Laman

Sabtu, 13 November 2010

LINGKUNGAN KERJA KURANG SEHAT BIKIN ''STERS''

JAMBI EKSPRES:

Sebelum alami ‘mimpi buruk’ di tempat kerja, kenali ciri-ciri lingkungan kerja tak sehat.

Bagaimana lingkungan kerja saat ini? Setiap orang tentu ingin memiliki lingkungan kerja yang sehat dan menyenangkan, sehingga karier tumbuh dan berkembang dengan baik.

Namun, tak jarang keinginan tinggal keinginan, sementara jika ingin pindah kerja, belum ada perusahaan bisa menerima dalam waktu dekat. Akibatnya, Anda jadi stres.

Sebelum Anda mengalami ‘mimpi buruk’ seperti ini, berikut merupakan ciri-ciri lingkungan kerja yang tidak sehat. Jika apa yang dipaparkan di bawah ini ada dalam lingkungan kerja Anda, Anda dapat mengantisipasinya sejak dini.

1. Dilarang multitasking
Biasanya perusahaan sehat sangat senang jika karyawannya produktif dan mau berbuat lebih dari sekadar yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Perusahaan tidak sehat sebaliknya, tak suka pada karyawan 'serba bisa'. Biasanya hal ini terjadi, karena khawatir karyawan itu mengetahui hal-hal yang tidak seharusnya diketahui. Jadi, perusahaan memberikan tugas-tugas bersifat khusus dan terpisah-pisah bagi karyawannya agar mudah dikontrol.

2. Rapat tidak efektif
Rapat semestinya merupakan ajang untuk saling berbagi ide, data, dan tujuan yang jelas untuk kemajuan perusahaan. Namun, dalam lingkungan kerja tidak sehat, rapat hanya menjadi ajang untuk saling menyalahkan, memojokkan, dengan disertai hitungan-hitungan matematika memusingkan, dan metafora-metafora klise.

3. Beban kerja tak menentu
Di lingkungan kerja sehat, antara beban kerja dan hasil yang didapat biasanya seimbang. Namun, di lingkungan kerja tidak sehat, ada karyawan yang dibebani pekerjaan yang menumpuk, tapi ada juga yang dibiarkan lebih banyak ongkang-ongkang kaki.

Namun, bisa juga pada suatu ketika pekerjaan begitu melimpah sehingga tidak tertangani, tapi di saat lain justru tak ada sama sekali, sehingga karyawan mengalami disfungsional. Ini mungkin terjadi karena atasan tidak mampu mengelola manajemen dengan baik, tidak tahu tugas dan fungsi Anda, atau mereka memang tidak peduli.

4. Kebijakan overlaping
Penanganan pekerjaan yang baik adalah jika antara tugas dengan instruksi yang diberikan paralel dan dapat diselesaikan satu per satu. Namun, di lingkungan kerja tidak sehat, seringkali terjadi ketika satu pekerjaan belum selesai, sudah ada instruksi baru, memo baru, kebijakan baru, yang ada kalanya saling bertentangan. Namun, Anda dilarang bertanya atau mengeluh.

5. Target tidak realistis
Penetapan target yang baik adalah yang sesuai dengan kapasitas dan kondisi terkini, namun di lingkungan kerja yang tidak sehat, target dibuat bertentangan dengan prinsip tersebut sehingga terkesan terlalu di awang-awang dan tidak realistis.

Selamat mencoba, karena hasil akhir yang berkualitas dimulai dengan implementasi yang berkualitas (Quality Implementation /QI).

Diasuh oleh:

Kevin WuKevin Wu, Managing Director CoreAction Result Consulting, telah membantu beberapa perusahaan di tanah air melipatgandakan hasil hanya dalam waktu yang relatif singkat dengan metode management yang simple dan aplikatif. Tidak berlebihan jika banyak pihak yang menyebutnya sebagai "Result Consultant".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar