mencermatinya dan merasakannya,……..rasanya TIDAK ADA satupun frase yang ada saya tujukan secara personal atau kelompok. Persepektif
saya tuangkan dalam ULASAN ttg KEJADIAN UMUM. Dengan demikian, saya tidak mengatakan bahwa Bapak (dan/atau kawan2) adalah yg minoritas atau yg tergolong “me-oriented”. Istilah “me-oriented” saya cuatkan adalah untuk membedakan
antara kepentingan pribadi/keluarga/kelompok yang kecil dengan kepentingan bersuku/berbangsa/bernegara.
4. Jika diletakan dalam perspektif kepentingan pribadi/keluarga/kelompok kecil, maka secara SEPINTAS saya juga menemukan bahwa banyak hal yang “BISA TERASA”
kurang adil, merugikan dan bahkan menyakitkan. Tapi, jika diletakan dalam konstelasi suku/bangsa/negara, maka saya TETAP BERKESIMPULAN bahwa ADAT MINANG adalah Adat yang SANGAT KOMPREHENSIF, ADAT yg SANGAT TELITI, SANGAT CERDAS, SANGAT EFISIEN, ADAT yang SANGAT AKTUAL dan FAKTUAL untuk jangka pendek hingga
akhir zaman untuk menjaga EKSISTENSI dan SUSTAINABILITAS anak cucu Minang serta
memperbesar tata kekerabatan tanpa harus menghadapi ancaman atas wilayah TERITORI ASAL.
Dalam kebodohan saya mempelajari dan memaknai berbagai perjalanan hidup selama ini, maka saya kembali memberanikan diri utk mengatakan bahwa ADAT MINANG
adalah ADAT TERBAIK yang ada di muka bumi saat ini,….. dan bisa (bahkan harus) MENJADI CONTOH membangun DEMOKRASI, EKONOMI, PERTAHANAN DAN KEAMANAN bangsa dan negara, dan paradigma PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN yang sedang semarak dibicarakan
dan digaungkan oleh seisi dunia saat ini. Sedangkan dalam konteks ISLAM, maka saya juga memberanikan diri untuk menyatakan bahwa ADAT MINANG adalah adat manusia yang PALING SESUAI DENGAN AJARAN ISLAM.
5. Semua “PUJIAN” thd adat Minang tersebut adalah saya ungkapkan dalam konteks pembicaraan dgn platform TATANAN ADAT,……sedangkan berbagai kelemahan
pelaksanaan yang ada selama ini (spt yg sudah banyak kita cuatkan) adalah saya anggap sebagai BIAS, ……yaitu penyimpangan yang terjadi (sbg hal yang LUMRAH
dan terjadi DIMANA MANA) karena adanya interest yang berbeda-beda, karena adanya ketimpangan informasi, karena adanya pemahaman yang berbeda-beda, ….dan karena adanya dinamika “external threat” (yg salah satunya BISA
BERSUMBER dari proses “brain washing” melalui bahan rujukan yang ditulis oleh seseorang bukan orang Minang).
Semua BIAS tersebut adalah TIDAK HANYA DIALAMI oleh ADAT MINANG, tetapi oleh semua ADAT yang ada di dunia saat ini. Saya sangat yakin bhw Pak Saaf adalah SALAH SEORANG AHLI yang selalu mengikuti dinamika POLITIK 50 TAHUNAN dan POLITIK 100 TAHUNAN DUNIA. Oleh karena itulah, maka pada posting terdahulu saya mencuatkan isu tentang adanya RAHASIA ADAT (dlm pelaksanaannya ….biasanya hanya dibisikan oleh Mamak kepada Kemanakan),…… dan semua ADAT DI DUNIA (di
Indonesia, ….sdgkan utk dunia plz baca sebagai politik peradaban suatu bangsa) juga adalah mempunyai RAHASIA ADAT. Sebagai contoh di Indonesia, ADAT SANDA PITUNA di TORAJA (sebagai salah satu adat yg masih dianggap bulat,
ternyata dibisikan oleh salah seorang PUANG di sana kepada saya bhw sesungguhnya adalah bertatanan 4 x 7777777).
6. Saya sangat yakin bhw Pak Saafg adalah dalam BERGURAU untuk mencuatkan perlunya “ANGKET”,……karena saya yakin bhw Pak Saaf adalah salah seorang orang tua kami yang menjadi saksi hidup tentang kerugian Indonesia atas hilangnya TIMTIM.
7. Mengenai pepatah “sakali aia gadang, sakali tapian berubah”, saya fikir bukanlah sebagai “arahan” untuk menyesuaikan adat dengan perkembangan jaman,
melainkan adalah sebagai “rambu-rambu kehidupan” agar jangan sampai negeri kita dilanda oleh AIA GADANG, karena kalau hal itu terjadi pasti akan mengubah tatanan negeri. Untuk itu, maka saya sangat yakin bahwa Pak Saaf akan setuju dengan selalu membuka ruang bertanya, diskusi dan belajar bagi siapapun dan kapanpun dengan tujuan agar kami-kami ini sebagai anak-kemanakan dan generasi
penerus bisa ikut berpartisipasi dalam menjaga agar TIDAK TERJADI AIA GADANG YANG MENGUBAH TEPIAN di negeri kita.
8. Berkaitan dengan gagasan saya utk melaksanakan ADAT MINANG secara KAFFAH, maka adalah bukan berarti saya merendahkan AGAMA ISLAM, ….bahkan sebaliknya….saya sangat MENJUNJUNG TINGGI ISLAM. Dalam pltaform tesis-anti tesis,……..jika kita meletakan ISLAM ke dalam ADAT maka akan muncul perspektif bahwa ADAT LEBIH BESAR dari ISLAM,…..jika sebaliknya kita meletakkan ADAT ke dalam ISLAM maka akan timbul perspektif bahwa ISLAM TIDAK KOMPREHENSIF.
9. Dalam kebodohan saya mempunyai informasi,….tahu dan mengetahui,…. memaknai, dan memahami tentang ADAT MINANG dan AGAMA ISLAM,….maka saya menemukan bahwa ADAT MINANG dan AGAMA ISLAM adalah ibarat ALAM AKAL dan ALAM QALBI dalam diri seorang manusia,……….jika alam akal tidak diterangi oleh alam qalbi maka AKAL AKAN SESAT,…..sedangkan jika alam qalbi tidak dituntun oleh alam akal maka QALBI AKAN MATI…….yaitu minimal mati dalam arti berada pada kondisi “serendah-rendahnya iman” karena tidak ada satupun wujud nyata dari iman yang dimiliki untuk membuktikan RAHMAN dan RAHIM nya ALLAH di muka bumi.
Dengan demikian, …..pada tataran telaah yang SAMA dalamnya (kedalaman yang sama ketika menelaah adat dan menelaah agama)…..maka saya berkesimpulan bahwa
ADAT MINANG DAN AGAMA ISLAM adalah TIDAK BERTENTANGAN, melainkan saling kait berkait ibarat sepasang rel kereta api,….yang sama kuatnya antara rel kiri
dan rel kanan,….sama lurusnya,….sama datarnya,…..terikat kuat satu sama lain untuk membawa lokomotif RAHMAN dan RAHIM serta sepanjang apapun gerbong hidup dan kehidupan yang ada dibelakangnya untuk LURUS menuju berbagai tujuan
perjalanan hidup yang bersifat sementara dan untuk LURUS menuju tujuan hidup yang terakhir yaitu mencari jawaban SIAPA DIRI KU, DARI MANA AKU BERASAL, APA
TUGASKU DIMUKA BUMI, KEMANA AKU HARUS KEMBALI, dan KAPAN AKU HARUS KEMBALI.
10. Saya sama sekali tidak anti akan pemikiran untuk “melengkapi” atau “menyempurnakan” atau bahkan untuk “mengubah” nya sekalipun, ……namun demikian berbagai perspektif yang saya sampaikan selama ini sengaja saya
cuatkan hanyalah semata-mata agar kita semua tidak tergolong yang tergopoh-gopoh,…..tidak tergolong yang cepat berlelah,….dan tidak tergolong yang sia-sia dalam membangun sesuatu yang berguna bagi anak/kemanakan cucu kita semua. Jika kita memang sepakat utk “mengubahnya” sekalipun, maka saya akan ikut bersama……biarlah usaha kita utk mengubah itu akan diuji oleh pepatah YANG BANA BADIRI SANDIRI nyo……namun demikian jika kita hanya akan “mengubah” sebagaan-sebagain saja (seperti kasus punah,…atau pernyataan Bu Hifni ttg harta pusaka tinggi diperlakukan sebagai wakaf) maka saya TIDAK BISA MEMBAYANG KEHANCURAN apa yang akan terjadi.
10. Sebagai penutup,…..saya mohon maaf jika telah terlalu serius utk berdiskusi,….juga mohon maaf jika ada pilihan kata dan kalimat yang salah,….dan juga mohon di beri PENCERAHAN jika ada pengetahuan dan pemahaman
saya yang salah. Saya hanya bermaksud utk belajar…….agar tidak melintang patah….agar tidak mambujua lalu,…. melainkan agar tetap bisa berdiri lurus ke atas ditengah derasnya arus yang melanda kehidupan di rantau urang.
Salam,
r.a.
Reply
1.
marola 3.7.10 / 4pm
Maa Angku Ricky Avenzora sarato Rang Lapau nan Basamo,
Sanang kami manyimak jo maranuangkan apo nan Angku katangahkan dalam kaik-bakaiknyo Adat Minangkabau jo Agamo Islam sapanjang maso nan kito katahui. Kaik-bakaik ko bukanlah hal baru, namun dalam konvolusinyo gejala Adat Minangkabau tetap berkembang dalam menghadapi kekuatan-kekuatan luar (eternal forces) . Indak paralu kito taguluik-guluik basikareh mangubah adat dengan mamasokan atau manarimo pangaruah lua ko.
Datuak Parpatiah nan Sabatang lah mambarikan hint dalam nasehatnyo:
“Takuik di Adat ka tagiliang, turuikkan putaran roda.”
Samantaro tu dalam Khasanah Pantun-pantun, dapek pulo kito danga:
Ramo-ramo Si Kumbang Jati,
Katik Endah pulang bakudo.
Patah tumbuah hilang baganti,
Adat Lamo dikana juo.
Parubahan ko selalu bajalan sendirinyo dalam involusi budaya nan bukanlah baru. Dangalah antaro lain-lain Lirik Siti Nurhaliza dalam Kaparinyo:
Semenjak Lembah bertambah dalam
Nampaknya Gunung tinggi bertuah
Semenjak Sejarah Hawa dan Adam Alam Terkembang berubah-ubah
Salam,
–MakNgah
2.
marola 3.7.10 / 4pm
Inyiak Sunguik, Sanak R.A, dan para sanak sa palanta,
Syukur Alhamdulillah wacana tentang Adat dan Agama — [ABS SBK} -- ini sudah bergulir kembali, kini dengan kehadiran tenaga baru yang potensial, yaitu Sanak R.A, yang berusaha menggelitik kita dengan pertanyaan-pertanyaan yang 'thought provoking'.
Saya sarankan agar wacana ini diteruskan sampai ke ujung, apalagi rumusan Tim Perumus yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah Sumatera Barat setelah menghimpun seluruh masukan sudah mulai merumuskan kembali draft lanjutan dari ABS SBK tersebut.
Besar manfaatnya jika pandangan dan pertanyaan Sanak RA -- selain dibahas [kembali] di RN ini — juga disumbangkan ke Tim Perumus ABS SBK tersebut, Atau, lebih baik lagi, jika Sanak R.A. menulis sebuah buku yang secara komprehensif membahas substansi yang amat penting bagi kita suku bangsa Minangkabau ini, untuk dapat kita tekuni.
Seperti sering saya tulis, saya bukan ahli adat dan juga bukan ahli syarak. Keahlian saya terletak di bidang lain, katakanlah dalam ilmu pemerintahan dan politik. Dalam masalah berminang-minang, saya hanya seorang pemeduli, dan
sebagai pemeduli, saya sekedarnya menjadi pengeritik, dalam hal yang amat terbatas tetapi juga amat mendasar.
Mengenai masalah yang selebihnya saya persilakan yang lebih ahli untuk merenung, menulis, dan jika mungkin untuk memperbaiki.
Hanya jika memang keminangan kita itu sedemikian sempurnanya, kok keadaan nyatanya begitu-begitu saja ? Bersama dengan Prof Amri Marzali, saya menengarai
demikian banyak kontradiksi dan paradoks dalam adat Minangkabau, mungkin karena ketidakfahaman saya.
Jadi, go on, Sanak RA, Sanak teruskanlah perjalanan panjang wacana ini di titik dimana saya akan berhenti. Saya doakan Sanak berhasil.
Dalam bidang perlindungan hak masyarakat hukum adat, saya akan melanjutkan kegiatan saya dalam konteks Setnas MHA. Titik-titik terang sudah mulai kelihatan. Tolong didoakan.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
3.
marola 3.7.10 / 4pm
Dear Pak Saaf, Datuak Bagindo, MakNgah, dan Dunsanak RN Yang Mulia,
1. Terima kasih banyak atas pencerahan yang Bpk, Datuak, dan MakNgah berikan.
2. Saya tidak mengelak atau berkilah atas pola tulisan saya yg memang bisa menimbulkan kesan “thought provoking” seperti yang Pak Saaf sebutkan, …..saya sadar bhw belum tentu ada manfaat dari pola tersebut…… tapi saya yakin
mudah2an pola tersebut bisa memperkaya cara kita erdiskusi di RN ini.
3. Tentang menulis buku, maka saya sadar bhw saya belum mempunyai kapasitas utk melakukan itu (setidaknya saat ini), ……namun perihal sebagai tenaga baru utk bisa berkontribusi dalam membangun ABS-SBK adalah INSYA ALLAH akan
saya lakukan. Meskipun saya tergolong TIDAK PAHAM akan ADAT MINANG barangkali setidaknya tenaga saya bisa terpakai untuk “mengawasi” tukang ketik draft dokumen ABS-SBK.
4. Sekali lagi terima kasih atas pencerahan yang telah diberikan pada saya atas topik diskusi ini, dan sekali lagi saya mohon maaf atas semua kekeliruan yang ada.
Salam,
r.a.
4.
marola 3.7.10 / 4pm
Alhamdulillah, Sanak R.A.
Lanjutlkanlah wacana ini. masih banyak masalah ABS
SBK yang perlu dijernihkan, disistematisasikan, dilembagakan, serta ditindaklanjuti.
Kini giliran orang muda untuk maju.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
6.
marola 3.7.10 / 3pm
Assalamualaikum, wr. wb,
Jika ditelaah dari sisi adat – maka sebenarnya padusi Minang adalah sosok yang dijunjung tinggi. Bundakanduang sebagai limpapeh rumah nan gadang. Tiang utama dalam pembelakuan adat itu. Mengapa karena :
- sistem perkawinannya bersifat eksogami,
- garis keturunan diambil dari Ibu,
- Bersuku ke ibu,
- Harta pusako dikuasai padusi ( bukan dimiliki ya…)
Namun setelah Islam masuk ke Ranah Minang – ternyata beberapa hal yang tidak sesuai penerapan adat itu dengan kaedah syariah Islam…
Sepanjang pengetahuan saya, telah ada petunjuk – petunjuk dari cerdik pandai dan ulama di Rantaunet Yml. Buya Mas’oed dan Bapak Azmi datuk Bagindo dan Datuk Endang Pahlawan, dimana kita memang sudah tidak bisa murni lagi menerapkan hal -hal yang bertentanga denga syariah Islam.
Telah disepakati bahwa :
- Kita menggunakan Ranji ABS – SBK, sehingga seorang anak bersuku kepada ibunya da bernazab kepada ayahnya.
- Masalah harta pusako – harta pusaka tinggi dapat dijadikan sebagai wakaf, dimana hasil dari pengelolaan harta pusaka itu digunakan untuk kemaslahatan keluarga besar dari si empunya harta, yaitu antara lain :
- perawatan rumah gadang,
- menyelenggarakan mayit yang terbujur,
- penyelenggaraan pesta perkawinan atas para anak gadis kita,
- babako ba baki.
Bagi saya sebagai seorang perempuan minangkabau – disinilah keagungan adat dan budaya minangkabau yang harus diselaraskan antara penerapan hukum adat dan
hukum islam.
Insya allah – jika kita para perantau minang ( saya sudah merantau 4o tahun), masih meyakini bahwa adat istiadat kita tetap – tidak lekang karena panas dan tidak lapuk karena hujan.
Adat bersendikan ABS – SBK – hendaknya tetap merupakan transformasi dan reformasi bagi pembaharuan adat minangkabau sepanjang – kita menyadari semuanya
bahwa kita tetap mengedapankan syariah Islam sebagai keyakinan kita.
Marilah kita secara bertahap mulai menerapkan ABS – SBK ini dalam lingkungan keluarga kita dan kerabat kita…
Ternyata mengelola harta pusaka sesuai dengan ajaran agama islam itu – suatu kenikmatan bagi kita – bahwa kita telah berbagi untuk kemaslahatan kelaurga besar kita dan kerukua berkeluarga juga tercipta.
Padahal sesungguhnya sering kita mendengar di kampung – bahwa justru orang dikampung kita tidak mengenal ABS – SBK.
Rasanya perlu sosialisasi terhadap ABS – SBK di wilayah Sumbar…
Lebih kurangnya mohon dimaafkan
Wassalam,
Hifni H. Nizhamul
Reply
1.
marola 3.7.10 / 3pm
Waalaikumsalam w.w. Rangkayo Hifni,
Pandangan Rangkayo tentang ABS SBK benar sekali, harus kita tegakkan, antara lain dengan menggunakan ‘Ranji ABS SBK’, yang sekaligus mencatat garis keturunan menurut ibu yang diajarkan adat serta garis keturunan menurut bapak
yang diajarkan Islam.
Suatu masalah yang masih terlihat dan perlu dirapikan adalah menjernihkan secara lebih rinci dan sistematis apa kandungan normatif ABS SBK tersebut, oleh karena — seperti Rangkayo tulis — masih ada aspek-aspek tertentu dari adat
Minangkabau itu yang belum selaras dengan norma-norma ajaran Islam. Mengenai hal yang terakhir ini –antara lain– mengenai konsep ‘punah’ , yang menyebabkan seorang laki-laki yang beranak banyak bisa merasa dirinya punah
tanpa keturunan jika adik-adik perempuannya tidak punya anak perempuan. Dalam kesempatan lain saay telah menuliskan trauma Ayah saya yang menganggap dirinya
punah, karena adik perempuan beliau satu-satunya hanya beranaks eorang, laki-laki pula.
Syukurnya, Pemerintah Daerah Sumatera Barat telah membentuk sebuah tim untuk merumuskan ABS SBK, yang sudah disosialisasikan baik di Ranah maupun di Rantau.
Kepada tim ini telah diberikan masukan, dan masukan-masukan tersebut sedang diolah.
Suatu masalah lain yang agak kurang kita tangani adalah menggunakanan data statistik konkrit untuk memahami kondisi terkini dari masyarakat Minangkabau.
Dari data yang saya temukan, dalam tahun 1978 sudah 92% orang Minang hidup dalam keluarga batih, tidak lagi hidup di rumah gadang dan surau. Pada umumnya orang tidak lagi membangun rumah-rumah gadang, tetapi rumah-rumah
keluarga.Dengan kata lain, Minangkabau itu telah, sedang, dan akan berubah, baik kita suka atau kita tidak suka.
Tantangan yang kita hadapi adalah bagaimana kita enyambut, merencanakan, dan mengendalikan perubahan tersebut sesuai dengan keinginan kita. Masalahnya disini adalah Minangkabau tidak — atau belum — mempunyai suatu lembaga kebersamaan yang memungkinkan masalah bersama ini dibahas bersama, diputuskan bersama, dan dilaksanakan bersama. Yang umumnya terlihat oleh saya — seperti sering diingatkan pak Darul — ‘kita bisa sama-sama bekerja,tapi tak bisa bekerja sama’. .
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Reply
1.
marola 3.7.10 / 4pm
Alhamdulillah berdiskusi baliak awak Mak Saaf
Terlebih dahulu ambo minta maaf – alah acok awak berdiskusi selalu ambo menyapo dengan Mamanda. Itu dek karano awak samo -samo basuku Tanjuang. Dicaliek Umua – setara mamak dek ambo mah…
1. Soal mempertahankan adat nan indak lakang dek paneh dan indak lapuak dek ujan, iko sabana menjadi perenungan kito bana..
1. Bertahannya adat tentu karena ada pihak yang mempertahankan…
2. Siapakah yang mempertahankan adat…??
Perseorangankah atau kelembagaankah.
2. Ambo ingin batanyo Mak Saaf – selaku tokoh dalam pengembangan dan pelestarian hukum adat di Indonesia : ” apokah adat istiadat minangkabau bisa belaku sebagai hukum adat yang bisa berlaku diseluruh wilayah Sumbar ? pada hal
kita tahu bahwa adat itu berlaku ” salingka nagari “.
3. Menurut pandangan ambo – falsafah alam ‘ Alam Takambang Jadi Guru ” selayaknya kita pertahankan – tidak punah dan tidak dipunahkan untuk kepentingan tertentu. Dimana seingat ambo Buya Mas’oed telah mengajarkan
kepada kita yang muda- muda bahwa falsafah minang telah sesuai dengan apa yang terkandung dalam al”qur’an yaitu : ” baldatun thoyibatun wa ghofurrurrahiiim.
Artinya nilai luhur dari ajaran islam telah ada dalam adat istiadat kita.
4. Yang bisa berubah adalah hubungan muamalah diantara anggota masyarakat dan sistem kekerabatan yang melibatkan ; pengambilan garis keturunan – dan harta pusaka.
5. Minangkabau dalam kekinian – inilah yang sering menimbulkan persoalan akibat adanya benturan kepentingan diantara masyarakat – penguasa, yang terkait dengan bidang perekonomian, politik.
6. Setahu ambo DR. Mochtar Naim adalah sosiolog yang pasti banyak tahu tentang kondisi masyarakat minang kini. Dari beliaulah kita akan mengetahui banyak kondisi masyarakat yang selalu berubah dan hal apa saja yang masih bertahan
dengan perkembangan zaman ini.
7. Bagaimana dengan peran LKAM dalam hal ini ???
Demikianlah tanggapan dari ambo Mak saaf, mungkin ado nan lain yang ikuik mengamati masalah iko. Ambo ingin pulo mandanga komentar sanak sanak yang mabo muliakan.
Wassalam,
Hifni H. Nizhamul
2.
marola 3.7.10 / 4pm
Karano kito sasuku, dan ambo labiah tuo, sambia menyasuaikan jo pamintaan Rangkayo, mulai hari ko ambo sapo malah sabagai Nakan ]singkatan ‘kemenakan’] Hifni,
Nakan Hifni,
Rasonyo indak ka habih-habih kito bawacana tantang Minangkabau ko, sabab masalahnyo salain sabana kompleks juo batambang taruih. Nan ambo cubo manyiginyo salamo ko kan sabagian-sabagian, mulai dari sistem nilai nan paliang
dasar sarupo ABS SBK, lanjuik ka latar belakang sejarah, taruih ka aspek kelembagaan, sarupo Ranji ABS SBK.
Alun sadonyo salasai, tapi rasonyo alah nampak tabayang-bayang karangko masalah nan kito hadoki sebagai suatu suku bangso di tangah baitu banyak suku bangso di Indonesia ko.
Dalam manangani masalah Minangkabau ko nampak adonyo duo mazhab, namokanlah Mazhab A, nan ortodoks/konservatif/mancaliak ka balakang dan indak amuah ado parubahan saketekpun dari ‘adaik lamo pusako usang’; dan Mahab B, nan
reformis/progresif/ mancaliak kamuko, nan tabuka kapado parubahan, karano adaik itu sandi ado nan indak barubah (‘adaik nan sabana adaik’] ado pulo nan barubah ['adaik nan diadaikkan, adaik nan taradaik, adaik istiadaik']. Ambo masuak mazhab B ko.
Kanyataan manunjuakkan bahaso walau komunikasi alah dibuka antaro pangikuik kadua mazhab ko, namun susah bana mancari kasapakatan, sahinggo nan dapek dikarajokan adolah ba-’fastabiqul khairaat’, balomba dalam babuek kabaikan.
Ambo dukuang panuah kainginan Nakan untuak adonyo adat nan balaku untuak saluruah Sumatera Barat, sarupo Undang-undang Simbur Cahaya di Sumatera Selatan, atau ‘Undang-undang nan Duo Puluah’ dulu untuak Minangkabau. Hanyo yo
paralu dikunyah-kunyah baliak dan disapakati basamo.
Nampak dek ambo LKAAM Sumbar alah mulai manangani sabagian masalah maso kini, khususnyo silang sangketo nan sangai banyak tajadi di nagari awak itu.
Baru-baru ko LKAAM Sumbar maadokan pelatihan teknis beracara manuruik hukum adat, bakarajo samo jo Kapolda da Pengadilan Tinggi. LKAAM Sumbar jo juo ikuik dalam Tim Perumus ABS SBK.
Tantang Minangkabau maso kini, ambo lai sato saketek mambahasnyo dalam Semiloka Perlindungan Hak Masyarakat Hukum Adat Minangkabau di FH Unand, Juni 2007 nan
lalu. Alah dibukukan. Kok Nakan mamaralukan,masih ado copynyo di rumah ambo.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
2.
marola 3.7.10 / 3pm
Assalamualaikum ww
Nimbrung ambo saketek, dalam sebuah hadist pernah ambo baco bahwa “Kamu nanti (di Yaumil Akhir) akan dipanggil dengan nama bapak kamu”
Kayaknya malaikat tidak mengenal dan tidak peduli dengan nama suku saya, pada hal demi adat saya ambil bagian sedikit untuk melestarikan adat tersebut terlebih dalam ber-Minang2 sejak ber-tahun2 terakhir ini saya menambahkan nama suku dibelakang nama bahkan sejak ber-rantaunetria 1998 dulu dengan bangga saya tambah pula dengan gelar Malin Bandaro Gimanalah udah keputusan Rasul SAW gitu, saya tidak bakal dipanggil sebagai Arman Bahar Piliang Malin Bandaro tetapi dalam cacatan para malaikat dan akan
dipanggilkan sebagai Arman Bahar Bin Baharuddin
Biarlah saya manut aja, abis mau gimana lagi?
wasalam
armansamudra
Reply
1.
marola 3.7.10 / 3pm
Waalaikumsalam w.w.
Sanak Arman Bahar dan para sanak sa palanta, Argumen sanak marupokan argumen nan paliang padek, nan panah ambo baco. Ambo tingga maangguak-angguak sajo lai, Dalam ‘signature’ di e-mail ko ambo tambahkan juo namo suku jo gala adat sarato nagari asa niniak muyang ambo — nan sangaik jarang ambo pakai dalam iduik sahari-hari — untuak manyanang-nyanangkan hati para sanak kito nan amaik
bapaduli jo masalah ko.
Kan indak salah doh kito manyanangkan hati sanak-sanak kito nan lain?
Wassalam,
Saafroedin Bahar
2.
marola 3.7.10 / 4pm
Kok dikana panglaman anak-anak maso ketek, lah ado instink nan jaleh baa anak-anak Urang Awak manjunjuang tinggi mampatahankan Namo Ibunyo.
Kok inyo dipacaruiki kawannyo atau urang lain, “Apak Ang di Ang!”, lai indak ka sabangih bana atinyo doh dibandiangkan jo pacaruik “Amai Ang di Ang!
Kok tadanga urang manyabuik namo “Amai Ang di Ang” tu,
apo lai kok tadanga “P Amai Ang!” mangko batanyo lah inyo elok-elok, jo langkah padek.
Baa mangko ang sabuik-sabuik Namo Amai den?
Iyo lai amuah na ati ang!
Sambia manyalensengkan langan baju, iyo balamuak agak sabanta!
Salam,
–Nyiak Sunguik
7.
marola 3.7.10 / 3pm
Assalamualaikum Wr.Wb. Bapak Doktor Saafroedin Bahar, Ibu Hifni H.Nizhamul, serta ummat RN diPalanta yth.
Saya hanya mau sedikit mengingatkan dan menambahkan, serta bertanya tentant tulisan Pak Doktor Saafroedin Bahar dan Ibu Hifni H.Nizhamul. yakni
1. Sewaktu Jawanisasi (Transmigrasi, pada Regime Jendral Suharto) tidak ada seorangpun yang contra, walaupun beban uang dibiayai oleh rakyat semua, termasuk Minang-Kabau, selain itu yg makin sengsara adara putra/putri daerah setempat, karena disaingi oleh transmigrant tersebut.
2. Sejak tahun 1970an Yahudi sudah reformasi, yakni garis keturunan tidaklah hanya dari sang ibu, melainkan juga dari sang bapak. Bukan berarti minta bagian ataupun hak dalam pusaka tingi ataupun juga Minang-Kabauisasi.
3. Janganlah sampai menjadi dilemmas seperti Austria dan Jerman, tentang kebangsaan Adolf Hitler dan atau Ludwig van Beethoven. Apakah keturunan dari anak2 pahlawan RI asal Minang-Kabau itu semua orang Minang-Kabau?
Komentar2 dari ummat RN di Palanta sangat saya harapkan sekali.
Wassalam,
Muljadi,
BTW, saya menanyakan ini, bukanlah se-mata2 untuk pribadi saya, karena ibu anak2 saya bukanlah berdarah Minang-Kabau.
Reply
1.
marola 3.7.10 / 3pm
Waalaikumsalam w.w.
Sanak Muljadi Ali Basjah dan para sanak sapalanta,
Maaf, saya belum menangkap kaitan pertanyaan Sanak ini dengan substansi tulisan saya. Namun, sepanjang yang dapat saya tanggap, beginilah kira-kira pemahaman saya:
ad 1.Program transmigrasi tersebut terbuka untuk semua orang yang memerlukannya, termasuk untuk orang Minangkabau. Bersama-sama dengan rekan-rekan saya di Setnas MHA saya pernah menawarkan di RN ini program
transmigrasi lokal dari Sumbar ke Riau, sama sekali tak ada respons ! Dengan beberapa pengurus Setnas MHA yang lain saya sudah membicarakannya dengan Depnakertrans di Jakarta.
ad 2. Ini berita baru buat saya, akan saya check. Setahu saya Yahudi masih tetap menggunakan sistem kekerabatan matrilineal. Bagaimana kalau Sanak menulis mengenai soal ini?
ad 3. Yang ini saya benar-benar tak bisa menjawab, karena kurang faham apa yang dimaksud. Silakan dijawab oleh sanak yang lain.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Reply
1.
marola 3.7.10 / 4pm
Assalamualaikum Wr.Wb. Bapak Doktor Saafroedin Bahar, Ibu Hifni H.Nizhamul, serta ummat RN diPalanta yth.
Saya hanya mau sedikit meningatkan dan menambahkan tulisan Pak Doktor, yakni
1. Sewaktu Jawanisasi (Transmigrasi, pada Regime Jendral Suharto) tidak ada seorangpun yang contra, walaupun beban uang dibiayai oleh rakyat semua.
Muljadi
2.
marola 3.7.10 / 3pm
Untuak manjawab tanyo sanak Mulyadi Ali Basjah.
Maaf ambo bukan ahli adat, tapi mancaliak conto ka nan sudah mancaliak tuah ka nan manang . Nan biaso balaku dinagari ambo.
Untuak status ke Minangan dari anak urang Minang yang menikah jo suku lain adolah sebagai berikut :
1. Untuak padusi Minang yang kawin jo lelaki non- Minang. Anaknyo masih dianggap sebagai urang Minang misalnyo : sanak kito Tifatul Sembiring jo Marlon Situmeang Dt. Rangkayo Mulia ( Bupati Dharmasraya)
2. Untuak lelaki Minang yang kawin ka lua, tampaknyo anaknyo nan biasonyo sebagai nan berstatus anak pisang.
Indak dianggap sebagai urang Minang.
Jadi ambo iyo indak bisa juo menganggap anak pak St. Syahril atau Emil Salim itu urang Minang karano ibu mereka bukan urang Minang.
Demikian saketek dari ambo, mungkin ado sanak nan lain nan bisa mancurai-papa kan labiah langkok.
Wass
TR
Reply
1.
marola 3.7.10 / 4pm
Saketek lai ambo tambahkan : Untuak manjawab tanyo sanak Mulyadi Ali Basjah.
Maaf ambo bukan ahli adat, tapi mancaliak conto ka nan sudah mancaliak tuah ka nan manang . Nan biaso balaku dinagari ambo.
Untuk setiap pernikahan yang direstui atau sekurangnya tidak dilarang para Mamak dipasukuannyo.
Status ke Minangan dari anak urang Minang yang menikah jo suku lain adolah sebagai berikut :
1. Untuak padusi Minang yang kawin jo lelaki non- Minang. Anaknyo masih dianggap sebagai urang Minang misalnyo : sanak kito Tifatul Sembiring jo Marlon Situmeang Dt. Rangkayo Mulia ( Bupati Dharmasraya).
Jadi hak dan kewajibannyo sabagai urang Minang indak barubah. Karano dalam kehidupan sehari-hari dalam menunaikan fungsi sebagai urang Minang inyo akan dipandu dek Mamaknyo.
2. Untuak lelaki Minang yang kawin ka lua, tampaknyo anaknyo nan biasonyo sebagai nan berstatus anak pisang. Indak dianggap sebagai urang Minang.
Jadi ambo iyo indak bisa juo menganggap anak pak St. Syahril atau Emil Salim itu urang Minang karano ibu mereka bukan urang Minang.
Walau baitu dalam kehidupan sehari-hari keberadaan mereka tetap dihargai, cuma kadang dalam forum resmi hanyo sebagai mantimun bungkuak.
Apolai kok baiko inyo lah pulang ka bako atau punya istri orang kampung Bapaknya, peran mereka dalam kehidupan sehari-hari makin diperhitungkan..
Demikian saketek dari ambo, mungkin ado sanak nan lain nan bisa mancurai-papa kan labiah langkok.
Wass
TR
2.
marola 3.7.10 / 4pm
Iyo lo duh.
Tantu baitu juo, Pak M. Hatta sandiri, lahia di Bukittinggi, ayah
Batuhampa, ibu Tegal[?] Apo lai anak-anak baliau. St. Sjahrir sendiri? Ayah Kotogadang, Ibu Natal. Anak-anak Pak Natsir? Kalau indak salah isteri baliau dari Natal. Muhammad Yamin? Isteri baliau pun rasonyo dari Subarang [?]. Inyiak M. Sjafei kayutanam? A.A. Navis?
Agak di ateh saketek, Datuak Katumangguangan jo Datuak Parpatiah nan Sabatang?
Kurang jaleh asa usua ayah ibu baliau nan baduo. Lqabiah jauah lai, Maharajo Alif? Ayahnyo ko iyo Iskandar Zulkarnain. Ibunyo? Antah dimaa kampuang istri dan nan isteri kabara dari Sultan Zulkarnain tu. Kalau Ibu Maharajo Alif ko Urang Minang, tantu dunsanaknyo nan baduo lai Rajo Banua Ruhum jo Rajo Cino tu Urang Minang pulo yo? Jadi kok dikaji-kaji bana lah sabana batambah laweh Minangkabau ko, Labiah Laweh dari Piaman … :)
Labiah jauah bana, kok iyo bana amuah bana hati mangaji-ngaji Nasab, kasadoalahe Rang Dunia ko sabananyo sanasab, samo-samo anak cucu Nyiak Adam walaupun baliau indak basuku … :)
Salam,
–Nyiak Sunguik – Cucu Nyiak Adam :)
3.
marola 3.7.10 / 4pm
Tarimo kasih banyak atas pencerahannya Nyiak,
Hampir setiap urang minang pasti pernah bertanya akan keminanganya paling tidak pada diriya sendiri, terutama laki laki adalah wajar manuruik ambo karena kita manusia selalu mencari indentitas. Karena inilah pertanyaan yang terakhir
datang bila semua kebutuhan sudah terpenuhi.
Biasanya api pertanyaan ini akan dimatikan oleh ke Islaman nya sendiri, semakin besar pemahaman religiusnya semakin cepat pula api itu pudua. toh malaikat tidak perduli anda orang minang atau bukan. yang tak dapat saya bayangkan
kalaulah Minangkabau mayoritas bukan Islam entah apa jadinya.
Karena pengaruh Islam yang kuat juga matrlinial yang masih bisa bertahan hingga saat ini hanya di Minang, walau perlu dilakukan studi untuk ini, seberapa besar pengaruh Islam melestarikan matrilinial si Miangkabau. yang di India sudah selesai dan yahudipun sudah direformasi. Karena jodoh dan maut diluar jangkauan kita, dampak negatif dari matrilinial
ini adalah pada perantau yang tidak berjodoh dengan orang minang lebih banyak memilih diam dan tinggalah kampuang nan jauh dimato. Tidak semuanya tapi kalau boleh dibuatkan statistik mungkin lebih dari separuh. lagi lagi saya berasumsi Kalau dalam Islam untuk orang yang masuk islam diberikan nama Abdullah, Barangkali para cendik pandai di Minangkabau perlu memikirkan satu suku baru untuk anak para orang Minang untuk menghidari diskriminasi. Berfikir
jauh kedepan diera globalisasi ini Kalau tidak dimuali dari sekarang kita akan kehilangan orang orang pintar anak para cendikiawan MInang yang lebih hebat dari ayahnya. Walau perlu sekali lagi dilakukan studi genetic berapa persen
pengaruh ayah melekat di anak dan berapa persen pengaruh genetic sang Ibu.
Dari pada kita sibuk memberi gelar pada petinggi negara bila berkunjuang ke Minangkabau yang ujung ujungnya jadi bahan tertawaan.
Mohon maaf sabaleh jo kapalo kalau ada kata yang tidak berkenan dihati dunsanak.
Wassalam
Zulkarnain Kahar
4.
marola 3.7.10 / 4pm
Itulah, takana di ambo saketek Latar Belakang pembangunan Taman Bung Hatta di Bawah Jam Gadang. Pado awalnyo, artis perancang Taman tu mendesain Patuang Pak Hatta pakai Saluak. Draft awal dan asli gambar patuang tu antaro lain dikirim ka ambo via jalua pribadi. Ambo sanang dan kagum mancaliak Pemimpin Besar kito ko Basaluak, persis sarupo Datuak-datuak Niniak Mamak di Kampuang Kito. Sabana manakah, impresif. Ambo nyatokan penghargaan tinggi ka artis-desainer kito ko.
Tapi, apo nan tajadi? Sasudah dipalegaan ka urang-urang ahli bakapantiangan nan paralu-paralu, mangko datanglah teguran ka artis kito ko supayo patuang Pak Hatta tu jan dibari basaluak! Akhianyo artis kito dengan raso sedih mancaritokan ka ambo, baliau tapaso Maungkai Saluak Pak Hatta tu, manggantinyo jo Kupiah Beka, saroman gambar Pak Hatta nan biaso tampak dek kito dalam gambar-gambar resmi nasional. Mangko kini kok ado nan mamparatikan patuang Pak Hatta di Bawah Jam Gadang tu, baliau Pakai Kupiah Beka, Peci Nasional.
Sakitulah sakadar latar bulakang Sejarah Taman dan Patuang Pak Hatta nan indak diketahui urang banyak…
[Ambo sandiri alun panah mancaliak Taman dan Patuang Pak Hatta tu lai, karano Taman tu dibangun sasudah ambo barangkek dan sasudah basuo batamu muko jo artis
kito di Rumah [kini Museum] Pak Hatta tu sandiri di Jalan Payokumbuah babarapo tahun nan lalu, 2004].
Takana lo Pantun Anak-anak di Kampuang Maso Dahulu:
Pandan Den du Pandan Gau?
Pandan Den baduri-duri.
Ayah Den du Ayah Gau?
Ayah Den Basaluak Tinggi …
Sayang, ibo awak anak-anak Pak Hatta nan indak ka dapek malagu bapantun saroman itu …
Tapi, pantun tu dapek dikarehkan lagu-e [sakareh usik-musik angkot di Padang] dek anak-anak Urang-urang Jauah nan dianugerah-hormati jo Saluak Baru …
Salam,
–Nyiak Sunguik
Sjamsir Sjarif
8.
marola 3.7.10 / 4pm
Assalamualaikum WW.
Mungkin iko ikut menambahkan se
Mungkin banyak diskusi alah dibuek mengenai adat Minangkabau diantaronyo seperti yang tergambar di bawah ko. sebagai tambahan, ado persoalan besar juo yang terus berlangsung adolah mengenai gesekan konsep tenurial adat
(penguasaan) adat jo konsep tenurial negara atas tanah-tanah ulayat. Dalam kasus-kasus HGU, tanah-tanah ulayat itu telah berpindah manjadi tanah negara melalui mekanisme pemberian HGU (Hak Guna Usaha. Barulah kapatangko lahia Perda No. 16 Tahun 2008 Tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannyo yang salah satu klausulnyo manyabuikkan, intinyo, setelah HGU salasai, mako tanah itu baliak
manjadi ulayat nagari. Tapi paralu dipikiakan dalam bantuak apo ?.
Hukum agraria sejauh iko hanyo mengenal mekanisme redistribusi tanah untuak pemberian-pemberian hak. Kalau dalam pendekatan pengakuan, permen agraria No. 5 Tahun 1999 membatasi sebagai berikut ;
Pelaksanaan hak ulayat masyarakat hukum adat sebagaimana tidak dapat lagi dilakukan terhada bvidang-bidang tanah yang pada saat ditetapkannya Peraturan Daerah sebagaiman dimaksdu Pasal 6 :
a. sudah dipunyai oleh perseorangan atau badan hukum dengan sesuatu hak atas tanah menurut Undang-Undang Pokok Agraria;
b. merupakan bidang-bidang tabnah yang sudah diperoleh atau dibebaskan oleh instansi pemerinyag, bahan hukum atau perseorangan sesuai ketentuan dan tata cara yang berlaku.
Ambo kiro masalah lapehnyo ulayat-ulayat nagari ko paralu juo kito sikapi basamo.
Salam
andiko
Reply
9.
marola 3.7.10 / 4pm
Alhamdulilah .. tarimo kasih Mak Saaf…
buliehlah Mamak maimbau Nakan… bia saraso batambah sumangaik ba ‘a kamanakan barajo ka Mamak tantu untuak mandapek ulemu nan bamanfaat. Amiin..,
Tantu ambo sambuik tawaran Mak Saaf nan ka maagieh buku Perlindungan Hak Masyarakat Hukum Adat Minangkabau di FH Unand, Juni 2007.
Kalau lai bulieh ambo mamintak ka mak Saaf, Alamat ambo di :
Kompleks Perumahan Puspiptek Blok 1 C no 2 – Setu Tangerang Selatan (15314).
Nah….. ado nan ambo tanyoan ka Mak Saaf – Selain perlindungan masyarakat hukum adat – baa pulo perlindungan hak-hak Kaum di Minangkabau ?
Sebagaimana kita ketahui bahwa Eksistensi kaum sudah jelas – bahwa di dalam sebuah kaum, strukturnya sebagai berikut;
a. Ada Mamak yang dipercaya sebagai pimpinan kaum yang disebut Penghulu bergelar datuk.
b. Ada Mamak-mamak di bawah penghulu yang dipercayai memimpin setiap rumah gadang/keluarga dan kerabat.
c. Para mamak yang mempimpin setiap rumah gadang itu disebut. Mamak disebut; tungganai. Seorang laki-laki yang memikul tugas sebagai tungganai rumah pada beberapa suku tertentu mereka juga diberi gelar datuk.
Ambo pernah mendengar ado sengketa Kaum yang berkaitan dengan perebutan atas penguasaan dan pemilikan hak-hak atas tanah. Seperti yang terjadi di Kota Padang.
Banyak tanah kaum itu telah kuasai anggota masyarakat hampir 1 abad. Dalam kasus ini apakah ada perlindungan hak – hak kaum itu.???
Demikianlah tanggapan ambo Mak Saaf…
Tarimo sabalunnyo – bilo lai Mak Saaf namuah baragieh buku ka ambo….
Wassalam,
Hifni H. Nizhamul
Reply
10.
marola 3.7.10 / 4pm
Buliah ambo manyalo ?
Carito ma nan Minang dan ma nan indak Minang koh alah
lamo manjadi masalah di nagari kito. Ingek novel buya Hamka, “Tenggelamnya Kapal van der Wijk,” kisah cinta antara Zainuddin yang berayah Minang dan beribu Bugis, dengan Hayati yang berbapak dan beribu Minang ?.
Kebetulan saya hadir dalam pertemuan di rumah Sanak Aminuzal Amin Dt Batuah di Kebayoran Baru, Jakarta, sewaktu membahas rencana patung Bung Hatta, yang
mulanya berpakaian datuk. Ada fotonya, dengan pakaian datuk yang dihadiahkan Gubernur Sumatera Barat, pak Harun Zein.
Sungguh, saya terheran-heran melihat kerasnya reaksi dari kaum adat yang hadir pada saat itu terhadap rencana patung Bung Hatta yang berpakaian adat itu.
Masyaallah, untuk sekedar membuat patung dengan berpakaian adat simbolik saja untuk orang besar Indonesia itu tak bisa diterima !
Lama saya termenung memikirkan implikasi dari sikap ini. Apa yang melatar belakanginya? Sako dan Pusako? Mengapa pada suatu sisi Hatta selalu dibangga-bangakan sebagai ‘tokoh Minang’ dan pada saat yang sama hanya untuk
monumen berbaju datuak saja ditentang habis-habisan ? .
Kok demikian lama kita orang Minang nyaman-nyaman saja dengan inkonsistensi sikap ini ? Sabaliak hitam sabaliak putiah.
Keputusan terakhir mengenai monumen Bung Hatta diambil di rumah Jusuf Kalla, yang pernah menjadi asisten Bung Hatta di Unhas Makassar. Beliau mengatakan bahwa beliau sama sekali tidak mengenal pak Hatta yang berpakaian datuk, dikira
salah seorang datuk tua biasa saja. Bung Hatta memang dikenal dengan pakaian safarinya yang sederhana itu.
Pertanyaannya sekarang: mau kemana Minangkabau ?
Saya garis bawahi sindiran Inyiak Sunguik dalam posting sebelum ini:
=============
“Iyo lo duh. Tantu baitu juo, Pak M. Hatta sandiri, lahia di Bukittinggi, ayah Batuhampa, ibu Tegal[?] Apo lai anak-anak baliau.. St. Sjahrir sendiri? Ayah Kotogadang, Ibu Natal. Anak-anak Pak Natsir? Kalau indak salah isteri baliau
dari Natal. Muhammad Yamin? Isteri baliau pun rasonyo dari Subarang [?]. Inyiak M. Sjafei kayutanam? A.A. Navis?
Agak di ateh saketek, Datuak Katumangguangan jo Datuak Parpatiah nan Sabatang? Kurang jaleh asa usua ayah ibu baliau nan baduo. Lqabiah jauah lai, Maharajo Alif? Ayahnyo ko iyo Iskandar Zulkarnain. Ibunyo? Antah dimaa kampuang istri dan nan isteri kabara dari Sultan Zulkarnain tu. Kalau Ibu
Maharajo Alif ko Urang Minang, tantu dunsanaknyo nan baduo lai Rajo Banua Ruhum jo Rajo Cino tu Urang Minang pulo yo? Jadi kok dikaji-kaji bana lah sabana batambah laweh Minangkabau ko, Labiah Laweh dari Piaman … :)
Labiah jauah bana, kok iyo bana amuah bana hati angaji-ngaji Nasab, kasadoalahe Rang Dunia ko sabananyo sanasab, samo-samo anak cucu Nyiak Adam walaupun baliau indak basuku … :) ”
===============
Saya juga menggaris bawahi peringatan Sanak Zulkarnain Kahar berikit ini:
Karena jodoh dan maut diluar jangkauan kita, dampak negatif dari matrilinial ini adalah pada perantau yang tidak berjodoh dengan orang minang lebih banyak memilih diam dan tinggalah kampuang nan jauh dimato. Tidak semuanya tapi kalau boleh dibuatkan statistik mungkin lebih dari separuh. lagi lagi saya berasumsi Kalau dalam Islam untuk orang yang masuk islam diberikan nama Abdullah, Barangkali para cendik pandai di Minangkabau perlu memikirkan satu suku baru untuk anak para orang Minang untuk menghidari diskriminasi. Berfikir jauh kedepan diera globalisasi ini Kalau tidak dimuali dari sekarang kita akan kehilangan orang orang pintar anak para cendikiawan MInang yang lebih hebat dari ayahnya.
Pada hakikatnya hal ini terkait erat dengan masalah akulturasi antara adat Minangkabau dengan agama Islam. Sampai saat-saat terakhir dalam pertemuan di rumah Bp Ir Ermansyah Yamin, saya masih menengarai adanya dua ‘mazhab’ dalam
wawasan kita orang Minangkabau, yang susah sekali dipersatukan.
Susahnya mempersatukan orang Minang dalam ‘core values’ ini merembes ke bidang-bidang lain: politik, ekonomi, sosial budaya, atau dalam bekerjasama sehari-hari.
Saya telah mencoba menawarkan suatu jalan keluar — modus vivendi — berwujud ‘Ranji ABS SBK’, yang mengakui baik garis matrilineal adat maupun garis nasab Islam. Jika gagasan ini bisa diterima, please, jangan dipersoalkan lagi masalah keminangan Hatta, Sutan Syahrir, atau anak-anak Yamin.
Lebih dari itu, mohon, jangan dipersoalkan juga keminangan Inyiak Moh Syafei yang Kalimantan atau AA Navis yang Jawa. Secara kultural mereka itu tak kurang Minangnya dari kita -kita yang mempertanyakannya.
Bagaimana kalau hendak dipersoalkan juga ?
Ya, terserahlah.
Btw, banyak menantu saya orang non-Minang. Saya sama sekali tak peduli apakah cucu-cucu saya akan diakui sebagai orang Minang atau tidak. Toh tak seorang pun di antara mereka yang berminat pada soal sako dan pusako. Mereka
mempersiapkan dir untuk menghadapi masa depannya sendiri, yang sama sekali tak memerlukan sako dan pusako itu.
Yang penting mereka menjadi orang Islam dan orang Indonesia yang baik.
Itu jelas lebih baik daripada sekedar menjadi orang Minang.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Reply
1.
marola 3.7.10 / 4pm
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh,
Pak Saaf yang dimuliekan,
Siapakah yang akan dapat mengatakan bahwa Inyiek Djambek (Syekh Muhamad Djamil Djambek) itu bukan orang Minang, malah di tahun 1929, Syekh Muhammad *Djambek* mendirikan organisasi bernama *Persatuan Kebangsaan Minangkabau*dengan tujuan untuk *memelihara, menghargai, dan mencintai adat istiadat setempat. **Sementara ketika masa itu, sebagian orang Minangkabau sangat kurang menanggapinya, dan kebanyakan parewanya masih bermain-main di luar adat Minangkabau itu sendiri…*
Wassalam
*Buya HMA. *
Reply
1.
marola 3.7.10 / 4pm
Waalaikumsalam w.w. Buya,
Nampaknyo iyo masih panjang perjuangan kito untuak manyatukan antaro adat jo Islam di Minangkabau komah, Buya. Wacana bakapanjangan, indak ado kaputusan.
Alah dapek kasapakatan pado satu generasi atau satu kalompok saroman RN, muncul pulo baliak masalah nan samo dari gelombang hadirin nan baru. Iyo panek-panek kito dek nyo.
Sapanjang manganai ambo, ambo akan maaliahkan ‘induak pasukan’ ka Sekretariat Nasional Masyarakat Hukum Adat (Setnas MHA), nan labiah mamungkinkan ambo untuak ba-’amal jariah’ untuak bangso jo Negara kito ko.
Kapantiangan ambo tantang adat Minangkabau indak banyak, manduduakkan soal ‘punah’ sajo, dan rasonyo alah salasai jo ‘Ranji ABS SBK’. Nan lainnyo, terserahlah ka para dunsanak kito nan lain. Ambo sakaluarga alah mamutuihkan untuak ‘marantau cino’. Pulang kampuang hanyo dek taragak atau dek ado undangan sajo.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
11.
marola 3.7.10 / 4pm
Dalam hal STATUS iko mungkin awak harus mempertimbangkan juo kondisi disekitar awak nan mulai lungga.
Kok beko ado anak pisang nan ibunyo Non- Minang lah maraso berhak pulo barisuak jadi datuak , kiro-kiro apo sukunyo ?
Jan sampai nan asli dialahkan pulo beko, kecuali kalau cuma sekadar gala paragiahan…
Sebab sacaro alami terbukti yang asli memang daya juangnyo agak kandua dari pendatang .
Tapi nan jaleh pola Matriakhat itu tantu lah ka bagalau jadinyo..
Dilain pihak , caliak lah di Riau lah banyak tagak Gareja, bahkan ado beberapa kecamatan selain ex. Daerah Transmigrasi yang memproklamirkan dominasi mereka dari warga local. Sejumlah orang yang mengaku Laskar
Melayu tampaknyo bukan orang local sehingga sikap mereka jauh dari kesantunan Melayu itu..
Untuak nagari awak sajak developer lah mambangun komplek perumahan dipinggiran kota, tempat peribadatan Non- Muslim pun mulai mengusik warga .
Mungkin iko nan labiah paralu kito bentengi kini dari pado mangaja STATUS, sebab nan jaleh salamo iko kito cukup welcome kepada para anak pisang tsb.
Kecuali kalau status pernikahan Bapaknya bermasalah, bahkan yang seperti ini biasanya dengan berlalunya waktu suasana menjadi cair juga jadinya..
Salam
St.RA
Reply
12.
marola 3.7.10 / 4pm
Basuku ka Ibu- basako ka Mamak.
Baa peran Tungganai tangah rumah ??
Contoh kasus :
Ado kamanakan padusi nan memaksa menikah dengan lelaki yang sudah beristri. Dicaliak bebet-bobotnyo dari calon suami itu iyo indak ado ciek juo nan kadipacik doh .
Calon yang diajukan keluarga tidak digubrisnya…Yang ada Cuma itu yang dicinta…
Dengan kondisinya sekarang dan selama ini.
Kok sempat inyo manikah sangat tipis kemungkinan bisa sekaligus membiayai istri kedua istri dan anak-anaknya.
Walau dari segi UU – 74 ttg Perkawinan mereka memang tidak boleh menikah.
Apakah dengan kondisi seperti itu si Tungganai masih berhak menghalangi pernikahan itu ?
Kok jadi menikah , boleh dilarang mereka pulang ka Rumah Gadang (bukan harta gono gini ibu-bapaknya)
Apakah itu lah tamasuak malangga HAM pulo ?
Kalau dulu untuak masalah perdata- harato pusako dan hukum adat lain, bisa dimusyawarahkan dulu dilevel Pangulu/KAN.
Tapi kalau untuak masalah pidana, walau secara adat sudah damai…dengan hakim gak bisa damai.. Contohnyo suku Anak dalam di Jambi nan sampai demo dipengadilan .
Wass
St. RA
Reply
13.
marola 3.7.10 / 4pm
Dear Bu Hifni dan Dunsanak RN Yang Mulia,
1. Empat masalah yang ibu sarikan saya fikir adalah masalah umum yang terjadi bukan hanya pada orang minang saja,… melaikan pada semua suku dan bangsa. Saya sangat setuju dengan pandangan Ibu, bhw kita perlu menciptakan suasana diskusi yang bermanfaat,….tidak hanya sampai pada tingkat senda-gurau (shg tidak ada kesimpulan sbg bahan pembelajaran spt yg Ibu tuliskan) dan mestinya tentu juga
tidak dalam keseriusan yang mengarah pada cipeh-cimeeh atau bahkan saling menyinggung.
2. Jika tidak berkeberatan, saya MOHON PENCERAHAN apa yang Ibu maksudkan dengan “perkawinan eksogomi”, dan harta pusaka tinggi dilaksanakan sebagai wakaf?
Salam,
r.a.
Reply
14.
marola 3.7.10 / 4pm
Kelapa Gading 26 Maret 2009
Assalamu’alaikum w.w.
Nan Ambo Hormati, Buya H.Masud Abidin Majo Kayo, Angku Saafroedin Bahar St.Majolelo, Angku RA Ibu Hj.Hifni Nizhamul, sarato dunsanak sapalanta. Izinkan ambo untuk ikuik memberikan pandapek tentang apo nan sadang dibicarkan di milis nangko yaitu tentang Usaho untuak MEROBAH ADAT ISTIADAT MINANGKABAU (Kasus Punah”) .
Wacana nan datang dari angku Saafroedin Bahar St.Majo Lelo, sebenarnyo persoalan nangko sudah pernah diangkat beberapa waktu nan lalu, malah hasilnyo telah dicetak menjadi buku dengan judul “PolemiK Adat Minangkabau” di internet. 2008 1. Merobah Adat Seperti yang ditulis oleh angku Saafroedin bahar St.Majolelo bahwa, “*Dalam manangani** **masalah Minangkabau ko nampak adonyo duo mazhab, namokanlah Mazhab A, nan ortodoks/konservatif/mancaliak ka balakang dan indak amuah ado parubahan saketekpun dari ‘adaik lamo pusako usang’; dan Mahab B, nan reformis/progresif/ mancaliak kamuko, nan tabuka kapado parubahan, karano adaik itu sandi ado nan indak barubah (‘adaik nan sabana adaik’] ado pulo nan barubah ['adaik nan diadaikkan, adaik nan taradaik, adaik istiadaik']. Ambo masuak mazhab B ko.Kanyataan manunjuakkan bahaso walau komunikasi alah dibuka antaro pangikuik kadua mazhab ko, namun susah bana mancari kasapakatan, sahinggo nan dapek dikarajokan adolah ba-’fastabiqul khairaat’, balomba dalam babuek kabaikan”
* Menuruik pendapek ambo dalam mengadapi masa depan kita tentu harus mengetahui masa lalu terlebih dahulu. Sehingga dapat di jadikan sebagai tolok ukur untuk menghadapi masa sekarang dan masa depan. System adat Minangkabau tidaklah tetutup akan perobahan, dalam pepatah adat disebutkan
*“ Sakali aia gadang tibo sakali talatah barubah”* Namun, perinsip aia tetap, yaitu mengalir dari hulu kamuaro. *“**Usang-usang dibarui, lapuak-lapau di kajangi”* Menurut pendapat ambo ada bebera hal tentang adat yang dapat berobah seperti, yang pertama adat nan di Adatkan itu depek berobah, karena itu adolah suatu aturan nan dibuek oleh niniak mamak di Balairong di masing-masing nagari yang biasa disebut adat salingka nagari.
Seperti aturan nikah kawin, tata cara penjemputan mepelai, tata cara lamar melamar, tata cara batagak gadang dll. Yang kedua, Adat nan ter adat itupun bisa berobah, karena termasuk sesuatu yang terjadi tidak kita ketahui asal mulanya dan tidak dibuat dengan kakat mupakat oleh niniak mamak di nagari, seperti tata cara duduak baselo, kinilah ado kurisi itu tidak masalah dalam adat tidak di katakan malanggar adat. Makan manyuok lalu ado nan basendok tidak masalah. Maudang urang, dulu batingkek jajanjang batapiak bandua, kini dengan surek undangan dll. Namun, jika akan merubah nilai-nilai dasar tentang adat Minangkabau seperti nan sering ambo sampaikan yaitu,
1) Sistem Matrilinial
2) Sistem Sako jo Pusako
3) Sistem Demokrasi Minangkabau
4) Budi yang merupakan Landasan Adat
5) Pepata-patitih yang mengandung nilai-nilai Adat atau sebagai ayat-ayat Adat
6) Perpaduan aturan Adat dan aturan Agama Islam ABS-SBK. Hal tersebut telah diterima oleh seluruh masyarakat Minangkabau, jika salah satu diantara bagian ini yang akan dirobah, berati kita akan merlenyapkan Adat Minangkabau atau akan mengagati Minangkabau dengan nama lain.
2. Punah
Telah pernah di diskusikan dan telah di cetak jadi buku keterangan ambo adolah sbb:
*“Punah”, sebenarnyo harus jelas dulu yang punah itu keluarga yang mana, keluarga Angku Saafroedin Bahar St.Madjolelo atau keluarga dunsanak ayahanda Angku?. Jikok nan punah itu keluarga bako Angku atau dunsanak ayahanda Angku, yaitu keluarga menurut jalur adat. *
* *
*Menuruik pandapek ambo, hal tersebut seharusnyo indak ado pengaruh kapado Angku sebagai anak ujung ameh dari keluarga tersebut. Karano nan punah itu adolah pihak bako Angku, yang sudah barang tentu antaro Angku dan mereka mempunyai jalur nan babeda menurut aturan adat nan balaku di Minangkabau. *
* *
*Kemudian punah itu sendiri harus diliek dulu permasalahannyo, karano ado dunsanak nan saeto, nan sajangka, nan satampok, nan sabuah jari. Aratinyo, sabalun dikatokan punah diliek dulu dunsanak nan sabuah jari, indak ado nan sabuah jari, diliek nan sa
Diposkan oleh RADAR JAMBI di 20:02:00 0 komentar
Posting Lama Beranda
Langgan: Entri (Atom)
SIAPAKAH CALON WALIKOTA SUNGAI-PENUH MENURUT PILIHAN ANDA
RADAR JAMBI
Memuat...
Pengikut
Arsip Blog
* ▼ 2010 (206)
o ▼ Juni (166)
+ KEDUDUKAN RAJA DALAM KESELARASAN KOTO PILIANG
+ KAUM PADERI DAN KAUM ULAMA DI PARIAMAN
+ MERUBAH ADAT ISTIADAT MINANG
+ KERINCI YANG MAGIS EKSOTIS DAN PENUH MYSTERI
+ MITOS SALIDO DAN NAGA SAKTI DARI GUNUNG KERINCI
+ SEJARAH MANDAILING DALAM LITERATUR
+ HUBUNGAN MAJAPAHIT DAN SEJARAH YANG SEBENAR NYA
+ BACA DULU TENTANG SUKU MALAYU BARU BACA TULISAN IN...
+ SUKU MALAYU
+ KENAPA IBUKOTA MALAYU DI PINDAHKAN DARI JAMBI KE D...
+ PUTRA MAHKOTA ISKANDAR ZULKARNAIN
+ KAMAR KHUSUS MICHAEL JAKSON ADA DI AFSEL MAU COBA ...
+ BELANDA JUARA DUNIA BISAKAH
+ LUKA SEJARAH PERBUDAKAN DI AFSEL ADA YANG DI DATAN...
+ WORD CUP AFSEL BUDAK-BUDAK ITU DI DATANG KAN DARI ...
+ HUBUNGAN ANTAR SHIO JANGAN SALAH MEMLIH JODOH
+ MACAM-MACAM LEGENDA AWAL MULA TAHUN CHINA
+ ORANG CHETI DAN TEKA-TEKI MARGA SEMBIRING
+ AKAR BUDAYA KERAJAAN MINANG TEMPO DULU
+ SEJARAH ASLI MINANG KABAU
+ KEBUDAYAAN CHAMPA YANG MEMPENGARUHI MINANG KABAU
+ NASKAH MELAYU KUNO TELAH DI TEMUKAN DI KERINCI
+ SEJARAH DAN WARISAN MINANG KABAU KUNO
+ SEJARAH KERAJAAN CHAMPA
+ SEJARAH SUKU MINANG KABAU
+ TULISAN INCUNG JEJAK PERADABAN TUA KERINCI
+ NAGARI PARIANGAN DI PAGARUYUNG
+ TAMBO ALAM KERINCI
+ KERAJAAN TERTUA DI SUMATERA ADALAH KANDIS
+ HUBUNGAN KERINCI DENGAN NAGARI DI SUMBAR
+ ARTIKEL TERBARU TENTANG ASAL-USUL ORANG KERINCI
+ ADA NYA MISS AUSTRALIA MEMBUAT CANTIK PIALA DUNIA
+ PENCAK SILAT DI PIALA DUNIA.. HE...HE..HE..HE...
+ INDONESIA DILANDA TSUNAMI SOSIAL
+ KARTU FASILITAS BBM DI BAGIKAN PADA YANG BERHAK
+ DEMOKRASI 50 PLUS SATU DJAJANG DAN MAMAD
+ Pidato CGI 4
+ PIDATO CGI 3 KWIK KIAN GIE
+ PIDATO CGI 2 KWIK KIAN GIE
+ PIDATO CGI BANTUAN ASING
+ PRAKTEK EKONOMI INDONESIA DI GUGAT KWIK KIAN GIE
+ Tanggapan Kwik Kian Gie Terhadap Berbagai Pendapat...
+ TANGGAPAN KWIK KIAN GIE PLAFORM PRESIDEN
+ KADISDIK BANGKO NGERI MENJADI ANAK BUI
+ SAROLANGUN MOBIL DINAS BERKAS NYA SAMPAI KEJATI
+ KPU SUNGAI PENUH AJUKAN ANGGARAN10 MILIAR WAJAR NA...
+ PENGANGGURAN DIKERINCI PALING BANYAK DARI KALANGAN...
+ SUNGAI PENUH BANYAK BEREDAR MAKANAN KADALUARSA
+ TUNGKAL AWASI PENGURUSAN SERTIFIKAT
+ LIMBAH PT INDOSAWIT ILEGAL TAPI TIDAK PERNAH DI TI...
+ ABDUL FATTAH JUGA BERSAING DI BATANGHARI
+ WAKIL BUPATI BATANGHARI TERUS BERMANUFER CARI PERA...
+ JALAN SUNGAI BAHAR PUTUS TOTAL RAKYAT MENJERIT
+ PERBATASAN KERINCI BANGKO RAWAN
+ TOLAK IBUKOTA KABUPATEN KERINCI DI SIULAK
+ PUPUK LANGKA DI KERINCI DI MANA TANGGUNG JAWAB ANG...
+ KETIPU JAAP STAM JADWAL PERTANDINGAN
+ DALAM BOLA TAK ADA TEMPAT UNTUK RASISME
+ WISATA AFSEL YANG MENARIK
+ GOL YANG SANGAT MENGESAN KAN BAGI NEW ZELAND
+ PEMAIN BELANDA MULAI SANTAI DENGAN HANYA LATIHAN P...
+ BINTANG BELANDA TURUN SEMUA
+ JEPANG PERLU SERI LAWAN DENMARK UNTUK MENJADI RUNN...
+ DI HANTAM DINAMIT DENMARK SUPERTERKAMERUN MEMBEKU
+ HASIL DAN JADWAL PERTANDINGAN WORD CUP AFSEL
+ KODE NOPOL AFSEL UNIK DI JADIKAN PLESETAN WARGA
+ NENEK-NENEK PUN MAIN BOLA WORD CUP
+ AFSEL KURANG AMAN SESAMA WARGA PUN SALING CURIGA
+ BRONX NYA AFSEL NGERI AH
+ KORSEL MERASA KALAH MASSA DARI ARGENTINA ,HANYA AL...
+ PACAR CASILLAS SANGAT SEXY SPANYOL KALAH JADINYA
+ SANGAT TIDAK MANUSIAWI KALAU IBUKOTA KABUPATEN KER...
+ QUICK COUNT LEBIH SERU UNTUK DI TONTON DARI PIALA ...
+ DI TUNGKAL HBA BERSAING KETAT DENGAN SAFRIAL
+ DI KERINCI AMI MENANG MUTLAK
+ 78,57 PERSEN SUARA MASUK QUICK COUNT HBA UNGGUL
+ PILGUB JAMBI HASIL PENGHITUNGAN CEPAT LSI HBA UNGG...
+ AGUS KALAH DI TPS SENDIRI
+ DI KOTA JAMBI HBA MENANG LEBIH DARI 45 PERSEN
+ PERETORIA TEMPAT MENGHUKUM AFRIKA SELATAN TUNDUK ...
+ WALAU KALAH 3-0 DARI URUGUAI TAPI DI SAKSIKAN MANT...
+ CHINA DUKUNG JEPANG DAN KORSEL WORD CUP
+ KASUS VIDEO MESUM CUT TARI DI ANTAR SUAMI
+ VIDEO MESUM MIRIP LUNA MAYA MULAI DIJUAL DI DAERAH...
+ HATI-HATI BERHUBUNGAN DENGAN MANTAN PACAR
+ AWAS VIRUS FACEBOOK INI CIRI-CIRI NYA
+ KLASEMEN SEMENTARA PIALA DUNIA AFSEL
+ FIFA RESMI CORET INDONESIA
+ MALAYSIA MENGAJAK INDONESIA MENJADI TUAN RUMAH BER...
+ PSSI ANDA DARI INDONESIA YA MAAF ANDA BUKAN PRIOR...
+ Gairah Piala Dunia Afrika Selatan Gairah Piala D...
+ PENONTON PIALA DUNIA MULAI SEPI
+ BBM DI BUNGO LANGKA PADA KEMANA YA
+ ANGKA PERCERAIAN DI BUNGO MENINGKAT APA PENYEBAB N...
+ MUARO BUNGO PUPUK SUBSIDI KE MANA LARI NYA
+ PKL TOLAK PINDAH KE KINCAI PLAZA
+ ASET KOTA SUNGAI PENUH BELUM DI SERAH KAN OLEH PI...
+ JALAN ASAL JADI DI SUNGAI PENUH SUDAH DI BONGKAR T...
+ IBUKOTA KABUPATEN KERINCI DI MANA YA YANG TERBAIK
+ ANGGOTA DEWAN USAHA MENGGAGAHI WANITA
+ JERUK PULAU TENGAH JERUK ASLI KERINCI
+ SIAPAKAH TERKAYA DAN TERMISKIN DI ANTARA PARA KAND...
+ TUNA NETRA BAGAIMANA CARA MERKA MEMILIH
+ WILAYAH YANG RAWAN MOBILISASI MASSA PEMILIH
+ RELAWAN PEMANTAU PEMILU
+ ZULFIKAR ACHMAD MENANG DALAM SIMULASI
+ KASUS SUAP HBA BERBUNTUT PANJANG
+ HATI-HATI BAWA PLAT MERAH PERGI KAMPANYE
+ Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jambi mendata...
+ PASAR ANGSO DUO DI HIBAH BISAKAH
+ DEBAT KANDIDAT HARUS DI PERBAIKI MASAALAH TEKNIS N...
+ AGUS SETIO NEGORO CALON TERKAYA BENARKAH
+ DI BILANG AGUS YANG TERKAYA ISTRINYA PROTES BERAT
+ HBA MONEY POLITIK ZA MINTA MAAF WASPADA MEMANG PER...
+ BANYAK SURAT SUARA YANG RUSAK
+ TAK PAKAI SURAT UNDANGAN MASIH BISA MEMILIH PILGUB...
+ SURAT SUARA ADA YANG RUSAK
+ CALON BUPATI MULAI INCAR PARTAI POLITIK
+ KPU Kota Jambi dan Kabupaten Sarolangun meyakinkan...
+ PANWASLU PIDANAKAN TEAM SUKSES HBA-FACRORI
+ AMERIKA MAIN DI JAGA FBI WAKTU LAWAN INGGRIS
+ MAIN SERASA TELANJANG KARNA BAJU TIPIS
+ MUSIM DINGIN DATANG LEBIH AWAL DI AFSEL
+ ARGENTINA TERTEKAN TAPI MENANG VS NIGERIA
+ MARADONNA MENJAWAB KERAGUAN PENGGEMAR NYA
+ LEMAH DI LUAR TEGAP DI DALAM LAPANGAN
+ MESSI TERGANTUNG PADA PERMAINAN TEAM BUKAN INDIFID...
+ MESSI BUKAN YANG TERBAIK MASIH ADA C RONALDO
+ DEBAT KANDIDAT GUBERNUR ZULFIKAR ACHMAD TAK PUNYA ...
+ AWAS EFEK PIALA DUNIA BARANG HILANG NYAWA MELAYANG...
+ SAMPAI MENIT 52 KORSEL UNGUL 2-0 ATAS YUNANI WARTA...
+ DEWA YUNANI IKUT BERMAIN BISA KAH MENANG
+ ANALISYS WORD CUP KOREA VS YUNANI
+ URUGUAY VS PERANCIS MENJEMUKAN SKOR 0-0
+ MEXICO HAMPIR BUKA SEJARAH DI AFSEL
+ JADWAL PERTANDINGAN PIALA DUNIA 2010 AFSEL
+ AFRIKA SELATAN PIALA DUNIA 2010 DRAMA LAWAN MEXICO...
+ SITUS VIDEO LUNA MAYA DAN ARIEL PETERPAN
+ Hasil Survey terakhir Hasil survey terakhir yang ...
+ PILKADA DAN PENTING NYA POLITIKAL MARKETING STRATE...
+ PABRIK PUPUK PETRORGANIK PERTAMA DI INDONESIA
+ LAPINDO BRANTAS TELAN APBN 2,8 TRILIUN RUPIAH
+ LIMA TIP MEMENANG KAN PILKADA JAMBI
+ PERTEMUAN ( HKK ) SE INDONESIA DI GOLDEN HOTEL JAM...
+ BAYI BERMATA SATU ITU TELAH LAHIR
+ TENTARA ISRAEL TENTARA YANG TERLATIH DI DUNIA INI...
+ MUSEUM REKOR ADA REKOR TER ANEH DAN TER UNIK
+ TERMEWAH DI DUNIA HANYA ADA SEPULUH BUAH RUMAH SAJ...
+ MOTOR PALING MAHAL DI DUNIA MOTOR APA YA.....
+ PROFESI APA YANG ANDA PILIH DARI १० PROFESI YANG ...
+ SESUATU YANG MISTERIUS TERJADI DI TENGAH KOTA GUAT...
+ एयर LAUT NAIK ADAKAH PULAU YANG BAKAL TENGGELAM
+ BLACKBERRY NOKIA C3 DAN PONSEL CHINA YANG MURAH M...
+ TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN ANAK MENTENG AJA JADI...
+ KISAH ORANG SUKSES DUNIA
+ SUKU BUNGA ACUAN BANK INDONESIA DI LEVEL 6,5 PERS...
+ HASAN TIRO DAN PERJALANAN HIDUP NYA
+ SIM AKAN DI LENGKAPI DENGAN FASILITAS PRA BAYAR
+ HASAN TIRO MENINGGAL
+ POHON SEX DI TEBANG UNTUK MESJID
+ TABUNG ELPIJI DI GUDANG MELEDAK DI SURABAYA
+ ISTRI BEK INGGRIS CHERYL COLE PAMERKAN TUBUH SEXY ...
+ LIVERPOOL PECAT BENITEZ
+ SERING MELAKU KAN SEX RAHASIA AWET MUDA CAMERON DI...
+ WAKIL PRESIDEN AMERIKA KECAM ISRAEL
+ ISRAEL BERULAH LAGI KAPAL RELAWAN DISERANG NYA
o ► Mei (40)
Langganan:
Postingan (Atom)