JAMBI EKSPRES:
Seribuan Warga Cikeusik Serang Jemaah Ahmadiyah
Minggu, 6 Februari 2011 | 13:04 WIB
Ilustrasi: Buku berserakan di masjid yang dibakar massa di Ciampea Udik RW 5, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/10/2010). Massa menyerang desa yang dihuni sekitar 500 jemaah Ahmadiyah, menghancukan belasan rumah dan membakar dua rumah dan satu masjid.
Sekitar seribuan warga Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, menyerang Jemaah Ahmadiyah di Desa Umbulan setempat, Minggu (6/2/2011) sekitar pukul 10.30 WIB.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Politik Kabupaten Pandeglang Futoni Sy ketika dikonfirmasi, membenarkan kejadian tersebut. "Saya sudah mendapat laporan dari Camat Cikeusik dan intelijen di lapangan, memang terjadi bentrokan antara warga dengan pengikut Ahmadiyah," katanya.
Futoni menjelaskan, bentrokan itu dipicu kedatangan sejumlah Jamaah Ahmadiyah dari luar daerah. Akibat kejadian itu, kata dia, satu kendaraan roda empat dibakar masa, satu unit dimasukan ke dalam jurang, dan satu unit rumah dirusak.
Mengenai korban, ia mengaku, baru mendapat laporan adanya korban yang mengalami luka-luka yang langsung dilarikan ke rumah sakit di Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak.
Enam Jemaah Ahmadiyah Tewas
Minggu, 6 Februari 2011 | 13:29 WIB
Sebanyak enam orang anggota Jemaah Ahmadiyah meninggal akibat bentrokan antara jemaah keagamaan itu dengan warga di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Minggu (6/2/2011).
"Yang saya lihat ada enam orang yang meninggal, dan seluruhnya dari Jemaah Ahmadiyah," kata Lukman, tokoh masyarakat Cikeusik ketika dikonfirmasi, Minggu.
Lukman menjelaskan, seluruh korban meninggal itu tidak diketahui identitasnya karena tak memiliki kartu identitas, namun seluruhnya berasal dari luar daerah dan merupakan Jemaah Ahmadiyah.
Sementara satu orang warga Desa Umbulan, Sarta, mengalami luka bacok pada lengah kanannya. "Lengan kanan Sarta hampir putus dibacok oleh anggota Jemaah Ahmadiyah," kata Lukman.
Lukman juga menjelaskan, sebenarnya warga tidak bermaksud melakukan kekerasan. Masyarakat hanya ingin agar Jemaah Ahmadiyah di Cikeusik pimpinan Parman membubarkan diri. "Warga ingin Ahmadiyah itu membubarkan diri karena sudah dinyatakan sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), tapi permintaan itu abaikan oleh mereka," katanya.
Menurut Lukman, pada Sabtu malam, puluhan anggota Jemaah Ahmadiyah dari Kota Bogor tiba di Cikeusik dengan menumpang dua kendaraan roda empat, dan menginap di rumah Parman.
Pada Minggu pagi, sekitar seribuan warga dari berbagai daerah, di antaranya berasal dari Kecamatan Cibaliung, Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, dan Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, mendatangi rumah Parman.
Saat massa tiba, puluhan Jemaah Ahmadiyah yang berada di rumah Parman sudah siap dan mereka membawa berbagai jenis senjata tajam, seperti samurai, parang, dan tombak. Sesaat kemudian, kata Lukman, salah seorang anggota Jemaah Amhadiyah membacok lengan kanan Sarta hingga nyaris putus. "Pembacokan inilah yang memicu bentrokan. Warga marah karena melihat lengan kanan Sarta nyaris putus," kata Lukman.
Dua Mobil dan Satu Rumah Dirusak Warga
Minggu, 6 Februari 2011 | 14:02 WIB
Penyerangan Ahmadiyah di Bogor Bangkai mobil yang dibakar massa di Ciampea Udik RW 5, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/10/2010). Massa menyerang desa yang dihuni sekitar 500 jemaah Ahmadiyah, menghancurkan belasan rumah, membakar dua rumah dan satu masjid.
Penyerangan yang dilakukan oleh seribuan warga Desa Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, terhadap Jemaah Ahmadiyah di Desa Umbulan setempat, Minggu sekitar pukul 10.30 WIB, juga mengakibatkan kerusakan material berupa dua mobil, satu motor, dan satu rumah.
Berdasarkan keterangan Sekretaris Camat Cikeusik Najamudin kepada Kompas, Minggu (6/2/2011) siang, rumah yang dirusak oleh warga Cikeusik adalah bangunan yang dianggap telah dijadikan tempat beribadah oleh aliran Ahmadiyah tersebut.
Berdasarkan kesaksian Najamudin saat berita ini diturunkan, kondisi bentrokan di wilayahnya telah mereda dan terkendali. "Aparat kepolisian dan TNI sudah berjaga-jaga di sini. Warga yang menyerang pun sudah dibubarkan. Tapi Jemaah Ahmadiyah-nya pun menghilang dan tak tahu ke mana," kata Najamudin.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, seribuan warga melakukan penyerangan terhadap sekelompok orang di desa Umbulan yang diyakini merupakan penganut aliran Ahmadiyah. Najamudin mengatakan, setidaknya ada tiga orang yang tewas dalam peristiwa mengenaskan ini.
Polres Pandeglang Amankan Lokasi Bentrok
Minggu, 6 Februari 2011 | 14:05 WIB
Penyerbuan Ahmadiyah di Bogor Warga melihat masjid yang dibakar massa di Ciampea Udik RW 5, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/10/2010). Massa menyerang desa yang dihuni sekitar 500 jemaah Ahmadiyah, menghancukan belasan rumah dan membakar dua rumah dan satu masjid.
Kepolisian Resor Pandeglang saat ini sudah menguasai situasi pascabentrokan warga dengan Jemaah Ahmadiyah di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, yang terjadi Minggu (6/2/2011) pagi.
"Kami sudah mengamankan lokasi, dan saat ini kondisinya relatif kondusif," kata Kepala Polres Pandeglang Ajun Komisaris Besar Alex Fauzy Rasyad.
Tokoh masyarakat Cikeusik, Lukman, juga menjelaskan saat ini situasi lapangan relatif kondusif, dan aparat dari Polres Pandeglang telah menguasai situasi. "Sekarang situasinya sudah kondusif, petugas dari Polres Pandeglang telah menguasai situasi dan masyarakat pun tidak melakukan tindakan apa pun," kata Lukman.
Sekitar seribuan warga dari berbagai daerah, seperti Kecamatan Cibaliung, Cikeusik, Kabupaten Pandeglang; dan Kecamatan Malingpung, Kabupaten Lebak, terlibat bentrokan dengan Jemaah Ahmadiyah.
Warga yang semula hanya ingin mendesak agar Jemaah Ahmadiyah pimpinan Parman itu, terbakar emosinya setelah salah seorang pengikut Ahmadiyah membacok lengan kanan Sarta, salah seorang warga setempat. Akibat bentrokan tersebut, enam orang anggota Jemaah Ahmadiyah asal Bogor, Jawa Barat, meninggal dunia, dan satu orang mengalami luka-luka
Penyerangan Ahmadiyah
Ahmadiyah: Kenapa Kami Selalu Dipojokkan
Minggu, 6 Februari 2011 | 18:33 WIB
Ilustrasi: Pengamanan Ahamadiyah
Humas Pengurus Besar Jemaah Ahmadiyah Indonesia Mubarik Ahmad meragukan kebeterangan sejumlah saksi yang menyatakan bahwa kubu Ahmadiyah lebih dahulu memprovokasi sehingga memicu bentrokan di Cikeusik, Pandeglang, Banten, Minggu (6/2/2011).
"Di sana (Cikeusik), anggota jemaah kami sedikit. Saya meragukan informasi yang menyatakan kami melakukan provokasi lebih dulu," kata Mubarik, Minggu (6/2/2011). Menurut Mubarik, anggota jemaah Ahmadiyah di Cikeusik sedikit, sekitar 20 orang. "Tak mungkin, dan saya sangat ragu kubu kami memprovokasi," katanya.
Menurut Mubarik, setiap kali ada penyerangan, selalu saja kubu Ahmadiyah yang akhirnya disalahkan. Menurut dia, pihaknya adalah korban tindak kekerasan dan harus dilindungi.
"Saya sangat sedih dengan pernyataan Kepala Kepolisian Resor Pandeglang di media yang memojokkan kami. Kami adalah korban tindak kekerasan kriminal, bantulah kami," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, tiga anggota jemaah Ahmadiyah dinyatakan tewas akibat serangan ribuan warga di Kecamatan Cikeusik, Minggu (6/2/2011). Ketiga orang yang tewas adalah Mulyadi, Tarno dan Roni. Ketiganya adalah anggota jemaah Ahmadiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar