JAMBI EKSPRES:
Edhie Baskoro Yudhoyono
Politik
Ibas: Aksi Koin untuk SBY Penghinaan
"Opini yang berkembang saat ini sudah jauh di luar konteks."
Rabu, 2 Februari 2011, 09:43 WIB
Edhie Baskoro Yudhoyono
Saat memberikan arahan dalam Rapim TNI dan Polri, Jumat 21 Januari 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan motivasi kepada 156 perwira tinggi yang hadir di situ. Presiden menyebutkan bahwa tambahan tunjangan untuk TNI dan Polri sudah diberikan.
Presiden menegaskan bahwa,"Soal kesejahteraan prajurit dan anggota Polri, ini bukan retorika, janji-janji kosong. Ini bukan kebohongan," kata SBY. Dalam kesempatan itu, SBY juga menyebutkan bahwa gaji Presiden sudah tujuh tahun tidak naik. (Baca selengkapnya pernyataan presiden di sini)
Istana menegaskan bahwa dalam forum itu, Presiden sesungguhnya hendak memberi motivasi kepada para perwira, tapi yang berkembang di masyarakat seolah-olah Presiden meminta kenaikan gaji.
Sejumlah politisi Partai Demokrat membantah keras bahwa Presiden menuntut kenaikan gaji. Sejumlah para menteri juga menegaskan hal yang sama. Belakangan soal gaji ini berkembang terus, sejumlah politisi di Senayan memprakarsai pengumpulan koin untuk menambah gaji Presiden.
Putra Presiden SBY, yang juga Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono atau atau Ibas. menilai tindakan penggalangan koin untuk Presiden sebagai bentuk penghinaan simbol negara.
"Opini yang berkembang saat ini sudah jauh di luar konteks. Substansi pernyataan presiden bukan masalah kenaikan gaji melainkan cara presiden memotivasi TNI dan Polri untuk meningkatkan kinerjanya. Kontroversi yang berkembang sudah salah arah," kata Ibas dalam rilis yang diterima VIVAnews, Rabu 2 Februari 2011.
Inti pembicaraan SBY, lanjutnya, terkait kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai dan masyarakat. "SBY konsisten untuk memprioritaskan pegawai menengah ke bawah," tambah Ibas.
Di menjelaskan, selain konsisten untuk memprioritaskan peningkatan gaji untuk pegawai negeri selama lima tahun terakhir, sejak 2005 hingga 2010, pemerintah juga meningkatkan gaji guru, Polri, serta TNI. Selain itu, gaji ke-13 pegawai negeri juga tetap dipertahankan.
Sebelumnya, Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, menilai aksi pengumpulan koin itu telah melecehkan kepala . Tindakan itu, katanya, bisa dipidana.
Reaksi sama dari Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi yang mengaku sangat tersinggung. Presiden, kata Sudi, sama sekali tidak melontarkan keluh-kesah soal gajinya saat berpidato di hadapan para pimpinan TNI/Polri beberapa waktu lalu. "Mereka (pengumpul koin) salah menafsirkan. Mereka itu tidak mendengar apa yang disampaikan Presiden dalam rapim TNI/Polri," kata Sudi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar