Laman

Selasa, 16 November 2010

HEBOH'' FAUZI SI'IN MASIH PEGANG DANA GEMPA KERINCI 2,9 MILIAR




JAMBI EKSPRES:
Dana Awal Rp 2,5 M
Ilustrasi gempa

GEMPA

http://antaratv.files.wordpress.com/2009/10/pengungsi-kerinci.jpg

Dana bantuan gempa untuk Kabupaten Kerinci yang terjadi pada tahun 1995 lalu, ternyata masih disimpan di rekening bank atas nama mantan Bupati Kerinci Fauzi Si’in. Itu disampaikan Bupati Kerinci H Murasman, kemarin (5/11). Sebagian besar dana tersebut tersimpan di rekening Fauzi Si’in.

“Dana masih ada, hanya saja masih atas nama bupati yang lama,” ujarnya, saat dikonfirmasi.

Menurut Murasman, dana tersebut berjumlah Rp 2,5 miliar, yang sebenarnya sudah diserahkan kepada kaum empat jenis. “Dana yang sudah dipindahkan atas nama saya hanya Rp 200 juta, selebihnya masih dengan Fauzi,” kata Murasman.

Kabarnya lanjut Murasman, dana tersebut sudah bertambah menjadi Rp 2,9 miliar dari hasil bunga bank. “Hingga saat ini belum ada serah terima antara pejabat sekarang dengan pejabat yang lama,” tambah Murasman.

Murasman mengatakan, sebenarnya Fauzi Siin tidak menahan dana tersebut, hanya saja kaum empat jenis yang belum mengurusnya. “Saya minta kepada kaum empat jenis untuk segera mengurus pengalihan dana gempa tersebut, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan di masyarakat,” tegasnya.

Sebelumnya, dana bantuan gempa bumi tahun 1995 dari pusat untuk Kabupaten Kerinci, yang sudah ditetapkan sebagai dana abadi, sempat dipertanyakan oleh Dewan Perwakilan rakyat Daerah (DPRD) Kerinci.

Dewan mengatakan, hingga saat ini keberadaan dana tersebut dinilai misterius, lantaran tidak jelas siapa yang memegangnya. Meski sempat keluar pernyataan dari Fauzi Si’in mantan Bupati Kerinci, bahwa uang tersebut sudah diserahkan kepada kaum empat jenis. Namun, sampai detik ini, tidak diketahui siapa kaum empat jenis yang memegangnya.

Ketua DPRD Kerinci H Liberty, saat dikonfirmasi kemarin mengatakan akan menghadirkan Fauzi Si’in untuk mempertanyakan dimana uang Rp 4,5 miliar tersebut berada. “Tidak jelas dimana uang itu berada, padahal itu kan uang rakyat,” ujarnya.

Dikatakan Liberty, meski Fauzi Si’in sempat mengatakan uang tersebut sudah diserahkan kepada kaum empat jenis Kabupaten Kerinci, tapi siapa sosok empat jenis yang menerima uang tersebut. “Ini yang belum kita ketahui sampai saat ini,” imbuhnya.

Bukan hanya Fauzi Si’in yang akan dihadirkan kata Ketua DPRD Kerinci, kaum empat jenis juga akan dihadirkan. “Ini harus ada kejelasan, karena uang itu tidak sedikit,” sebutnya lagi. Dikatakan Liberty, jika dana tersebut disimpan di bank, bunganya diperkirakan sudah mencapai Rp 600 juta.

“Kasihan kita melihat gedung empat jenis yang hingga saat ini masih dalam keadaan rusak, kalau uang itu ada bisa kita perbaiki,” terangnya.

Ditanya bukankah uang itu sudah diserahkan kepada Pemkab Kerinci. Dengan tegas Liberty mengatakan, jika uang tersebut sudah diserahkan kepada Pemkab Kerinci, sangat tidak mungkin pihaknya tidak mengetahui hal itu.

“Tidak ada dana itu diserahkan ke Bupati Kerinci H Murasman. Kalau sudah diserahkan, pasti kita mengetahuinya,” ungkap politisi PAN tersebut.

GEMPAGempa dengan kekuatan 7,0 SR di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Kamis (1/10) pukul 08:45 WIB lalu,menyebabkan kerugian material sekitar Rp98 miliar. Kecuali itu, tiga orang meninggal dunia.

“Selain tiga orang korban meninggal dunia, juga ada 12 orang luka berat, 17 orang luka ringan dan tiga mengalami syok,” kata Bupati Kerinci, Murasman, dalam laporannya kepada Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin di Sungaipenuh, Sabtu.

Kemudian, lanjut dia, ada seribu rumah warga di empat Kecamatan yakni Kecamatan Gunung Raya, Batang Merangin, Danau Kerinci dan Siulak yang mengalami rusak berat dan ringan.

Sekolah Dasar (SD) yang rusak ada 15 sekolah, SMP (3), SMA (2) dan 16 Masjid diantaranya empat masjid rusak parah tidak bisa dipergunakan.

“Pendataan terakhir oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kerinci menyebutkan, untuk sementara kerugian material mencapai Rp98 miliar,” kata Murasman.

Berdasarkan laporan dari posko kesehatan PMI Jambi di Kerinci, ketiga korban meninggal dunia tersebut adalah Hernawati (41) warga Desa Gungai Hangat dan Srifudin (52) warga Desa Lolo Gedang keduanya akibat sakit jantung setelah mengalami gempa.


pengungsi kerinciKorban gempa di Desa Lolo Gedang dan PS Kerman, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Jambi kekurangan tenda dan selimut, sehingga satu tenda terpaksa dihuni tujuh kepala keluarga (KK) atau 50 jiwa. Untuk selimut, korban gempa tersebut masih menggunakan kain biasa, karena selimut mereka sudah tidak layak pakai akibat tertimbun reruntuhan bangunan rumah, kata Jarwati (40), seorang korban gempa, Minggu. Dia mengatakan hari pertama gempa, enam KK masih tidur di tenda plastik di depan rumahnya yang rusak berat, pada siang harinya tenda mereka bocor dan sobek ditiup angin kencang disertai hujan lebat. Mereka langsung bergabung dan tenda Ny Jarwati yang masih lumayan bagus. Tenda berukuran 6×4 meter itu dihuni sekitar 50 jiwa yang sebagian besar adalah anak-anak balita. Selama berada dalam tenda sempit itu, setiap malam anak-anak tidak luput dari hembusan angin dingin, sehingga sekarang lima dari 24 anak balita dalam tenda itu terserang flu, batuk dan panas tinggi. Anak-anak baru saja dapat bantuan obat-obatan dari posko Desa Lolo Gedang-Ps Kerman yang berjarak sekitar 50 meter. “Kami sangat membutuhkan bantuan tenda dan selimut karena rumah tidak bisa lagi dihuni, sudah rusak berat,” katanya. Tenda berukuran 4×6 meter itu ditutupi tiga lembar terpal yang merupakan pinjaman dari Dinas Sosial kabupaten setempat, bukan untuk dimiliki tapi sampai batas waktu yang ditentukan dikembalikan lagi. Dia menjelaskan tujuh KK di tenda itu baru saja mendapatkan bantuan dari masyarakat peduli korban gempa berupa mie instan delapan bungkus, beras lima kilogram dan dua kaleng sarden kecil. Bantuan itu cukup untuk menyambung hidup satu hari, berikutnya siapa tahu masih ada dermawan yang bermurah hati untuk membantu, katanya. Sekretaris posko gempa bumi Desa Lolo Gedang-Ps Kerman mengatakan korban gempa di dua desa itu sekitar 960 jiwa, dan dari jumlah itu yang mendapatkan bantuan tenda dan selimut baru sekitar 20 persen, sisanya masih menggunakan tenda plastik tua dan selimut kain usang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar