Laman

Senin, 18 Oktober 2010

SKANDAL SUAP GUNCANG FIFA WORD CUP

JAMBI EKSPRES:

Senin, 18 Oktober 2010 | 00:52 WIB

Anggota eksekutif FIFA asal Nigeria, Amos Adamu, diberitakan meminta uang untuk memilih Amerika Serikat dalam bidding Piala Dunia 2022. Selain dia, Reynald Temarii dari Tahiti juga meminta uang.
LONDON,Skandal suap mengguncang federasi sepak bola internasional (FIFA). Diungkapkan Sunday Times, Minggu (17/10/2010), dua anggota eksekutif FIFA telah menjual suaranya pada pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022, 2 Desember nanti, kepada Amerika Serikat (AS).

Menurut surat kabar itu, wartawannya telah berhasil mefilmkan pernyataan kedua anggota eksekutif itu. Mereka adalah Amos Adamu dari Nigeria dan Reynald Temarii dari Tahiti yang juga presiden konfederasi sepak bola Oceania.

Sang reporter pura-pura menjadi agen lobi untuk konsorsium AS yang ingin membantu negara itu menjadi tuan rumah Piala Dunia. Keduanya siap memberikan suaranya kepada AS dengan bayaran uang.

Adamu dan Temarii bertemu reporter itu di London. Adamu yang juga presiden federasi sepak bola Afrika Barat mengatakan, dia menginginkan uang 500.000 pounds (sekitar Rp 7,1 miliar) untuk membangun lapangan sepak bola dengan rumput buatan di Nigeria. Sementara Temarii meminta uang 2,3 juta dolar AS (sekitar Rp 20,5 miliar) dengan alasan untuk membangun akademi sepak bola di Auckland.

Pemberitaan Sunday Times itu langsung langsung menggegerkan. Bahkan, muncul sinyalamen bidding Piala Dunia 2018 dan 2022 pada 2 Desember nanti bisa ditunda. Sebab, dikhawatirkan akan terjaid politik uang.

AS mengajukan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Mereka akan bersaing dengan ustralia, Japan, Korea Selatan, dan Qatar. Sedangkan untuk jatah tuan rumah Piala Dunia 2018 diperebutkan Inggris, Rusia, Belgia-Belanda, dan Spanyol-Portugal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar