Laman

Jumat, 05 November 2010

GUBERNUR SUMBAR BERTANDANG KE JERMAN ABAIKAN MENTAWAI

JAMBI EKSPRES:BY TONI SAMRIANTO
Residents walk through an area devastated by the earthquake and tsunami in the Malakopa village, Mentawai Islands, West Sumatra Province November 1, 2010. Officials said the death toll from a tsunami that hit the remote western Mentawai islands on Monday is now at least 400.

PADANG, unjungan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno ke Jerman saat ribuan korban gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai masih belum mendapatkan pertolongan maksimal, berdasarkan keterangan resmi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, ternyata salah satunya untuk mempromosikan wisata dan potensi investasi.

Dalam rilis yang diterima Kompas dari Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sumbar Surya Budhi disebutkan, beberapa poin tujuan kunjungan Gubernur Sumbar ke Jerman.

Kunjungan ke Jerman merupakan undangan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin untuk menjadi salah satu pembicara dalam ajang Indonesia Bussines Day di Muenchen, Jerman 5 November.

Selain itu, Irwan dijadwalkan akan mengadakan pertemuan khusus dengan Gubernur Bavaria untuk membicarakan kemungkinan kerja sama luar negeri, tidak hanya di bidang investasi, tetapi juga pariwisata dan perdagangan.

Disebutkan juga dalam rilis tersebut bahwa Gubernur Sumbar akan menjalin kemungkinan kerja sama sister province antara Sumbar dan Bavaria.

Sementara itu, pada tanggal 6 November, Irwan dijadwalkan mengunjungi Messe Muenchen Bio Solar Rooftop Facility dan Bio Energie Tann. Kedua institusi itu disebut bergerak di bidang energi terbarukan yang kabarnya sangat bermanfaat bagi Sumbar.

Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim pada Rabu (3/11/2010) mengatakan, sebelum berkunjung ke Jerman, Irwan memang sempat bertanya, apakah dia boleh mengunjungi Jerman.

Muslim saat itu menjawab, boleh saja berkunjung ke luar negeri karena memang hal tersebut terkait dengan tugas-tugas pemerintahan.

Namun, kunjungan ke Jerman ini mendapat banyak kritikan karena dilakukan bersamaan dengan masih kacau-balaunya penanganan gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai yang menewaskan lebih dari 400 nyawa manusia dan membuat ribuan orang terpaksa tinggal di pengungsian.

Pada saat yang sama, korban gempa dan tsunami juga terancam kelaparan karena distribusi bantuan masih belum maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar