JAMBI EKSPRES:
Seminar biasanya berlangsung satu arah saja, dan tidak memungkinkan bagi peserta melakukan tanya-jawab mendalam.
Dunia usaha yang semakin kompetitif menuntut kita untuk semakin kreatif dan inovatif. Itu sebabnya, kita perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih agar bisa unggul dalam persaingan.
Saat ini banyak sekali seminar, pelatihan, training, ataupun workshop tentang wirausaha dengan tema yang beragam. Anda bisa mengikuti kegiatan seminar atau workshop ini untuk menambah pengetahuan. Dengan catatan, ikuti berdasarkan ketertarikan dan kebutuhan Anda.
Jenis pelatihan
Meski punya tujuan yang hampir sama, seminar, workshop, pelatihan, atau training memiliki bobot berbeda. Apa saja perbedaannya?
1. Seminar
Biasanya waktu yang disediakan untuk pembicara cukup singkat. Alhasil, materi yang disampaikan sering kali terpotong. Sebagai peserta, Anda bisa melanjutkan membaca materi di rumah. Pola seminar cenderung one way communications sehingga interaksi kita dengan pembicara menjadi terbatas. Kita hanya diberi waktu sedikit untuk bertanya. Yang kita dapat pun hanya garis besarnya saja. Tak heran jika seminar selesai, banyak peserta yang mendatangi si pembicara dan meminta nomor telepon atau alamat e-mail dengan harapan bisa bertanya lebih lanjut.
2. "Workshop"
Dalam workshop, kita bisa berinteraksi lebih banyak dengan pembicara sehingga mendapatkan pengetahuan lebih banyak. Di samping itu, kita juga mendapat tambahan keterampilan karena di dalam workshop ada latihan yang harus dikerjakan. Dalam workshop, karena waktunya juga cukup singkat, output-nya diserahkan kepada level peserta.
Workshop mentransfer pengetahuan dan mendorong orang untuk melakukan. Itu sebabnya, workshop biasanya tidak cukup sekali, tetapi bertahap. Pertama, peserta menguasai satu modul yang nanti ia terapkan. Lalu, ia ikut lagi modul berikutnya, dan seterusnya. Dalam workshop juga ada transfer ide, karena peserta ikut terlibat aktif.
3. Pelatihan
Dalam pelatihan, narasumber mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada peserta. Pelatihan biasanya membutuhkan waktu sehari, seminggu, sampai berbulan-bulan. Pelatihan lebih banyak ke praktik. Misalnya, pelatihan menyulam, membuat tembikar, membuat desain website, dan sebagainya. Jadi, tentukan dulu ingin berbisnis apa, kemudian ikuti pelatihannya.
4. "Training"
Sementara training biasanya berkaitan dengan sertifikasi. Tak heran jika waktunya lebih lama dan pesertanya harus lebih serius. Training sangat penting apabila usaha Anda sangat mengutamakan kepercayaan. Misalnya, konsumen akan lebih percaya kepada Anda apabila Anda memiliki sertifikat yang lengkap untuk bidang usaha yang digeluti. Ini juga bisa menambah kepercayaan diri Anda ketika berhadapan dengan konsumen.
Sesuaikan minat
Lalu, bagaimana memilih pelatihan wirausaha yang tepat? Seminar, pelatihan, workshop, atau training wirausaha? Apa pun, pada dasarnya memberikan manfaat. Pasalnya, dalam pelatihan ada transfer pengetahuan dari orang yang telah berpengalaman kepada peserta yang ia ajarkan. Dengan begitu, Anda sebagai peserta bisa menarik pengalaman dari si pembicara.
Memang sering muncul anggapan bahwa orang Indonesia kurang berkomitmen untuk ikut kegiatan yang membutuhkan waktu lama dan lebih suka yang "instan". Sebenarnya ini hanya masalah peminatan. Jika Anda mengikuti pelatihan atau workshop karena tertarik atau tengah mencari sesuatu, Anda pun akan betah. Jadi, modal utamanya adalah tertarik dulu dengan topiknya.
Setelah itu, Anda tinggal memilih mana yang sesuai dengan kebutuhan dan mana yang cocok untuk diterapkan. Satu yang perlu diingat, workshop, pelatihan, atau training itu sebenarnya hanyalah sebuah stimulasi agar Anda menjadi lebih berani dan lebih yakin. Dengan mengikuti workshop, diharapkan pikiran Anda akan lebih terbuka dan Anda menjadi lebih percaya diri dalam menjalankan usaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar