JAMBI EKSPRES:
Nelayan Lebak Tidak Berani Melaut
Jumat, 25 Maret 2011 23:58 WIB | 446 Views
Nelayan tradisional Kabupaten Lebak, Provinsi Banten sejak tiga hari terakhir tidak melaut akibat tiupan angin kencang disertai gelombang tinggi.
"Kami tidak berani menangkap ikan karena cuaca buruk dengan kecepatan angin rata-rata 18 knot dan membahayakan keselamatan jiwa," kata Ujang (45), seorang nelayan tempat pelelangan ikan (TPI) Panggarangan Kabupaten Lebak, Jumat.
Ujang mengatakan, ia bersama ratusan nelayan TPI Panggarangan saat ini menganggur menyusul memburuknya cuaca di perairan Samudra Hindia.
Tangkapan ikan makin berkurang dan merugikan jika memaksakan melaut. Selain itu juga membahayakan bagi nelayan yang menggunakan perahu motor. Perahu tersebut tidak kuat menahan kecepatan angin 18 knot atau 36 kilometer per jam.
Di samping itu diprakirakan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter dengan jarak pandang empat sampai tujuh meter.
Selama ini, ratusan perahu nelayan terpaksa ditambatkan di TPI sambil menunggu cuaca membaik.
Sebagian nelayan memperbaiki alat tangkap yang kondisinya rusak dan lainnya tinggal di rumah.
"Saya sudah dua hari tidak berani melaut sebab angin cukup kencang," katanya.
Soleh (50) nelayan TPI Pulo Manuk Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya selama ini tidak menangkap ikan akibat gelombang dan tiupan angin cukup tinggi.
Ia mengaku dirinya tidak berani melaut karena jika memaksakan selain risiko jiwa juga merugi karena tangkapan ikan sepi.
"Selama cuaca buruk kami tidak berani melaut, karena khawatir terjadi kecelakaan laut," ujarnya.
Sementara itu, pengamat cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang, Hadiyanti mengatakan, pihaknya meminta nelayan pesisir selatan Kabupaten Lebak waspada karena diprakirakan tinggi gelombang selama satu pekan ke depan berkisar 2,5 sampai 3,0 meter dengan kecepatan angin rata-rata 18 knot.
"Saya mengimbau nelayan pesisir selatan Lebak hingga Pelabuhanratu, Sukabumi, sebaiknya tidak melaut karena sangat membahayakan keselamatan jiwa, terlebih nelayan perahu kincang," katanya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengingatkan nelayan dan pelaku pelayaran diminta waspada karena tinggi gelombang di pesisir selatan Kabupaten Lebak, Banten mencapai tiga meter selama tiga hari ke depan.
“Selama ini tinggi gelombang dua sampai tiga meter di perairan Selat Sunda bagian Selatan,” kata petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang, Ropikoh, Senin (28/2/2011).
Ia mengatakan, tingginya gelombang di pesisir selatan Kabupaten Lebak akibat pengaruh adanya siklus badai diane yang melanda perairan sebelah barat Australia.
Selama badai daine terjadi sehingga menimbulkan cuaca buruk di perairan Selat Sunda bagian Selatan.
Karena itu, pihaknya meminta nelayan dan pelaku pelayaran agar waspada karena tinggi gelombang mencapai tingga meter.
Ketinggian gelombang perairan Selat Sunda bagian selatan atau Banten Selatan berkisar dua sampai tiga meter dengan rata-rata kecepatan angin 12 knot atau 24 kilometer per jam. Sedangkan tinggi gelombang di Perairan Selat Sunda bagian Utara relatif normal antara 1,0-2,0 meter dengan jarak pandang 4-6 kilometer.
Tiupan angin rata-rata 10 knot atau 20 kilometer per jam.
Cuaca berawan dan berpeluang hujan ringan dan sedang terjadi pagi hingga malam hari dengan suhu antara 24-32 derajat Celcius. Menurut dia, tingginya gelombang di pesisir selatan Kabupaten Lebak atau Selat Sunda bagian Selatan sehingga membahayakan bagi nelayan perahu kecil.
“Saya kira tingginya gelombang itu bisa menimbulkan kecelakaan laut,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak Edi Wahyudi mengimbau nelayan dilarang melaut karena gelombang cukup tinggi disertai angin kencang.
Tiupan angin bergerak dari arah barat dengan kecepatan rata-rata 12 knot.
“Kami sudah memperingatkan kepada nelayan agar tidak melaut dulu akibat cuaca buruk,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar