Laman

Senin, 17 Januari 2011

BLACKBERRY DI BLOKIR PERLUKAH ? TWITTER TIFAKUL SEMBIRING

JAMBI EKSPRES:
Perlukah layanan Blackberry diblokir? Perlu Tidak Ragu-Ragu Kembali ke Index Topik Pilihan Tifatul Sembiring: Tak Bayar Pajak, RIM Keruk Rp 2 T Per Tahun Selasa, 11 Januari 2011 | 14:15 WIB



Akun twitter Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring.
Tanpa membayar pajak sepeser pun kepada Pemerintah Indonesia, Research in Motion, penyedia layanan BlackBerry, menangguk pendapatan sekitar Rp 2,268 triliun setiap tahun.
Apakah RIM perlu diberi keistimewaan dan perkecualian?
-- Tifatul Sembiring

"Dengan rata-rata menagih 7 dollar Amerika per orang per bulan, RIM menangguk pemasukan bersih Rp 189 miliar per bulan atau Rp 2,268 triliun per tahun. Uang rakyat Indonesia untuk RIM," jelas Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring dalam akun Twitter-nya, Selasa (11/1/2011) siang.

Dalam 11 tweets-nya, Tifatul kembali menjelaskan beberapa hal terkait kontroversi peringatan pemerintah kepada RIM mengenai layanannya di Indonesia. Menurut Tifatul, selain tidak membayar pajak, RIM memperoleh pendapatan sebesar itu tanpa membangun infrastruktur jaringan apa pun di Indonesia. Seluruh jaringan yang digunakan RIM adalah milik enam operator seluler di Indonesia.

"Salahkah kita memintah 'jatah' untuk Indonesia seperti tenaga kerja, konten lokal, menghormati dan mematuhi ketentuan hukum dan undang-undang di Indonesia yang berdaulat ini," kata dia.

Semua operator di Indonesia, lanjut Tifatul, sudah menjalankan dan mematuhi undang-undang dan peraturan, seperti membayar biaya hak penggunaan frekuensi, pajak, merekrut tenaga kerja (Indonesia), menjalankan corporate social responsibility, membantu korban Merapi, Mentawai, Wasior, dan bencana-bencana lainnya.

"Kelirukah kita jika meminta RIM menjalankan undang-undang dan aturan yang sama? Apakah RIM perlu diberi keistimewaan dan perkecualian? Arogankah kalau mengingatkan asing agar menghormati hukum dan undang-undang di Indonesia," ungkapnya.

"Ini untuk kepentingan yang lebih luas. Diberi sepotong 'kue kecil' lantas mati-matian bela asing. Minta hak yang besar untuk bangsa yang terhormat ini," tegas Tifatul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar