Laman

Kamis, 03 Maret 2011

PDIP: SEKARANG ZAMANNYA PUAN MAHARANI

JAMBI EKSPRES:


Kiemas: Sekarang Zamannya Puan Maharani
Itulah jawaban Taufiq Kiemas saat ditanya soal pertemuannya dengan Hatta Rajasa
Kamis, 3 Maret 2011, 05:41 WIB

Puan Maharani

Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Taufiq Kiemas, menolak berbicara mengenai pertemuannya dengan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa semalam. Taufiq mengelak dengan meminta pertanyaan itu diajukan pada putrinya, Puan Maharani, yang juga ikut menjamu Hatta di rumah mereka di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu malam.

"Tanya Mbak Puan," kata Taufiq usai acara pengukuhan pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia di Gedung Smesco UKM, Jakarta, Rabu 2 Maret 2011. Puan Maharani terhitung Ketua di PDIP.

Meski didesak, Taufiq tetap enggan menjelaskannya. "Tanya Mbak Puan saja. Sekarang zamannya Puan," kata Taufiq berlalu meninggalkan tempat acara.

Sementara itu, Hatta Rajasa yang ditemui terpisah di tempat yang sama menyatakan bahwa pertemuan dengan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Taufiq Kiemas biasa saja. Hatta juga menyatakan bahwa dia bertamu ke kediaman Taufiq Kiemas-Megawati Soekarnoputri itu bukan sebagai utusan Presiden.

Namun Hatta mengakui bahwa pertemuan tersebut memang membahas segala hal, termasuk ekonomi dan politik. "Kami bicara mengenai segala hal, mulai dari ekonomi sampai politik, A sampai Z," kata Hatta.

BERITA USANG
Arif: Beda Pendapat Bukan Berarti PDIP Pecah
Tidak bisa dikatakan bahwa wacana koalisi ini membuat PDIP tidak kuat lagi.

Minggu, 21 Maret 2010, 13:33 WIB



Arif Budimanta (PDIP)

Sebentar lagi PDI Perjuangan menggelar Kongres Nasional guna memilih ketua umum yang baru. Jelang Kongres itu, partai ini dirubungi polemik terutama soal calon ketua umum. Ada yang ingin agar Megawati segera lengser tapi banyak pula yang tetap mendaulat mantan presiden itu sebagai ketua umum.

Walau terjadi perbedaan pendapat soal ketua umum ini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengklaim kekuatan mereka masih solid.

Hari ini, dalam Konferensi Daerah DKI Jakarta di Ancol hari ini, Megawati memastikan bahwa memastikan bahwa partai itu masih solid dan seutuhnya masih berada di bawah kendalinya. Soal urusan kendali ini, Mega memang tidak punya tandingan di partai itu.

Arif Budimanta, salah satu Ketua DPP PDIP menegaskan, PDIP seperti yang dikatakan Megawati tidak pecah. Bahwa perbedaan pendapat itu ada, tapi semua tetap solid dan bisa dikendalikan.

"Tidak ada perpecahan, hanya beda pendapat dan itu biasa," kata Arif Budimanta kepada VIVAnews, Minggu 12 Maret 2010 menanggapi wacana koalisi PDIP ke Partai Demokrat.

Karena menurutnya, keputusan wacana kolisi dengan partai manapun, termasuk Demokrat ada di tangan Megawati melalui hasil kongres.

"Kuncinya memang ada di Ibu Mega, tapi tetap saja kami masih menunggu kongres sebelum diputuskan, apakah akan berkoalisi atau tidak seperti yang diwacanakan," tuturnya.

Dia juga menegaskan, bahwa kader PDIP hingga saat ini tetap loyal dan taat dengan apapun yang diperintah pimpinannya. Karena itulah PDIP hingga kini masih diperhitungkan dan eksis di mata partai lainnya.

Sehingga tidak bisa semua kalangan berpendapat, bahwa wacana koalisi ini membuat PDIP tidak kuat lagi. "Tidak seperti itu," tuturnya.

Sementara, saat ini tengah berlangsung konferensi Daerah III PDIP DKI Jakarta, di Gedung Hailai, Ancol, Jakarta. Agenda tersebut diantaranya pertama kosolidasi rutin dalam rangka mengahadapi kongres pada 6 April 2010 mendatang, kedua tentang pertanggung jawaban struktur pengurusan yang lalu dari tingkat daerah ke pusat, dan terakhir soal pergantian pengurus yang akan di tentukan dalam kongres nanti.


s
Kesepakatan PDIP-Demokrat Soal Taufiq Kiemas
Memang ada kesepakatan antara Demokrat dan DPIP untuk menjalin kerjasama di MPR.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Terpilihnya Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Pejuangan (PDIP) Taufiq Kiemas, sebagai Ketua MPR RI merupakan bagian dari kesepakatan antara Demokrat dan PDIP.

"Memang ada kesepakatan antara Demokrat dan DPIP untuk menjalin kerjasama di MPR, dan antar fraksi Demokrat dan PDIP sampai disitu," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu 14 Oktober 2009.

Meski ada kesepakatan, Ketua Umum PDIP Megawati, hingga hari ini tetap belum memberikan sikap untuk berkoalisi dengan pemerintah SBY.

Namun sikap Megawati ditanggapi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai sikap yang harus dihormati.

"Kalau pimpinan PDIP (Megawati) memilih tidak berkoalisi dengan pemerintah, tentu saya benar-benar menghormati pilihan itu," ujar SBY dalam acara bincang-bincang dengan wartawan di Puri Cikeas Bogor, Rabu 14 Oktober 2009.


SBY Larang Kadernya Banyak Bicara
"Saya minta kita jangan teralu banyak berkomentar, terutama di media massa."
Minggu, 6 September 2009, 12:07 WIB

Yudhoyono kampanye Demokrat di Bali (Abror Rizki)

Komentar sejumlah kader Partai Demokrat yang memicu kontroversial, tampaknya membuat gerah ketua dewan pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Untuk itu, Yudhoyono mengingatkan agar para kader Demokrat menjaga komentarnya dalam bulan suci Ramadhan ini. "Saya minta kita jangan teralu banyak berkomentar, terutama di media massa. Apalagi, kalau itu di luar otoritas dan urusannya," kata SBY saat melakukan buka puasa bersama dengan para kader Partai Demokrat dikediaman pribadi Yudhoyono di Puri Cikeas, Bogor, Sabtu malam, 5 September 2009.

Sebelumnya, sejumlah kader partai pemenang pemilu itu membuat pernyataan kontroversial. Contohnya, kisruh akan bergabungnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golongan Karya (golkar).

Tidak itu saja, sebelum pelaksanaan pemilu legislatif 2009, sempat terjadi kesalahpahaman antara golkar dan demokrat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar