Survei Evaluasi Kebijakan Publik
Salah satu hal penting dalam meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Para orang tua yang berlatar belakang cukup kaya tidak akan berpikir dua kali untuk memasukkan anaknya ke sekolah unggul meskipun dengan merogoh saku dalam-dalam. Namun orang yang kurang berada terpaksa merasa harus puas dengan memasukkan anak-anak mereka ke sekolah-sekolah murah. Alasan inilah yang mengharuskan Pemerintah memberikan subsidi kepada sekolah-sekolah negeri dari jenjang SD sampai Perguruan Tinggi agar sekolah dapat menyediakan fasilitas pendidikan baik yang terjangkau untuk semua lapisan masyarakat. Pemerintah Kota Bogor sendiri menganggarkan sejumlah dana dalam APBD-nya untuk membiayai pendidikan SD, SLTP, dan SLTA negeri (atau yang sederajad) dengan maksud yang sama.
Dana pendidikan yang dialokasikan dalam APBD tentu saja harus direncanakan sesuai kebutuhan. Berkaitan dengan inilah maka diperlukan sebuah studi untuk memperkirakan berapa kebutuhan dana sekolah-sekolah setingkat SD, SLTP, dan SLTA negeri di suatu kabupaten atau kota
Tujuan
1. Untuk mengetahui macam kebutuhan dan jumlah dana rata-rata yang dibutuhkan oleh sebuah sekolah setingkat SD, SLTP, dan SLTA negeri
2. Untuk mengetahui total dana yang dibutuhkan oleh sekolah-sekolah setingkat SD, SLTP, dan SLTA negeri untuk dialokasikan ke dalam APBD
3. Untuk mengetahui persepsi sekolah setingkat SD, SLTP, dan SLTA negeri di Bogor terhadap pengelolaan dana pendidikan yang mereka terima dari APBD
Metodologi
Studi ini menggunakan dua pendekatan yaitu kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei, terutama untuk mencapai tujuan yang pertama dan kedua.
Survei
Sebagaimana tercantum dalam tujuan, tujuan pertama adalah untuk mengetahui jenis kebutuhan dan rata-rata jumlah dana yang dibutuhkan oleh sebuah sekolah setingkat SD, SLTP, dan SLTA negeri. Sementara tujuan kedua adalah Untuk mengetahui total dana yang dibutuhkan oleh sekolah-sekolah setingkat SD, SLTP, dan SLTA untuk dialokasikan ke dalam APBD.
Pertama-tama peneliti mencari data sekunder tentang daftar nama dan alamat semua sekolah setingkat SD, SLTP, dan SLTA sebagai basis data. Penelitian awal menunjukkan bahwa terdapat 282 SD negeri, 19 SLTP negeri, 10 SLTA negeri, dan 3 SMK negeri.
Metode yang digunakan adalah metode acak sederhana. Dari jumlah sekolah di atas, akan diambil secara acak sejumlah 60 SD, 10 SLTP, dan 5 SLTA/ SMK negeri secara acak dari basis data yang ada. Dari jumlah sampel di atas diharapkan akan dapat mewakili perkiraan rata-rata dana yang di butuhkan oleh setiap sekolah setingkat SD, SLTP, dan SLTA.
Kualitatif
Pendekatan kualitatif akan dilakukan dengan metode indepth interview atau wawancara mendalam. Metode ini diharapkan dapat menjawab tujuan yang ke tiga yaitu untuk mengetahui persepsi pengelola sekolah setingkat SD, SLTP, dan SLTA terhadap pengelolaan dana pendidikan yang mereka terima dari APBD Kota Bogor selama ini.
Wawancara mendalam ini akan dilakukan terhadap orang-orang yang mengetahui secara persis pengelolaan dana ABPD untuk pendidikan di Kota Bogor. Antara lain adalah Pemda Bogor, Kanwil Diknas Kota Bogor, Dinas Pendidikan, serta beberapa Kepala Sekolah SD, SLTP, dan SLTA.
Tahapan Kegiatan
1. Disain Penelitian Ada dua kegiatan dalam disain penelitian ini terdiri dari dua hal yaitu pemilihan sampel dan pembuatan instrumen penelitian. Dalam pemilihan sampel, semua nama sekolah diurutkan menurut lokasi mereka. Dari daftar sekolah yang ada kemudian diambil sejumlah 60 SD, 10 SLTP, dan 5 SLTA/SMK secara acak menggunakan komputer. Kegiatan yang kedua adalah pembuatan kuesioner untuk survei dan panduan wawancara untuk indepth interview. Kuesioner dan panduan wawancara akan diujicobakan terlebih dahulu sebelum dipergunakan dalam penelitian lapangan.
2. Pengambilan data Selain dua orang peneliti dan seorang asisten peneliti, 15 Tim Pencari Data (TPD) akan direkrut dalam penelitian ini. Sebuah training sehari akan diadakan untuk melatih TPD dalam mencari responden dan melakukan wawancara. Setelah siap para TPD ditugaskan ke sekolah-sekolah terpilih dan melakukan wawancara dengan panduan sebuah kuesioner. Dua orang peneliti dan asisten peneliti akan sekaligus menjadi supervisor bagi TPD.
3. Pengolahan dan Analisis Data Sebuah sistem pengolahan data akan dibangun untuk mengolah data. Data dari lapangan akan dimasukkan dan diolah. Setelah itu data akan dianalisis oleh para peneliti.
4. Pelaporan Hasil analisis data akan dituliskan dalam bentuk laporan penelitian. Guna keperluan presentasi peneliti akan menyajikannya dalam bentuk power poin.
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan penelitian ini akan dilakukan dalam waktu 1 bulan, dimulai dari saat penandatanganan kontrak dengan Pemda kota Bogor. Perincian waktunya adalah sebagai berikut:
No
Kegiatan
Waktu
1.
Disain penelitian
1 minggu
2.
Pengambilan data lapangan
2 minggu
3.
Pengolahan data, analisis data dan penulisan laporan
1 minggu
Organisasi Pelaksana
Penelitian ini dilakukan oleh ISPP (Lembaga Survei Perilaku Politik), sebuah lembaga penelitian yang berlokasi di Jakarta.Untuk melakukan studi ini diperlukan sejumlah orang untuk mengisi posisi sebagai berikut:
1. Pimpinan Proyek (1 orang)
2. Peneliti (2 orang)
3. Asisten peneliti (1 orang)
4. Sekretaris/ bendahara (1 orang)
5. Tim Pencari Data (15 orang)
SURVEI PEMETAAN POLITIK
1. Latar Belakang
Seorang kandidat yang ingin mencalonkan diri layaknya sudah mengukur sejauh mana popularitas dia di mata masyarakat dibandingkan dengan pesaing-pesaing yang lain. Popularitas seorang kandidat dimata pemilih tak dapat hanya diduga-duga berdasarkan suara dukungan kelompok-kelompok masyarakat tertentu, atau berdasarkan berita di media massa. Sebab hal-hal semacam itu adalah suara elit, yang tidak mencerminkan suara rakyat yang sesungguhnya.
Nah untuk mengetahui kemana sesungguhnya pilihan rakyat akan lari dalam pilihan langsung kabupaten, diperlukan suatu metode survei pra pemilu. Survei ini akan secara jelas mengukur sejauh mana seorang kandidat calon kabupaten diterima masyarakatnya, siapa pesaing-pesaing terberatnya, dan yang paling penting adalah upaya apa yang harus dilakukan seorang kandidat agar rakyat yang tadinya tidak mendukung berbalik memilihnya.
Melihat kemungkinan ini maka kami, Institut Survei Perilaku Pemilih yang terdiri dari orang-orang yang berpengalaman di bidang survei, polling dan quick count mencoba menawarkan jasa penyelenggaraan survei pra-pemilu kepada Anda. Sedini mungkin Anda mengetahui seberapa populer Anda dimata masyarakat maka Anda akan memiliki kesempatan lebih banyak untuk menggalang strategi. Pada akhirnya Anda juga akan memiliki peluang lebih besar untuk menang.
2. Tujuan
Secara lebih khusus survei ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mengukur popularitas kandidat calon BUPATI dalam pilkada
2. Melihat persepsi dan penerimaan masyarakat terhadap kandidat
3. Menggagas upaya dan strategi yang harus dilakukan oleh kandidat untuk mendapatkan dukungan lebih luas.
3. Metodologi
3.1. Wawancara
Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka dan bukan wawancara melalui telepon. Wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibanding wawancara telepon karena bisa menjangkau semua pemilih baik kaya maupun miskin.
3.2. Keterwakilan populasi
Metodologi yang dipakai adalah multi stage random sampling atau acak berjenjang. Dengan metode ini semua kecamatan di kabupaten PANDEGLANG terpilih. Dari setiap kecamatan akan dipilih beberapa desa dengan mempertimbangkan proporsi jumlah desa dan kabupaten. Setelah desa sampel terpilih maka akan dipilih sejumlah rumah tangga. Seorang responden yang berusia 17 tahun ke atas, kemudian akan dipilih dalam rumah tangga tersebut untuk diwawancarai. Komposisi jumlah responden perempuan dan laki-laki juga menjadi pertimbangan.
3.3. Jumlah sampel dan margin of error
Jumlah sampel yang diambil akan berimplikasi pada tingkat kesalahan atau margin of error (moe). Semakin kecil margin of error semakin tepat prediskis survei. Dalam survei kali ini ada 2 kemungkinan jumlah sampel yang kami tawarkan:
1. Jumlah sampel 500 maka margin of error adalah +/- 3 persen
2. Jumlah sampel 1,000 maka margin of error adalah +/- 2 persen
Dengan margin off error 3% maka hasil survei bisa dimungkinkan kurang atau lebih 3 %. Misalnya kandidat diprediksikan mendapatkan dukungan dari 25% pemilih, maka dukungan rielnya bisa 22% sampai dengan 28%. Apabila tingkat persaingan diantara kandidat sangat ketat, sebaiknya kandidat memilih risiko kesalahan yang lebih kecil yaitu dengan memilih 1,250 reponden.
4. Kegiatan
4.1 Penyusunan Disain Studi dan Instrumen Penelitian
Tim peneliti akan merumuskan disain riset (termasuk metode sampling yang digunakan) dan instrumennya yaitu kuesioner. Sebelum digunakan dalam survei, kuesioner akan diujicobakan terhadap sedikitnya sepuluh orang dengan maksud untuk menyempurnakan formulasi pertanyaan, melengkapi hal-hal yang belum tercakup dalam pertanyaan, dan mengukur lama wawancara.
4.2 Training Pewawancara
Agar semua orang terlibat dalam studi ini memiliki persepsi yang sama dalam memahami tujuan dan materi studi, maka dilaksanakan training. Training dilakukan terhadap pewawancara agar mereka menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur.
Materi yang diberikan dalam training mencakup, latar belakang dan tujuan studi, pemahaman terhadap instrumen penelitian, metodologi, teknik wawancara dan kiat dalam pengumpulan data.
4.3 Wawancara dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dengan mewawancarai responden secara secara tatap muka, satu persatu di kediaman responden.
4.4 Pengolahan Data
Untuk kegiatan survei, setiap pewawancara akan menyerahkan kuesioner yang telah terisi kepada tim peneliti untuk dientri dalam komputer. Data akan diolah dengan SPSS untuk menampilkan tabel persentase marginal dan cross-tabulation.
4.5 Penulisan Laporan dan Presentasi
Seluruh tim inti peneliti akan terlibat dalam penulisan laporan dan akan mempresentasikannya di depan klien.
5. Output Studi
Output dari kegiatan ini akan dituliskan laporan, yaitu tentang:
(1) Kandidat mana yang paling difavoritkan dan tidak terlalu difavoritkan oleh masyarakat.
(2) Segment atau kelompok sosial mana yang mendukung dan tidak mendukung masing-masing kandidat
(3) Melalui media apa masyarakat mengenal para kandidat
(4) Cara-cara kampanye apa yang paling disukai dan tidak disukai oleh masyarakat.
(5) Citra positif dan negatif apa dari masing-masing kandidat di mata masyarakat.
(6) Citra ideal pemimpin yang bagaimana yang diinginkan oleh masyarakat
(7) Bagaimana cara-cara meningkatkan atau memperbaiki citra kandidat di mata masyarakat.
(8) Program-program pembangunan apa yang mesti diprioritaskan menurut masyarakat.
6. Jadwal Kegiatan
Semua aktifitas sebagaimana tersebut di atas akan dilakukan dalam masa 8 minggu atau dua bulan terhitung sejak kontrak kerjasama ditandatangani.
7. Anggaran
Ada dua macam anggaran sesuai dengan jumlah sampel yang diambil.
1. Jumlah responden 600, diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp 160 juta
2. Jumlah reponden 1,250 diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp 200 juta
8. Tim Pelaksana
Tim pelaksana dipimpin oleh seorang team leader, 2 orang peneliti, satu
orang sekretaris proyek, satu orang IT, 4 orang supervisor dan 25 sampai dengan 60 orang pewawancara.
KESALAHAN TERBESAR KANDIDAT
KESALAHAN terbesar yang dilakukan oleh kandidat dan tim sukesnya dalam Pilkada adalah bertindak berdasarkan ASUMSI. Atas dasar asumsi ini mereka menyusun strategi dan tindakan politik. Mereka mengambil keputusan berdasarkan ”feeling” semata. Mereka melangkah secaa tidak sistematik dan tidak terukur. Mereka begitu over confidence dan merasa sudah 90% pemilih mendukungnya. Lebih parah lagi, tim sukses selalu memberikan laporan sampah yang serba manis tanpa cacat. Kepercayaan diri kandidat pun membumbung setinggi langit. Akibatnya, begitu hasil Pilkada diumumkan, kandidat pun terjerembab dalam kekecewaan yang dalam. Tidak hanya harta benda, waktu dan tenaga yang sirna, tetapi harga diri dan keluarga pun terkoyak. Hanya tim sukses yang selalu SUKSES.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar