Laman

Sabtu, 16 Oktober 2010

GOLKAR MULAI SOSIALISASI KAN ABURIZAL BAKRI JADI PRESIDEN

JAMBI EKSPRES:

Pilpres 2014

Sabtu, 16 Oktober 2010 | 07:52 WIB

Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie, menyampaikan pidato politik pertamanya dalam pentupan Munas Golkar VIII di Hotel Labersa Pekanbaru, Kamis (8/10/2009).
Partai Golkar siap menyosialisasikan ketua umumnya, Aburizal Bakrie, sebagai bakal calon presiden pada Pemilihan Umum 2014. Namun, Partai Golkar tetap akan realistis dengan tidak menutup peluang bagi kader lain yang potensial.
Secara ideal, ketua umum partai politik, apalagi yang besar, menjadi presiden.
-- Firman Soebagyo

”Secara ideal, ketua umum partai politik, apalagi yang besar, menjadi presiden. Jika dari hasil survei ternyata rakyat menghendaki, ketua umum (Aburizal Bakrie) akan maju. Namun, jika ada perkembangan lain, kami juga akan realistis,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Firman Soebagyo, Jumat (15/10/2010) di Jakarta.

Sosialisasi Aburizal alias Ical sebagai bakal calon presiden, lanjut Firman, akan dimulai di internal Partai Golkar dalam rapat pimpinan nasional I partai itu, 17-19 Oktober di Jakarta. Dalam acara yang akan dihadiri sekitar 700 orang itu juga akan ada evaluasi politik Partai Golkar, yang untuk kali ini dalam bentuk evaluasi pemilu kepala daerah selama satu tahun terakhir. Evaluasi akan terus berjalan hingga puncaknya pada Pemilu 2014.

Partai Golkar juga akan terus mengevaluasi sosialisasi Aburizal Bakrie sebagai bakal calon presiden. ”Golkar punya banyak kader dan dari survei akan terlihat siapa yang berpotensi,” ujar Firman.

Selain Aburizal, tokoh yang belakangan ini disebut sejumlah kalangan akan maju sebagai bakal calon presiden pada Pemilu 2014 adalah mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Andrinof Chaniago, pengajar Kebijakan Publik Universitas Indonesia, menuturkan, niat sejumlah kalangan mengusung Sri Mulyani dan Partai Golkar untuk menyosialisasikan Aburizal sebagai bakal calon presiden patut dihargai.

”Dengan sosialisasi sejak dini, masyarakat akan lebih tahu karakter dan kapasitas setiap calon. Dengan demikian, masyarakat tidak akan membeli kucing dalam karung,” ujar Andrinof.

Dia menambahkan, yang penting sosialisasi dilakukan secara dialogis sehingga dapat membuka profil para calon.

Saat ini, tutur Andrinof, popularitas Aburizal sebagai bakal calon presiden pada 2014 masih kalah dari calon lain yang juga banyak disebut, seperti Sri Mulyani, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, hingga tokoh Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

”Belum ada gebrakan pemikiran atau prestasi yang dibuat Aburizal yang melekat di masyarakat. Masyarakat masih lebih banyak melihatnya hanya pengusaha yang punya modal kuat,” kata Andrinof saat ditanya mengapa popularitas Aburizal masih rendah dibandingkan dengan tokoh lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar