Laman

Selasa, 01 Februari 2011

MESIR: INVESTASI ARAB SAUDI 9O TRILIUN TERANCAM

JAMBI EKSPRES:

foto

Rusuh di Mesir, Investasi Saudi Rp 90 Triliun Terancam
Selasa, 01 Februari 2011 | 10:53 WIB

Seorang demonstran memegang bendera Mesir melewati ban mobil yang dibakar, saat unjukrasa menuntut presiden Husni Mubarak turun dari jabatannya di Kairo, Mesir (26/1). REUTERS/Goran Tomasevic

TEMPO Interaktif, Riyadh - Kekerasan dan tindak kriminal terus berlanjut, bahkan kian parah di Mesir membuat para investor Arab Saudi yang membenamkan duitnya di Negeri Piramida ketar ketir.

Banyak investor negeri petro dollar itu shock ketika mendengar pusat-pusat bisnis, perumahan, dan gedung-gedung pemerintahan dijarah masyarakat, terutama sejak demonstrasi antiMubarak marak sepekan ini.

Mereka terkejut bukan alang kepalang karena nilai investasi yang sudah terlanjur ditanamkan di Mesir mencapai lebih dari Rp 90 triliun. Di lain pihak, di jalanan tak tampak petugas keamanan khusunya kepolisian yang sanggup mengamankan aset mereka.

Untuk itu, Saeed al-Onani, seorang penasehat ekonomi bagi para investor Saudi di kedutaan besar Mesir di Riyadh, perlu mengadakan pertemuan khusus dengan otoritas Mesir. Dalam pertemuan itu dibahas soal bagaimana mengamankan investasi warga Saudi setelah terbentuknya susunan pemerintahan baru di Mesir.

"Sampai saat ini, belum ada kabar yang jelas bagaimana nasib investasi Saudi di sana," ujar al-Onani kepada koran al-Eqtisadiah.

"Kami berharap segera mendapatkan kepastian kabar secara menyeluruh mengenai situasi di sana setelah terbentuknya formasi pemerintahan baru dalam dua hari ke depan," tambahnya, seraya menyebutkan bahwa dirinya terus mengikuti perkembangan yang ada.

Menurut al-Onani, perdagangan antarkedua negara bertetangga itu tahun lalu mencapai Rp 23 triliun. Ini termasuk ekspor Saudi senilai Rp 23 triliun, sedangkan ekspor Mesir Rp 14 triliun. Dia katakan, investasi Saudi di Mesir keseluruhan mencapai Rp 90 triliun, seluruhnya di sektor perminyakan, pertanian, wisata, dan real estat.

Ghassan Al-Namr, seorang raja emas kenamaan, mengatakan bahwa pabriknya di Kairo yang memproduksi emas dan perhiasan ditutup selama beberapa hari. "Kami dipaksa mengubah produk kami agar tidak dijarah dan dibakar," ujarnya. Dia tambahkan bahwa dirinya telah menginvestasikan fulus sebesar Rp 913 miliar untuk pabrik tersebut.

Sementara itu, Khaleefa al-Lahdan, direktur public relations di al-Zamil Industrial Company, mengatakan pabrik baja kelompok usahanya di Kota 6 Oktober, sebuah kota kosmopolitan berpenduduk 500 ribu, terpaksa menghentikan produksi setelah terjadi kekisruhan politik di negara tersebut.

"Sekitar 7,6 persen volume penjualan berasal dari unit-unit di Mesir," katanya.

Sebaliknya, beberapa pimpinan perusahaan lainnya mengatakan pabriknya di Kairo dan Suez masih beroperasi secara normal. Sedangkan salah satu kantor maskapai penerbangan Saudi Airlines di Kairo dilaporkan ditutup menyusul serbuan massa.

Beberapa perusahaan besar Saudi yang telah memasukkan dananya di Mesir, antara lain Kingdom Holding Co., Savila, Amiantit, Al-Zamil Industries, Saudi Industrial Development Company (Sadaq), Al-Babtain, Almarai, dan Ghassan Al-Namr Group.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar