Laman

Kamis, 05 Agustus 2010

SUNGAI PENUH MENJELANG PUASA PERLU OPERASI PASAR

SUNGAI PENUH- Harga cabai di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Kerinci diperkirakan akan melonjak hingga menjelang bulan puasa. Pasalnya, persediaan cabai di tingkat petani mulai menipis.
persediaan cabai di kebun-kebun warga hanya tinggal untuk dua kali panen atau dua minggu lagi, sementara kebun cabai yang masih tinggal hanya di Kecamatan Gunung Tujuh, sedangkan di daerah lain dalam Kabupaten Kerinci sudah beralih musim tanaman muda lainnya seperti kentang dan bawang.
"Diperkirakan harga cabai tidak bisa normal hingga datangnya bulan Ramadhan, hal tersebut disebabkan menipisnya persediaan cabai di tingkat petani. Saat ini saja stok cabai hanya masuk dari wilayah Kayu Aro," ujar Ratmi, penjual cabai saat ditemu di pasar Tanjung Bajure Sungai Penuh.
Menurut Ratmi, tidak hanya warga yang akan merasakan dampak tersebut, namun berkurangnya stok cabai, juga akan ikut dirasakan para pedagang. "Harga akan melambung, sehingga daya beli masyarakat akan menurun. Selain itu, pedagang juga akan mengalami kesulitan mendapatkan barang dagangan," katanya.
Saat ini harga cabai di tingkat petani Rp 25 ribu perkilogram, sedangkan harga jual di pasar-pasar tradisional masih bertahan di kisaran Rp 34 ribu perkilogam. Jika dalam waktu dua minggu ini pasokan cabai dari luar daerah tidak masuk, maka dikhawatirkan akan terjadi permainan harga oleh para penyalur cabai.
Seorang petani di Desa Telun Berasap, Kecamatan Gunung Tujuh, Edi, diminta komentarnya mengatakan peralihan musim tanam di daerah lain dikarenakan musim hujan dan cabai terkena virus, sehingga cabai layu dan membusuk di batang.
"Akibat serangan virus tersebut, hasil panen petani cabai turun drastis, untuk meminimalisir serangan virus, para petani membuat perangkap lalat, sementara petani lainnya yang tidak mau ambil risiko, langsung beralih ke tanaman lain," tegas Edi.
Harga Beras Naik
Menjelang puasa, tidak hanya cabai yang mengalami kenaikan, namun kenaikan juga terjadi pada komuditi beras. Saat ini saja, kenaikan beras di pasar induk Tanjung Bajure, naik antara Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu per kaleng.
Dari pengakuan beberapa pedagang, kenaikan harga beras dipicu aksi borong oleh pedagang yang berasal dari luar daerah, sehingga mengakibatkan menipisnya persediaan beras di Kerinci.
"Pemborong berasal dari luar, memiliki modal yang besar, sehingga mereka mampu menyapu bersih stok beras di Krinci," ujar seorang penjual beras di pasar induk Tnjung Bajure.
Saat ini, harga beras di pasar Tanjung Bajure lebih mahal Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu per kaleng dari sebelumnya. Beras kuning misalnya, naik dari Rp 90 ribu menjadi Rp 95 ribu per kaleng. Beras IR Ciwilis dan beras D satu naik dari Rp 95 ribu menjadi Rp 100 ribu per kaleng, sedangkan beras lokal seperti beras kusut naik dari Rp 100 ribu menjadi Rp 110 ribu per kaleng
Sementara itu, harga kebutuhan pokok lainnya seperti minyak curah, gula pasir dan tepung terigu masih stabil. Minyak curah Rp 8.350 perkilogram, gula pasir 10.500 perkilogram dan tepung terigu 5.500 perkilogram.
Sedangkan harga daging ayam potong dan cabai merah, meski sudah turun dari hari sebelumnya, namun belum mencapai harga normal. Daging ayam potong turun dua ribu rupiah dari harga Rp 32 ribu menjadi Rp 30 ribu perkilogram atau masih mahal Rp 5 ribu dari harga normalnya sebesar Rp 25 ribu perkilogram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar