Laman

Minggu, 13 Juni 2010

IBUKOTA KABUPATEN KERINCI MENIMBULKAN KONFLIK

SUNGAI PENUH, Rencana penentuan lokasi ibukota Kabupaten Kerinci menimbulkan polemik. Adanya upaya sejumlah elemen masyarakat, yang menginginkan penempatan ibu kota kabupaten di daerah mereka masing-masing. Beberapa wilayah menyatakan bersedia membebaskan lahan untuk bangunan perkantoran.
Untuk meredakan polemik berkepanjangan Bupati Kerinci H Murasman meminta sejumlah elemen masyarakat untuk tidak mempersoalkan lokasi ibukota kabupaten yang renacananya di Bukit Tengah Kecamatan Siulak.
Persoalan lahan yang disampaikan oleh Bupati Kerinci di Siulak, rupanya ditanggapi dingin oleh sejumlah kalangan masyarakat. Malah sebagian tokoh masyarakat di berbagai daerah sudah menyiapkan lahan untuk lokasi ibukota Kabupaten Kerinci.
Selain di Bukit Tengah Siulak, dikabarkan saat ini tokoh masyarakat Penawar, Kecamatan Sitinjau Laut, dan tokoh masyarakat Kecamatan Air Hangat Timur sudah menyiapkan lahan seluas 300 hektar.
Kepala Desa Penawar, Ahmadi, saat dikonfirmasi, Selasa (8/6) mengatakan pada saat ini di wilayahnya telah tersedia lahan 350 hektare yang diperuntukkan untuk Ibukota Kabupaten Kerinci. "Kita juga sudah menyiapkan lahan yang cukup luas untuk digunakan sebagai lokasi ibu kota Kabupaten. Penyerahan tanah tersebut, sudah mendapat persetujuan dari semua elemen masyarakat di Desa Penawar," ujar Ahmadi.
Penyerahan tanah tersebut kata Ahmadi, telah disepakati oleh tiga Kepala Desa, tiga lembaga adat, dan tiga BPD, yakni Desa Tanjung Mudo, Desa Pendung Tengah, dan Desa Pendung Hilir. "Kami sepakat tanah itu dihibahkan ke pemerintah, sebagai lokasi ibu kota Kabupaten Kerinci," tegas Ahmadi.
Sementara Wahab Karimi, mantan anggota DPRD Kerinci, tetap berkomitmen untuk menjadikan kawasan tanah cogok sebagai ibu kota Kabupaten Kerinci. "Perbukitan Tanah Cogok adalah lokasi yang memiliki nilai tertinggi dari hasil survey ITB, seharusnya hasil tersebut jangan di pungkiri," tegas Wahab.
Persoalan lahan katanya, jangan dijadikan alasan untuk memindahkan lokasi ibu kota Kabupaten. "Kita kan bisa melakukan perundingan dengan masyarakat. Jika memang ada keinginan dari pemerintah, hal tersebut tentunya bisa terlaksana," tambahnya.
Sementara itu Mat Ramawi, tokoh masyarakat Kecamatan Air Hangat Timur yang juga anggota DPRD Kerinci dua periode, mengatakan sebaiknya persoalan penentuan Ibukota Kabupaten Kerinci dikembalikan pada konsep awal yakni di kawasan Renah Pemetik.
Mat Ramawi sendiri mengakui jika Bupati Kerinci H Murasman telah mengetahui hal itu, lantaran H Murasman waktu itu menjabat sebagai ketua Pansus. "Kalau kita mau jujur sebaiknya dikembalikan ke konsep awal saja dan di Renah Pemetik dan sekitarnya adalah titik nol," ungkapnya.
Kemudian terkait dengan persoalan tanah katanya, di kawasan Renah Pemetik dan Air Hangat Timur tersedia lahan yang cukup untuk dijadikan areal perkantoran atau lokasi Ibukota Kabupaten. "Harapan kita pemerintah daerah bisa mengundang seluruh tokoh masyarakat untuk membahas dan menerima masukan soal Ibukota Kabupaten jangan hanya sekelompok tokoh masyarakat saja," urainya.
Bupati Kerinci, Murasman, saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu, mengatakan dipilihnya Bukit Tengah Siulak sebagai ibu kota kabupaten, karena warga setempat mau menyerahkan tanah seluas 300 hektare.
Diposkan oleh RADAR JAMBI di 01:56:00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar