JAMBI EKSPRES:
Mendiknas Pastikan Buku SBY Tak Akan Ditarik
Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh. TEMPO/Zulkarnain
TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh memastikan tak akan menarik buku tentang profil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang sempat beredar di sekolah-sekolah di Tegal, Jawa Tengah. Ia mengklaim buku tersebut telah memenuhi kriteria buku pengayaan yang dilansir Kementerian Pendidikan.
"(Ini) bukan buku haram, juga bukan buku najis," ujar Nuh, dalam jumpa pers seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin 31 Januari 2011.
Menurutnya, sudah tak zamannya lagi pemerintah menarik peredaran sebuah buku. "Ingat bukunya Pramoedya Ananta Toer? Apakah sekarang zamannya menarik buku? Biarkan saja buku itu," tuturnya.
Nuh memaparkan, ada 807 judul buku pengayaan yang lolos seleksi tim independen Pusat Perbukuan Kementerian pada tahun 2009. Buku tentang Yudhoyono, yang ditemukan di sebuah sekolah di Tegal dan kontan memicu kontroversi, adalah salah satu dari 807 judul tersebut. Sejumlah buku lainnya, kata dia, berkisah tentang Bung Karno, Sultan Hasanuddin, dan cerita sejarah lainnya.
Ia mengaku bosnya itu tak memerintahkan agar buku biografi tersebut masuk dalam daftar buku pengayaan. "Tidak ada pesan atau inisiatif sedikit pun dari Bapak Presiden bahwa beliau ingin supaya bukunya ditulis, dipasarkan di sekolah-sekolah," ucapnya.
Menurut dia, buku pengayaan penting agar siswa terinspirasi. Pemerintah mendorong siswa mencari inspirasi dari siapapun, baik dari tokoh dalam negeri maupun asing. Nuh mengatakan, "Sehingga para siswa bisa tahu Bill Gates itu siapa, Pak Obama boleh juga, Pak Gandhi.. Kalau anak kita boleh baca buku presiden dari negara lain, kok baca buku presidennya sendiri tidak boleh, ini ada apa?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar