JAMBI EKSPRES:
Sebuah survei yang dilakukan organisasi konseling pasangan, Relate, menemukan, pria yang kehilangan hasrat seksual pada pasangannya meningkat 40 persen dibandingkan sepuluh tahun lalu. Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan.
Menurut Paula Hall, konselor dari Relate dan penulis buku 'Improving Your Relationship for Dummies', pornografi di internet, stres, kelelahan bekrja serta kondisi keuangan adalah pemicunya.
"Dua puluh tahun lalu, pornografi harus dicari dan dibeli. Saat ini di tiap rumah memiliki internet dan komputer, bisa dengan mengakses pornografi dan makin merusak kehidupan seksual. Para suami jadi bisa dengan mudah memenuhi hasrat seksualnya tanpa harus dengan istri," kata Paula seperti dikutip dari Times of India.
Kondisi emosional seperti stres dan kelelahan psikis, sangat berpengaruh negatif pada hasrat seksual pria. Hal ini bisa membuat mereka lebih memilih melampiaskan hasrat seksual tidak dengan istrinya, karena merasa kondisi emosinya sedang tidak stabil dan malah bisa memicu konflik.
"Banyak pria yang kehilangan pekerjaannya dan merasa tidak stabil kariernya atau merasa harus kerja ekstra keras. Para suami pun pulang ke rumah dengan level hormon stres, kortisol, yang tinggi dan tidak bisa atau sulit merasa terangsang," ujar Paula menambahkan.
Dalam beberapa kasus, dari survei diketahui kalau pria benar-benar hanya ingin sesuatu yang baru dan berbeda. Tetapi, terdapat hal mengganjal, contohnya seorang pria akan merasa bahwa ketika pasangannya bertambah berat badan, itu karena si wanita tidak berusaha membahagiakannya atau hanya bahwa pria telah berhenti untuk melihatnya pasangannya sebagai sosok yang menarik secara seksual.
Penjelasan paling umum menurut Relate, adalah "alasan hubungan". Banyak wanita yang tidak menyadari pria dengan hasrat seksual yang rendah, juga akan berhubungan dengan aspek-aspek dalam hubungan pribadi, seperti juga ketika hasrat seksual wanita menurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar