JAMBI EKSPRES:
Gedung Bank Indonesia
DBS: Asing Khawatir BI Rate Naik Tinggi
"Jika suku bunga naik sekaligus, volatilitas tinggi akan terjadi di market."
Selasa, 25 Januari 2011, 14:02 WIB
Gedung Bank Indonesia
Investor asing khawatir dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) yang tidak kunjung menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate.
"Investor khawatir, karena tekanan inflasi tinggi, BI bisa menaikkan BI Rate sekaligus," kata Chief Economist and Managing Director for Economy and Currency Research DBS, David Carbon, di Jakarta, Selasa 25 Januari 2011.
Kekhawatiran itu tercermin dalam pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indoensia (BEI). IHSG turun hingga sembilan persen sejak awal tahun ini.
Sementara itu, pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, IHSG menguat kembali menyentuh level 3.400. Padahal, kemarin, indeks ditutup negatif pada posisi 3.346.
David memprediksi, tingkat inflasi yang tinggi tahun ini akan memaksa bank sentral menaikkan suku bunga hingga 150 basis poin (bps) menjadi delapan persen. "Jika ini naik sekaligus, volatilitas tinggi akan terjadi di market," ujarnya.
Bank Indonesia, menurut dia, harus mewaspadai penyebab kenaikan harga pangan. "Kenaikan harga pangan bisa saja disebabkan permintaan yang tinggi, bukan semata-mata disebabkan oleh cuaca," kata David.
Adapun tingkat inflasi Indonesia diperkirakan menembus angka tujuh persen. "Indonesia akan mencapai inflasi lebih tinggi dari rata-rata negara Asia," ujar dia.
Kendati demikian, DBS optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini akan melebihi target. Riset DBS menunjukkan tahun ini pertumbuhan ekonomi akan mencapai 6,2 persen. Konsumsi domestik kembali menjadi penopang pertumbuhan ekonomi tahun ini. "Hal ini juga berlaku di Asia dan China," kata David.
David menuturkan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini tetap akan menarik dana asing masuk (capital inflow). "Capital inflow akan terus masuk, karena di negara asal seperti Amerika Serikat dan Eropa pertumbuhan konsumsi mereka jalan di tempat," ujarnya.
Bank sentral, dia menambahkan, kemungkinan besar akan membuat kebijakan selain menaikkan suku bunga acuan guna mengendalikan laju inflasi. "Kebijakan selain menaikkan suku bunga juga sudah dijalankan BI dan mungkin akan ada lagi seperti yang terjadi di negara-negara Asia lainnya," tutur David.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar