i 06:08:00 0 komentar
JALAN SUNGAI BAHAR PUTUS TOTAL RAKYAT MENJERIT
Muaro Jambi
Jalan Sungai Bahar Putus Total
Senin, 7 Juni 2010 | 12:06 WIB
JAMBI, T Jalan menuju Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi putus total, puluhan kendaraan terjebak dan akses perekonomian warga terancam putus, Senin (7/6).
Informasi yang berhasil dihimpun, putusnya akses jalan menyebabkan akses Sungai Bahar ke Kecamatan Bajubang dan menuju Kota Jambi terhambat. Aktivitas warga pun terganggu, jalan hanya bisa diakses menggunakan kendaraan roda dua.
"Kendaraan saya terjebak di Desa Nyogan," ucap Desnaz, seorang aktivitas lingkungan kepada Tribun via telepon. Dari keterangan Desnaz, putusnya jalan disebabkan kerusakan jalan yang sangat parah. Lobang berdiameter hampir satu meter, dengan kedalaman lebih dari 30 cm terlihat di sepanjang jalan di Desa Nyogan, Sungai Bahar. "Banyak juga badan jalan yang hilang karena lumpur yang dalam," tuturnya.
Akibat putusnya ruas jalan tersebut, pasokan barang ke Sungai Bahar terputus, puluhan truk terlihat antre, seperti truk pengangkut pupuk dan barang-barang kebutuhan lainnya. Begitu juga truk bermuatan sawit juga tidak bisa ke luar dari Sungai Bahar. "Ini karena hujan yang turun sejak beberapa hari belakangan ini. Yang paling parah hari ini, kendaraan sama sekali tidak bisa melintas," ucap warga lainnya.
Muaro Jambi
Akses Jalan Ke Sungai Bahar Hancur
Mirip Lokasi Off Road
SENGETI, Akses menuju Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi kini semakin memprihatinkan. Dua jalan utama yang biasa dilalui masyarakat yang hendak menuju ke daerah ini, yakni dari Desa Nyogan dan Desa Markanding kondisinya sudah hancur. Ada belasan titik yang membuat akses jalan bisa putus. Puluhan lubang berukuran besar dengan kedalaman lebih dari setengah meter menganga di tengah jalan.
Kondisi ini membuat banyak truk atau kendaraan roda empat terperosok. Akibatnya, di jalan itu sering terjadi kemacetan, karena lalu lintas kendaraan terhalang.
Kejadian seperti itu bukan barang baru lagi di sini. Hampir tiap hari ada kejadian truk terperosok, apalagi pas hujan,” kata Karim, seorang supir truk pengangkut buah kepala sawit atau TBS Jumat (21/5). Menurutnya, supir sangat kesulitan untuk menghindari lubang di jalan. Tidak bisa lagi menghindarinya, kubangan (lubang) itu sudah terlalu besar,” jelasnya.
Jalan di Desa Markanding ini memang jalan yang ramai dilintasi kendaraan pengangkut Tandan Buah Segar (TBS). Menurut Karim, tak kurang dari seratus truk bermuatan TBS melintasinya setiap hari. Potensi Kecamatan Sungai Bahar salah satunya adalah kelapa sawit. Jalan ini sangat vital untuk perekonomian masyarakat sungai bahar,” ucapnya.
Sementara itu, jalan lintas dari Desa Nyogan menuju Kecamatan Sungai Bahar juga rusak parah. Utamanya di perbatasan Kecamatan Mestong dan Sungai Bahar. Seperti halnya jalan di Desa Markanding, kendaraan harus antre untuk melintas.
Sebenarnya jalan ini sudah tidak layak lagi untuk lintasan truk, apalagi untuk mengangkut sawit. Sudah terlalu sering di sini truk kami terperosok. Jalan ini mungkin lebih baik dijadikan lintasan untuk off road saja,” kata Situmorang, seorang supir Truk mengungkapkan kekesalannya.
Kerusakan jalan itu, katanya, membuat mereka harus menambah waktu tempuh sekitar satu jam. Tidak bisa lagi melaju cepat. Kalau tidak hati-hati, truk kita terbalik,” tambahnya. Kondisi yang sama juga diungkapkan Karim. Karena harus sangat hati-hati, hanya jalan sepanjang 30 kilometer itu harus ditempuh dengan waktu lebih dari satu jam.
Keluhan dari masyarakat terhadap kerusakan jalan itu ternyata sudah sampai juga kepada Camat Sungai Bahar. Kami sudah terlalu sering menerima keluhan dari masyarakat tentang jalan rusak itu. Masyarakat sering mendesak kami supaya segera melaporkannya kepada pemerintah kabupaten dan provinsi,” kata Sekretaris Camat Sungai Bahar, Chairun, kepada Tribun, Minggu (23/5).
Ia menambahkan, kerusakan jalan itu telah menghabat laju perekonomian warganya. Jalan itu sangat penting untuk warga kami. Mayoritas penduduk Sungai Bahar ini petani sawit. Kalau jalan rusak parah, sawit mereka jadi susah diangkut ke pabrik,” ujarnya. Keluhan dari warga itu, katanya, juga sudah disampaikan kepada Pemkab Muaro Jambi. Mungkin akan segera diperbaiki,” katanya.
Diposkan oleh RADAR JAMBI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar