Laman

Jumat, 25 Juni 2010

PERBATASAN KERINCI BANGKO RAWAN Kerinci

i 06:04:00 0 komentar
PERBATASAN KERINCI BANGKO RAWAN
Kerinci
TNKS Dirambah
Timbul Konflik Manusia dan Harimau
Kamis, 17 Juni 2010 | 09:25 WIB


SUNGAI PENUH, Terjadinya konflik antara manusia dan harimau di Desa Muara Imat belakangan ini tak terlepas dari terganggunya habitat harimau tersebut. Karena kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dirambah.
"Jika habitat satwa liar telah terganggu maka sudah jelas akan terjadi konflik antara manusia dangan satwa liar tersebut, misalnya manusia dengan harimau, gajah, dan beruang," ujar Kepala Seksi Pengelolaan TNKS Wilayah I Yunaidi, kepada Tribun, Rabu (16/5), seusai sosialisasi di ruang pertemuan hotel mahkota Sungai Penuh.
Untuk menjaga kelestarian hutan, maka balai besar TNKS mengadakan sosialisasi kepada masyarakat, agar ikut menjaga dan melestarikan kawasan hutan lindung.
Wilayah TNKS, kata Yunaidi, memiliki luas 205 ribu hektar, dimana sepuluh persen di antaranya mengalami kerusakan yang memprihatinkan. Karena sudah dijadikan lahan garapan pertanian. Lokasi itu berada di beberapa titik diantaranya, Kayu Aro, Gunung Tujuh, Sungai Kuning, Renah Tenang dan Kebun Baru.
"Kerusakan TNKS itu disebabkan banyaknya masyarakat yang merambah TNKS untuk dijadikan lahan pertanian, sehingga kawasan TNKS mengalami kerusakan parah," katanya.
Ditambahkannya, untuk mengatasi supaya jangan sampai terjadinya perambahan hutan meluas, maka pihak TNKS mengadakan sosialisasi kepada masyarakat agar mereka mengetahui betapa pentingnya fungsi TNKS itu.
Ketika ditanya apa kendala yang dialami pihak TNKS dalam mengawasi wilayah hutan lindung tersebut, Yunaidi mengatakan, balai besar TNKS mempunyai berbagai kendala di lapangan baik personil maupun fasilitas yang dibutuhkan oleh petugas.
"Kerinci merupakan TNKS wilayah I, terdiri dari 8 resort, satu wilayah resort itu diawasi oleh dua orang petugas. Idealnya satu resort itu diawasi 10 orang petugas. Namun lantaran minimnya personil maka satu resort hanya diawasi dua petugas," ungkapnya.
Di sisi lain balai besar TNKS juga terkendala sarana penunjang seperti kendaraan dan peralatan lainnya untuk memantau wilayahnya yang luas. Oleh karena itu demi menjaga jangan sampai terjadi perambahan hutan yang lebih luas lagi, pihak TNKS mengharapkan kepada pemerintah daerah untuk ikut membantu petugas TNKS menjaga kelestarian hutan tersebut.
"Kita berharap adanya dukungan dari pemerintah daerah untuk kerjasama yang baik dengan pihak TNKS menjaga kelestarian hutan. Saat ini kerjasama dengan Pemkab mengalami pasang surut,"harapnya.
Sementara itu, masyarakat Kerinci justru menanyakan apa kontribusi yang diberikan TNKS terhadap masyarkat Kerinci ? Menjawab pertanyaan itu, Yunaidi mengatakan, ada banyak kontribusi yang diberikan oleh dunia terhadap kawasan TNKS. Namun kontribusi yang diberikan itu dalam bentuk program kerja yang dilakukan oleh LSM dan pemerintah.
"Yang memberikan kontribusi itu bukanlah pihak TNKS tapi diberikan oleh dunia melalui program yang berkaitan kelestarian hutan yang telah ditetapkan,"tandas Yunaidi.
Bupati Kerinci, H Murasman, melalui Kabag Humas Pemkab Kerinci, Amrisuarta, mengatakan setiap tahunnya pemkab menganggarkan dana Rp 400 juta untuk mengamankan TNKS.
"Dana yang Rp 400 juta pertahun, merupakan bukti kesungguhan Pemkab Kerinci untuk mengamankan TNKS, dana tersebut belum termasuk dana operasional tim wibawa sakti. Hanya saja sejak 2007 lalu, sampai saat ini belum ada kontribusi yang diberikan TNKS kepada pemkab," tegas Amrisuarta.
Diposkan oleh RADAR JAMBI di 05:59:00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar