Empat jurnalis asal China menjadi korban perampokan ketika hendak meliput Piala Dunia di Johannesburg. Ironisnya, FIFA justru terkesan angkat tangan dan menyalahkan sejumlah korban perampokan.
Menurut koran Beeld newspaper, empat pria asal China itu diserang setelah menghentikan mobil mereka di pinggir jalan. Uang dan sebuah kamera digital milik mereka disikat oleh penjahat yang bersenjatakan pistol.
Peristiwa tersebut terjadi hanya satu hari setelah dua wartawan Portugal dan seorang jurnalis asal Spanyol disatroni pencuri di hotel mereka di Nutbush Boma Lodge, Magaliesburg, 80 kilometer dari ibu kota Johannesburg. FIFA justru menyalahkan mereka karena mereka menginap di tempat yang salah.
"Kejadian (perampokan) terhadap warga China sejauh saya tahu terjadi di jalan, jadi Anda akan paham jika kami tidak berkomentar atas hal ini. Itu terjadi di pusat kota," kata juru bicara FIFA, Wolfgang Eichler. "Terkait kejadian kemarin (wartawan Portugal dan Spanyol), itu bukan hotel yang direkomendasikan FIFA untuk media."
Perampokan seperti ini menjadi hal paling dicemaskan menjelang Piala Dunia berlangsung. Seperti dilaporkan wartawan Kompas.com Hery Prasetyo dari Afsel, tingkat kejahatan disertai pembunuhan di negara tersebut tergolong tinggi. Sebagian masyarakat di sana memberikan nasihat agar warga asing berhati-hati terhadap aksi perampokan di lampu merah, jalan, bahkan hotel.
FIFA sendiri tak dapat bertindak lebih jauh selain bekerja sama maksimal dengan kepolisian setempat. "Apa yang saya ketahui sekarang adalah polisi telah menangani hal ini. Mereka menangkap tiga orang dan masih akan ada beberapa keterangan dari mereka. Kami hanya memastikan mengadakan kontak dengan polisi bahwa mereka mengamankan hotel wartawan dan jurnalis-jurnalis ini aman. Jadi kami yakin dan FIFA akan berusaha dan memastikan keamanan mereka," papar Eichler.
Diposkan oleh RADAR JAMBI di 05:28:00 0 komentar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar