Laman

Selasa, 08 Februari 2011

JAMBI EKSPRES:


Hillary: Mubarak Bertahan Lebih Lama

Senin, 7 Februari 2011 | 09:43 WIB

AP Photo/Pablo Martinez Monsivais Presiden AS Barack Obama bertemu Presiden Mesir Hosni Mubarak (kiri) di Oval Office, Gedung Putih, Washington, Selasa, 18 Agustus 2009.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, Minggu (6/2/2011), memperkirakan bahwa Presiden Mesir Hosni Mubarak mungkin harus bertahan lebih lama daripada yang banyak lawannya inginkan untuk memastikan pemilihan umum berhasil.

Di bawah tekanan protes massa, Mubarak telah berjanji untuk tidak maju lagi dalam pemilihan umum (pemilu) presiden September mendatang. Namun, banyak demonstran menuntut pengunduran diri segera. Laporan media Amerika Serikat menyatakan, Washington juga mendesak Mubarak untuk turun sekarang.

Namun Clinton, yang berbicara kepada wartawan dalam perjalanan pulang dari pembicaraan internasional mengenai Mesir di Jerman, menduga bahwa tekanan terhadap Mubarak untuk turun sekarang ketimbang nanti mungkin akan berkurang.

"Sejauh yang saya paham tentang konstitusi (Mesir), jika presiden mengundurkan diri, ia akan digantikan oleh ketua parlemen dan pemilihan presiden harus diselenggarakan dalam 60 hari," katanya. "Sekarang orang Mesir harus bergulat dengan kenyataan tentang apa yang harus mereka lakukan," ujarnya.
Spanyol Usul Pemilu Mesir Dipercepat

Senin, 7 Februari 2011 | 12:59 WIB
Massa pendukung Presiden Hosni Mubarak dan massa penentangnya berhadap-hadapan di Lapangan Tahrir, Kairo, Rabu (2/2/2011).


Para penguasa Mesir sebaiknya menenangkan demonstran oposisi yang mendesak pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak dengan meminta pemilihan presiden dipercepat, kata Menteri Luar Negeri Spanyol Trinidad Jimenez dalam komentar yang dipublikasikan pada Minggu (6/2/2011).

"Mesir dapat menemukan cara untuk menjawab aspirasi sah rakyatnya jika pemerintah membuat isyarat dan memajukan ke bulan Juni pemilihan yang telah dijadwalkan pada September", ujarnya kepada harian Spanyol, El Mundo.

Mubarak telah mengatakan tidak akan mencalonkan diri untuk dipilih lagi. Namun, sejauh ini ia menolak permintaan untuk mundur dengan segera dengan mengatakan ia merasa harus bertahan hingga pemilihan presiden pada September mendatang guna menjamin stabilitas. Presiden berusia 82 tahun itu telah memerintah Mesir selama 30 tahun.

"Mesir adalah negara yang lebih besar dan lebih kompleks sehingga harus lebih keras untuk mencapai perjanjian ketimbang di Tunisia," katanya.

Para penentang pemerintahan Mubarak telah mengadakan pembicaraan dengan Wakil Presiden Omar Suleiman, Minggu, tetapi meremehkan hasil perundingan itu. Pihak oposisi tetap menuntut Presiden Mubarak mundur. Ribuan demonstran anti-pemerintah juga masih menduduki Alun-alun Tahrir yang menjadi simbol tempat perlawanan di pusat Kairo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar