JAMBI EKSPRES:
Pergi menunaikan rukun Islam yang kelima sungguh suatu kebahagian dan dambaan umat muslim. Kenapa bahagia karena tidak semua orang bisa berangkat haji, sekalipun mampu. Perasaan itulah yang dirasakan Hj Rukiyah usai melaksanakan ibadah haji.
Banyak suka duka dan kenyataan hidup yang secara spiritual dialaminya langsung. "Di tanah suci itu, setiap perkataan akan berdampak langsung dan menjadi nyata," ujarnya.
Hj Rukiyah mencontohkan, apabila kita berkata, makanan itu tidak enak, maka sampai kembali ke tanah air makanan tersebut rasanya tetap tidak enak bila dimakan. Rasa itu baru berubah ketika kita sudah menginjakkan kaki kembali ke tanah air.
Hj Rukiyah yang tinggal di Jl Jambi Simpang III Sipin itu juga mengingatkan kepada calon jamaah haji, agar benar-benar memahami dan belajar melalui lembaga bimbingan haji. Sebab, apa yang kita lihat di tanah suci tersebut berbeda dengan apa yang terlihat di Indonesia. Terutama para umat muslim dari benua eropa dan afrika.
Tata etika beribadah ibadah yang dilakukan mereka sangat berbeda dengan yang ada di Indonesia. Walaupun begitu, tatacara haji sebagaimana rukun dan syarat wajib haji tetap sama.
Dalam melaksanakan ibadah haji yang harus dijaga dan paling penting adalah kesiapan fisik. Sebab, di tanah suci, kekuatan fisik sangat berpengaruh terhadap terlaksananya semua ibadah dengan baik.
"Umat yang berkulit hitam rata-rata kasar dan tidak peduli kepada jamaah lain. Mereka main tumbur dan seruduk saja. Makanya perlu fisik yang kuat," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar