JAMBI EKSPRES:
Banyu Biru, pengusaha serta tokoh muda ini, sedang gundah gulana, bukan lantaran statusnya yang jomblo dan sering diberitakan sebagai most eligible bachelor, tetapi khawatir kehilangan aset sosial-bisnisnya sebagai pengguna BlackBerry. Hal ini menyusul ancaman pemerintah melalui Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring, yang akan mencabut izin Research in Motion (RIM) sebagai penyedia layanan BB di Indonesia.
"Soal langkah Pak Tifatul memerangi pornografi, kerahasiaan, dan lai-lain, saya sangat setuju, tapi jangan menutup mata value positif masif dari manfaat BB dengan fitur lengkapnya. Termasuk browsing net kini sudah menjadi kebutuhan primer bagi netizen untuk mendapatkan informasi; membangun networking di segala lini; serta arus info politik, ekonomi, sosial, budaya. Terutama bagi saya sebagai salah satu business tool utama dalam mencari business opportunities," kata putra politikus dan seniman Eros Djarot itu.
Sejak isu ini menjadi polemik di media massa, Banyu getol mengikuti perkembangan informasinya. Maklum, sebagai pengguna BB, ia merasakan betul manfaatnya. "Sebagai netizen, saya berkepentingan. Akses cepat dan mobile bisa membangun kehidupan ekonomi yang menyangkut pekerjaan saya di industri energi," ujar salah satu anggota direksi perusahaan perminyakan itu.
Rencananya pemerintah memberi batas waktu kepada RIM untuk menyaring konten pornografi pada layanan internet di Indonesia hingga tanggal 21 Januari. Untuk memastikan kesediaannya, RIM dan semua perusahaan penyelenggara telekomunikasi penyedia pelayanan BB akan bertemu pihak pemerintah pada 17 Januari.
"Nah, kalau kesepakatan itu tidak dicapai atau pihak RIM menyetujuinya namun ada ketentuan lain yang justru memberatkan pengguna BB secara ekonomis, apa pemerintah juga mau menjamin?" katanya.
"Makanya, saya menantang Pak Tifatul secara positif, konstruktif, dan solutif untuk menciptakan win-win solution. Sebagai Menteri Kominfo yang bersifat teknis, beliau harus memberikan solusi technology breakthrough (terobosan teknologi) yang bisa diadopsi secara lokal (Indonesia), kemudian ditawarkan kepada pihak RIM," papar Banyu.
Dia mengaku menanti cemas jika pertemuan nanti akhirnya justru akan merugikan 2 juta lebih netizen pengguna BB di Tanah Air. "Pemblokiran justru berpotensi memutuskan Indonesia dari komunitas global village di era globalisasi kini. Saya juga mengkhawatirkan potensi terganggunya market price dan economic value lost dari fungsi investasi terhadap aset BB. Itu dampak riil ke semua pengguna. Oleh karena itu, saya berharap 'BlackBerry-gate' ini bisa happy ending untuk kita semua," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar