Laman

Selasa, 19 Oktober 2010

SKANDAL PNS YANG MENDUKUNG SALAH SATU KANDIDAT MENJADI PELAJARAN BERHARGA

JAMBI EKSPRES:

Batang Hari
Skandal Sayuti Jadi Pelajaran
PNS Hati-hati Beri Dukungan
Senin, 18 Oktober 2010 | 15:06 WIB

Dugaan keberpihakan oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) bernama Sayuti, kepada satu di antara lima pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Batanghari menjadi pelajaran bagi PNS lain. Skandal yang kini sedang diproses di Panwaslukada itu telah membuat oknum PNS lainnya untuk semakin berhati-hati saat berhadapan dengan dunia politik.
PNS di Puskesmas Teluk, Kecamatan Pemayung itu ditangkap warga saat sedang membawa logistik kandidat tertentu menggunakan mobil tempatnya berdinas. Kasus itu sedang diteliti oleh Panwaslukada, dan kemungkinan hari ini sudah mulai bergulir di sentra Gakumdu.
Sejak kejadian yang kini menjadi bahan pembicaraan orang itu, Herianto, seorang PNS mengaku dirinya semakin hati-hati saat berbicara dan berbuat terutama yang menyangkut masalah politik. Ia mengaku takut dirinya akan ikut terseret dan menjadi korban setelah Sayuti.
“Sekarang ini lebih baik tidak ikut campur lagi dalam pembicaraan masalah politik. Saya lebih memilih diam dan menjadi pendengar setia. Saya tidak mau menjadi korban selanjutnya,” ucap Herianto kepada Tribun, Minggu (17/10).
Ia menceritakan, sebelum skandal Sayuti marak dipublikasikan di berbagai media massa, teman-temannya sesama PNS selalu berdiskusi tentang kandidat kepala daerah yang maju dalam pemilukada 23 Oktober mendatang.
“Tapi setelah dimuat di media, pembicaraan menyangkut pemilu semakin berkurang. Kita pilih untuk tetap netral saja sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Nur, PNS lainnya. Ia mengatakan dirinya sempat diajak dan dibujuk-bujuk oleh seorang temannya untuk ikut kampanye kandidat tertentu. “Awalnya saya ingin ikut, tapi sekarang niat itu sudah tidak ada lagi. Lebih baik di rumah saja mengerjakan apa yang bisa dikerjakan daripada menguru masalah politik,” ucap dara manis itu.
Ia menyadari ada sanksi bagi PNS yang tidak netral dalam pemilu. “Saya sudah baca aturannya, PNS memang harus netral, dan tidak boleh berpihak. Saya juga pernah baca ada sanksi bagi PNS yang ketahuan memihak kepada calon tertentu. Jadi lebih baik ikut aturan saja daripada nanti diberitakan di koran karena memihak calon tertentu,” ungkapnya.
Bagi Kepala Puskesmas Teluk, Akhyar, menyebut kejadian yang menimpa bawahannya itu harus bisa diambil hikmahnya oleh semua semua bawahannya yang lain. “ Memang belum terbukti apakah dia (Sayuti) sudah tidak netral lagi. Tapi dengan adanya kejadian ini saya akan arahkan lagi supaya teman-teman di kantor bisa tetap mengerti posisinya sebagai PNS,” ucapnya.
Ia mengatakan, sejak diberitakan, Sayuti masih tetap menjalankan rutinitasnya sebagai Kasubag Tata Usaha di Puskesmas yang dipimpinnya itu. “Dia masih tetap bekerja seperti biasa. Tapi saya lihat dia saat ini agak berbeda dari biasanya. Wajahnya terlihat tidak sesemangat yang dulu,” jelasnya.
Sementara Peltu Bupati Batanghari, Akhyar mengatakan pihaknya akan menyurati semua SKPD supaya tetap menjaga netralitas dan tidak ikut bersinggungan dengan dunia politik. “Semua PNS harus tetap menjaga netralitasnya,” katanya. (

Tidak ada komentar:

Posting Komentar