Laman

Sabtu, 06 November 2010

BPDB SUMBAR TAK MAU AKUI KESALAHAN

JAMBI EKSPRES:
Tsunami Mentawai
Jumat, 5 November 2010 | 18:52 WIB


Warga Kampung Tumalei, Desa Silabu Kecamatan Saumanganya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, membantu anggota TNI-AD menurunkan bantuan makanan, tikar, selimut dan jerigen bagi korban tsunami dari helikopter MI 17 milik TNI AD, Minggu (31/10/2010). Untuk mempercepat proses distribusi bantuan dan evakuasi korban luka salah satunya dilakukan melalui udara dengan heikopter.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat (BPBD Sumbar) tak mau mengakui kesalahannya tak memilih jalur darat sebagai jalur distribusi bantuan dan evakuasi korban bencana gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai. Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Ade Edward mengatakan, jalur darat tak menjadi alternatif pilihan karena sudah ada helikopter.
Buat apa jalur darat, kalau ada helikopter. Kan bisa lebih cepat.
-- Ade Edward

Selama seminggu setelah gempa dan tsunami menerjang Kepulauan Mentawai, Senin (25/10/2010), distribusi bantuan ke sejumlah lokasi bencana di Pulau Pagai Utara dan Pagai Selatan hanya mengandalkan jalur laut. Sementara cuaca buruk dan gelombang tinggi terus terjadi di perairan Mentawai. Padahal, jalur darat, baik di Pulau Pagai Selatan maupun Pagai Utara sebenarnya ada dan bisa digunakan.

"Buat apa (jalur darat), kalau ada helikopter. Kan bisa lebih cepat," ujar Ade di Sikakap, Jumat (5/11/2010).

Sejumlah relawan di Mentawai mempertanyakan keengganan pemerintah daerah dan BPBD Sumbar menggunakan jalur darat sebagai sarana mendistribusikan bantuan dan evakuasi korban. Setelah didesak berbagai pihak, akhirnya pemerintah daerah membuka jalur darat untuk mendistribusikan bantuan ke sejumlah lokasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar