Beberapa waktu terakhir, stok bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di sejumlah SPBU di Kota Jambi mengalami kelangkaan alias sulit didapat. Analisa Pertamina, hal ini utamanya lantaran persentase konsumsi Pertamax meningkat tajam hingga 58 persen. Akibatnya, konsumen yang memilih Pertamax untuk kendaraannya, jadi kesulitan mendapatkan Pertamax.
Hal ini seperti yang dialami seorang konsumen Pertamax di SPBU Kebun Jeruk. Ia mengatakan, sudah sebulan terakhir ini kesulitan mendapatkan Pertamax, alasan SPBU karena Pertamax memang habis. "Padahal, Pertamina menganjurkan masyarakat menggunakan BBM non-subsidi Pertamax. Tapi mana Pertamax-nya?" kata Miko, beberapa waktu lalu.
Menurut Asistent Manager External Relation PT Pertamina Unit Pemasaran BBM Retail Region II Palembang, Roberth MV, beberapa waktu yang lalu memang terjadi kekurangan stok Pertamax di wilayah Jambi. Hal ini dikarenakan beberapa hal.
Di antaranya, suplai Pertamax untuk Jambi dan Sumatera Selatan disuplai dari Palembang dengan empat unit mobil tanki. Suplai Pertamax sendiri dari Palembang diterima setelah dikirim dari kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat. Hal ini karena Kilang Pertamina Plaju yang berlokasi di palembang tidak memproduksi Pertamax.
Dengan keadaan itu, dapat disimpulkan kendala suplai Pertamax beberapa waktu lalu utamanya dikarenakan faktor cuaca dan jarak. Pertamax dibawa dengan kapal sangat rentan apabila cuaca tidak bersahabat. Karena hal itu, Pertamina akan senantiasa menambah suplai Pertamax. Selain itu akan memperhandal sektor pengiriman atau distribusi Pertamax di SPBU.
Hal yang telah dilakukan Pertamina di antaranya dengan mengalokasikan Mobil tanki khusus untuk pertamax, tepatnya sebanyak dua mobil tanki khusus Pertamax untuk Jambi dengan kapasitas 10 kilo liter.
"Hal ini untuk memberikan kenyamanan dan jaminan ketersediaan stok Pertamax bagi pengguna Pertamax di wilayah Jambi," kata Roberth Kamis (28/10).
Menurut data yang dikeluarkan Pertamina Depot Jambi, pada tiga bulan terakhir, Juli-Agustus-Sepetember, secara berangsur-angsur konsumsi meningkat. Pada Juli, sebanyak 34 persen konsumsi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan pada Agustus meningkat sebsar 19 persen, dan terakhir pada September meningkat tajam menjadi 58 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar